Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
akan semakin banyak tersedia manakala perusahaan tumbuh dan berkembang. Oleh karenanya  perusahaan berkewajiban untuk selalu mencari peluang-peluang
baru bagi pertumbuhan, tentu saja dengan tetap mempertimbangkan faktor keuntungan dan tingkat pengembalian finansial yang optimal. Perusahaan juga
memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk  meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, baik yang berkaitan dengan perusahaan
maupun yang tidak. Perusahaan juga bertanggung jawab untuk memelihara kualitas lingkungan tempat mereka beroperasi demi peningkatan kualitas hidup
masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi saat ini maupun untuk generasi penerus.
31
B. Latar Belakang dan Perkembangan Corporate Social Responsibility CSR
Corporate Social Responsibility
CSR yang kini marak diimplementasikan banyak perusahaan, mengalami evolusi dan metamorfosis
dalam rentang waktu yang cukup panjang. Konsep ini tidak lahir begitu saja, ada beberapa tahapan sebelum gemanya lebih terasa. Pada saat industri berkembang
setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih  memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang mencari keuntungan belaka. Mereka memandang
bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya, dan
pembayaran pajak kepada  negara. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang
31
Ibid., hal. 24-25.
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial. Karena, selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan
masyarakat sekitarnya, kegiatan operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya
lingkungan di sekitar operasi perusahaan.
32
Adanya revolusi industri telah menyebabkan masalah  tanggung jawab perusahaan menjadi fokus yang tajam. Ini merefleksikan kekuatan industri baru
untuk membentuk kembali hubungan yang sudah kuno. Feodal, klan, rumpun, atau sistem otoritas yang berlandaskan kekeluargaan dan teknologi memberi
kekuasaan yang besar dan kekayaan pada “perusahaan”. Tanah harus dibagi-bagi kembali dan kota-kota dibangun. Kekuatan mesin yang melebihi manusia
meningkatkan masalah tanggung jawab dan moralitas.
33
Itulah  yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep Corporate Social Responsibility  CSR yang paling primitif:  kedermawanan yang bersifat
karitatif
34
32
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 3-4.
33
Tom Canon, Corporate Responsibility Tanggung Jawab Perusahaan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1995, hal. 2.
34
Kegiatan karitatif merupakan suatu kegiatan keagamaan, tradisi dan adat-istiadat. Maksudnya suatu kegiatan yang ditujukan untuk membangun, memajukan dan mendukung
kegiatan keagamaan, tradisi dan adat-istiadat masyarakat sekitar.
.  Tanggung Jawab Sosial Korporasi Corporate Social Responsibility telah menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan dalam Kode
Hammurabi 1700-an SM yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan
kematian bagi pelanggannya. Dalam Kode Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang menyalahgunakan ijin
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
penjualan minuman, pelayanan yang buruk dan melakukan pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.
35
Literatur-literatur awal yang membahas Corporate Social Responsibility CSR  pada tahun 1950-an menyebut Corporate Social Responsibility  CSR
sebagai  Social Responsibility  SR bukan CSR. Tidak disebutkannya kata corporate  dalam istilah tersebut kemungkinan besar disebabkan pengaruh dan
dominasi korporasi modern belum terjadi atau belum disadari. Buku karangan Howard R. Bowen yang berjudul Social Responsibility of The Businessman dapat
dianggap sebagai tonggak bagi Corporate Social Responsibility  CSR  modern. Dalam buku itu Bowen memberikan definisi awal dari Corporate Social
Responsibility  CSR  sebagai: “… obligation of businessman to  pursue those policies, to make those decision or to follow those line of action wich are
desirable in term of the objectives and values of our society”. Walaupun judul dan isi buku Bowen bias gender hanya menyebutkan businessman  tanpa
mencantumkan  businesswoman,  sejak penerbitan buku tersebut definisi Corporate Social Responsibility  CSR  yang diberikan Bowen memberikan
pengaruh besar kepada literatur-literatur  Corporate Social Responsibility  CSR yang terbit setelahnya. Sumbangsih besar pada peletakan pondasi  Corporate
Social Responsibility  CSR  tersebut membuat Bowen pantas disebut sebagai Bapak CSR.
36
35
Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”, http:www.donhangga.com, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.
36
Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas
Sejarah dan Konsep”, http:www.donhangga.com, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Dalam artikelnya, Craig Smith memberikan beberapa ulasan singkat dalam sejarah yang menjadi tolak ukur perubahan atau evolusi atas pandangan
perusahaan  terhadap  Corporate Social Responsibility  CSR di Amerika Serikat. Sekitar tahun 1950-an, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang menarik
segala restriksi hukum dan menyatakan tidak berlaku segala aturan tidak tertulis yang menghalangi keterlibatan perusahaan dalam isu-isu sosial. Sehingga, pada
tahun 1960-an dengan telah ditariknya halangan-halangan tersebut di atas, perusahaan-perusahaan mulai merasakan adanya tekanan atas diri mereka untuk
menunjukkan tanggung jawab sosial mereka, dan banyak perusahaan yang mulai mendirikan in-house foundations atau unit khusus untuk menangani hal ini.
