Hubungan curah hujan dengan limpasan
30
penyelesaian persoalan yang komprehensif dan berorientasi tujuan. Pendekatan sistem dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem.
Hartrisari 2007 menjelaskan pendekatan sistem merupakan pendekatan yang tidak secara langsung mereduksi faktor yang berpengaruh tetapi lebih bersifat
menyeluruh. Pendekatan yang bersifat holistik lebih memfokuskan keterkaitan antara faktor. Pendekatan sistem menggunakan model untuk mempelajari perilaku sistem yang
dikaji, yang digunakan sebagai dasar perbaikan sistem. Sementara model adalah penyederhanaan system artinya karena sistem sangat komplek, maka model dibuat
untuk memudahkan memahami gambaran sistem. Tujuan penyusunan model yaitu: 1 Memahami proses yang terjadi dalam suatu system, 2 Membuat prediksi dan 3
Menunjang pengambilan keputusan. Agar dapat bekerja secara sempurna, suatu pendekatan sistem mempunyai delapan unsur yaitu: 1 Metodologi untuk perencanaan
dan pengelolaan, 2 Tim yang multidisipliner, 3 Pengorganisasian, 4 Disiplin untuk bidang yang kuantitatif, 5 Teknik model matematik, 6 Teknik simulasi, 7 Teknik
optimasi dan 8 Aplikasi komputer Eriyatno 2003.
Keunggulan pendekatan sistem yaitu: 1 Makin lama makin dirasakan interdependensinya dari berbagai bagian dalam mencapai tujuan sistem, 2 Sangat
penting untuk menonjolkan tujuan yang hendak dicapai, dan tidak terikat pada prosedur koordinasi atau pengawasan dan pengendalian itu sendiri, 3 Dalam banyak hal
pendekatan manajemen tradisional seringkali mengarahkan pandangan pada cara-cara koordinasi dan kontrol yang tepat, seolah-olah inilah yang menjadi tujuan manajemen,
padahal tindakan-tindakan koordinasi dan kontrol ini hanyalah suatu cara untuk mencapai tujuan, dan harus disesuaikan dengan lingkungan yang dihadapi dan 4
Konsep sistem berguna sebagai cara berfikir dalam suatu kerangka analisis yang dapat memberi pengertian yang lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu sistem dalam
mencapai tujuannya Marimin 2005.
Menurut Marimin 2005 sifat dasar dari suatu sistem terdiri atas: 1 Pencapaian tujuan, dimana prinsip ini memberikan sifat bahwa sistem merupakan sesuatu yang
dinamis dalam mencapai tujuan, 2 Kesatuan usaha dimana prinsip ini menjelaskan bahwa hasil keselurahan dari sistem melebihi bagian-bagiannya atau disebut konsep
sinergi, 3 Keterbukaan terhadap lingkungan dimana prinsip ini menjelaskan bahwa lingkungan merupakan sumber potensi dan hambatan sehingga pencapaian tujuan suatu
sistem relatif tidak mutlak dan sebaliknya, dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan tantangan lingkungannya, dan 4 Transformasi, yaitu prinsip yang menjelaskan
tentang proses perubahan input menjadi output.
Tahapan-tahapan pendekatan sistem yaitu: 1 Analisis kebutuhan, bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing stakeholder,
2 Formulasi permasalahan yaitu mengkombinasikan dan mensinergiskan semua permasalahan yang merupakan kebutuhan stakeholders dalam system, 3 Identifkasi
sistem, yaitu memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem mencakup faktor-faktor yang terkait di dalamnya, dan identifikasi sistem dapat dilakukan dengan diagram
input-output atau diagram lingkar sebab akibat, 4 Simulasi pemodelan, yaitu tahap interaksi antara analisis sistem dengan pembuatan keputusan yang menggunakan model
dengan mempertimbangkan berbagai variabel yang dimasukkan dan 5 Validasi dan verifikasi Hartrisari 2007.
3 METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada pada areal perkebunan kelapa sawit di sub DAS Lalindu Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara, yang merupakan salah satu kabupaten
di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan ibukota Wanggudu. Berdasarkan RTRW Kabupaten, pembangunan wilayah dilakukan dengan pendekatan kawasan prioritas
yang menetapkan kecamatan tersebut sebagai wilayah pengembangan perkebunan.
