34 ini  terjadi  karena  adanya  penambahan  TPM  pada  adonan  yang  mengandung  RS  tipe  III  yang
akan meningkat setelah pemanggangan. Menurut  Taggart  2005,  substitusi  RS  pada  roti  dengan  konsentrasi  5-20  dari  berat
tepung terigu akan memberikan nilai tambah bagi kesehatan sebagai serat pangan, namun tidak mengubah  cita  rasa  roti.  Department  of  Nutrition,  Ministry  of  Health  and  Institute  of  Health
1999  menyatakan  bahwa  makanan  dapat  diklaim  sebagai  sumber  serat  pangan  apabila mengandung serat pangan sebesar  3-6 gram 100 gram. Syamsir 2010 menyatakan bahwa di
Amerika  Serikat,  suatu  produk  dapat  didefinisikan  sebagai  sumber  serat  yang  baik  jika mengandung  serat  minimum  2.5  gram  per-penyajian  dan  kaya  serat  jika  mengandung  serat
minimum 5 gram per-penyajian. Di Indonesia, roti manis memiliki berat 65 gram per penyajian dan  roti  manis  TPM  memiliki  kadar  serat  pangan  4.5gram100gram.  Dengan  demikian  dapat
dihitung  kandungan  serat  pangan  per  penyajian  roti  manis  TPM  yaitu  sebesar  2.93  gram  per penyajian.  Bila  mengacu  pada  kandungan  serat  klaim  di  atas,  maka  roti  manis  TPM  dapat
dikategorikan sebagai sumber serat pangan karena kadar serat pangan per penyajian 2.93gram lebih besar dari yang dipersyaratkan 2.5 gram per penyajian.
Produk  roti  manis  TPM  merupakan  produk  yang  mengandung  serat  pangan  yang mempunyai fungsi  tertentu  pada  saat  dicerna  dan  memberikan  manfaat bagi  kesehatan tubuh,
dapat  dikonsumsi  layaknya  makanan  biasa.  Berdasarkan  hal  tersebut,  produk  roti  manis substitusi 20 TPM dapat dikategorikan sebagai pangan fungsional.
3.  Kadar Pati
Hasil  analisis  paired  sample  t-test  Lampiran  6,  menunjukkan  bahwa  perlakuan modifikasi  terhadap  tepung  pisang  p0.05  berpengaruh  nyata  secara  signifikan  terhadap
kadar  pati  tepung  pisang  yang  dihasilkan.  Kadar  pati  tepung  pisang  alami  yang  didapat  yaitu sebesar 52.8 dan kadar pati TPM sebesar 60.6.
Kadar  pati  tepung  pisang  meningkat  setelah  diberi  perlakuan  TPM,  hal  ini  dapat dilihat pada Gambar 11. Meningkatnya total pati berkorelasi dengan meningkatnya kandungan
RS.  Saat  siklus  autoclaving-cooling  terjadi  kristalisasi  amilosa  kembali.  Menurut  Vasanthan dan Bhatty  1998,  kristalisasi amilosa  saat retrogradasi  memicu  pembentukan  RS. Sajilata et
al. 2006 membagi jenis pati dalam tiga golongan yaitu pati yang cepat terhidrolisis, pati yang
terhidrolisis dengan lambat, dan RS.
Gambar 11. Pengaruh proses modifikasi terhadap kadar pati tepung Nilai yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan pada paired sample t-
test, p0.05
52,8a 60,6b
48 50
52 54
56 58
60 62
Tepung Pisang Alami TPM
K a
d a
r P
a ti
b k
35 Kadar  pati  tepung  pisang  uli  bervariasi,  hasil  analisis  menunjukkan  bahwa  kadar  pati
pisang uli alami sebesar 52.8. Judoamidjojo dan Lestari 2002 melaporkan bahwa kadar pati tepung pisang uli sebesar 55.23, sedangkan kadar pati tepung pisang uli alami adalah 68.96
Abdillah  2010.  Perbedaan  kadar  pati  diantara  tepung  pisang  ini  kemungkinan  karena perbedaan  derajat  kematangan pisang  yang  digunakan.  Tepung  pisang  dari buah  pisang muda
mengandung pati lebih tinggi bila dibandingkan dengan tepung pisang dari pisang tua matang. Loesecke  1950  menyatakan  bahwa  semakin  tua  tingkat  kematangan  pisang,  maka  akan
semakin  rendah  kadar  patinya,  sehingga  untuk  memperoleh  tepung  pisang  dengan  kadar  pati yang cukup tinggi diperlukan pemilihan tingkat kematangan pisang yang sesuai.
Gambar 12. Pengaruh substitusi TPM 20 terhadap kadar pati roti manis Nilai yang diikuti dengan  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  perbedaan  yang  signifikan  pada  paired
sample t-test, p0.05
Perlakuan  penambahan  tepung  pisang  pada  roti  manis  p0.05  berpengaruh  nyata secara  signifikan  terhadap  kadar  pati  roti  manis  yang  dihasilkan  Lampiran7.    Hasil  analisis
Gambar  12  menunjukkan  bahwa  kadar  pati  roti  manis  TPM  mengalami  peningkatan  dari 31.9  menjadi  35.7.  Peningkatan  ini  terjadi  karena  adanya  substitusi  TPM  pada  formula
dimana  kadar  pati  TPM  lebih  tinggi  dari  terigu.  RS  yang  terdapat  pada  tepung  pisang meningkatkan kadar total pati pada roti manis TPM.
4.  Daya Cerna Pati