Penerapan Jangka Waktu dan Biaya Pelayanan Penerapan Sanksi Administratif

cxii “Kalau masalah SOP, kita masih dalam penyusunan SOP, untuk secara tertulis yang kita pajang atau kita tampilkan itu belum ada, khusus Dinas belum ada SOP, jadi dalam proses pengurusannya kita masih melalui loket saja, loket satu ke loket lainnya. Datang langsung ambil nomor antrian dan ikuti prosedurnya. Kita juga masih pake sistem front office dan back office ada pegawai yang melayani di depan dan ada juga yang kerja di belakang. Dalam waktu dekat akan segera dibuat. Masalah transparansi juga kita sudah tampilkan daftar biaya pengurusannya.” Wawancara tanggal 9 Maret 2011 Berdasarkan hasil wawancara di atas dijelaskan bahwa prosedur yang dijalankan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil saat dapat dilihat secara praktiknya namun untuk prosedur secara tertulis sampai saat ini belum ada karena masih menunggu pedoman ketetapan dari Pemerintah Kota Medan. Prosedur pelayanan yang dijalankan juga menggunakan sistem front office dan back office. Peranan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dalam menetapkan sistem dan prosedur pelayanan pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian sudah dapat dikatakan mudah dan tidak berbelit-belit. Prosedur pelayanan cukup mudah untuk diikuti oleh masyarakat, namun yang membuat masyarakat sulit dan mengalami kendala dalam mengurus Akta Kelahiran karena ketidakjelasan masyarakat atas syarat-syarat dalam kepengurusan sehingga tidak bisa mengurus Akta Kelahiran.

3. Penerapan Jangka Waktu dan Biaya Pelayanan

Penerapan jangka waktu pelayanann pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan adalah 10 hari sejak hari pengurusan. Hal ini sesuai yang dikatakan Arpian Sragih: Universitas Sumatera Utara cxiii “Kalau di Undang-undang itu 30 hari, tapi kalo dari dinas seminggu sudah siap, tapi kita buat rata-rata siap 10 hari, akta kelahiran 10 hari, akta kematian juga 10 hari.” Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa jangka waktu penyelesaian pengurusan akta adalah 10 hari. Namun secara tertulis, jangka waktu penyelesaian tidak bisa kita ketahui karena Dinas tidak memberitahu melalui papan pengumuman mengenai jangka waktu pelayanan pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian. Biaya pelayanan untuk pengurusan Akta Kelahiran ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 adalah gratis. Masyrakat tidak dikenakan biaya pengurusan Akta Kelahiran sementara untuk pengurusan Akta Kematian dikenakan biaya dalam bentuk tarif retribusi. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Arpian Saragih: “Biaya untuk ngurus akta kelahiran itu sebenarnya gratis, kalau waktu mengurus akta kelahiran itu umur anaknya belum sampe 60 hari, tapi kalau sudah lewat 60 hari kena denda, dendanya ya Cuma10 ribu. Kalau ngurus akta kematian itu biayanya hanya 5 ribu.” Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012 Peranan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dalam menetapkan jangka waktu dan besarnya biaya pelayanan pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Kota Medan dalam bentuk tarif retribusi dan sejauh ini Dinas telah menjalankan ketetapan tarif retribusi yang terdapat pada perda tersebut dalam pengurusan Akta kelahiran dan Akta Kematian. Universitas Sumatera Utara cxiv

