19
c  Intent to stay with company for a long-term career, yaitu seberapa banyak karyawan yang ingin bekerja untuk jangka waktu lama di
perusahaan yang bersangkutan.
B. Penelitian Terdahulu
1.  Penelitian R. Grace Amalia Tri Andika Sari  mengenai Penelitian yang dilakukan oleh  Sari 2005 meneliti tentang:
pengaruh kreativitas terhadap minat berwiraswasta,  pengaruh harga diri terhadap minat berwiraswasta,   pengaruh pengetahuan kewiraswastaan
terhadap  minat berwiraswasta,   pengaruh kreativitas, harga diri dan pengetahuan kewiraswastaan secara bersama-sama terhadap minat
berwiraswasta Alat analisis dengen menggunakan regresi dengan tingkat
signifikan 5 , diperoleh kesimpulan. 1 ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas terhadap minat berwirswasta. 2  ada pengaruh
positif dan signifikan harga diri terhadap minat berwraswasta. 4 ada pengaruh positif dan signifikan kreatifitas, harga diri dan pengetahuan
kewiraswastaan terhadap minat berwiraswasta. 2.  Penelitian oleh  Victorianus Kiswantoro
Penelitian  yang dilakukan oleh  Kiswantoro 1998 meneliti tentang: hubungan antara kemampuan bekerja sama dengan orang lain
dengan tingkat keberhasilan pengusaha kecil, hubungan antara keuletan seseorang dengan tingkat keberhasilan pengusaha kecil,  hubungan antara
20
sikap mental kreativitas seseorang dengan tingkat keberhasilan pengusaha kecil, hubungan antara sikap tertib hukum seseorang dengan tingkat
keberhasilan pengusaha kecil. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1.
Ada hubungan yang positif antara kemampuan bekerja sama seseorang dengan orang lain dengan tingkat keberhasilan berusaha pengusaha kecil
kulit di kabupaten Bantul 2. Ada hubungan yang posiif antara sikap keuletan seseorang dengan tingkat keberhasilan berusaha pengusaha kecil
kulit di Kabupaten Bantul. 3. Ada hubungan yang positif antara sikap mental kreatif dengan tingkat keberhasilan berusaha pengusaha kecil kulit
di Kabupaten Bantul. 4. Ada hubungan yang postif antara sikap tertib hukum dengan tingkat keberhasilan berusaha pengusaha kecil kulit di
Kabupaten Bantul
C. Hubungan Diantara Variabel Penelitian
1.  Pengaruh  Permodalan dalam Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha
Jiwa kewirausahaan  merupakan  daya yang  menggerakkan jiwa seseorang untuk menerapkan jiwa tersebut dalam menjalankan usahanya.
Seseorang wirausaha yang memiliki jiwa kewirausahaan mampu menyelesaikan dan mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan
pekerjaannya walaupun dengan waktu dan kerja yang sedikit. Daya tersebut antara lain berupa kreativitas dan inovasi yang nampak pada
21
pemenuhan kebutuhan maupun peluang dalam menjalankan usahanya sehingga akan mengarah pada tercapainya efektivitas mengelola usaha.
Di dalam pencapaian efektivitas mengelola usaha  diduga tidak cukup  dengan dimilikinya jiwa kewirausahaan saja. Karena efektivitas
mengelola usaha hanya akan dapat tercapai jika kondisi lingkungan kerja kondusif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan pendanaan untuk
pembiayaan setiap aspek kegiatan usaha seperti pemasaran, kegiatan manajerial, teknologi dan lain sebagainya. Untuk membiayai kegiatan-
kegiatan tersebut maka diperlukan modal sebagai sumber pendanaan. Modal dapat berasal dari modal sendiri maupun modal asing. Dengan
menambahkan modal asing terhadap modal  sendiri menjadikan  modal bertambah besar,  dapat  diduga  bahwa  dengan dimilikinya modal sendiri
ditambah modal asing dengan jiwa kewirausahaan yang sama, akan menghasilkan efektivitas mengelola usaha yang lebih  tinggi dari pada
hanya menggunakan modal sendiri. Dengan kata lain,  dapat diduga semakin tinggi modal derajat hubungan jiwa kewirausahaan dan efektifitas
mengelola usaha juga semakin tinggi. Sebaliknya jika semakin rendah modal derajat hubungan jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola
usaha juga semakin rendah. 2.  Pengaruh Pendidikan dalam Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan
dengan Efektivitas Mengelola Usaha Daya kreativitas dan inovasi yang ada pada jiwa kewirausahaan
bermanfaat pula antara lain dalam ha l pengambilan keputusan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menyatakan pendapat, pengembangan ide dan manfaat lainnya dalam rangka menciptakan bagian lingkungan kerja yang kodusif  untuk
