P2 = proporsi kejadian alergi pada orang normal =13,8 Farida et al, 2006. OR = 6
P = ½ P1 + P2 Q = 1 – P
n1 = n2 = 1.96 √ 2.0,314.0,686 + 0,86 √ 0,489.0,511 + 0,138.0,862
2
0,489 – 0,138
2
n1 = n2 = 26,5 = 27 Maka berdasar hasil perhitungan diatas didapatkan jumlah sampel pada kasus 27
orang dan kontrol 27 orang
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian dilakukan, dimana setiap pasien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah pasien yang diperlukan
terpenuhi.
4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel tergantung dependent : Otitis media supuratif kronik tipe benigna 2. Variabel bebas independent : Alergi
Universitas Sumatera Utara
4.4 Definisi Operasional 4.4.1 Otitis media supuratif kronik OMSK tipe benigna adalah proses peradangan
pada mukosa telinga tengah, biasanya didahului dengan gangguan fungsi tuba Estachius yang menyebabkan kelainan di kavum timpani yang disebut juga tipe
tubotimpanik tipe aman karena jarang menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Radang kronis telinga tengah ini disertai perforasi membran timpani
dan riwayat keluar sekret dari telinga otorea lebih dari 3 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau
berupa nanah Helmi, 2005.
4.4.2 Diagnosis Otitis media supuratif kronik tipe benigna ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan otoskopi dijumpai perforasi sentral pada membran
timpani, perforasi terdapat di pars tensa sedangkan diseluruh tepi perforasi annulus timpanikus masih ada intak Browning, 1997 ; Shambough, 1990.
4.4.3 Non otitis media supuratif kronik Non OMSK adalah diagnosis penyakit selain
otitis media kronis yang dijumpai di poliklinik THT-KL RSUP H.Adam Malik
Medan. 4.4.4 Alergen adalah substansi yang dapat menyebabkan hipersensitivitas yang cepat
alergi. Pada penelitian ini dipakai satu set alergen inhalan dan satu set alergen
makanan termasuk kontrol positif histamin dan kontrol negatif buffer. 4.4.5 Tes kulit cukit skin prick tes adalah suatu test alergi dengan menggunakan
ekstrak alergen, yang menghasilkan respon mediator IgE dipermukaan kulit. Reaksi ini terdiri dari timbulnya bintul wheal yang dapat dikelilingi oleh eritema
flare. Reaksi ini dapat terjadi 15 menit sampai 1 jam. Hasil bintul wheal dapat
Universitas Sumatera Utara
mengidentifikasi alergen positif atau negatif Morton et al, 2007; Sumarman,
2001. 4.4.6 Penilaian tes kulit cukit dibuat berdasarkan metode Pepys, yaitu :
Negatif - : apabila sama dengan kontrol negatif
+1 ringan : apabila bintul wheal lebih besar dari kontrol negatif dan atau terdapat eritema.
+2 sedang : apabila bintul lebih kecil dari kontrol positif tetapi 2 mm lebih besar dari kontrol negatif.
+3 kuat : apabila bintul sama besar dengan kontrol positif
+4 sangat kuat : apabila bintul lebih besar dari kontrol positif. Dalam penelitian ini, dikatakan positif pada tes kulit cukit bila dijumpai
diameter bintul +3 dan +4 yang terjadi pada setiap alergen. 4.4.7
Umur dihitung dalam tahun menurut ulang tahun terakhir. Perhitungannya berdasarkan kalender Masehi
4.4.8 Jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan
4.5 Instrumen Penelitian