ada perbedaan pendapat di antara variabel laki-laki dan perempuan, dan antara usia, pekerjaan, dan pendidikan tetapi fakta-fakta kebahasaan yang menjadi variabel
penelitian memperlihatkan bahwa masyarakat Kota Medan tetap bangga dan setia terhadap penggunaan bahasa Indonesia.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian terhadap interferensi bahasa asing dalam penulisan nama badan usaha swasta di Kota Medan ini dijelaskan dalam dua konsep,
yaitu konsep interferensi dan konsep bahasa asing.
2.3.3 Konsep Interferensi
Interferensi bahasa merupakan pencampuran unsur-unsur bahasa sumber dengan bahasa target. Pencampuran unsur bahasa terjadi pada tataran fonologi,
morfologi, sintaksis, bahkan sampai pada tataran wacana. Masuknya unsur bahasa yang satu dengan bahasa lain akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan kaidah
bahasa. Interferensi ini pada dasarnya terjadi pada masyarakat bilingual dan multilingual. Interferensi terlihat dalam bahasa lisan maupun tulisan.
Seluruh komponen bahasa yang masuk ke dalam satu bahasa ke bahasa yang lain baik sudah berintegrasi maupun belum dapat dikatakan interferensi. Bahasa yang
masuk ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing ada yang diambil secara utuh karena sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan ada pula melalui
Universitas Sumatera Utara
proses penyesuaian ejaan. Penyerapan bahasa melalui penyesuaian dikatakan sebagai interferensi sistemik.
Salah satu latar belakang terjadinya interferensi bahasa adalah sikap yang kurang positif penutur bahasa. Penutur bahasa sangat senang menggunakan bahasa
asing daripada bahasa Indonesia walaupun bahasa Indonesia sudah memiliki padanan bahasa asing tersebut. Sikap bahasa ini juga kadang-kadang dipengaruhi oleh
lingkungan yang menggunakan bahasa tersebut. Dengan demikian, perkembangan zaman dan teknologi dapat menyebabkan terjadinya interferensi.
Sebagai patokan terjadinya interferensi suatu bahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah-kaidah bahasa yang sudah disepakati oleh suatu bahasa
penerima. Di samping itu, masuknya unsur bahasa asing yang terdapat dalam kamus bahasa asing dapat dijadikan suatu patokan interferensi unsur bahasa. Patokan bahasa
Indonesia adalah Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tata bahasa baku bahasa Indonesia dijadikan patokan untuk melihat
kaidah suatu bahasa pada tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis sedangkan kamus besar bahasa Indonesia digunakan untuk pada tataran leksikal bahasa. Di samping itu,
patokan inferensi menggunakan kamus bahasa asing Inggris, Belanda, dan Arab untuk melihat bentuk asli leksikal yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.
2.3.4 Konsep Bahasa Asing