Instrumen Penelitian Bahan Penelitian Cara Kerja Setiap penderita OMSK tipe benigna dan non OMSK yang datang berobat ke Lokasi DanWaktu Penelitian .1 Lokasi Penelitian

mengidentifikasi alergen positif atau negatif Morton et al, 2007; Sumarman,

2001. 4.4.6 Penilaian tes kulit cukit dibuat berdasarkan metode Pepys, yaitu :

Negatif - : apabila sama dengan kontrol negatif +1 ringan : apabila bintul wheal lebih besar dari kontrol negatif dan atau terdapat eritema. +2 sedang : apabila bintul lebih kecil dari kontrol positif tetapi 2 mm lebih besar dari kontrol negatif. +3 kuat : apabila bintul sama besar dengan kontrol positif +4 sangat kuat : apabila bintul lebih besar dari kontrol positif. Dalam penelitian ini, dikatakan positif pada tes kulit cukit bila dijumpai diameter bintul +3 dan +4 yang terjadi pada setiap alergen. 4.4.7 Umur dihitung dalam tahun menurut ulang tahun terakhir. Perhitungannya berdasarkan kalender Masehi 4.4.8 Jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan

4.5 Instrumen Penelitian

Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Lampu kepala merek Riester 2. Spekulum telinga tipe Hartmann 3. Otoskop merek Heine mini 2000 4. Alat pengisap suction merek Thomas Medi-pump tipe 1132 Universitas Sumatera Utara 5. Kanul pengisap no. 6 dan 8 tipe Fergusson 6. Spekulum hidung tipe Hartmann 7. Penekan spatel lidah tipe Brünings 8. Nald no. 26G merek Terumo

4.6 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah ekstrak alergen inhalan dan makanan produksi Lembaga Alergen Pertama Indonesia LAPI Jakarta Dr. Indrajana, terdiri dari 1 set alergen inhalan dengan kontrol positif histamin dan kontrol negatif buffer serta 1 set alergen makanan.

4.7 Cara Kerja Setiap penderita OMSK tipe benigna dan non OMSK yang datang berobat ke

poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi, menjalani pemeriksaan tes kulit cukit skin prick test : a. Lengan bawah bagian volar dibersihkan dengan alkohol 70 kemudian dibiarkan sampai kering. b. Dibuat marker tempat penetesan alergen. c. Lalu diteteskan zat-zat alergen. d. Melalui tetesan tersebut kulit dicukit dengan jarum suntik steril No. 26 G Terumo dengan sudut 45° sedalam epidermis dan diangkat sedikit ke Universitas Sumatera Utara permukaan dan jangan sampai mengeluarkan darah. Setiap jarum hanya dipakai satu kali untuk satu jenis alergen. e. Setelah 15 menit dilakukan penilaian. f. Bagi penderita pada daerah yang dicukit akan timbul reaksi bintul wheal dan atau kemerahan flare. Sebagai kontrol positif adalah larutan histamin yang pada semua individu akan timbul reaksi ”wheal dan flare”. Sebagai kontrol negatif adalah larutan buffer yang umumnya tidak menimbulkan reaksi. Pembacaan hasil menurut Metode Pepys. 4.8 Lokasi DanWaktu Penelitian 4.8.1 Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di poliklinik THT-KL FK USU RSUP H. Adam Malik Medan.

4.8.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2009 sampai bulan Februari 2010. Universitas Sumatera Utara

4.9 Kerangka Kerja