Korupsi Benturan Kepentingan dalam Pengadaan Pasal 12 huruf i Tindak Pidana Gratifikasi Pasal 12B
Abu Fida Abdurrafi’ mengatakan apabila korupsi ditinjau dari sisi syariat Islam dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Suap-menyuap disebut dengan ar-risywah Pungutan-pungutan liar dapat dikategorikan sebagai ar-risywah apabila
kedua belah pihak sepakat, juga bisa dikategorikan sebagai perampasan al-ghasbu yakni apabila pungli itu bersifat memaksa, misalnya apabila
tidak menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada yang berwenang, maka urusannya akan dipersulit, juga bisa dikategorikan sebagai pemungutan
cukai al-maksu Mark up dapat dikategorikan sebagai penipuan al-ghurur dan pemalsuan
data dinamakan penyelewengan al-khianat Pembobolan bank dan penggelapan uang negara dapat dikategorikan
sebagai pencurian baitul mal khas negara al-ghulul
82
Dari sedikit perbedaan pendapat di atas pada dasarnya secara umum korupsi adalah tindakan kriminal yang secara prinsip bertentangan dengan moral
dan keagamaan.
83
Berikut penjelasan istilah-istilah korupsi dalam hukum Islam: a. Ghulul Menggelapkan Harta Baitul Mal
82
Abu Fida’ Abdur Rafi, Terapi Penyakit Korupsi dengan Tazkiyatun Nafs, Hal. 2
83
Munawar Fuad Noeh, Islam dan Gerakan Moral Anti Korupsi, Hal. 90
Kata “ghulul” yang lebih spesifik dikemukakan dalam al’Mu’jam al-Wasit berasal dari kata “
ﱠﻞَﻏ -
ﱡﻞُﻐَﯾ ” yang berarti “
ِﻢَﻨْﻐَﻤْﻟا ﻲِﻓ َنﺎَﺧ” berkhianat dalam pembagian harta rampasan perang atau dalam harta-harta lain.
84
Menggelapkan uang negara dalam sistematika syari’at islam disebut dengan Al-ghulul, yakni mencuri ghanimah harta rampasan
perang atau menyembunyikan sebagiannya untuk dimiliki sebelum menyampaikannya ke tempat pembagian, walaupun yang diambilnya itu
sesuatu yang remeh bahkan walaupun hanya seutas benang dan jarum. Berdasarkan hadits-hadits dari Rasulullah yang termasuk ghulul adalah:
Mencuri ghanimah harta rampasan perang. Menggelapkan khas negara baitul maal.
Menggelapkan zakat. Hadiah untuk para pejabat.
85
Allah swt. Berfirman dalam surat Ali-imran ayat 161:
“tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu,
Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan
84
M. Nurul Irfan, Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam edisi kedua, Hal. 79
85
Abu Fida’ Abdur Rafi, Terapi Penyakit Korupsi dengan Tazkiyatun Nafs, Hal. 30