Tujuan Pembelajaran Konstruktivisme Pendekatan Konstruktivisme

Pembelajaran hendaknya dirancang untuk memberikan kesempatan bagi para siswa untuk bebas berinteraksi secara multiarah, antar siswa dan antara siswa dengan guru dalam berbagai konteks sosial. Dengan adanya kualitas dan intensitas interaksi yang tinggi diharapkan akan terjadi pembelajaran yang efektif. Peserta didik yang kurang mampu tidak merasa segan untuk bertanya kepada peserta didik yang lebih mampu atau kepada guru. Peserta didik yang lebih mampu akan memberikan bantuan kepada peserta didik yang kurang mampu sesuai kapsitasnya sehingga secara bertahap akan menjadi mampu. Siswa akan merasa akrab dengan guru dan merasa tidak segan untuk meminta bantuan. d. Memotivasi Kemandirian Siswa Konsep ini tidak mengartikan bahwa belajar itu harus sendiri tanpa orang lain, tetapi menjelaskan bahwa belajar itu merupakan konstruksi pengetahuan secara personal baik dilakukan secar personal maupun dengan dibantu orang lain. Artinya, siswa didorong untuk selalu aktif memaknai pembelajarannya kemudian membangun pengetahuan baru, bukan merupakan hasil transfer pengetahuan. Apapun fasilitas lingkungan merupakan stimulator untuk aktif belajar.

B. Teknik Mencatat

Mind mapping

1. Pengertian

Mind mapping Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harpiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Mind Mapping merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. 7 Pemetaan pikiran mind map adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Otak seringkali mengingatkan informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan prasarana. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasi dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah dari pada metode pencatatan tradisional karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga menenangkan, menyenangkan dan kreatif. 8 Peta pemikiran mind map, sebagai bahasa pola dari proses kognitif, adalah cara dari pembelajar untuk menjadi sadar akan dan mengirimkan operasi mental ini ke lingkungan pembelajaran apapun, sejak masa kanak- kanak dan dewasa. Guru menggunakan peta pemikiran untuk menyampaikan, 7 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map , Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010, h. 4. 8 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2014, h.105