Secara geografis luas kawasan perkebunan adalah 18.500 Ha bruto dan terletak diantara 122
o
10‟ 36” sampai 122 18‟ 06” BT dan 03
o
09‟ 12” sampai 03 23‟ 20” LS. Kawasan
perkebunan di sebelah utara berbatasan dengan hutan negara. Kawasan perkebunan merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Konawe Utara Provinsi
Sulawesi Tenggara dan berjarak ± 200 km ke ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara fisik kawasan perkebunan kelapa sawit terletak dalam sistem DAS Lalindu.
Sungai Lalindu bermuara ke Sungai Lasolo di Desa Wadambali dan merupakan salah satu sungai yang melintas di kawasan perkebunan dan difungsikan sebagai sarana
transportasi yang vital untuk mobilisasi alat berat dan mobilisasi perlengkapan lainnya. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 7.
Disain Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan beberapa macam metode analisis. Untuk menjawab tujuan pertama, digunakan analisis deskriptif, analisis regresi dan korelasi
dan analisis spasial. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan fenomena- fenomena yang bersifat kualitatif. Analisis hidrologi digunakan untuk menjawab tujuan
kedua yaitu dengan menggunakan model tangki. Sedangkan untuk menjawab tujuan ketiga, digunakan analisis sistem dinamik menggunakan software Stella dan analisis
deskriptif membahas kelembagaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Skema desain penelitian disajikan pada Gambar 8.
Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari hasil survei dan hasil penjajagan dengan
kuisioner kepada responden terpilih dan dari kalangan pakar. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digolongkan atas tujuan penggunaannya yaitu
pemodelan kuantitatif dan kualitatif. Pemodelan kuantitatif yaitu sub model karakteristik tutupan lahan pada areal perkebunan kelapa sawit. Pemodelan kualitatif
terdiri dari dua pendekatan yaitu : metode diskusi pakar dan metode diskusi stakeholder dengan focus group discussion Reed 2009. Pendekatan diskusi pakar digunakan untuk
menentukan faktor-faktor dominan yang diprioritaskan untuk pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
Gambar 7 Peta lokasi penelitian
PETA LOKASI PENGAMATAN DI AREAL PERKEBUNAN KEC. WIWIRANO
KAB. KONAWE UTARA PROV. SULAWESI TENGGARA
Pengumpulan Data Primer Sekunder
Kondisi Eksisting Lahan Perkebunan Kelapa Sawit
Analisis Limpasan
Model Dinamik Stella
GISSIG Survei Tutupan
Lahan
Model Tangki 1. Curah Hujan
2. Evapotranspirasi 3. Debit
4. Konservasi
Model Konservasi Sumberdaya Air pada Perkebunan Kelapa Sawit yang Berkelanjutan
Analisis Keberlanjutan Kondisi Eksisting
Perkebunan Kelapa Sawit Ekologi
Ekonomi Sosial
1. Data Iklim 2. DataTutupan Lahan
dan Tanah 3. Data Debit
Gambar 8 Skema desain penelitian
34
Pengumpulan data primer meliputi: data biofisik iklim, hidrologi, tutupan lahan dan keanekaragaman hayati, data sosial budaya dan ekonomi masyarakat di wilayah
perkebunan kelapa sawit, demografi, dan pengelolaan kelapa sawit pada dua lokasi afdeling salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terletak di dalam lokasi
penelitian. Penutupan lahan sekarang di perkebunan kelapa sawit dan sifat-sifat tanah bahan induk diamati di lapangan dan di plot ke dalam peta kerja saat survei lapangan
berlangsung.
Data primer dikumpulkan dengan metode survei dengan teknik wawancara mendalam, pengamatan lapangan dan pengukuran. Wawancara mendalam indepth
interview dengan responden menggunakan kuisioner terstruktur atau semi terstruktur. Sedangkan pendapat para pakar dilakukan melalui wawancara
atau Focus Group Discussion FGD.
Pemilihan responden disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jumlah responden yang akan diambil yaitu responden yang dianggap dapat mewakili
dan memahami permasalahan yang diteliti. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode Expert Survey yang dibagi atas dua cara;
1. Responden dari masyarakat selain pakar di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan Purposive Random Sampling Walpole 1995.
2. Responden yang dipilih memiliki kepakaran sesuai dengan bidang kajian. Beberapa pertimbangan dalam penentuan pakar yang akan dijadikan responden,
menggunakaan kriteria sebagai berikut: a mempunyai pengalaman yang kompoten sesuai dengan bidang yang dikaji; b memiliki reputasi,
kedudukanjabatan dalam kompetensinya dengan bidang yang dikaji; c memiliki kredibilitas yang tinggi, bersedia dan atau berada pada lokasi yang
dikaji.
