Alat Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan
1. Alat Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan
Sperma
Pria memiliki serangkaian alat reproduksi dan di dalam alat ini berlangsung pula proses pembentukan sperma. Dalam proses pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon-hormon seksual. Simak uraian berikut agar dapat memahami secara lebih lengkap.
a. Alat Reproduksi Pria
Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luar terdiri atas penis dan skrotum. Di dalam skrotum terdapat testis yang merupakan alat kelamin bagian dalam dan tidak tampak dari luar. Perhatikan sistem reproduksi pria pada Gambar 10.1.
Ginjal
Ginjal sebelah kiri
sebelah kiri
Ureter
Ureter sebelah kiri
sebelah kiri
Kantong
Kantong urinaria
semen
Kantong
Kantong urinaria
Glandula prostat
Duktus
semen
Glandula prostat
Vas deferens
ejakulatorius
Glandula
Vas deferens
Testis sebelah kiri
Batang penis
Testis sebelah kiri
Depan
Samping
Sumber: New Understanding Biology, Susan Toole Glenn Gambar 10.1
Sistem reproduksi pria
Penis berfungsi sebagai alat koitus (persetubuhan). Pada alat ini terdapat saluran ejakulasi yang berperan menyemprotkan semen hingga masuk dalam uretra dan disalurkan ke luar. Saluran uretra juga berfungsi menyalurkan urine dan dikeluarkan melalui lubang kecil di ujung penis.
Biologi Kelas XI
Pada saat ejakulasi, otot yang terdapat pada tempat keluarnya urine menutup sehingga urine tidak keluar bersama semen.
Khitan
Skrotum merupakan kulit luar pembungkus testis.
Sejak bayi, penis diselubungi
Skrotum berfungsi menjaga temperatur testis saat
oleh kulit luar yang longgar. Untuk
pembentukan sperma. Apabila temperatur terlalu tinggi,
tujuan kebersihan dan kesehatan, kulit yang menutup penis dikhitan
skrotum akan mengendor dan apabila temperatur menurun,
kira-kira 1–1,5 cm sehingga penis
skrotum mengerut.
mudah dibersihkan.
Di dalam testis terdapat saluran halus yang merupakan
Khitan ini dapat menghindarkan
tempat pembentukan sperma, disebut tubulus seminiferus.
pria dari berbagai macam penyakit, di antaranya kanker ganas,
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan epitelium
ejakulasi dini, dan penyakit-
dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat sel
penyakit infeksi lain di penis.
induk spermatozoa (spermatogen) dan sel sertoli. Sel sertoli berfungsi memberi nutrisi pada sperma. Di antara tu- bulus seminiferus terdapat sel-sel interstisiil yang meng- hasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya.
Pada penampang lintang testis akan tampak daerah yang bersekat-sekat. Perhatikan Gambar 10.2. Ruang di antara sekat disebut lobulus. Setiap lobulus berisi kumpulan tubulus seminiferus yang berbelit-belit. Apabila dibentangkan panjang belitan tubulus seminiferus mencapai 1 km. Seluruh tubulus seminiferus menyatu membentuk vasa efferensia.
Temperatur
Dari vasa efferensia muncul tubulus yang memanjang hingga
optimum pada testis
6 m disebut epididimis. Epididimis merupakan tempat
saat pembentukan
sperma sekitar
penyimpanan sperma selama lebih kurang 18 jam. Dari
35°C.
epididimis, sperma menuju vesikula seminalis melalui vas deferens. Salah satu ujung vas deferens berakhir pada kelenjar prostat. Saluran ini bersatu di belakang kandung kemih membentuk duktus ejakulatorius pendek dan berakhir di uretra. Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi dan terdapat dalam penis. Saluran ini berfungsi sebagai alat pengeluaran urine dan sebagai salur- an kelamin (yaitu saluran semen dari kantong mani). Duktus ejakulatorius juga berhubungan dengan kelenjar prostat yang menghasilkan cairan encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urine di uretra. Cairan ini langsung bermuara ke uretra.
Vas eferens
Vas deferens
Sel sertoli Spermatosid primer
Tubulus seminiferus
Sumber: New Understanding Biology, Susan Toole dan Glenn Gambar 10.2
Struktur testis
326 Sistem Reproduksi Manusia 326 Sistem Reproduksi Manusia
Setiap proses
Pembentukan sperma berlangsung di dalam testis.
spermatogenesis
Proses pembentukan atau pemasakan sperma ini disebut
memerlukan waktu
spermatogenesis.
65–75 hari.
Sel spermatogonia 2n mengalami mitosis
Fase penggandaan
Spermatosit primer
Jumlah Produksi Sperma Pada pria dewasa yang normal
setiap 1 ml semen mengandung
lebih kurang 250–500 juta sperma.
Spermatid
Selama hidupnya, seorang pria mampu memproduksi sperma
Fase pematangan
Spermatozoa
sebanyak 12.000.000.000.000
Sumber: New Understanding Biology, Susan Toole dan Glenn
(1,2 × 10 13 ).
Gambar 10.3 Tahap spermatogenesis
Spermatogenesis berawal dari sel spermatogonia Kepala sperma
Ekor sperma
yang terdapat pada dinding tubulus seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang kromosom, mengalami pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer ini kemudian mengalami pembelahan meiosis pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian tiap spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis kedua) meng-
Sumber: New Understanding Biology, Susan Toole dan Glenn
hasilkan 2 spermatid yang juga haploid. Spermatid kemudian berdiferensiasi menjadi sperma yang telah masak. Gambar 10.4
Kumpulan sperma
Sperma ini bersifat haploid. Perhatikan Gambar 10.3.
Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena
sperma dilengkapi mikrotubulus. Sperma yang matang ini Akrosom mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian tengah
Mikrotubulus Sentriol
(mid piece), dan bagian ekor. Perhatikan Gambar 10.4 dan
1) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang
Mitokondria Nukleus
haploid dan bagian ujungnya mengandung akrosom
bagian tengah dengan DNA
yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang
Sperma bagian kepala
berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
Bagian
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan
ekor
Bagian Bagian
dalam pembentukan energi yang digunakan untuk per- tengah kepala gerakan ekor sperma.
Bagian-bagian sperma
3) Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat Sumber: Biology, Campbell
mencapai ovum.
Gambar 10.5 Struktur sperma
Biologi Kelas XI
Produksi sperma dipengaruhi hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH). Produksi sperma bersamaan dengan produksi hormon testosteron. Hormon inilah yang mengendalikan produksi FSH dan LH. Perhatikan Tabel 10.1 tentang jenis-jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Tabel 10.1 Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endokrin dan Hormon-
Jaringan yang
Hormon yang Dihasilkan
Dituju
Fungsi
Hipotalamus – Hormon gonadotropin
Hipofisis anterior
Merangsang pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), dan hormon tumbuh (Growth Hormone).
Hipofisis anterior
a) FSH
Testis
Merangsang sel-sel sertoli pada tubulus seminiferus pada testis untuk mengubah sel-sel spermatid menjadi sperma (proses spermatogenesis).
b) LH
Merangsang sel-sel leydig (sel-sel interstisiil) untuk menghasilkan testosteron.
c) Hormon tumbuh
Memacu agar memulai pembelahan spermatogonia.
Testis – Testosteron
Seluruh tubuh
– Pada janin merangsang perkembangan organ seks primer. – Masa pubertas mempengaruhi pertumbuhan alat reproduksi
dan ciri-ciri kelamin sekunder (suara, kejantanan, pertumbuh- an rambut, dan kematangan seksual).
– Dewasa berperan dalam memelihara ciri-ciri kelamin sekunder dan mendorong terjadinya spermatogenesis.
Mengamati Organ Reproduksi
a. Coba Anda identifikasi bagian-bagian berikut.
Sediakan mencit jantan dan betina beserta
• skrotum
• penis
• testis
• glandula prostat
alat-alat bedah. Pada eksperimen ini digunakan
• epididimis
mencit karena hewan ini merupakan anggota
b. Coba Anda sebutkan perbedaan organ
Mammalia, sehingga organ reproduksinya tidak
reproduksi mencit betina dengan organ
jauh berbeda dengan manusia. Lakukan pem-
reproduksi wanita dalam hal-hal berikut.
bedahan pada kedua mencit tersebut dan amati
• bentuk oviduk
organ reproduksinya.
• ruang uterus
Anda tentunya telah mengetahui proses pembentukan atau pemasakan sperma yang disebut spermatogenesis. Sperma ini diproduksi oleh pria yang sudah dewasa. Menurut Anda, kira-kira pada usia berapa seorang pria mulai mem- produksi sperma? Simak materi berikut agar Anda dapat menjawabnya.
Seorang pria mulai memproduksi sperma apabila testisnya telah menghasilkan hormon testosteron. Hormon inilah yang akan memacu testis untuk memproduksi sperma. Dimulainya produksi hormon testosteron menandakan pria tersebut mengalami pubertas. Pubertas ditandai dengan munculnya ciri-ciri sekunder pada pria. Seperti pada wajah tumbuh kumis, jambang, tumbuh rambut di ketiak dan di sekitar alat kelamin. Otot-otot tubuh lebih kekar, dan suara terdengar lebih berat karena jakun mulai tumbuh.
328 Sistem Reproduksi Manusia
Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi seorang pria. Secara psikologis seorang pria menunjukkan sifat-sifat maskulin, di antaranya mempunyai kecenderungan untuk melindungi, cenderung berpikir logis, tidak mengedepankan perasaan, cenderung cuek, dan cenderung diam dan menarik diri dari lingkungan apabila sedang menghadapi masalah.
Secara biologis seorang pria yang telah puber akan mengalami ”mimpi basah”. Mimpi basah dapat terjadi karena pria memproduksi sperma setiap harinya. Sperma ini tidak harus selalu dikeluarkan, sebagian sperma akan diserap oleh tubuh dan dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair, dan kotoran padat. Sperma bisa dikeluarkan melalui proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui pe- nis. Ejakulasi terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja pria) melalui mimpi basah.
Seorang pria yang telah pubertas harus mampu memelihara kesehatan dengan menjaga kebersihan pribadi dan alat reproduksinya. Demikian juga secara religius seorang yang sudah mengalami pubertas harus semakin meningkatkan pemahaman agamanya serta mendekatkan diri kepada Tuhan agar tidak terjerumus kepada pergaulan bebas yang akan merugikan masa depannya.
Diskusi kali ini untuk Anda yang berjenis kelamin pria. Coba diskusikan bersama teman-teman Anda mengenai hal-hal berikut.
1. Kegiatan-kegiatan positif yang layak untuk mengasah ketajaman sifat maskulin seorang pria.
2. Hal-hal positif yang layak dilakukan oleh seorang pria saat menghadapi masalah.
3. Cara menjaga kesehatan dan kebersihan organ reproduksi bagi seorang pria.
Simpulkan secara lisan hasil diskusi Anda.