b. Faktor penyebab dari Sisi Permintaan, antara lain adalah :
1. Mitos berhubungan seks dengan anak-anak homo hetero membuat awet muda. Kepercayaan itu membuat masyarakat melegitimasi kekerasan seksual dan
bahkan memperkuatnya, sehingga menjamurnya fasilitas hotel, penginapan dengan menyediakan anak-anak perempuan khususnya seperti daerah wisata
Brastagi Kabupaten Tanah Karo atau daerah Prapat Danau Toba Kabupaten Simalungun.
2. Kegiatan pembangunan berkembang, banyak melibatkan pekerja laki-laki pendatang tidak tetap dan yang mempunyai hubungan kuat dengan peningkatan
pelacuran. 3. Meningkatnya kemudahan dan frekuensi transportasi Internasional dari Medan
Sumatera Utara ke Malaysia, Singapura, Hongkong, bersamaan dengan tumbuhnya fenomena migrasi temporer karena alasan pekerjaan.
4. Majikan ingin pekerja murah, penurut dan mudah ditakut-takuti telah mendorong meningkatnya demand terhadap pekerja perempuan dan anak dari Sumatera
Utara. Perempuan dan anak-anak juga dianggap lebih mudah untuk dibohongi dengan berbagai janji terlebih untuk berbagai jenis pekerjaan tertentu, seperti
baby sisters sampai menjadi penyanyi dan penari di dunia entertainment yang merupakan industri seks terselubung. Kepatuhan terhadap orang tua dan
kewajiban untuk membantu keluarga membuat anak-anak rentan terhadap trafficking. Buruhpekerja anak, anak bermigrasi untuk bekerja, dan buruh anak
Universitas Sumatera Utara
karena jeratan hutang dianggap sebagai strategi-strategi keuangan keluarga yang dapat diterima untuk dapat menopang kehidupan keuangan keluarga.
Keterbatasan selalu mewarnai peran serta perempuan, seperti lapangan pekerjaan dan ketrampilan kerja yang dimilikidikuasai oleh perempuan.
5. Perubahan struktur sosial ditambah cepatnya industrialisasi komersialisasi, telah meningkatkan jumlah keluarga menengah dan atas yang meningkatkan kebutuhan
anak untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga. Dalam kondisi yang tertutup dari dunia luar anak-anak itu rawan terhadap penganiayaan baik fisik
maupun seksual. Peningkatan ekonomi keluarga dan perubahan struktur sosial mendorong meningkatnya kebutuhan perempuan dan anak untuk dipekerjakan
sebagai pembantu rumah tangga. 6. Kemajuan bisnis pariwisata diseluruh dunia juga menawarkan pariwisata seks,
mendorong tingginya permintaan akan perempuan dan anak untuk bisnis tersebut. Ketakutan para pelanggan terinfeksi virus HIVAIDS, menyebabkan
banyak perawan muda di rekrut untuk tujuan itu. Pulau Batam telah menarik orang asing tidak saja untuk membuka usaha, tetapi juga tertarik akan pelayanan
seksual yang mudah di dapat dan murah. Gadis-gadis belia dari Jawa dan Sumatera Utara dengan gencar direkrut untuk memenuhi kebutuhan para
pengusaha yang kebanyakan berasal dari Korea dan Singapura, dengan maraknya AIDS, anak-anak menjadi semakin laku. Harga anak perawan sangat mahal dan
Universitas Sumatera Utara
dengan adanya resesi, membuat anak perawan keluarga miskin menjadi sangat potensial.
95
Menurut Sofyan selaku Direktur Pusat Kajian dan Perlindungan Anak Medan bahwa Korban trafficking di wilayah Sumatera Utara pada umumnya berasal dari
keluarga miskinlemah ekonomi, berpendidikan rendahlemah emosional, dari pinggiran kota atau daerah kumuh perkotaan Medan seperti Sicanang Belawan,
Hamparan Perak atau pedesaan seperti Deli Serdang, Tebing Tinggi, dan lain sebagainya, sekalipun banyak juga dari keluarga ekonomi menengah keatas di
perkotaan. Objek yang “diperdagangkan” dalam trafficking adalah orang-orang dewasa dan anak-anak, khususnya perempuan dan anak yang kondisinya rentan
antara lain; Perempuan dan anak dari keluarga miskin yang berasal dari pedesaan atau daerah kumuh perkotaan, yang dimaksud sebagai Objek dari kasus TPPO adalah :
96
1. Perempuan dan anak dengan pendidikan terbatas.
2. Perempuan dan anak yang menghadapi krisis ekonomi seperti penyakit keras,
hilangnya pendapatan suami dan orang tua atau mereka meninggal dunia. 3.
