3.8.3 Uji Asumsi Klasik
Penulis menggunakan bantuan program software SPSS 16.0 for Windows Statistic Product Service Solution dalam penelitian ini. Sebelum melakukan
analisis regresi, agar didapat perkiraan yang efisien dan tidak bisa dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan
hasil penelitian yang BLUE Best, Linier, Unbiased, Estimation. Adapun syarat Asumsi Klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut
dianalisis adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah inferensi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Yaitu perbedaan antara
nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri di sekitar nilai means sama dengan nol. Jadi salah satu cara mendeteksi
normalitas adalah lewat pengamatan nilai residual. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlikan dalam analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan
lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal Ghozali, 2006:27. Uji ini juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain:
a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:
H = data residual berdistribusi normal
H
a
= data residual tidak berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
Dengan menggunakan tingkat signifikan � 5. Jika nilai Asymp.Sig 2
tailed taraf nyata α, maka H diterima artinya data residual berdistribusi
normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig 2 tailed taraf nyata α, maka H diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal. Ghozali, 2006: 31
b. Pendekatan Histogram
Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah
mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau
“kemencengan kurva” skewness. Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif arah kanan dan bertanda negatif arah kiri.
c. Pendekatan Grafik
PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot dari keduanya
berbentuk linier didekati garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung
plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari
garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal. 2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan meguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
Universitas Sumatera Utara
regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas Ghozali, 2006: 105. Uji ini dapat dilakukan dengan metode
informal yakni metode grafik dan metode formal seperti Park Test, Glejser Test, Spearman’s Rank Correlation Test, Golfeld-Quandt Test, Breusch-Pagan-Godfrey
Test, White’s General Heteroscedasticity Test dan Koenker-Basset Test.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan
menggunakan Runs Test. Ghozali, 2006: 96
4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol Ghozali, 2006: 91. Pengujian terhadap ada
tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor
VIF dengan membandingkan sebagai berikut: a. Bila VIF 5 terdapat masalah multikolinieritas
b. Bila VIF 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas c. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
d. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
3.8.4 Pengujian Hipotesis 3.8.4.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F Variabel Dependen ROA
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
a. H :b
1
= �
2
= �
3
=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan
institusional terhadap Return on Asset ROA. b. H
a
: minimal satu �
�
≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan
institusional terhadap Return on Asset ROA. c.
Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F 0,05 maka H
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. F
0,05 maka H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F
hitung
dan nilai F
tabel.
Dimana kriterianya, yaitu: a. H
diterima jika F
hitung
b. H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 F
tabel
pada α = 5
3.8.4.2 Uji Signifikansi Simultan Uji-F Variabel Dependen ROE
Universitas Sumatera Utara
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
d. H :b
1
= �
2
= �
3
=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan
institusional terhadap Return on Equity ROE. e. H
a
: minimal satu �
�
≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan
institusional terhadap Return on Equity ROE. f.
Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F 0,05 maka H
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. F
0,05 maka H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F
hitung
dan nilai F
tabel.
Dimana kriterianya, yaitu: c. H
diterima jika F
hitung
d. H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 F
tabel
pada α = 5
3.8.4.3 Uji Signifikansi Parsial uji-t Variabel Dependen ROA
Universitas Sumatera Utara
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
a. Komisaris Independen
H : b
1
= 0, artinya komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset
ROA pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H : b
1
≠ 0, artinya komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset
ROA pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Komite Audit
H : b
2
= 0, artinya komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset
ROA pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
H : b
2
≠ 0, artinya komite audit berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset ROA pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. c. Kepemilikan Institusional
H : b
3
= 0, artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset ROA pada perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
H : b
3
≠ 0, artinya kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset
ROA pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.8.4.4 Uji Signifikansi Parsial uji-t Variabel Dependen ROE
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
a. Komisaris Independen
H : b
1
= 0, artinya komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
ROE pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H : b
1
≠ 0, artinya komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
ROE pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Komite Audit
H : b
2
= 0, artinya komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
ROE pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
H : b
2
≠ 0, artinya komite audit berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
ROE pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Kepemilikan Institusional