Sejarah Seminari Tinggi 1956 – 1986 – 1982 – 1986 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN .1 Sumatera Dalam Peta Sejarah Gereja katolik

57 Maka STFT ingin menjadi ajakan bagi Nusa dan Bangsa. Bangsa yang bagaimana yang kita cita – citakan? Selain bangsa yang kaya dan saleh, juga bangsa yang berfalsafah dan ber-teologi, bangsa yang berdimensi dalam . sungguh suatu hal yang seharusnya tak bisa sepele di tengah bangsa yang berkepribadian.

4.1.2 Sejarah Seminari Tinggi 1956 – 1986 – 1982 – 1986

Tahun 1956, pada masa Mgr. Ferrerius V.D. Hurk, diputuskan untuk mendirikan Semminari Tinggi di Keuskupan Medan. Pada mulanya hanya tiga orang mahasiswa. Mereka ini menumpang dan belajar di Seminari menengah Pematang Siantar. Sementara itu gedung Seminari Tinggi sedang dibangun di Parapat Sumut. Pada mulanya status Seminari tersebut belum jelas. Belum diputuskan entah menjadi Seminari Tinggi Projo atau Kapusin. Walau demikian, para calon pertama itu mengenakan jubah putih, yang biasabnya dipakai oleh antara lain calon – calon imam projo. Akhirnya, ordo kapusin menangani Seminari ini secara menyeluruh. Maka para calon pun memakai jubah yang coklat. Selanjutnya gedungnya di Parapat selesai, semua calon imam kapusin indonesisa, yang berasal dari tiga keuskupan medan, Sibolga, Pontianak belajar disana. Setiap calon menjalani satu tahun Novisiat dan sesudahnya mengikuti program pendidikan akademis, yakni filsafat dan teologi. Lambat laun, mahasiswa yang lazimnya di panggil “frater”, bertambah jumlahnya daya tampung gedung di Universitas Sumatera Utara 58 Parapat relatif kecil maka akhirnya bagian teologi dipindahkan ke jalan Medan, km 5,5 Pematang Siantar yang mulai ditempati semenjak bulan Agustus 1968. Setiap tahun, hingga 1981, keuskupan – keuskukpan se-Sumatera harus mengirimkan calon – calon imam Projo ke Seminari Tinggi di Pulau Jawa, karena belum adanya wadah pendidikan bagi mereka di Sumatera. Padahal jumlah calon setiap tahun semakin meningkat. Karena itu para uskup se-Sumatera meminta kepada ordo kapusin provinsi Indonesia yang mengelola Seminari Tinggi Filasafat dan Teologi di Parapat dan Pematang Siantar, supaya para calon imam Projo boleh ikut belajar bersama frater – frater kapusin. Ordo kapusin menyetujuinya. Maka pada tahun 1982 belajar bersama frater – frater kapusin. Dan sejak itu berdirilah Seminari Tinggi Projo ST. Petrus di Parapat. Para frater Projo ini tinggal di rumah – rumah sewaaan dekat seminari Tinggi Parapat. dua tahun kemudian masuk juga frater – frater dari ordo konventual. Sementara itu para Uskup se-Sumatera menginginkan adanya wadah pendidikan calon imam yang dimiliki dan dikelola bersama. Keinginan itu pelan – pelan menjadi rencana yang lebih konkrit. Sebidang tanah di beli di Sinaksak. Disitu dibangun kampus baru, Seminari Tinggi Santo Petrus, Seminari Tingggi ST. Bonaventura dan Biara Alverna. Universitas Sumatera Utara 59 Gambar 1 Biara Santo Bonaventura BITORA Gambar 2 Biara Santo Bonaventura Imam Konventual Universitas Sumatera Utara 60 Gambar 3 Komunitas Calon Imam Projo atau Praja Gambar 4 Komunitas Calon Imam Konventual Universitas Sumatera Utara 61

4.1.3 Fakultas filsafat Unika ST. Thomas