Anak-anak putus sekolah. 4.
Korban kekerasan fisik, psikis, seksual 5.
Para pencari kerja 6.
Perempuan dan anak jalanan
95
Ibid
96
Sofyan, Direktur Pusat Kajian Perlindungan Anak Medan, Wawancara tanggal 10 Agustus 2010, pukul 12.00 Wib.
Universitas Sumatera Utara
7. Korban penculikan
8. Janda cerai akibat pernikahan dini
9. Mereka yang mendapat tekanan untuk bekerja dari orang tua atau lingkungannya.
10. Pekerja seks yang menganggap bekerja di luar negeri menjanjikan pendapatan
lebih. Pengguna users dari korban TPPO di wilayah Sumatera Utara secara
langsung maupun tidak langsung antara lain adalah :
97
1. Mucikari dan pengelola rumah bordil yang menjalankan bisnis layanan seks
kepada para lelaki hidung belang, pengidap pedofilia dan kelainan seks lainnya, serta pekerja asing ekspatriat dan pebisnis internasional yang tinggal sementara
di suatu negara; 2.
Para pengusaha yang membutuhkan pekerja anak yang murah, penurut, mudah diatur dan mudah ditakut-takuti;
3. Pengusaha bisnis hiburan yang memerlukan perempuan muda untuk dipekerjakan
di panti pijat karaoke dan tempat-tempat hiburan lainnya; 4.
Agen penyalur tenaga kerja yang tidak bertanggungjawab; 5.
Sindikat narkoba yang memerlukan pengedar baru untuk memperluas jaringannya;
6. Keluarga menengah dan atas yang membutuhkan perempuan dan anak untuk
dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga;
97
Ibid
Universitas Sumatera Utara
7. Keluarga yang ingin mengadopsi anak dan ;
8. Laki-laki China Taiwan dan laki-laki luar negeri lainnya, yang menginginkan
perempuan ”tradisionil” sebagai pengantin. Berdasarkan hasil pengamatan selanjutnya Sofyan juga mengatakan bahwa
korban TPPO dari wilayah Sumatera Utara biasanya oleh pelaku traficker dimanfaatkan dengan maksud untuk memenuhi berbagai tujuan, antara lain:
98
1. Sebagai pekerja seks komersial.
2. Sebagai pekerjaburuh yang murah dan penurut.
3. Sebagai pekerja domestik pembantu rumah tangga
4. Sebagai pengemis yang diorganisir.
5. Sebagai pengedar narkoba.
6. Sebagai pekerja panti pijat.
7. Sebagai pekerja di tempat-tempat hiburan.
8. Sebagai konsumsi para pengidap pedofilia.
9. Memenuhi pengantin pesanan “mail order bride” untuk perkawinan
transnasional. 10.
Memenuhi kebutuhan akan adopsi anak dan bayi. Pelaku dari TPPO trafficking di wilayah Sumatera Utara yaitu antara lain:
98
Ibid
Universitas Sumatera Utara
1. Konspirasi antar berbagai pihak, termasuk aparat walau ada yang langsung dan
fasilitatif berkaitan dengan penerbitan identitas asli tapi palsu bagi si korban yang biasanya masih dibawah umur
2. Keluarga : orang tua, kakak, adik
3. Teman sekampung, teman dekat, sanak saudarakeluarga terdekat.
4. Calo tenaga kerja.
5. Agen penyalur tenaga kerja dalam dan luar negeri.
6. Serta kalangan swastapebisnis di bidang entertainment.
7. Agen-agen profesional.
Universitas Sumatera Utara
Skema Penanganan Kasus Trafficking Perempuan Ke Malaysia nganan Kasus Trafficking Perempuan Ke Malaysia
ALUR KASUS PERDAGANGAN PEREMPUAN
DARI MEDAN KE MALAYSIA
JADI PSK
Sumber : Kepolisian Daerah Sumatera Utara Sumber : Kepolisian Daerah Sumatera Utara
KUALA LUMPUR
DAERAH ASAL KORBAN
DIJUAL
- ACONG
NIAS TAPSEL
ASAHAN
R. PRAPAT