37
Gema  Corporate Social Responsibility  CSR semakin terasa pada tahun 1960-an saat dimana secara global, masyarakat dunia telah pulih dari Perang
Dunia II, dan mulai menapaki jalan menuju kesejahteraan. Pada waktu itu persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan
mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Persoalan ini telah mendorong berkembangnya beragam aktivitas yang terkait dengan
pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan dengan mendorong berkembangnya sektor produktif dari masyarakat.
38
37
Bismar Nasution, “Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial”, Disampaikan pada Semiloka Peran dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Masyarakat Lokal Wilayah
Operasional Perusahaan Perspektif Hak Asasi Manusia, diselenggarakan oleh Komisi Hak Asasi Manusia, Riau: Pekanbaru tanggal 23 Februari 2008, hal. 6.
38
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 4.
Pada tahun 1960-an banyak usaha dilakukan untuk memberikan formalisasi definisi Corporate Social Responsibility  CSR.
Salah satu akademisi  Corporate Social Responsibility  CSR  yang terkenal pada masa itu adalah Keith Davis. Davis dikenal karena berhasil memberikan
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
pandangan yang mendalam atas hubungan antara CSR dengan kekuatan bisnis. Davis mengutarakan “Iron Law of Responsibility” yang menyatakan bahwa
tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang mereka miliki social responsibilities of businessmen need to be commensurate with their
social power.
39
Gema  Corporate Social Responsibility  CSR pada dekade itu juga diramaikan oleh terbitnya buku legendaris yang berjudul “Silent Spring”. Di
dalam buku ini untuk pertama kalinya persoalan lingkungan diwacanakan dalam tataran global. Penulis buku itu, Rachel Carson, yang merupakan seorang ibu
rumah tangga biasa, mengingatkan kepada masyarakat dunia bahwa betapa mematikannya pestisida bagi lingkungan dan kehidupan. Melalui karyanya itu
sepertinya ia ingin menyadarkan bahwa tingkah laku korporasi mesti dicermati sebelum berdampak menuju kehancuran. Sejak itu, perhatian terhadap
permasalahan lingkungan semakin berkembang dan mendapat perhatian yang kian luas.
40
Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi juga muncul dalam “The Future Capitalism” yang ditulis Lester Thurow tahun 1996. Pandangan
Thurow pun tak kalah tajamnya. Menurutnya, kapitalisme--yang menjadi mainstream  saat itu--tidak hanya berkutat pada masalah ekonomi, namun juga
memasukkan unsur sosial dan lingkungan yang menjadi basis apa yang nantinya disebut  sustainable society. Thurow memang agak pesimistis bahwa konsep itu
39
Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”, http:www.donhangga.com, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.
40
Yusuf Wibisono, Loc.cit.
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
diimplementasikan. Namun demikian, perilaku karitatif sudah banyak digelar oleh korporasi.
41
Pada tahun 1970-an, banyak perusahaan yang cenderung menyokong isu- isu sosial yang paling tidak terkait dengan bisnis perusahaan mereka, menyokong
beraneka ragam isu sosial tidak terpaku hanya satu, dan bentuk tanggung jawab sosial disalurkan melalui suatu yayasan atau unit lain yang terpisah dari
perusahaan.
42
Pada dasawarsa 1970-an, terbitlah “The Limits to Growth”. Buku yang hingga kini terus diperbaharui itu merupakan hasil pemikiran para
cendikiawan dunia yang tergabung dalam Club of Rome. Buku ini mengingatkan kepada masyarakat dunia bahwa bumi yang kita pijak ini mempunyai keterbatasan
daya dukung. Sementara di sisi lain, manusia bertambah secara eksponensial. Karenanya, eksploitasi alam mesti dilakukan secara hati-hati supaya
pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
43
Tahun 1971, Committee for Economic Development  CED menerbitkan Social Responsibilities of Business Corporations. Penerbitan yang dapat dianggap
sebagai  code of conduct bisnis tersebut dipicu adanya anggapan bahwa kegiatan usaha memiliki tujuan dasar untuk memberikan pelayanan yang konstruktif untuk
memenuhi  kebutuhan dan kepuasan masyarakat. CED merumuskan Corporate Social Responsibility  CSR  dengan menggambarkannya dalam lingkaran
konsentris.  Lingkaran dalam  merupakan tanggungjawab dasar dari korporasi
untuk penerapan kebijakan yang efektif atas pertimbangan ekonomi profit  dan
41
Ibid., hal. 5.
42
Bismar Nasution, Op. cit., hal. 7.
43
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 5.
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
pertumbuhan;  Lingkaran tengah  menggambarkan tanggung jawab korporasi untuk lebih sensitif terhadap nilai-nilai dan prioritas sosial yang berlaku dalam
menentukan kebijakan mana yang akan diambil; Lingkaran luar  menggambarkan tanggung jawab yang mungkin akan muncul seiring dengan meningkatnya peran
serta korporasi dalam menjaga lingkungan dan masyarakat.
