Proporsi Ketuntasan Hasil Belajar Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran

7. Kesimpulan : instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang meliputi tes esai analisis dan tes problem solving berada pada daerah penerimaan, itu artinya tes esai analisis dan tes problem solving tersebut efektif untuk digunakan.

4.5.2 Proporsi Ketuntasan Hasil Belajar

Proporsi ketuntasan hasil belajar dari instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis dibandingkan dengan proporsi ketuntasan ulangan harian dapat dilihat pada Tabel. Tabel 4.15 Proporsi Ketuntasan Belajar Jenis Tes Proporsi Besaran Ulangan Harian Ulangan Tengah Semester 2 14 40 15 40 0,35 0,375 Tes Esai Analisis TEA 24 40 0,6 Tes Problem Solving TPS 18 40 0,45 Rata1rata TEA TPS 11 40 0,275 Proporsi ketuntasan ulangan harian asam basa adalah 14 dari 40 siswa, dengan angka desimal 0,35. Ulangan Tengah Semester 2 ada 15 siswa yang tuntas dari 40 siswa. Tes esai analisis TEA memiliki proporsi ketuntasan 24 dari jumlah siswa sebanyak 40 atau 0,6. Proporsi meningkat dua kali lebih tinggi dari ulangan harian yaitu sebesar 0,3, 50 dari proporsi ketuntasan ulangan harian asam basa, sehingga dapat disimpulkan bahwa tes esai analisis efektif untuk digunakan. Tes problem solving TPS dengan proporsi ketuntasan 18 dari 40 siswa juga lebih tinggi dibandingkan dengan ulangan harian asam basa. Proporsi ketuntasannya sebesar 0,45. Keniakan sebesar 0,15 menunjukkan bahwa tes problem solving efektif untuk digunakan. Rata1rata dari tes esai analisis dan problem solving memiliki proporsi ketuntasan sebanyak 11 dari 40 siswa, lebih rendah dari ulangan harian asam basa. Penurunan proporsi ketuntasan yang sangat kecil tidak mengurangi nilai keefektifan suatu instrumen.

4.5.3 Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran

Lembar aktivitas berpikir siswa adalah lembar observasi untuk melihat segala bentuk akivitas siswa yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis siswa selama pembelajaran. Pernyataan pada lembar observasi disesuaikan dengan indikator keterampilan berpikir kritis. Pengamatan dilakukan oleh tiga orang pengamat, yaitu peneliti, mahasiswa kimia UNNES dan guru Kimia. Hasil observasi dijelaskan pada Tabel 4.16 Tabel 4.16 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Pertemuan Kategori Banyak Siswa Proporsi 1 Tinggi 2 2 40 Cukup 32 32 40 Kurang 6 6 40 2 Tinggi 5 5 40 Cukup 35 35 40 Kurang 1 1 3 Tinggi 21 21 40 Cukup 19 19 40 Kurang 1 1 Berdasarkan Tabel 4.16 dijelaskan kecenderungan siswa pada awal pembelajaran masih belum terbiasa dengan aktivitas keterampilan berpikir kritis namun setelah tiga kali pertemuan ada kemajuan. Hal ini ditunjukkan dari proporsi yang meningkat.

4.6 Kepraktisan Produk