4. Penerapan Sanksi Administratif

Sanksi administratif merupakan sanksi yang dikenakan kepada masyarakat apabila masyarakat melewati jangka waktu pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian. Penerapan sanksi administratif yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan adalah berupa denda keterlambatan yang dikenakan apabila masyarakat terlambat mengurus Akta Kelahiran dan Akta Kematian dan pembayaran denda dilakukan ketika masyarakat mengurus pembuatan akta tersebut. Setiap penduduk dikenakan sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan peristiwa penting sesuai dengan pasal 59 Perda Kota Medan Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran adalah 60 hari sejak tanggal kelahiran dan batas waktu pelaporan untuk peristiwa kematian adalah 30 hari sejak tanggal kematian. Penetapan sanksi administratif pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Sesuai yang dikatakan Ritawaty: “Sanksi administratif dari Dinas ya berupa denda keterlambatan kalau misalnya terlambat mengurus Akta Kelahiran lebih dari 1 tahun maka harus ada penetapan dari pengadilan negeri. Prosesnya jadi lebih ribet kalau harus ke pengadilan. Kita juga tidak bisa menetapkan sanksi seperti sanksi bagi orang yang tidak bayar pajak. Kita ini sifatnya menunggu, kalau masyarakat mau mengurus ya mereka datang kemari, kita juga tidak bisa memaksakan mereka untuk mengurus.” Wawancara tanggal 9 Maret 21012 Selain itu hal yang sama juga dikatakan Arpian Saragih: Universitas Sumatera Utara cxv “Kalau masalah sanksi administratif di sini kita sebut dengan denda keterlambatan. Semua ada diatur dalam Perda Kota Medan tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Kalau berdasarkan UU denda maksimalnya itu 1 juta, tapi kalo kita buat dendanya hanya 10 ribu, itu didasarkan dengan bagaimana kondisi masyarakat Medan sendiri.” Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa selain dikenakan denda keterlambatan, apabila pelaporan peristiwa kelahiran melewati 1 tahun maka harus ada penetapan dari pengadilan . Masyarakat harus mengurus tambahan persyaratan yaitu penetapan status anak dari pengadilan sehingga prosedur yang dijalani menjadi lebih rumit. Sementara itu, untuk besarnya denda keterlambatan yang dikenakan terdapat pada Perda No. 1 Tahun 2010 bahwa besarnya denda keterlambatan untuk pengurusan Akta Kelahiran sebesar Rp. 10.000,- untuk Warga Negara Indonesia dan Rp. 50.000,- untuk Warga Negara Asing atau orang asing. Besarnya denda keterlambatan untuk pengurusan Akta Kematian adalah sebesar RP. 5000,- untuk Warga Negara Indonesia dan Rp. 10.000,- untuk Warga Negara Asing atau orang asing. Besarnya denda keterlambatan yang telah ditetapkan ternyata tidak memberi dampak yang signifikan terhadap kesadaran masyarakat untuk mengurus Akta Kelahiran dan Akta Kematian. Penerapan sanksi administratif berupa denda keterlambatan tidak mengalami kendala. Hal ini sesuai yang dikatakan Arpian Saragih: “Kalau masalah kendala tidak ada, karena denda keterlambatan itu sudah langsung kita kenakan apabila memang masyarakat terlambat ngurus, jadi mereka langsung membayar sesuai dengan besarnya denda yang sudah ditetapkan pas mereka ngurusnya. Sebenarnya saya lebih setuju kalau denda keterlambatan itu dinaikkan, misalnya Universitas Sumatera Utara cxvi menjadi 100 ribu atau 2 ratus ribus, jadi masyarakat bisa berpikir dan mempertimbangkan biar cepat-cepat ngurus aktanya dan engga terlambat-terlambat lagi, kan jadinya bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ngurus akta.” Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012 Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa tidak ada kendala dalam pelaksanaan sanksi administratif dan timbul sebuah usul untuk menaikkan besarnya denda agar masyarakat mempertimbangkannya sehingga berfikir untuk mengurus akta kelahiran bahkan akta kematian tepat waktu. Penerapan kenaikkan denda tersebut dianggap mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurus akta kelahiran secara tepat waktu, namun di sisi lain hal ini dapat menyebabkan menurunnya minat masyarakat untuk mengurusnya karena besarnya biaya yang dikeluarkan. Peranan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dalam pelaksanaan sanksi administratif berupa denda keterlambatan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No. 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan telah dilaksanakan dengan baik berdasarkan perda tersebut.

5. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan