IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Untuk dapat menguji hipotesa penelitian, terlebih dahulu perlu INSTRUMEN ATAU ALAT UKUR 1. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

BAB III METODE PENELITIAN

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Untuk dapat menguji hipotesa penelitian, terlebih dahulu perlu

diidentifikasikan variabel-variabel penelitian. Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Pembelian impulsif Variabel Bebas : Dimensi Big Five Personality - Neuroticism - Extraversion - Openness to New Experience - Agreeableness - Conscientiousness

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 1. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kecenderungan pembelian impulsif adalah kecenderungan untuk melakukan pembelian karena adanya perasaan intens yang mendorong individu, yang menyebabkan individu dengan segera melakukan pembelian, mengabaikan konsekuensi negatif, merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pemikiran Rook, 1987. Universitas Sumatera Utara Pembelian impulsif dapat diketahui dengan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan elemen-elemen pembelian impulsif menurut Verplanken Herabadi 2001 yaitu : elemen kognitif dan elemen afektif. Skor total dari skala kecenderungan pembelian impulsif akan menunjukkan kecenderungan pembelian impulsif. Skor yang tinggi mengidentifikasikan individu memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi. Skor yang rendah mengidentifikasikan individu memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah.

2. Big Five Personality

Big Five Personality merupakan suatu pendekatan kepribadian yang mengklasifikasikan kepribadian menjadi lima bagian besar. Big Five Personality diukur dengan menggunakan inventori kepribadian yang disusun berdasarkan pembagian dimensi kepribadian oleh Costa McRae 1985;1992. Big Five Personality merupakan model yang mengelompokkan kepribadian menjadi 5 klasifikasi, yaitu: a. Neuroticism. Individu yang tergolong pada tipe ini sering cemas dan tegang dalam menghadapi situasi yang berbeda atau yang membuat dirinya tertekan. b. Extraversion. Individu yang tergolong pada dimensi ini cenderung suka berkelompok, banyak berbicara, dan mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik. c. Openness to new experience. Terkadang disebut Intellect atau IntellectImagination terbuka terhadap pengalaman atau intelektual. Individu Universitas Sumatera Utara yang tergolong pada dimensi ini biasanya merupakan orang yang pintar, memiliki ide-ide yang kreatif, dan berwawasan luas. d. Agreeableness. Individu yang tergolong pada dimensi ini cenderung menyetujui dan mengiyakan pendapat orang lain dan mudah untuk mempercayai orang lain. e. Conscientiousness. Individu yang tergolong pada dimensi ini cenderung teratur, merencanakan sesuatu yang akan dilakukannya untuk waktu yang akan datang dan berusaha mencapai apa yang direncanakannya tersebut. Skor tinggi pada salah satu dimensi kepribadian menunjukkan bahwa dimensi kepribadian tersebut dominan pada diri individu. Skor rendah pada salah satu dimensi kepribadian menunjukkan bahwa dimensi kepribadian tersebut tidak dominan pada diri individu.

C. POPULASI,SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama. Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran angkatan 2009 Universitas Sumatera Utara. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya Universitas Sumatera Utara meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subyek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel. Selanjutnya hasil penelitian diharapkan dapat digeneralisasikan kepada populasinya. Menurut Hadi 2000 syarat utama agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan maka sebaiknya sampel penelitian harus benar-benar mencerminkan keadaan populasinya atau dengan kata lain harus benar-benar representatif. Adapun kriteria populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran angkatan 2009 Universitas Sumatera Utara. Subjek dipilih berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Myvesta yang mengatakan bahwa konsumen yang berusia 18-24 tahun memiliki perubahan emosi sesaat sebelum dan setelah melakukan belanja. Konsumen dengan rentang usia di atas, merasakan dorongan untuk segera melakukan pembelian, dan merasakan kepuasan setelah mendapatkan barang yang diinginkan. Perilaku pembelian ini disebut juga dengan kecenderungan pembelian impulsif Verplanken Herabadi 2001. Data ini juga diperkuat dengan survey yang dilakukan kepada 53 mahasiswa S1 fakultas Kedokteran angkatan 2009 Universitas Sumatera Utara yang menunjukkan sebanyak 38 mahasiswa memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi, dan sebanyak 15 mahasiswa memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel atau sampling berarti mengambil suatu bagian dari populasi sebagai wakil representasi dari populasi itu. Sedangkan teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai dan dengan memperhatikan sifat-sifat serta penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar mewakili populasi Hadi, 2000. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu dengan mengambil secara acak sejumlah subjek dari populasi yang ingin diteliti Hadi, 2000.