44
Sejalan dengan bergulirnya wacana tentang kepedulian lingkungan, kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembang dalam kemasan
philanthropy  serta  Community Development  CD. Pada dasawarsa  ini, terjadi perpindahan penekanan dari fasilitas dan dukungan pada sektor-sektor produktif
ke arah sektor-sektor sosial. Latar belakang perpindahan ini adalah kesadaran bahwa peningkatan produktivitas hanya akan dapat terjadi manakala variabel-
variabel yang menahan orang miskin tetap miskin, misalnya pendidikan dan kesehatan dapat dibantu dari luar. Berbagai program populis kemudian banyak
dilakukan  seperti penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, air bersih dan banyak lagi kegiatan sejenisnya.
45
Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep filantropisnya ke arah Community Devekopment. Intinya kegiatan kedermawaan
yang seperti Robin Hood semakin berkembang ke arah pemberdayaan masyarakat misalnya pengembangan kerja sama, memberikan ketrampilan, pembukaan akses
pasar, hubungan inti-plasma, dan sebagainya.
46
44
Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”, http:www.donhangga.com, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.
45
Yusuf Wibisono, Loc.cit.
46
Ibid., hal. 6.
Pada tahun 1980-an, juga telah semakin banyak perusahaan yang menyokong isu-isu sosial yang paling tidak
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
terkait dengan bisnis perusahaan mereka, menyokong beraneka ragam isu sosial, dan bentuk tanggung jawab sosial disalurkan melalui suatu yayasan atau unit lain
yang terpisah dari perusahaan. Hal ini dapat dilihat dalam kasus Exxon Valdez Oil Spill tumpahan minyak Exxon pada tahun 1989.
47
Dalam artikel yang berjudul Dimensions of Corporate Social Performance, S. Prakash Sethi memberikan penjelasan atas perilaku korporasi
yang dikenal dengan social obligation,  social responsibility, dan social responsiveness. Menurut Sethi, social obligation  adalah perilaku korporasi yang
didorong oleh kepentingan pasar dan pertimbangan-pertimbangan hukum. Dalam hal ini social obligation hanya menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja.
Social responsibility merupakan perilaku korporasi yang tidak hanya menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja tetapi menyelaraskan social obligation
dengan norma, nilai dan harapan kinerja yang dimiliki oleh lingkungan sosial. Social responsiveness  merupakan perilaku korporasi yang secara responsif dapat
mengadaptasi kepentingan sosial masyarakat. Social  responsiveness  merupakan tindakan antisipasi dan preventif. Dari pemaparan Sethi dapat disimpulkan bahwa
social obligation  bersifat wajib, social responsibility  bersifat anjuran dan social responsiveness  bersifat preventif. Dimensi-dimensi kinerja sosial social
performance yang dipaparkan Sethi juga mirip dengan konsep lingkaran konsentris yang dipaparkan oleh CED.
48
47
Bismar Nasution, Loc. cit.
48
Hangga Surya Prayoga, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”, http:www.donhangga.com, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Dasawarsa 1990-an adalah dasawarsa yang diwarnai dengan beragam pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholders  maupun
pendekatan  civil society. Beragam pendekatan tersebut telah mempengaruhi praktik  Community Development.  Community  Development  menjadi suatu
aktivitas yang lintas sektoral karena mencakup baik aktivitas produktif maupun sosial dan juga lintas pelaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan
berbagai pihak.
49
Pada tahun 1990-an ini, cara pandang pun berubah dimana Corporate Social Responsibility  CSR suatu perusahaan tidak hanya diarahkan
untuk turut mencapai sasaran-sasaran bisnis perusahaan, tetapi perseroan tersebut juga harus menyokong kegiatan-kegiatan dengan memanfaatkan keahlian dalam
bidang pemasaran marketing expertise, bantuan teknis perseroan technical assistance, dan sukarelawan dari kalangan pegawai.
50
Pada tataran global tahun 1992 diselenggarakan KTT yang  diadakan di Rio de Jenairo, Brazil ini menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan
sustainable development yang didasarkan atas perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal yang mesti dilakukan. Terobosan
besar dalam konteks  Corporate Social Responsibility  CSR ini dilakukan oleh John Elkington melalui konsep “3P” profit,  people  dan planet yang dituangkan
dalam bukunya “Cannibals with Forks,  The Tripple Bottom Line of Twentieth Century Business” yang dirilis pada tahun 1997. Ia berpendapat bahwa jika
perusahaan ingin sustain, maka ia perlu memperhatikan 3P, yakni bukan hanya profit  yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada
49
Yusuf Wibisono, Loc.cit.
50
Bismar Nasution, Loc.cit.
Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan, 2008.
USU Repository © 2009
masyarakat people dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet. Gaung  Corporate Social Responsibility  CSR kian bergema setelah
diselenggarakannya  World Summit on Sustainable Development  WSSD tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Sejak saat inilah defenisi Corporate Social
Responsibility CSR mulai berkembang.
51
C. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility CSR