menciptakan efektivitas mengelola usaha. Daya  dalam jiwa kewirausahaan  yang  berefek pada kemampuan
mencip takan efektivitas mengelola usaha tersebut, akan lebih efektiv jika didukung dengan pendidikan yang tinggi. Karena pendidikan mampu
merangsang perasaan intelektual dan keterampilan seseorang melalui usaha belajar dan pengalaman-pengalamannya yang didapat dari usaha
belajar tersebut. Sikap dan kepribadian yang terbentuk dari setiap jenjang pendidikan berbeda. Jenjang pendidikan tinggi SMA dan Perguruan
Tinggi  akan lebih kreatif dan inovatif dari pada yang berjenjang pendidikan rendah SD dan SMP. Dapat  diduga bahwa semakin tinggi
jenjang pendidikan dengan jiwa kewirausahaan yang sama, akan menghasilkan efektivitas mengelola usaha yang lebih tinggi dari pada yang
berjenjang pendidikan rendah. Dengan kata lain,  dapat  diduga semakin tinggi jenjang pendidikan  derajat hubunga n jiwa kewirausahaan dan
efektivitas mengelola usaha juga semakin tinggi. Sebaliknya, jika semakin rendah jenjang pendidikan derajat hubungan jiwa  kewirausahaan dan
efektivitas mengelola usaha juga semakin rendah. 3.  Pengaruh Kultur Lingkungan Kerja dalam hubungan antara Jiwa
kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha. Ciri  jiwa kewirausahaan diantaranya   adalah dimilikinya sikap
cekatan, berorientasi pada karier, memiliki kemampuan managerial, daya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kepemimpinan yang mendukung dalm menyelenggarakan pekerjaan, memusatkan perhatian pencapaian usaha dan keuntungan serta mampu
mengendalikan diri dengan baik. Dengan dimilikinya ciri  jiwa kewirausahaan  tersebut memaksimalkan keefektifan dalam mengelola
usaha sehingga tercipta  lingkunga n kerja kondusif yang didukung kultur lingkungan kerja. Dimensi  kultur lingkungan kerja adalah  power distance,
uncertainty avoidance, individualism vs collectivism, dan femininity vs masculinity
. Power Distance merupakan jarak kekuasaan antara atasan dan
bawahan.  Power distance yang rendah terdapat   hubungan antara atasan dan bawahan  tanpa memandang status namun tetap dapat saling
mengharga i dengan peran dan tanggung  jawab masing- masing. Atasan dapat berkonsultasi kepada bawahan dan bawahan berani menyampaikan
ide atau kreativitasnya sehingga   secara tidak langsung hubungan tersebut mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada karyawan dan bagi
atasan sendiri  power distance yang rendah mampu meningkatkan efektifitas mengelola usaha begitu pula sebaliknya. Dapat diduga, semakin
rendah  power distance derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha semakin tinggi. Sebaliknya jika semakin
tinggi  power distance derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha semakin rendah.
Di  dalam budaya  collektivsm perlu adanya pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan perusahaan  untuk meningkatkan  skill dalam bekerja
24
juga mengutamakan hak-hak dan kepentingan perusahaan. Perlu pula didukung budaya  individualism yang menekankan  kemandirian, berani
menghadapi tantangan dan kreativitas yang mampu meningkatkan efektivitas mengelola usaha.  Dengan demikian  dapat  diduga, adanya
pengaruh  budaya  collectivsm  dengan budaya  individualism  memperkuat derajat hubungan jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.
Di dalam perusahaan juga diperlukan sikap tegas pimpinan masculinity yang harus diseimbangkan dengan hubungan harmonis
antara karyawan dan atasan femininity sehingga  terciptalah lingkungan kerja yang kondusif ya itu adanya sikap tegas namun tetap memperhatikan
nilai- nilai keharnonisan dalam efektivitas mengelola usaha. Dapat diduga adanya pengaruh budaya  masculinity dengan  femininity  memperkuat
derajat hubunga n jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Di dalam lingkungan kerja yang  uncertainly avoidance rendah
cenderung jarang keluar masuk karyawan yang biasanya disertai aturan yang jelas juga adanya ambisi karyawan di dalam bekerja untuk
meningkatkan efektivitas mengelola usahanya.  Begitu pula sebaliknya. Dapat diduga semakin rendah  uncertainly avoidance  derajat hubunga n
jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha tinggi. Sebaliknya jika semakin tinggi  uncertainly avoidance derajat hubunga n jiwa
kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha semakin rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
D. Kerangka Berfikir