Maka diperoleh bahwa : BKA =
18,82 BKB =
10,3
Dengan batas-batas kontrol di atas, tampak bahwa semua nilai hasil pengukuran pendahuluan di atas yang berkisar antara 9,48 hingga 18,8 berada di antara batas-batas
kontrol yang telah diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut berasal dari satu sistem kerja yang sama sehingga semua nilai tersebut dapat dipakai untuk
menghitung jumlah pengamatan minimum. b. Jumlah pengamatan minimum
Data-data yang telah memenuhi syarat di atas dimasukkan ke dalam perhitungan dengan rumus :
′ = 40
. ∑ − ∑
∑
Diperoleh hasil N’ = 57,22 ≈ 58.
Dengan demikian dapat disimpulkan jumlah pengamatan yang tidak membebankan waktu, tenaga dan biaya yang besar tetapi hasilnya tetap dapat dipercaya untuk
penelitian ini adalah sebesar 58 kali pengamatan.
2. Hasil pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan aktivitas yang dilakukan sama dengan aktivitas yang dilakukan pada tahap pengukuran pendahuluan, yang berbeda hanya jumlah pengukuran
yang dilakukan. Pada tahap pelaksanaan pengukuran dilakukan sebanyak jumlah
Universitas Sumatera Utara
pengamatan minimum atau lebih. Adapun hasil pengamatan pada pengukuran pendahuluan tetap dapat dimasukkan ke dalam perhitungan. Pada tahap ini data-data
yang dihasilkan akan dimasukkan ke dalam rumus perhitungan untuk mencari waktu siklus, waktu normal, waktu baku serta beban kerja. Perhitungan-perhitungan tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut : a.
Waktu siklus Melalui rumus :
= ∑
Dengan : ∑
= jumlah waktu penyelesaian dari elemen ke-i N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan
Diperoleh hasil Ws = 37,83 menit. Ini berarti dalam menyelesaikan satu buah kerusakan, pegawai yang diamati
membutuhkan rata-rata waktu sebesar 37,83 menit atau sekitar 37 menit 49 detik. b.
Waktu Normal Melalui rumus :
=
Diperoleh hasil Wn = 40,09. Maka dapat diartikan apabila pekerjaan dilakukan secara wajar dalam sistem
kerja terbaik, pengerjaan penyelesaian satu buah kerusakan membutuhkan waktu selama 40,09 menit atau sekitar 40 menit 5 detik.
Universitas Sumatera Utara
Hasil ini diperoleh dengan nilai faktor penyesuaian sebesar 1,04. Angka ini merupakan hasil penjumlahan aspek untuk faktor penyesuaian yang terdiri atas empat
aspek sebagai berikut :
Tabel 4.4. Faktor Penyesuaian
Aspek Kelas
Nilai
Keterampilan Good
C1 0,06
Usaha Good
C1 0,05
Kondisi Fair
E -0,03
Konsistensi Poor
F -0,04
Jumlah 1,04
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa faktor penyesuaian bernilai 1, ini berarti pengamat menilai pekerja yang diamatinya bekerja dalam tempo yang lebih cepat
daripada tempo kerja yang sewajarnya. c.
Waktu Baku Melalui rumus :
= 1 +
Didapatkan Wb = 71,79. Maka dapat diartikan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang
bekerja secara wajar untuk menyelesaikan satu buah kerusakan dalam suatu sistem kerja terbaik adalah sebesar 71,79 menit atau sekitar 71 menit 47 detik. Dalam jangka waktu
tersebut, selain mencakup waktu untuk menyelesaikan satu buah kerusakan juga tercakup waktu kelonggaran yang diperlukan untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi,
waktu untuk menghilangkan rasa lelah dan waktu-waktu untuk kebutuhan lain yang tak
Universitas Sumatera Utara
dapat dihindarkan. Oleh karena itu dapat disimpulkan dalam 71 menit 47 detik seorang pegawai telah menyelesaikan satu buah kerusakan, telah melaksanakan kebutuhan-
kebutuhan pribadi yang tak terhindarkan serta telah pulih dari rasa lelah yang dirasakannya akibat pekerjaan tersebut.
d. Beban Kerja
Melalui rumus :
= × 100
Di mana : Wb
= 71,79 Twk
= 9,5 jam = 570 menit Rerata laporan kerusakan yang diterima per hari per grup = 607 = 8,57 ≈ 8.
Maka diperoleh :
= 71,79 8
570 × 100
= 574,32
570 × 100
= ,
Angka-angka yang digunakan dalam perhitungan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Total waktu kerja per hari yang disediakan perusahaan adalah sebesar 9,5 jam 570 menit yakni dimulai pada pukul 08.00-17.30. Rerata laporan kerusakan jaringan
telepon per hari yang diterima adalah 60 laporan. Dengan tujuh kelompok kerja, maka dapat dikatakan bahwa rerata laporan kerusakan yang dikerjakan oleh setiap kelompok
rata – rata sebesar delapan setiap harinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa beban kerja yang dimiliki oleh
pegawai saat ini tergolong optimum. Beban kerja yang optimum berarti tuntutan yang ditimbulkan oleh suatu pekerjaan jumlahnya sama besar dengan kapasitas yang ada
pada pegawai. Pada kondisi yang demikian seorang pegawai memiliki kemungkinan menampilkan kinerja terbaiknya.
Dari sudut pandang waktu, dapat disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada tidak melebihi waktu yang disediakan oleh
organisasi.
C. Pembahasan