Stakeholders yang menjadi responden meliputi masyarakat atau pekebun yang memiliki perkebunan kelapa sawit dengan luasan minimal 2 ha yang berjumlah 50
orang. Jumlah responden tersebut dipilih secara acak sederhana, yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional proportional cluster random sampling. Responden dari
kalangan pakar atau ahli yang dipilih secara sengaja purposive sampling dari berbagai latar belakang keahlian dan asal instansi yang disesuaikan dengan keterwakilan
stakeholders. Jumlah pakar sebanyak 20 orang yang berasal dari Dinas Perkebunan ProvinsiKabupaten Konawe Utara, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Bank
Bahteramas, PT. Perkebunan Nusantara XIV PTPN XIV, PT. Damai Jaya Lestari, Perguruan Tinggi Universitas Haluoleo dan Universitas Sulawesi Tenggara, Lembaga
Adat dan LSM.
Jenis dan sumber data penelitian
disajikan pada Tabel 7. Data sekunder meliputi demografi, sosial budaya, ekonomi, pengelolaan
perkebunan kelapa sawit, dan laporan serta dokumen lainnya yang relevan. Data iklim diperoleh dari stasiun BMKG Kabupaten Konawe dan peta perubahan tutupan lahan
Kabupaten Konawe Utara dari Dinas Kehutanan Kabupaten Konawe Utara. Sedangkan data hidrologi sungai, yaitu data menyangkut pengukuran debit sungai dari DAS
Lalindu.
Data-data sekunder ini juga bersumber dari RSPOISPO, HCV, perusahaan perkebunan, instansi terkait di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe Utara
seperti Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Kimpraswil, BP DAS, Badan Pertanahan Nasional BPN, Badan Pusat Statistik BPS,
LSM, Kelompok Tani, dan instansi lain yang berhubungan dengan kelapa sawit, Kecamatan dan Desa dalam wilayah Kecamatan Wiwirano. Selain itu data sekunder
juga diperoleh dari Perguruan Tinggi seperti UNHALU, IPB, BPPT, Bakosurtanal dan Badan Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya LahanPuslitanak Bogor. Matriks
tujuan, variabel data, teknik pengumpulan data, metode analisis dan output yang diharapkan dalam penelitian disajikan pada Tabel 8.
Tabel 7 Jenis dan sumber data penelitian Jenis Data
Sumber Data Biofisik tanah, iklim, hidrologi, tutupan
lahan dan keanekaragaman hayati Primer pengukuran langsung dan
sekunder dari instansi terkait Ekonomi: pendapatan dan produksi
Primer wawancara dan sekunder BPS,
dinasinstansi terkait
dan publikasi yaitu laporanjurnal
Sosial budaya: jumlah penduduk, kondisi sosial budaya, ketersediaan tenaga kerja,
tingkat pendidikan, umur tenaga kerja Primer wawancara dan sekunder
BPS, dinasinstansi
terkait dan
publikasi yaitu laporanjurnal Aspek
kelembagaan: kelompok
tani, penyuluhan, kelembagaan keuangan
Primer dari responden dan sekunder dari BPS, dinasinstansi terkait
Tabel 8 Matriks tujuan, variabel data, teknik pengumpulan data, metode analisis dan output yang diharapkan dalam penelitian
No. Tujuan
Variabel Data Sumber
Data Teknik
Pengumpulan Data Metode
Analisis Output yang
diharapkan 1
Mengkaji kondisi
eksisting perubahan
tutupan lahan yang terjadi dan kondisi fisik,
ekonomi, sosial
dan lingkungan
flora dan
fauna pada
areal perkebunan kelapa sawit
di sub DAS Lalindu, Kabupaten
Konawe Utara.
- Letak dan luas perkebunan kelapa sawit.
- Peta topografi, kemiringan lereng , dan peta geologi.
