Fenomena Baru Kewirausahaan Ultrapreneur Intrapreneur Technopreneur

2.4 Fenomena Baru Kewirausahaan

Dengan demikian makin terbukanya kesempatan baru diberbagai bidang kehidupan, peran entrepreneur memanfaatkan peluang dan mengadakan inovasi, muncullah wirausaha sejenis baru. Wirausaha jenis ”tradisional”, yaitu mereka yang memulai usaha dibidang yang secara tradisional , misalnya : perdagangan, produksi dan jasa masa lalu, masih diisi dengan generasi baru dengan memasukkan pembaruan. Jenis baru yang bertumbuh adalah bidang yang non – tradisional. Thoby Mutis 1996:21 menyebut misalnya ultrapreneur, ecopreneur dan intrapreneur. Daftar ini dapat diperpanjang misalnya technopreneur dan entrepreneur dibidang sosial. Berikut ini beberapa penjelasan singkat tentang masing – masing jenis wirausaha baru tersebut:

a. Ultrapreneur

Seorang ultrapreneur adalah entrepreneur plus. Keunggulan utamanya adalah pandai melakukan aliansi strategis dan ” Outsourcing Strategy ”. Dengan membangun kemitraan maka dapat memanfaatkan sumber daya, sumber dana dan jejaring dari para mitra. Contoh yang menonjol adalah pembangunan kawasan usaha seperti “super block“ dan “ industrial estate“. Sejumlah pengusaha bergabung membentuk kelompok usaha. Ultrapreneur memulai gagasan usaha untuk kelompok tersebut dan memprosesnya sehingga menjadi kenyataan. b . Ecopreneur Universitas Sumatera Utara Kewirausahaan dibidang kepedulian lingkungan. Bila dimasa lalu tema umat manusia adalah meningkatkan penggunaan sumber daya alam, maka para ecopreneur merubahnya menjadi memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam.

c. Intrapreneur

Kata intrapreneur adalah kependekatan dari intra-corporate entrepreneur. Korporasi atau perusahaan yang sudah mapan merasakan kelambanan dalam menghasilkan pembaharuan. Penyebab utamanya adalah birokrasi yang mapan. Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan pembahuruan dari dalam adalah memberikan ruang gerak pada para karyawan “entrepreneur” untuk melahirkan produk dan proses baru di dalam perusahaan.

d. Technopreneur

Temuan dibidang teknik yang dihasilkan oleh kegiatan “research development “ makin banyak. Namun sebagian besar berujung pada memperoleh paten. Pada technopreneur menambahkan aktivitas kewirausahaan pada invensi tersebut sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat. Peran utama technopreneur adalah melaksanakan inovasi, yaitu menghadirkan hal baru di masyarakat. Secara sederhana hubungan invensi dan inovasi digambarkan dalam rumus sebagai berikut: Inovasi = Invensi + Komersialisasi Para technipreneur menambahkan aktivitas komersialisasi dengan kewirausahaannya atas invensi yang dilakukan sendiri atau invensi orang lain. Salah satu contoh berkembanganya para technopreneur adalah fenomena ”Silicon Valley” di Amerika. Fenomena ”Silicon Valley ” dicoba diulang di banyak negara dengan nama misalnya ”Sciene Park” dan ”Kawasan Inkubasi”. Universitas Sumatera Utara

e. Entrepreneur Sosial