58
sebagai dasar untuk pembahasan dalam penelitian ini. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi pemaknaan temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian.
Pembahasan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
4.2.1 Pemaknaan temuan penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran PKn materi globalisasi. Hal ini terbukti pada pelaksanaan siklus 1 nilai rata-rata mencapai 72,16 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 70,27.
Kemudian pada siklus 2 meningkat rata-rata kelas menjadi 78,11 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 86,49. Hasil belajar siswa dapat meningkat
dikarenakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan pengalaman kepada siswa selama proses pembelajaran melalui kerja sama yang baik
dalam kelompok. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT selama pelaksanaan siklus I dan siklus 2, ternyata membuat siswa menjadi terbiasa dengan
suasana kerja kelompok. Sehingga kerja sama siswa dalam satu kelompok pada setiap pertemuan menjadi semakin baik dan kompak dalam memecahkan tugas
kelompok yang diberikan guru. Pernyataan ini sejalan dengan teori pembelajaran kooperatif menurut Eggen dan Kauchak 1996, dalam Trianto 2007: 43 yang
menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif sangat menanamkan kerja sama dan gotong royong dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah untuk mencapai
sebuah tujuan bersama. Peningkatan hasil belajar siswa juga terjadi karena adanya perubahan perilaku pada siswa. Perubahan perilaku ini ditandai dengan pemahaman
siswa pada materi globalisasi menjadi lebih baik. Awalnya proses pembelajaran hanya terpaku pada guru saja atau teacher centered yang membuat pemahaman siswa
kurang. Akan tetapi setelah siswa mengikuti proses pembelajaran menggunakan
59
model NHT membuat siswa menjadi aktif dan pemahaman siswa menjadi bertambah. Melalui model NHT siswa dilatih untuk bekerja sama dengan baik, siswa juga
diharuskan fokus ketika guru mengajukan pertanyaan, kerena guru akan menunjuk salah satu nomor yang dimiliki masing-masing siswa untuk mempresentasikan
jawabannya. Hal ini membuat siswa memperoleh pengalaman belajar yang tidak seperti biasanya, sehingga pemahaman siswa pun meningkat. Penggunakan model
NHT membuat adanya perubahan tingkah laku pada siswa yang ditandai dengan
pemahaman siswa yang meningkat. Siswa yang tadinya kurang memahami tentang materi globalisasi menjadi lebih memahami dan hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Anni 2007: 5 yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Begitu juga dengan siswa yang tadinya tidak paham atau kurang paham menjadi lebih memahami materi yang diajarkan. Dengan demikian
hasil belajar dan aktivitas siswa sangat erat kaitannya. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi globalisasi membuat aktivitas belajar siswa tinggi. Terbukti dengan hasil pada pelaksanaan siklus 1 aktivitas belajar siswa
mencapai 69,11, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 78,10, sehingga mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Aktivitas belajar
siswa dapat meningkat karena melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT membuat siswa antusias dan aktif untuk mengikuti pembelajaran. Penerapan model
NHT membuat siswa saling mengungkapkan pendapatnya dalam satu kelompok
untuk memecahkan masalah. Bersama teman-temannya dalam satu kelompok
60
membuat siswa menjadi lebih terbuka dalam mengungkapkan pendapatnya. Pernyataan ini menjawab pendapat dari Spencer Kagan 1996 bahwa teknik
pembelajaran kooperatif tipe NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Teknik ini
juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Selain itu keaktifan siswa juga dipengaruhi penerapan media yang berupa
LCD proyektor yang membuat siswa fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru serta lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Penguatan-penguatan juga
diberikan oleh guru selama proses pembelajaran, terutama pada saat kegiatan berkelompok, sehingga berpengaruh juga pada aktivitas belajar siswa. Misalnya agar
siswa mau menyampaikan pendapat terhadap presentasi dari teman, maka guru memancingnya dengan memberi penguatan yang berupa lencana bintang yang diberi
permen. Hal ini membuat siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa menjadi lebih termotivasi. Pernyataan ini sesuai dengan
prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Anitah,dkk 2010: 1.17 yang menyebutkan bahwa prinsip-prinsip belajar ada lima, salah satunya adalah perhatian,
yang menjelaskan bahwa guru harus menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Memberikan penguatan serta penggunaan media adalah
salah satu cara untuk menarik perhatian siswa agar aktivitas belajar siswa meningkat. Selain hasil belajar dan aktivitas siswa, guru juga memperoleh hasil
pengamatan performansi guru yang tinggi. Terbukti dengan perolehan hasil performansi guru pada siklus 1 mencapai 76, kemudian pada siklus 2 hasil
performansi guru mengalami peningkatan menjadi 85,04. Hasil performansi guru dapat meningkat pada siklus 2 dikarenakan guru telah melakukan refleksi pada siklus
1 untuk lebih memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk
61
diterapkan pada pelaksanaan siklus 2. Salah satunya adalah pada indikator pemberian penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai tinggi. Guru membuat
penghargaan yang lebih menarik lagi bagi siswa untuk diberikan kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi. Selain itu guru juga memantau dan membimbing
siswa yang pasif dalam kelompok dengan cara melakukan pendekatan padanya. Perolehan hasil performansi guru juga tidak lepas dari media yang diterapkan oleh
guru. Guru menggunakan LCD proyektor untuk membantu menyampaikan materi pada saat pembelajaran. Penggunaan LCD proyektor ternyata telah membuat siswa
lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru, serta membuat aktivitas siswa menjadi lebih meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Darmadi yang
menjelaskan tentang ketrampilan dasar mengajar bagi guru. Menurut Darmadi 2009:1-10 ketrampilan dasar mengajar yang perlu dikuasai oleh guru ada delapan,
dua diantaranya menjelaskan bahwa guru perlu menguasai ketrampilan dalam memberi penguatan dan guru perlu menguasai ketrampilan dalam mengadakan
variasi. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan media LCD merupakan variasi dalam mengajar. Pemberian penghargaan kepada siswa juga
merupakan ketrampilan guru dalam memberi penguatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui siklus 1 dan
siklus 2 memperoleh data yang mengalami peningkatan dalam pembelajaran PKn materi globalisasi pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Pegiringan, Pemalang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa, serta performansi guru.
4.2.2 Implikasi hasil penelitian