tahun 1999 tentang Partai Politik.
25
Kedua UU tersebut menjadi dasar dalam pelaksanaan Pemilu yang bebas dan demokratis di Indonesia.
Selanjutnya, seiring dengan era reformasi yang menyentuh sendi-sendi ketatanegaraan menyangkut pembagian kekuasaan yang membedakan era
reformasi dengan era orde lama, ialah suatu penggantian pemimpin nasional maupun pemimpin daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilakukan
dengan pemilihan secara langsung oleh rakyat dan bukan oleh DPR. Hal ini sesuai dengan disahkan melalui Undang Undang nomor 32 tahun 2
004 pasal 56 dan 57.
B. Pemilihan Kepala Daerah Pilkada
Pemilihan Kepala Daerah pilkada merupakan sebuah terobosan politik yang signifikan dalam perkembangan politik daerah dan otonomi daerah. Gagasan
Presiden Republik Indonesia ke-3 tiga B.J. Habibie,
26
sebagai orang yang pertama mengeluarkan pemikirannya agar bangsa Indonesia perlu melakukan
pemilihan Presiden secara langsung dan kemudian disusul pemilihan Gubernur. Berangkat dari gagasan tersebut, Mahkamah Konstitusi MK membuat
keputusan yang berupa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pada tanggal 29 September 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa
kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan
secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pasangan calon diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan pemilih
kepala daerah dan wakil daerah harus memilih pasangan calon yang diusung oleh partai
25
Miriam Budiardjo. Dasar Dasar Ilmu Politik . Edisi Revisi. Jakarta, Ikrar Mandiri
Abadi, 2 008, hal. 134
26
Lili Romli, Jurnal Domokrasi dan HAM, Demokrasi Lokal dan Pilkada, Jakarta, Habibie Center, hal. 3.
politik atau gabungan partai politik.
Dengan adanya keputusan MK tersebut, membuat daerah-daerah lebih mandiri lagi dalam mengatur berbagai bidang
antara lainnya dibidang ekonomi, politik dan sosial dan budaya. Undang Undang nomor 32 tersebut telah memberikan dampak terhadap
kualitas demokrasi Indonesia, masyarakat dapat langsung merasakan demokrasi yang utuh didaerahnya masing-masing. Melalui Pemilihan Umum Kepala Daerah
secara langsung, masyarakat di daerah dapat ikut terlibat langsung dalam menentukan arah perkembangan dan perubahan di daerahnya.
Pilkada merupakan instrumen politik yang strategis untuk mendapatkan legitimasi politik dari rakyat dalam kerangka kepemimpinan kepala daerah.
Legitimasi adalah komitmen untuk mewujudkan nilai-nilai dan norma-norma yang berdimesi hukum, moral, dan sosial. Jelasnya, seorang kepala daerah yang
memiliki legitimasi adalah kepala daerah yang terpilih dengan prosedur dan tata cara yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan serta melalui proses
kampanye dan pemilihan yang demokratis dan mendapat dukungan terbanyak dari suara masyarakat.
27
Sistem pemilu yang diciptakan pada era reformasi telah melahirkan persamaan, keadilan, dan kualitas demokratisasi di Indonesia, perubahan dan
penggantian tata cara replacement, dan mentransformasi sebuah sistem tidak hanya melahirkan perubahan dari atas, tetapi juga terdapat perubahan dari bawah.
Meskipun demikian, konsekuensi perubahan dalam pelaksanaan pilkada telah
27
A. Ubaedilah. Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education : Pancasila,Demokrasi,
Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta, ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2 012, hal.
191.
memunculkan sikap primordialisme dan dominasi elit tradisional.
28
Hal ini nampak jelas dalam pelaksanaannya di wilayah Banten, khususnya Kabupaten
Lebak.
C. Otonomi Daerah