Asas Kompensasi Persepsi terhadap Kompensasi

karyawan yang bekerja di instansi pemerintahan mendapatkan jaminan dana pensiun dan kesejahteraan. b. Serikat buruh. Karyawan harus diberi penjelasan tertulis tentang daftar kompensasi, yang berkaitan dengan pekerjaan dan tarif pembayaran sebelum menjadi pegawai tetap. c. Kebijakan. Kebijakan yang perlu diperhatikan dalam penentuan perencanaan kompensasi antara lain mencakup basis untuk peningkatan gaji, kebijkan promosi, kebijakan pembayaran lembur dan kebijakan menyangkut masa percobaan, tugas dinas dan cuti atau liburan hari raya. d. Keadilan. Kebutuhan akan keadilan menentukan tarif pembayaran, khususnya keadilan internal dan eksternal. Secara eksternal, pembayaran harus sebanding dengan tarif dalam organisasi lain. Sedangkan secara internal, masing-masing karyawan hendaknya memandang pembayarannya sebagai sama dengan tarif pembayaran lain yang ada dalam organisasi. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penentuan kompensasi harus memperhatikan beberapa hal penting yakni mencakup pertimbangan hukum, peraturan pemerintah, kebijakan perusahaan dan kemampuan perusahaan, tingkat kebutuhan dan kondisi ekonomi serta keadilan.

9. Asas Kompensasi

Cascio dalam Panggabean, 2004, h.78 menyatakan supaya efektif kompensasi seharusnya dapat memenuhi kebutuhan dasar, mempertimbangkan keadilan eksternal dan internal serta pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan individu. Robbins 1993, h.56 mengungkapkan bahwa penghargaan dapat meningkatkan prestasi kerja dan kepuasan kerja apabila karyawan merasakan adanya keadilan dalam penggajian, penghargaan yang diterima dikaitkan dengan kinerja karyawan dan kompensasi sesuai dengan kebutuhan karyawan. Menurut Panggabean 2004, h.78 dari prinsip-prinsip yang paling penting dalam pemberian kompensasi adalah adanya keadilan. Keadilan ditempat kerja, termasuk dalam keadilan dalam pemberian kompensasi yang meliputi: a. Keadilan distributif. Berkaitan dengan bagaimana seorang karyawan bereaksi terhadap sejumlah bentuk kompensasi yang diterima. Keadilan distributif mempengaruhi kepuasan terhadap apa yang diberikan. Ketidakadilan distributif terjadi apabila seorang karyawan beranggapan bahwa perbandingan antara sumbangan tenaga maupun pikiran dengan imbalan yang diberikan oleh perusahaan tidak seimbang. b. Keadilan prosedural. Berkaitan dengan reaksi seseorang terhadap prosedur yang digunakan untuk menentukan kompensasi. Keadilan prosedural mempengaruhi kepuasan terhadap pimpinan dan komitmen organisasi. Ketidakadilan prosedural terjadi apabila pembayaran kompensasi dari perusahaan tidak sesuai dengan kesepakatan atau peraturan. Mathis Jackson 2000, h.130 berpendapat bahwa dalam pemberian kompensasi harus memperhatikan konsep kesetaraan yaitu keadilan yang dipersepsikan di dalam suatu hubungan antara apa yang dikerjakan oleh individu input dengan apa yang diterima individu hasil. Keadilan eksternal berarti organisasi harus memberikan kompensasi yang dipandang setara dalam hubungannya dengan kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama di organisasi lainnya. Secara internal, kesetaraan berarti karyawan menerima kompensasi sehubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang disumbangkan. Mathis Jackson 2000, h.131 menyatakan bahwa keadilan internal berkaitan dengan dua hal yakni : a. Keadilan Prosedural. Keadilan yang dipersepsikan dari proses dan prosedur yang digunakan untuk membuat keputusan terhadap para karyawan. b. Keadilan Distribusi. Keadilan yang dipersepsikan atas proses distribusi dari hasil-hasil yang ada. Aspek keadilan ini merujuk pada bagaimana gaji berhubungan dengan kinerja. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas prinsip dalam pemberian kompensasi harus memperhatikan kesetaraan baik eksternal maupun internal yang didalamnya mencakup keadilan prosedural yang berkaitan dengan prosedur pembayaran serta keadilan distribusi yang berkaitan dengan gaji yang diperbandingkan dengan kinerja.

C. Hubungan antara Persepsi terhadap Kompensasi dengan