Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses
kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya Sudjana 2014.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan hasil belajar afektif dan
psikomotorik dalam proses pembelajaran di sekolah, karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasi materi pelajaran. Ranah afektif dan
psikomotorik menjadi bagian integral dalam penilaian hasil belajar siswa dan tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa Sudjana
2014. Metode field trip diharapkan efektif dalam memberikan dampak positif
terhadap hasil belajar siswa. Dampak positif diharapkan tidak hanya pada ranah kognitif saja, tetapi juga pada ranah afektif dan psikomotorik. Sikap dan perilaku
siswa yang diharapkan menjadi lebih baik setelah melakukan kegiatan field trip pada materi pengelolaan lingkungan adalah siswa menjadi lebih sadar akan
pentingnya pengelolaan lingkungan dan mampu memberikan solusi terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi.
2.3 Sungai Kaligarang Semarang
Sungai Kaligarang merupakan sungai terbesar di Kota Semarang. Sungai Kaligarang mengalir dari bagian hulu di Kabupaten Semarang ke bagian hilir di
Kota Semarang. Sungai Kaligarang memiliki panjang total 34 km dengan luas daerah pengaliran 204 km
2
.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 156 tahun 2010 tentang Peruntukan Air dan Pengelolaan Kualitas Air Sungai Garang, Kali Garang dibagi dalam 7
segmen. a.
Segmen I Sungai Garang yang dimulai dari daerah hulu di Desa Gebugan Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang dengan koordinat 07˚11‟16”LS dan 110˚22‟38”BT sampai dengan Kelurahan Pudak Payung Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang dengan koordinat 07˚06‟32”LS dan 110˚24‟60”BT;
b. Segmen II
Sungai Garang yang dimulai dari Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang dengan koordinat 07˚06‟32”LS dan
110˚24‟60”BT sampai dengan Kelurahan Bendan Duwur Kecamatan Gajah Mungkur Kota
Semarang dengan koordinat 07˚01‟40”LS dan 110˚24‟08”BT; c.
Segmen III Sungai Garang yang dimulai dari Kelurahan Bendan Duwur Kecamatan
Gajah Mungkur Kota Semarang dengan koordinat 07˚01‟40”LS dan 110˚24‟08”BT sampai dengan Kelurahan Bendan Duwur Kecamatan Gajah
Mungkur Kota Semarang dengan koordinat 07˚01‟00”LS dan 110˚24‟08”BT;28 d.
Segmen IV Sungai Kreo yang dimulai dari Kelurahan Polaman Kecamatan Mijen
Kota Semarang dengan koordinat 07˚05‟47”LS dan 110˚20‟20”BT sampai
dengan Kelurahan Sadeng Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang dengan koordinat 07˚01‟15”LS dan 110˚22‟30”BT;
e. Segmen V
Sungai Kreo yang dimulai dari Kelurahan Sadeng Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang dengan koordinat 07˚01‟15”LS dan 110˚22‟30”BT sampai
dengan Kelurahan Bendan Dhuwur Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang dengan koordinat 07˚01‟00”LS dan 110˚24‟08”BT;
f. Segmen VI
Sungai Garang yang dimulai dari Kelurahan Bendan Duwur Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang dengan
koordinat 07˚01‟00”LS dan 110˚24‟08”BT sampai dengan Kelurahan Barusari Kecamatan Semarang
Selatan Kota Semarang dengan koordinat 06˚59‟32”LS dan 110˚24‟10”BT; g.
Segmen VII Sungai Banjir Kanal Barat yang dimulai dari Kelurahan Barusari Kecamatan
Semarang Selatan Kota Semarang dengan koordinat 06˚59‟32”LS dan
110˚24‟10”BT sampai dengan Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang dengan
koordinat 06˚57‟14”LS dan 110˚23‟52”BT. Berbagai kegiatan terdapat di sepanjang aliran sungai Kaligarang antara
lain: perkampungan, pabrik dan industri, rumah makan, apotek, pertanian, perikanan. Berbagai kegiatan yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Kaligarang
memberikan kontribusi berbagai jenis polutan yang terbawa arus ke dalam aliran sungai Kaligarang Yulianti Sunardi 2010. Pencemaran yang terjadi di Sungai
Kaligarang Semarang berupa pembuangan air limbah dan sampah domestik Marlena 2012.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Marlena 2012 terdapat beberapa industri yang air limbahnya dibuang di Sungai Kaligarang yaitu PT. Alam Daya
Sakti, ISTW, Kimia Farma, Semarang Makmur, Damaitex, Sinar Pantja Djaya, Phapros, dan RS. Dr. Karyadi. Limbah kegiatan produksi yang dibuang ke Sungai
Kaligarang dapat menimbulkan pencemaran. Pencemaran yang terjadi berupa limbah industri, pertanian, peternakan dan limbah domestik Marlena 2012.
Letak Sungai Kaligarang yang melintasi daerah Pleret Lemah Gempal Semarang cukup dekat dengan SMP N 40 Semarang. Siswa dapat melakukan
pengamatan terhadap kondisi lingkungan Sungai Kaligarang Semarang dan mengkaitkannya dengan materi pengelolaan lingkungan yang telah mereka
pelajari di kelas. Melalui pengamatan langsung di Sungai Kaligarang diharapkan siswa memiliki pengalaman yang nyata dalam mempelajari materi pengelolaan
lingkungan dalam kaitannya dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2.4
Materi pengelolaan lingkungan
Pada Kurilukum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SMP kelas VII, salah
satu materi yang dibahas adalah pengelolaan lingkungan. Standar kompetensi yang diterapkan adalah SK.7 memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
dengan salah satu kompetensi dasarnya KD 7.4 mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Materi ini membahas berbagai jenis dan kerusakan lingkungan serta upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya.
2.5 Kerangka berpikir