Jenis Pajak Sistem Pemungutan Pajak

24 2 Fungsi Regulered Mengatur Fungsi pajak yang secara tidak langsung dapat mengatur dan menggerakkan perkembangan sarana perekonomian nasional yang produktif. Adanya pertumbuhan perekonomian yang demikian maka akan dapat menumbuhkan obyek pajak dan subyek pajak yang baru yang lebih banyak lagi, sehingga basis pajak lebih meningkat lagi.

c. Jenis Pajak

Menurut Djunaedi 2004:11 jenis pajak dapat digolonglan sebagai berikut: 1 Berdasarkan sifat : a Pajak pribadi perseorangan Dalam hal ini pengertian pajak lebih memperhatikan keadaan pribadi seseorang seperti: berapa anak. b Pajak kebendaan Yang diperhatikan adalah obyek pajaknya, pribadi Wajib Pajak dikesampingkan. c Pajak atas kekayaan Yang menjadi obyek pajak adalh kekayaan seseorang atau badan. 25 d Pajak atas bertambahya kekayaan Pengenaanya didasarkan atas seseorang atau badan yang mengalami pertambahan kekayaan, biasanya dikenakan hanya sekali. e Pajak atas konsumsi Pajak atas kenikmatan wajib pajak. 2 Berdasarkan Ciri-ciri : a Pajak Subjektif Pajak Subjektif adalah pajak yang emperhatikan keadaan pribadi wajib pajak untuk menetapkan pajaknya dicari alasan yang objektif yang berhubungan erat dengan keadan material contoh: Pajak Penghasilan. b Pajak Objektif Pertama melihat kepada obyeknya kemudian barulah dicari subyeknya contoh: Pajak Pertambahan Nilai. 3 Berdasarkan Golongan : a Pajak langsung dalam arti pajak langsung disetor secara periodik berdasarkan kohir dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain contoh :PPh. 26 b Pajak tidak langsung adalah pajak yang dapat dilimpahkan kepada orang lain, bisa tidak periodik contoh: Bea Materai, PPN. 4 Berdasarkan Lembaga Pemungut: a Pajak Pusat yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak Departement Keuangan. Contoh : PPh, PPN dan PPnBM, Bea Materai, PBB dan BPHTB. b Pajak Daerah adalah pajak yang pungutannya dilakukan pemerintah daerah baik daerah tingkat I maupun tingkat II. Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor PKB, Pajak Pembagunan I, Pajak Reklame.

d. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam Mardiasmo 2003:7 pada dasarnya terdapat 3 tiga sistem pemungutan pajak yang berlaku, yaitu: 1 Oficial Assessment System adalah sistem pemungutan pajak dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan oleh fiskus aparat pajak. Ciri-cirinya: a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang terletak pada fiskus. 27 b Wajib Pajak bersifat pasif. c Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak SKP oleh pihak fiskus. 2 Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak harus menghitung, menyetor, dan melaporkan jumlah pajak yang terutang. Ciri-cirinya: a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang terletak pada wajib pajak sendiri. b Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terhutang. c Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. 3 Witholding System adalah sistem pemungutan pajak yang mana besar pajak terutangnya dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud disini antara lain pemberi kerja, bendaharawan pemerintah. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga.

e. Definisi Wajib Pajak