Entrepreneur Sosial Iklim Untuk Kewirausahaan Korporasi

e. Entrepreneur Sosial

Tidak semua pembaharuan bertujuan komersil. Lahirnya banyak lembaga swadaya masyarakat yang tidak berorientasi laba merupakan contoh terjadinya inovasi di bidang sosial. Dalam buku ”Reinventing Government : How the trepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector ”, Osborne dan Gaebler 2000:120.

2.5 Iklim Untuk Kewirausahaan Korporasi

Karakteristik keseluruhan dari sebuah lingkungan wirausaha yang baik antara lain:

1. Bahwa organisasi tersebut berbatasan dengan teknologi.

Karena penelitian dan pengembangan merupakan sumber-sumber utama untuk ide-ide produk baru yang berhasil, perusahaan tersebut harus beroperasi di tingkat terdepan dari teknologi industri tersebut, yang mendorong serta mendukung ide-ide baru dan bukannya mencegah ide-ide tersebut, karena perusahaan-perusahaan sering kali membutuhkan keuntungan investasi yang cepat dan jumlah penjualan yang tinggi.

2. Eksperimen-percobaan dan kesalahan-didorong.

Produk-produk atau jasa-jasa baru yang berhasil biasanya tidak muncul dalam keadaan berhasil sepenuhnya; mereka berkembang. Ini membutuhkan waktu dan beberapa produk gagal misalnya sebelum muncul komputer pertama yang dapat dipasarkan.Sebuah perusahaan yang ingin membentuk semangat wirausaha harus membuat sebuah lingkungan yang memungkinkan kesalahan serta kegagalan dalam mengembangkan produk-produk baru dan inovatif. Hal ini sangat berlawanan dengan karier yang sudah mapan dan sistem promosi dari organisasi tradisional. Universitas Sumatera Utara

3. Sebuah organisasi harus memastikan bahwa tidak ada parameter peluang

opportunity parameters awal yang menghalangi kreativitas dalam pengembangan produk baru. Sering kali dalam sebuah organisasi, beragam ”wilayah” dilindungi, yang menghalangi usaha-usaha para pengusaha yang potensial untuk membentuk usaha-usaha baru. Dalam sebuah perusahaan Fortune 500, usaha untuk membentuk lingkungan wirausaha mendapatkan masalah dan akhirnya gagal ketika para pengusaha yang potensial diberi tahu bahwa sebuah usaha maupun produk baru yang diusulkan adalah tidak mungkin, karena berada dalam kekuasaan divisi lain.

4. Sumber-sumber perusahaan harus tersedia dan dapat diakses.

Seperti yang dinyatakan oleh seorang pengusaha korporasi,”Apabila perusahaan saya benar-benar menginginkan diri saya untuk mengambil waktu,usaha,dan resiko karier untuk membentuk sebuah usaha baru, perusahaan saya harus menempatkan sumber- sumber uang dan orang-orang pada bidangnya.’’Sering kali, dana yang tidak mencukupi diberikan bukan untuk menciptakan sesuatu yang baru, melainkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang pada dasarnya mempunyai efek langsung.

5. Sebuah pendekatan tim multidisiplin perlu didorong.

Pendekatan yang terbuka ini, bersama dengan partisipasi dari individu-individu yang dibutuhkan tanpa menghiraukan areanya, merupakan antitesis dari struktur organisasional korporasi. Sebuah evaluasi mengenai kasus-kasus yang berhasil dari kewirausahaan adalah adanya ”departemen percobaan” dengan melibatkan orang-orang yang relevan. Mengembangkan kerja sama-sama tim yang dibutuhkan untuk sebuah usaha baru, disulitkan oleh kenyataan bahwa promosi dan seluruh karier seorang anggota tim dalam korporasi didasarkan pada kinerja pekerjaannya dalam posisi saat ini, bukan pada Universitas Sumatera Utara kontribusinya untuk usaha baru yang sedang dibentuk. Selain mendukung kerja sama tim, lingkungan korporasi harus menentukan horison jangka panjang untuk mengevaluasi keberhasilan dari program secara menyeluruh, begitu juga dengan keberhasilan dari setiap usaha individual. Apabila sebuah perusahaan tidak bersedia untuk menginvestasikan uang tanpa jaminan pengembalian selama 5 sampai 10 tahun, perusahaan tersebut sebaiknya menciptakan sebuah lingkungan wirausaha. Sikap yang sabar terhadap uang dalam keadaan korporasi ini tidak berbeda dari horison waktu pengembalianinvestasi yang digunakan oleh para kapitalis usaha dan orang-orang lain ketika mereka melakukan investasi dalam sebuah upaya wirausaha.

6. Semangat kewirausahaan korporasi tidak dapat dipaksakan pada individu-

individu ; ia harus didasarkan pada rasa sukarela. Ada sebuah perbedaan antara pemikiran korporasi dan pemikiran wirausaha, dengan individu-individu tertentu yang berkinerja jauh lebih baik di satu sisi rangkaian atau di sisi yang lain. Sebagian besar manajer dalam sebuah korporasi tidak mampu menjadi pengusaha-pengusaha korporasi yang berhasil. Mereka yang muncul dari proses seleksi diri ini harus dibebaskan berhasil. Mereka yang muncul dari proses seleksi diri ini harus dibebaskan untuk menjalankan sebuah proyek sampai selesai. Hal ini tidak konsisten dengan sebagian besar prosedur korporasi untuk pengembangan produk baru, di mana departemen-departemen dan individu-individu yang berbeda terlibat dalam setiap tingkat proses pengembangan. Seorang individu yang bersedia untuk menghabiskan waktu dan usaha lebih dalam menciptakan sebuah usaha baru membutuhkan peluang serta penghargaan atas penyelesaian proyek tersebut.

7. Sebuah lingkungan wirausaha yang baik adalah sebuah sistem penghargaan.

Pengusaha korporasi harus dihargai dengan pantas untuk semua energi, usaha, dan Universitas Sumatera Utara pengambilan resiko yang dikembangkan dalam penciptaan usaha baru. Penghargaan- penghargaan harus didasarkan pada pencapaian tujuan-tujuan kinerja yang sudah ditentukan. Posisi ekuitas dalam usaha baru merupakan salah satu penghargaan terbaik untuk memotivasi dan mendatangkan sejumlah aktivitas dan usaha yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.

8. Sebuah lingkungan korporasi yang baik untuk kewirausahaan korporasi tidak

hanya mempunyai sponsor dan pembela yang mendukung aktivitas kreatif di seluruh organisasi, tetapi juga mempunyai fleksibilitas perencanaan untuk menentukan tujuan-tujuan dan arah-arah baru apabila dibutuhkan. Seperti yang dikatakan oleh seorang pengusaha korporasi, ”Agar sebuah bisnis yang baru dapat berhasil, pengusaha korporasi harus mampu mengubah rencana-rencana kapan pun juga dan tidak menghiraukan betapa mereka hampir mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.”Struktur-struktur korporasi sering kali mengukur para manajer berdasarkan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan-tujuan.

2.6 Model Kewirausahaan Korporasi Corporate Entrepreneurship Model