D. INSTRUMEN ATAU ALAT UKUR 1. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Alat ukur yang digunakan dalam kecenderungan pembelian impulsif adalah skala kecenderungan pembelian impulsif yang dirancang dengan menggunakan elemen pembelian impulsif menurut Verplanken Herabadi 2001, yaitu : 1. Kognitif Elemen ini fokus pada konflik yang terjadi pada kognitif individu yang meliputi: kurangnya perencanaan dan ketidaksabaran untuk mendapatkan suatu barang, tidak mempertimbangan harga dan kegunaan suatu produk, tidak melakukan evaluasi terhadap suatu pembelian produk dan tidak melakukan perbandingan produk yang akan dibeli dengan produk yang mungkin lebih berguna. 2.Emosional Elemen ini fokus pada kondisi emosional konsumen yang meliputi : timbulnya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian, timbul perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Blue-print skala pembelian impulsif sebelum Uji Coba Elemen pembelian impulsif Indikator perilaku Komponen sikap Jumlah F UF Kognitif • Kurangnya perencanaan dan kesabaran untuk mendapatkan suatu produk • Tidak mempertimbangkan harga dari suatu produk • Tidak melakukan memerlukan evaluasi terhadap kegunaan produk yang dibeli • Langsung membeli produk yang disukai • Tidak melakukan penawaran terhadap barang yang disukai • Tidak melakukan perbandingan dengan barang lain yang hampir sama 1,2,9,14,15,20,2 1,25,29,31,35,40 ,41,49,54 4,5,10,11,18 ,24,30,34,36 ,42,47,48,50 ,57,59 30 Emosional • Merasa senang dan puas setelah melakukan pembelian • Pembelian dilakukan karena timbul perasaan yang mendorong untuk segera membeli produk • Membeli barang yang disukai untuk menghindari emosi negatif sedih, marah, stress • Menyesal setelah melakukan pembelian • Suka melihat barang- barang dengan 3,8,13,16,19,26, 28,32,37,39,44,4 5,52,53 6,7,12,17,22 ,23,27,33,38 ,43,46,51,55 ,56,58 29 Universitas Sumatera Utara tampilan menarik • Mudah dipengaruhi oleh tampilan produk yang dilihat • Pembelian barang didominasi perasaan Total 29 30 59 Setiap elemen di atas akan diuraikan ke dalam butir pernyataan yang mengungkap tingkat kecenderungan pembelian impulsif. Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan unfavorable. Setiap aitem pada skala terdiri dari pernyataan dengan empat alternatif jawaban, yaitu : Selalu S, Kadang-KadangK, JarangJ, dan Tidak pernahTP. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu : Selalu = 4, Kadang-Kadang = 3, Jarang = 2, Tidak pernah = 1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu : Selalu = 1, Kadang-Kadang = 2, Jarang = 3, Tidak pernah = 4. 2. Skala Big Five Personality Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala yang dibuat berdasarkan model skala Likert. Kelebihan skala Likert yaitu lebih reliabel secara statistik dan waktu yang lebih singkat dalam pembuatan skala Hogg, 2002. Skala kepribadian terbagi menjadi 5 lima bagian besar subskala yang disusun berdasarkan pembagian dimensi Big Five Personality oleh Costa McRae 1985;1992. Item-item disajikan dalam bentuk pernyataan yang mendukung favorable dan tidak mendukung unfavorable. Setiap item pada skala terdiri dari pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju Universitas Sumatera Utara dan Sangat Tidak Setuju. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1–4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: Sangat setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: Sangat setuju = 1, Setuju= 2, Tidak Setuju = 3, Sangat Tidak Setuju = 4. Uji coba skala kepribadian diberikan kepada sampel yang terdiri dari 50lima puluh item dengan perincian seperti yang tampak pada Tabel berikut: Tabel 4. Blue-print skala dimensi big five personality Sebelum Uji Coba No. Tipe kepribadian Favorable Unfavorable Jumlah 1 Neuroticism 1,12,21,30,41 4,14,17,36,48 10 2 Extraversion 2,11,22,31,42 5,18,19,37,49 10 3 Openness 3,13,28,32,43 10,20,29,38,50 10 4 Agreeableness 6,15,23,34,44 8,24,25,39,46 10 5 Conscientiousness 7,16,33,35,45 9,26,27,40,47 10 Jumlah Total Item 25 25 50

E. UJI COBA ALAT UKUR 1. Validitas Alat Ukur