L1-114 diukur secara kuantitatif. Tahap identifikasi ukuran kinerja Apotek XYZ
dilakukan dengan mempertimbangkan ukuran-ukuran kinerja key performance indicators
KPI yang ada di penelitian sejenis dan literatur yang ada dengan mempertimbangkan proses dan dokumen-dokumen
yang ada di Apotek XYZ. Tahap identifikasi ukuran kinerja ini menghasilkan 21 ukuran kinerja key
performance indicators KPI yang tersebar dalam sembilan tujuan strategis dan tiga aspek, namun ukuran kinerja key performance indicators KPI ini belum
bisa digunakan karena baru mempertimbangkan kajian literatur, belum mempertimbangkan pendapat dari pihak internal pengelola Apotek XYZ. Oleh
sebab itu dilakukan validasi terhadap semua ukuran kinerja key performance indicators KPI dengan mempertimbangkan pendapat dari pengelola Apotek
XYZ. Validasi key performance indicators dilakukan dengan melakukan uji Cochran-Q. Setelah proses validasi dihasilkan 18 ukuran kinerja key performance
indicators KPI yang tersebar dalam delapan tujuan strategis dan tiga aspek. Ukuran kinerja key performance indicators KPI berguna sebagai ukuran
yang menunjukkan efisiensi atau efektifitas dari suatu action yang memberikan informasi bagi organisasi. Selain itu KPI digunakan sebagai indikator pengukur
hasil pengelolaan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
4.4 Analisis Pembobotan
Pembobotan penting untuk dilakukan mengingat tingkat kepentingan dari setiap aspek, tujuan strategis objectives, dan key
performance indicators berbeda berdasarkan pada kontribusinya pada
kinerja Apotek XYZ. Pembobotan ini dilakukan dengan menggunakan metode Fuzzy-AHP.
5.2.1 Aspek Kinerja Secara Keseluruhan
Peringkat bobot setiap aspek tercantum dalam tabel 5.3. Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa bobot aspek relatif sama.
Hal ini disebabkan setiap responden menganggap bahwa setiap aspek memiliki bobot kepentingan yang sama. Bobot terbesar ada pada aspek
L1-115 input 0.359, kemudian disusul aspek proses 0.325, dan aspek output
0.314. Penentuan bobot tiap aspek dan tiap objective secara keseluruhan
dapat memperlihatkan titik berat atau fokus pengelolaan perusahaan. Dengan adanya bobot lebih pada satu faktor memperlihatkan adanya
perhatian lebih pada faktor tersebut. Seperti pada hasil pembobotan pada tiap aspek, dapat dilihat bahwa perspektif yang memiliki bobot paling
besar adalah aspek input 0.360 kemudian aspek prsoes 0.325. Sedangkan aspek output 0.314 dianggap berpengaruh lebih kecil pada
kinerja apotek oleh pihak pengelola.
Tabel 5.3 Peringkat Bobot Aspek Pengukuran Kinerja
Aspek Bobot Vektor
Input 0.360
Proses 0.325
Output 0.315
Aspek input merupakan elemen sistem yang bertugas untuk menerima seluruh masukan proses bisnis, dimana masukan tersebut
dapat berupa jumlahjenis jumlah dan jenis obat. Aspek input memiliki bobot tertinggi karena apotek harus mempunyai produk yang dibutuhkan
customer dalam jumlah yang dibutuhkan. Bila sebuah apotek tidak
tersedia obat yang dibutuhkan customer pada waktu mereka memerlukan, apotek kehilangan penjualan. Proses merupakan elemen dari sistem yang
bertugas untuk mengolah atau memproses seluruh masukan input menjadi sesuatu yang lebih berguna. Proses ini bisa berupa kecepatan
layanan dan produktivitas karyawan. Aspek ouput merupakan hasil dari input yang telah diproses, merupakan tujuan akhir apotek. Output ini
berupa volum penjualan, jumlah laba bersih, dan jumlah customer. Mengingat bahwa bobot input adalah yang terbesar, maka manajemen
persediaan menjadi hal penting bagi apotek.
5.2.2 Objectives terhadap Aspek Pengukuran Kinerja