wisatawan  yang  berbeda.  Dengan  begitu  dapat  diukur  seberapa besar  potensi  dari  setiap  tempat  sesuai  dengan  karegori
wisatawan yang dikehendaki.
2.6 Objek Wisata Guci
2.5.1 Profil Objek Wisata Guci
Guci merupakan salah satu wisata andalan Kabupaten Tegal. Guci terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara, dengan ketinggian
sekitar 1.500 mdpl mempunyai udara yang sejuk dengan suhu rata-rata sekitar 20
o
C di siang hari dan 17 – 18
o
C di malam hari. Objek Wisata Guci  memiliki  luas  115  Ha  untuk  areal  wisata  dan  229,77  Ha  untuk
areal kehutanan disparbud, 2015.
2.5.2 Sejarah Objek Wisata Guci
Cerita  tentang  GUCI  berawal  dari  sebuah  pedukuhan  yang bernama  Kaputihan.  Kaputihan  berarti  belum  tercemar  atau  masih
suci,  ini  berarti  daerah  Kaputihan  merupakan  daerah  yang  belum tercemar  oleh  agama  dan  peradaban  lain.  Istilah  ini  pertama  kali
diperkenalkan  oleh  Beliau  yang  dikenal  dengan  Kyai  Ageng  Klitik kyai  Klitik,  nama  sebenarnya  adalah  Raden  Mas  Arya  Hadiningrat
dari Demak. Setelah beliau menetap dan tinggal cukup lama di lereng gunung  Slamet  khusunya  di  desa  Kaputihan  maka  mulai  banyak
warga yang berdatangan dari tempat lain sehingga kampung kaputihan menjadi  ramai.  Suatu  ketika  datanglah  Syeh  Elang  Sutajaya  utusan
Sunan  Gunungjati  Syeh  Syarief  Hidayatulloh  dari  pesantren Gunungjati  Cirebon  untuk  syiar  islam.  Dan  kebetulan  di  kampung
Kaputihan  sedang  terjadi  pagebluk  bencana  alam,  penyakit merajalela,  tanaman  diserang  hama,  dan  lain-lain,  sehingga  Beliau
Syeh Elang Sutajaya memohon petunjuk kepada Allah dengan semedi kemuadian  Allah  SWT  memberi  petunjuk,  supaya  masyarakat
kampung  Kaputiahn  meningkatkan  iman  dan  taqwanya  kepada  Allah SWT  dengan  menggerlar  tasyakuran,  memperbanyak  sedekah  dan
yang terkena wabah penyakit khususnya gatal-gatal agar meminum air dari kendi Guci yang sudah didoakan oleh Sunan Gunungjati.
Dalam  kesempatan  itu  pula  Sunan  Gunungjati  berkenan mendoakan  sumber  air  panans  di  kampung  Kaputihan  agar  bisa
dipergunakan  untuk  menyembuhkan  segala  penyakit.Semenjak  itu karena  kendi  Guci  berisi  air  yang  sudah  didoakan  oleh  Sunan
Gunungjati  ditinggal  di  kampung  Kaputihan  dan  selalu  dijadikan sarana  pengobatan.Maka  sejak  saat  itu  masyarakat  sekitar  menyebut-
nyebut  Guci.  Sehingga  Kyai  Klitik  selaku  kepala  dukuh  Kaputihan merubah nama dukuh tersebut menjadi Desa Guci, dan Beliau sebagai
lurah pertamanya. Guci  peninggalan  Elang  Sutajaya  itu  berada  di  Musium
Nasional  setelah  pada  pemerintahan  Adipati  Brebes  Raden Cakraningrat membawanya ke Musium disparbud, 2015.
2.5.3 Akses