Pembahasan Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik dan Self-

91

4.5 Pembahasan

Pembahasan yang akan dipaparkan oleh peneliti terdiri dari dua bagian yaitu pembahasan mengenai hasil analisis deskriptif dan hasil analisis inferensial. Berikut ini pembahasan yang akan dipaparkan oleh peneliti:

4.5.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik dan Self-

Regulated Learning pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang 4.5.1.1 Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang Prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan pada tugas akademik yang dilakukan secara sadar dengan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan dan tidak penting, tidak bertujuan, tidak memperhatikan waktu sehingga menimbulkan akibat negatif atau kerugian pada pelakunya. Prokrastinasi akademik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala prokrastinasi akademik, semakin tinggi skor total yang diperoleh maka menunjukkan semakin tinggi prokrastinasi akademik subjek. Demikian sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh oleh subjek menunjukkan semakin rendah prokrastinasi akademik subjek. Secara umum prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi berada pada kategori sedang dengan presentase 72. Hasil ini berarti bahwa subjek masih melakukan penundaan pada tugas akademik dengan beralih melakukan aktivitas lain yang menyenangkan dan tidak penting, tidak bertujuan, dan tidak 92 memperhatikan waktu sehingga pelaku mendapatkan akibat negatif atau merasa rugi atas perbuatannya itu. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang berjudul “Prokrastinasi Akademik dan Niat Membeli Skripsi”. Hasil penelitian menunjukkan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi salah satu universitas di Surabaya paling banyak dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 45,3 Tondok, Ristyadi dan Kartika 2008: 82. Diperkuat pula dengan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Stres dengan Perilaku Prokratinasi Akademik pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang Mengerjakan Skripsi pada Semester Genap 20112012”. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat prokrastinasi pada mahasiswa paling banyak berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 54,5 Melisa dan Astrini dalam http:thesis.binus.ac.id. Dua hasil penelitian lain di atas dapat memperkuat hasil penelitian ini yang memaparkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum sepenuhnya dapat menghindari prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung jawabnya . Prokrastinasi akademik memiliki empat indikator yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. 93 Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh gambaran bahwa indikator penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan juga berada pada kategori sedang. Tiap indikator mempunyai pengaruh terhadap tinggi rendahnya prokrastinasi akademik. Berdasarkan perbandingan mean empiris tiap indikator prokrastinasi akademik, indikator penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi memiliki mean empiris terbesar. Hal ini berarti mahasiswa yang melakukan penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi akan membuat tingkat prokrastinasi akademik menjadi tinggi dan mahasiswa yang segera memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi akan membuat tingkat prokrastinasi akademiknya menjadi rendah. 4.5.1.2 Analisis Deskriptif Self-Regulated Learning pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang Self-regulated learning adalah usaha aktif dan mandiri peserta didik dengan memantau, mengatur dan mengontol kognisi, motivasi, dan perilaku, yang diorientasikan atau diarahkan pada tujuan belajar. Self-regulated learning dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala self-regulated learning, semakin tinggi skor total yang diperoleh maka menunjukkan semakin tinggi self-regulated 94 learning subjek. Demikian sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh oleh subjek menunjukkan semakin rendah self-regulated learning subjek. Secara umum self-regulated learning mahasiswa Jurusan Psikologi berada pada kategori sedang dengan presentase 88. Hasil ini berarti bahwa subjek cukup baik dalam menunjukkan usahanya secara aktif dan mandiri untuk memantau, mengatur dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku agar tujuan belajarnya dapat tercapai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang berjudul “Self Regulation Learning pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa self-regulated learning mahasiswa ada dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 86,7. Hal ini menggambarkan bahwa mahasiswa cukup memiliki keterampilan tentang bagaimana belajar how to learn yang mencakup pemahaman tentang kemampuan berpikir, proses berpikir, dan motivasi untuk mencapai tujuan belajar Deasyanti dan Armeini 2007: 19. Gambaran lebih spesifik tentang self-regulated learning ditinjau dari indikator-indikatornya antara lain goal setting and planning, organizing and transforming, environment structuring, keeping record and monitoring, rehearsing and memorizing, self-consequating, seeking social assistance, self- evaluating, dan metacognitive self-regulation. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator goal setting and planning berada pada kategori sedang dengan presentase 90. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam belajar dan membuat 95 perencanaan baik dalam hal prioritas tugas, alokasi waktu dan aktivitas yang mendukung belajar. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator organizing and transforming berada pada kategori sedang dengan presentase 82. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam mengorganisasi materi perkuliahan dan dapat mentransformasikan atau mengubahnya kedalam bentuk yang sederhana sehingga memudahkan dalam belajar. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator environment structuring berada pada kategori sedang dengan presentase 52. Hal ini berarti subjek sudah cukup baik dalam mengatur lingkungan secara fisik agar mendukung kegiatan belajarnya. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator keeping record and monitoring berada pada kategori sedang dengan presentase 66. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam melakukan perekaman proses dan hasil perkuliahan dan memantau kegiatan belajarnya secara mandiri agar tetap pada koridor. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator rehearsing and memorizing berada pada kategori sedang dengan presentase 70. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam upayanya mengulang dan mengingat kembali materi perkuliahan yang telah dipelajari sebelumnya agar dapat mencapai tujuan belajarnya. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator self-consequating berada pada kategori sedang dengan presentase 86. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam memberikan reward dan punishment terhadap diri sendirinya sebagai 96 bentuk imbalan untuk kesuksesan dan hukuman atas kegagalan yang didapat selama proses belajar guna mendukung pencapaian tujuan belajarnya. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator seeking social assistance berada pada kategori sedang dengan presentase 84. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam upaya mencari bantuan yang sesuai dari lingkungan sosial dosen dan teman sebaya guna membantu dirinya dalam mencapai tujuan belajar. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator self-evaluating berada pada kategori sedang dengan presentase 52. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam melakukan evaluasi secara mandiri terhadap kualitas tugas dan proses yang belajar yang dia jalani sehingga tujuan belajar bisa tercapai. Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator metacognitive self- regulation berada pada kategori sedang dengan presentase 72. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam melakukan perubahan atau penyesuaian strategi belajar agar mendukung kesuksesan akademiknya. Tiap indikator mempunyai pengaruh terhadap tinggi rendahnya self- regulated learning. Berdasarkan perbandingan mean empiris tiap indikator self- regulated learning, indikator rehearshing and memorizing memiliki mean empiris terbesar. Hal ini berarti mahasiswa yang menggunakan strategi rehearshing and memorizing mengulang dan mengingat materi perkuliahan dalam belajarnya akan membuat tingkat self-regulated learning menjadi tinggi dan mahasiswa yang tidak menggunakan strategi rehearshing and memorizing mengulang dan mengingat materi perkuliahan akan membuat tingkat self-regulated learning menjadi rendah. 97

4.5.2 Pembahasan Analisis Inferensial Prokrastinasi Akademik dengan Self-

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Self Regulated Learning Pada Mahasiswa Penghuni Asrama Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

5 106 108

Hubungan antara Self-efficacy dengan Self-regulated Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

10 89 124

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA Hubungan Antara Self-Regulated Learning Dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA Hubungan Antara Self-Regulated Learning Dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 17

Hubungan antara Self Efficacy dan Self Regulated Learning dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakulats Psikologi Universitas Surabaya - Ubaya Repository

0 0 1

Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Self Regulated Learning Pada Mahasiswa Penghuni Asrama Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 4 12

HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI

0 0 125