G. KONSENTRASI KESEIMBANGAN O
2
DAN CO
2
DALAM KEMASAN
Pada dasarnya ada dua macam penyimpanan atmosfir termodifikasi MA, yaitu cara pasif dan cara aktif. Pada cara pasif, komposisi
kesetimbangan antara gas oksigen dan karbondioksida terjadi secara perlahan akibat aktivitas respirasi dan pertukaran udara di dalam kemasan dengan udara
di luar kemasan melalui film kemasan proses permeasi. MA cara aktif dilakukan dengan mengeluarkan semua udara dari dalam kemasan kemudian
mengisinya kembali dengan gas-gas dengan konsentrasi seperti yang diinginkan sehingga kesetimbangan terjadi secara langsung Syarief dan
Halid, 1992. Kesetimbangan udara dalam kemasan atmosfir termodifikasi
merupakan faktor yang penting. Konsentrasi gas-gas pada kesetimbangan itu harus diusahakan terjadi pada daerah atmosfir termodifikasi optimum bagi
produk yang dikemas. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan laju respirasi produk dan laju permeasi gas-gas oksigen dan karbondioksida melalui film
kemasan yang digunakan. Dari hasil perhitungan itu dapat dibuat rancangan kemasan dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Zagory
1998 berikut:
P
O2
= RR
O2
t WA
O
2 atm
– O
2 pkg
P
CO2
= RR
CO2
t WA CO
2 atm
– CO
2 pkg
Dimana :
P
O2
= permeabilitas film terhadap oksigen ml.milm
2
.atm. hari
P
CO2
= permeabilitas film terhadap karbondioksida ml.milm
2
.atm. hari
RR
O2
= laju respirasi sebagai konsumsi oksigen mlkg.jam
RR
CO2
= laju respirasi sebagai produksi karbondioksida mlkg.jam
t = tebal film kemasan mil
W = bobot produk kg
A = luas permukaan film kemasan m
2
O
2 atm
– O
2 pkg
= beda konsentrasi oksigen di luar dan di dalam kemasan CO
2 atm
– CO
2 pkg
= beda konsentrasi karbondioksida di luar dan di dalam Kemasan
H. DESINFESTASI
Perlakuan desinfestasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mengamankan produk pertanian dari hama atau penyakit pasca panen.
Menurut Akamine, et al. 1975 perlakuan desinfestasi untuk buah-buahan telah dikembangkan tetapi tidak terlalu banyak variasinya, diantaranya adalah
perlakuan dengan uap air panas, air panas, dan fumigasi menggunakan EDB. Ketiga perlakuan tersebut menggunakan panas sehingga menyebabkan laju
respirasi buah-buahan meningkat, karena itu perlu diperhitungkan dengan hati- hati pelaksanaannya.
Metode desinfestasi ynag dikembangkan berikutnya adalah dengan perlakuan klorinasi. Menurut Suslow 2000 klorinasi telah banyak diterapkan
pada saat propagasi, produksi, panen, penanganan pasca panen, dan pemasaran bua-buahan dan sayur-sayuran segar. Klorin dapat diaplikasikan dalam
bentuk gas klorin Cl
2
, kalsium hipoklorit CaCl
2
O
2
, atau natrium hipoklorit NaOCl. Pada produksi sayuran terolah minimal, klorin digunakan dalam
bentuk larutan dengan konsentrasi 50 – 200 ppm sebagai cairan pencuci dan pendingin pada proses hydrocooling.
Perlakuan desinfestasi lain yang telah dikembangkan adalah dengan menggunakan sinar ultraviolet, gas ozone Gorny and Zagory, 2002, dan
irradiasi sinar gamma, sinar beta, dan sinar X Webb and Pener, 2000 dan Smith and Pillai, 2004. Selanjutnya menurut Smith and Pillai 2004
penggunaan irradiasi untuk desinfestasi produk segar buah-buahan dan sayur- sayuran masih sangat rendah, yaitu hanya sekitar 0.002 dari total konsumsi
di Amerika Serikat.
III. METODE PENELITIAN