BAB II KERANGKA TEORETIS
A. Demokrasi
Demokrasi merupakan sistem politik yang sangat penting pada abad ke 20 pasca perang dunia II hingga sekarang.
20
Walaupun demokrasi bukan sistem yang terbaik, tetapi hingga saat ini belum ada sistem lain yang menggantikannya. Hal
ini dikarenakan konsep selain demokrasi mengalami stagnasi. Selain itu, konsep demokrasi pula mempunyai hubungan yang erat dengan isu-isu HAM, keadilan,
kebebasan, persamaan dan lain sebagainya yang menjadi perbincangan dan sandaran sistem mayoritas negara dibelahan dunia. Demokrasi merupakan bentuk
dan mekanisme dalam sistem pemerintahan suatu negara untuk mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Konsep demokrasi saat ini merupakan hal penting yang dianggap sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi dalam pengertian yang sederhana dimaknai sebagai sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin politik. Mekanisme itu dalam konteks
tersebut dimaknai sebagai Pemilihan Umum pemilu. Dari sisi ini Henry B. Mayo menyatakan bahwa demokrasi sebagai sistem politik yang menunjukan
bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
20
Miriam Budiardjo. Dasar Dasar Ilmu Politik . Edisi Revisi. Jakarta, Ikrar Mandiri
Abadi, 2 008, hal. 103.
terjaminnya kebebasan politik.
21
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, demokrasi merupakan pelibatan masyarakat secara substansial terhadap
penyelenggaraan kekuasaan secara menyeluruh. Menurut Alfan mendefinisikan demokrasi sebagai suatu sistem politik
yang memiliki sistem keseimbangan dalam memelihara konflik dan konsensus. Sehingga dengan kenyataannya sistem politik ini tidak bisa bergerak dinamis
tanpa adanya konflik dan kompetisi politik.
22
Penjelasan ini membuka ruang untuk munculnya suatu kompetisi, perbedaan, dan konflik antar individu dan antar
kelompok yang bersifat horizontal maupun vertikal namun tidak menghancurkan sistem yang sudah terlembagakan itu sendiri.
Dengan demikian demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyat memiliki peranan penuh dalam
pemerintah untuk menentukan nasibnya. Sehingga negara dengan sistem demokrasi adalah negara yang terselenggara berdasarkan kehendak dan kemauan
rakyatnya karena kedaulatan berada ditangan rakyat atau government by the people. Dari uraian pengertian demokrasi tersebut, kekuasaan dan pemerintahan
berada ditangan rakyat, dalam artian dari rakyat government of the people, oleh rakyat government by the people, dan untuk rakyat government for the
people.
23
21
A. Ubaedilah. Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education : Pancasila,
Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta, ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2
012, hal. 67.
22
Anas Urbaningrum, Islamo-Demokrasi :
Pemikiran Nurcholis Madjid. Jakarta, Republika, 2004. hal. 19.
23
Miriam Budiardjo. Dasar Dasar Ilmu Politik . Edisi Revisi. Jakarta, Ikrar Mandiri
Abadi, 2 008, hal. 105.
Ketiga hal tentang demokrasi tersebut memiliki pengertian yang luas. Pemerintahan dari rakyat government of the people mengandung pengertian
ialah pemerintah yang mendapat pengakuan dan dukungan dari rakyatnya. Pengakuan dan dukungan rakyat ini menjadi legitimasi suatu pemerintahan dalam
menjalankan roda pemerintahan sebagai wujud tanggung jawab atas pemerintahan yang diamanatkandipilih rakyat. Kemudian pemerintahan oleh rakyat goverment
by the people ialah suatu pemerintahan yang menjalankan pemerintahan atas nama rakyat bukan oleh dorongan atau kepentingan dirinya sendiri. Selain itu
pemerintah dalam menjalankan fungsinya mendapat pengawasan dari rakyat. Pengawasan ini bisa dilakukan secara langsung oleh rakyat ataupun oleh wakil
rakyat DPR yang memiliki fungsi mengawasi pemerintah. Selanjutnya ialah pemerintahan untuk rakyat goverment for the people yang mengandung
pengertian jalannya pemerintahan harus mendengarkan dan mengakomodasi kepentingan yang didasarkan atas keinginan rakyat.
24
Ketiga hal dalam demokrasi ini merupakan wujud keutamaan rakyat dalam setiap pelaksanaan kebijakan
pemerintah. Pasang surut demokrasi di Indoneia pada awal kemerdekaan hingga
pertengahan tahun 1999 telah membawa Indonesia pada demokrasi yang seutuhnya yang disebut dengan demokrasi era reformasi. Demokratisasi di era
reformasi ini ditandai dengan pelaksanaan pemilu eksekutif dan legisatif dan otonomi-desentralisasi. Pelaksanaan pemilu yang didasarkan pada pemberlakuan
UU nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemilu pada tanggal 1 Februari dan nomor 2
24
A. Ubaedilah. Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education : Pancasila, Demokrasi,
Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta, ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2 012, hal.
68.
tahun 1999 tentang Partai Politik.
25
Kedua UU tersebut menjadi dasar dalam pelaksanaan Pemilu yang bebas dan demokratis di Indonesia.
Selanjutnya, seiring dengan era reformasi yang menyentuh sendi-sendi ketatanegaraan menyangkut pembagian kekuasaan yang membedakan era
reformasi dengan era orde lama, ialah suatu penggantian pemimpin nasional maupun pemimpin daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilakukan
dengan pemilihan secara langsung oleh rakyat dan bukan oleh DPR. Hal ini sesuai dengan disahkan melalui Undang Undang nomor 32 tahun 2
004 pasal 56 dan 57.
B. Pemilihan Kepala Daerah Pilkada