Latar Belakang Masalah PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA - Blog Sekolah Dasar Isi PTK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran normatif yang diberikan pada pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada semua Program Studi Keahlian. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran baru yang diberikan pada siswa sejak tahun pelajaran 2007 2008 dengan kurikulum Satuan Pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pengamatan gejala alam biotik dan gejala alam abiotik sehingga siswa dituntut untuk bereksperimen dan mengamati gejala- gejala tersebut. Pada SMK Negeri 2 Surakarta sejak tahun 2004 merupakan sekolah Rintisan Bertaraf Internasional RSBI dalam pembelajaran menggunakan pengantar berbahasa Inggris. Pada awalnya hanya 4 mata diklat yang menggunakan pengantar bahasa Inggris, tetapi sejak tahun ajaran 20092010 semua mata pelajaran harus menggunakan pengantar bahasa Inggris dalam pembelajaran. Kondisi inilah yang merupakan kendala dalam pembelajaran karena siswa dipaksa untuk siap dengan belajar menggunakan pengantar berbahasa Inggris. Dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode dimana guru hanya sebagai fasilitator saja dan murid hanya sebagai obyek yang diam, kondisi inilah yang membuat siswa bosan dalam belajar dan 1 mereka merasa malas memdengarkan penjelasan dari guru, ditambah lagi pengantar dalam pelajaran menggunakan pengantar dalam bahasa Inggris yang menambah beban mereka. Kondisi awal pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada kelas XI TKRD pada awal pelajaran semester 1 tahun pelajaran 20102011 pada kompetensi Mengidentifikasi limbah menggunakan pengantar dalam bahasa Inggris pada akhir pelajaran setelah diadakan ulangan harian hanya ada 7 siswa pada kelas XI TKRD yang mempunyai nilai diatas KKM sehingga masih banyak siswa yang mempunyai nilai dibawah ketuntasan. Batas nilai KKM mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah 70 sehingga nilai yang kurang dari 70 dianggap belum tuntas dan siswa diwajibkan menuntaskan dengan mengikuti remidi. Masih rendahnya nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tersebut dapat dilihat dari daftar nilai hasil belajar siswa pada Kompetensi Mengidentifikasi limbah, Rendahnya nilai pada kompetensi ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan pengantar dalam bahasa Inggris serta guru dalam pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah tanpa ada buku ataupun modul dalam pembelajaran, sehingga pada kondisi ini banyak siswa yang hanya bercakap-cakap dengan teman bahkan ada yang mengantuk di dalam kelas sehingga pada kompetensi mengidentifikasi limbah nilai siswa sangat rendah sekali. Kondisi siswa seperti inilah yang membuat guru merasa prihatin dan 2 mencoba membuat suatu metode mengajar yang membuat siswa menarik dan menyenangkan sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dan prestasi belajar mereka akan baik. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan metode yang menarik dan menyenangkan serta tidak membuat siswa merasa mempunyai beban dalam belajar oleh karena itu peneliti sekaligus guru pada kelas XI TKRD tertarik pada model pembelajaran KuantumQuantum Learning. Melalui Pembelajaran kuantum siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Dengan metode ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru. Dengan menerapkan pembelajaran Kuantum, maka dalam mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat tercapai. Selain itu juga dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Model pembelajaran Kuantum sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa. Dalam kegiatan belajar siswa, guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini akan dicobakan metode pembelajaran Kuantum mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam pada kompetensi mengidentifikasi polusi yang merupakan kompetensi lanjutan pada kompetensi mengidentifikasi limbah juga pada semester 1. Dengan model pembelajaran Kuantum dengan modul berbahasa Inggris diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar, hal ini dikarenakan pembelajaran ini dapat membuat siswa lebih menyenangkan dengan suasana yang nyaman tanpa ada beban dalam belajar serta didukung dengan modul berbahasa Inggris akan membuat siswa lebih senang dalam pembelajaran. Dengan Metode Kuantum dengan modul berbahasa Inggris siswa akan termotivasi dalam belajar sehingga prestasi siswa akan meningkat.

B. Identifikasi Masalah