4. Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar. Seseorang
yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun, dan berharap
memperoleh hasil yang baik. Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam
dan luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar
lebih semangat lagi. Petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar.
2. Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar.
3. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.
4. Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.
5. Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.
H. Prestasi Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,
baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri Syah, 2000:89. Peristiwa belajar yang dialami
manusia itu bukan semata-mata masalah respons terhadap rangsangan
yang ada, melainkan yang terpenting karena adanya self-direction, pengaturan dan pengarahan diri yang dikontrol oleh otak.
Lester D. Crow dan Alice Crow Khodijah, 2014:48 menyatakan belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap, termasuk cara
baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam mengatasi kendala atau penyesuaikan situasi yang baru.
Agar mengetahui tingkat keberhasilan siswa, maka dibutuhkan evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang berarti proses penilaian untuk
menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Pada prinsipnya Syah, 2000:150, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit.
Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible tak dapat diraba. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal
ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang
terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai adalah mengetahui garis-garis besar
indikator penunjuk adanya prestasi tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes yang relevan.
I. Studi Eksperimen
Studi berasal dari bahasa Inggris yaitu study yang berarti pelajaran, mata pelajaran atau penyelidikan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengadakan penyelidikan pada pembelajaran menggunakan kartu remi dan pembelajaran tanpa kartu remi untuk materi yang sama.
Eksperimen berasal dari bahasa Inggris yaitu experiment yang berarti percobaan atau mengadakan percobaan. Jadi studi eksperimen atau
dalam bahasa Indonesia biasa disebut eksperimen adalah usaha untuk penyelidikan dengan cara mengadakan percobaan.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat “sesuatu” yang dikenalkan pada
subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti
ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan satu atau lebih kelompok perbandingan yang tidak menerima perlakuan Suharsimi Arikunto, 2003:272.
Penelitian eksperimen, dilakukan apabila memenuhi syarat Suharsimi Arikunto, 2003: 273:
1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar yang diperkirakan mempengaruhi
subjek yang digunakan untuk eksperimen “seyogyanya disingkirkan”, sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara
hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding maka perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.
2. Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan
sebagai perbanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil
akan merupakan efek dari pemberian perlakuan pada kelompok ekperimen.
3. Sebelum dilaksanakan eksperimen kondisi kedua kelompok
diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul- betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.
4. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan
bahwa para anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil
eksperimen tidak terkena Hawthorne effect dan John Henry effect.
Hawthorne effeck adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok eksperimen mengetahui statusnya sehingga hasil
akhir tidak semurni yang diharapkan. Sedangkan John Henry effect adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok
pembanding menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir
tidak semurni yang diharapkan.
J. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dari berbagai banyak faktor tersebut, faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran diantaranya motivasi dan prestasi belajar siswa. Ada beberapa media yang dapat digunakan sebagai
alat untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa, salah satunya ada melalui media permainan kartu remi.
Dengan pemanfaatan media kartu remi dalam proses pembelajaran diharapkan akan berdampak pada peningkatan motivasi belajar dan
prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan adanya media kartu remi
proses pembelajaran tidak membosankan. Dengan demikian diharapkan capaian motivasi belajar dan prestasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dari capaian motivasi belajar dan prestasi belajar kelas kontrol.