- Data sifat-sifat tanah tekstur, struktur, porositas, kedalaman tanah dan
permeabilitas profil tanah - Data iklim, yang meliputi data curah
hujan, kelembaban, temperatur udara dan jumlah bulan basahkering time
series minimal 5 tahun terakhir. - Keanekaragaman hayati flora dan
fauna Primer
dan Sekunder
Observasi langsung dan
studi pustaka Deskriptif,
tabulasi dan interpretasi peta
dengan perangkat lunak GISSIG
- Kondisi aktual exsisting - Masalah dan peluang
pengembangan perkebunan kelapa sawit
- Data hidrologi evapotranspirasi dan debit
sungai. - Perubahan tutupan lahan
- Data flora dan fauna
2 Mengkaji
konservasi sumberdaya air dalam
pengembangan perkebunan kelapa sawit
di sub DAS Lalindu, Kabupaten
Konawe Utara..
Curah Hujan Evapotranspirasi
Debit Luas cover crop
Primer dan
sekunder Observasi,
pengukuran langsung dan studi
pustaka Analisis hidrologi
dengan model tangki - Karakteristik hidrologi akibat
perubahan tutupan lahan - Nilai debit sub das dari
akumulasi proses-proses limpasan yang terjadi
- Konservasi sumberdaya air pada perkebunan kelapa sawit
3 Menyusun model
konservasi sumberdaya air pada perkebunan
kelapa sawit yang berkelanjutan di sub
DAS Lalindu, Kabupaten Konawe
Utara. Seluruh data yang digunakan pada
analisis parsial setiap komponen konservasi sumberdaya air pada
perkebunan kelapa sawit Primer dan
sekunder serta
responden Wawancara
mendalam, kuesioner dan FGD
Analisis sistem dinamis dan kajian
kelembagaan Model konservasi sumberdaya
air pada perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan
Tahapan Analisis Data
Tahapan analisis data pada penelitian ini disajikan pada Gambar 9.
Adapun lokasi penelitian untuk pengamatan run offpengukuran debit dilakukan pada plot contoh, sub-sub DAS dan sub DAS Lalindu pada areal perkebunan kelapa
sawit di Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara disajikan pada Gambar 10. Pengamatan run offpengukuran debit pada plot contoh mewakili lahan hutan, lahan
alang-alang, lahan kelapa sawit dengan kelerengan 15 dan 15 dengan penanaman leguminosae atau mulsa dan tanpa penanaman leguminosae atau mulsa.
Gambar 9 Tahapan analisis data
Evaluasi Tutupan Lahan
Analisis Hidrologi Data penunjang :
1. Studi Pustaka
2. Data Sekunder
Data penunjang : 1.
Kondisi biofisik lahan 2.
Curah hujan 3.
Evapotranspirasi 4.
Debit sungai 5.
Konservasi Mulai
Tank Model Mikro DAS
Data penunjang : 1.
Peta Topografi 2.
Peta kemiringan lereng 3.
Peta geologi 4.
Peta Tata Guna Lahan Pen
ulisan Proposal
Model Dinamis
K onservasi
Sumberdaya Air pada Perkebunan
Kelapa Sawit
Rekomendasi Kebijakan
Selesai Sub DAS
38
Gambar 11b Pengukuran run off pada plot contoh
4 m
4 m B
B A
A
Tangki Pengukuran
Q
Plot Contoh
Q
Plot Contoh
Q
Mikro DAS Antara
Q
Mikro DAS Antara
Q
Mikro DAS Antara
Q
Sub DAS
Q
Sub DAS
Q
Plot Contoh
Q
Plot Contoh
Q
Mikro DAS Antara
Hutan
Sawit 15
Sawit 15
Alang- alang
Wilayah Kebun Lain
Wilayah Kebun Lain
Wilayah Kebun Lain
Wilayah Kebun Lain
Wilayah Kebun Lain
Papan
Q Sub-sub DAS antara Q Sub-sub DAS antara
Q Sub-sub DAS antara
Q Sub-sub DAS antara
Gambar 10a Pengamatan run offpengukuran debit
Q Sub DAS
Analisis Data
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui dinamika konservasi sumberdaya air pada perkebunan kelapa sawit yang ada saat ini. Hasil
analisis ini dijadikan acuan untuk melakukan simulasi pada perumusan altematif model konservasi sumberdaya air untuk masa mendatang. Selanjutnya, hasil analisis juga
dijadikan pertimbangan dalam mengimplementasikan model konservasi sumberdaya air pada perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian. Untuk memperoleh alternatif model konservasi sumberdaya air pada perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan,
data yang terukur dan kuantitatif dianalisis dengan pendekatan sistem dinamis. Secara rinci, teknik analisis data diuraikan sebagai berikut: