melakukan pengamatan langsung ke lokasi sehingga siswa mengamati langung keadaan yang ada di lokasi pengamatan. Hasil penelitian yang sudah ada
menunjukkan bahwa metode field trip dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Keberhasilan pembelajaran melalui field trip terjadi karena metode field trip memiliki beberapa keunggulan antara lain: siswa memperdalam pembelajarannya
dengan melihat kenyataan, siswa memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dan siswa dapat melihat, mendengar, meneliti, dan mencoba apa
yang dilihadapinya Pradyani et al. 2014, Ratnasari 2014. Pelaksanaan kegiatan field trip menurut Majid 2014 dapat dilaksanakan
melalui tiga langkah yaitu: 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, dan 3 tindak lanjut. Sedangkan, menurut Myers Linda 2012 kegiatan field trip dilakukan melalui
tiga tahap yaitu: pre trip, trip, dan post trip. Melalui kegiatan field trip diharapkan siswa mendapatkan pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya; melihat,
mendengar menghayati, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya agar nantinya dapat mengambil kesimpulan Roestiyah 2001.
2.2 Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh oleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar Rifa‟i Ani 2011. Hasil belajar juga
diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan.
Perubahan perilaku dari hasil belajar bersifat relatif permanen dan bersifat kontinu serta fungsional.
Rumusan tujuan
pendidikan dalam
sistem pendidikan
nasional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah belajar, yaitu ranah kognitif cognitive domain, afektif affective domain, dan psikomotorik psycomotoric domain
Sudjana 2014. Hasil belajar intelektual kognitif berdasarkan taksonomi bloom yang telah direvisi terdiri atas enam aspek, yaitu menghafal remember,
memahami understand, mengaplikasikan applying, menganalisis analyzing, mengevaluasi evaluate, dan membuat create Widodo 2006.
Ranah afektif berkaitan dengan minat, sikap, perhatian, emosi, peghargaan, proses internalisasi dan pembentukan karakteristik diri. Kategori tujuannya
mencerminkan hierarkhi yang bertentangan dari keinginan untuk menerima sampai pembentukan pola hidup. Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam
berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar dan hubungan sosial
Sudjana 2014. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan ketrampilan atau kemampuan bertindak
setelah menerima pengalaman belajar tertentu Sudjana 2014. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku. Hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik dapat diukur menggunakan alat
ukur non tes. Salah satu alat ukur non tes yang dapat digunakan adalah observasi.
Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses
kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya Sudjana 2014.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan hasil belajar afektif dan
psikomotorik dalam proses pembelajaran di sekolah, karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasi materi pelajaran. Ranah afektif dan
psikomotorik menjadi bagian integral dalam penilaian hasil belajar siswa dan tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa Sudjana
2014. Metode field trip diharapkan efektif dalam memberikan dampak positif
terhadap hasil belajar siswa. Dampak positif diharapkan tidak hanya pada ranah kognitif saja, tetapi juga pada ranah afektif dan psikomotorik. Sikap dan perilaku
siswa yang diharapkan menjadi lebih baik setelah melakukan kegiatan field trip pada materi pengelolaan lingkungan adalah siswa menjadi lebih sadar akan
pentingnya pengelolaan lingkungan dan mampu memberikan solusi terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi.
2.3 Sungai Kaligarang Semarang