Deskripsi Kemampuan Guru SD Negeri Bakulan Dalam Menulis Karya Terjemahan

77 yang menulis makalah ilmiah. Guru SD N Bakulan belum mengetahui secara mendalam aspek kebahasaan, sistematika penulisan dan langkah-langkah penulisan makalah tinjauan ilmiah.

2. Hambatan Dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah Guru SD Negeri Bakulan

a. Motivasi Menulis Hambatan yang mempengaruhi untuk menulis karya tulis ilmiah

yaitu motivasi. Motivasi yang rendah menjadi hambatan utama untuk menulis sebuah buku pelajaran. Tidak adanya motivasi untuk membuat buku pelajaran, mengakibatkan belum adanya guru yang menulis buku pelajaran. Guru lebih nyaman dan tidak terbebani dengan menggunakan buku pelajaran yang sudah disediakan dinas dari pada harus membuat sendiri buku pelajaran. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan guru sebagai berikut. “ Tidak ada motivasi mas. Kan sudah ada buku dari dinas mas, biasana juga pakai buku dari dinas lebih paraktis sesuai kurikulumnya” Wawancara: Nr, 23 Mei 2014 “ Iya mas, belum termotivasi untuk membuat buku pelajaran. Untuk kegiatan KBM menggunakan buku paket mas.” Wawancara: Ar, 24 Mei 2014

b. Wawasan

Wawasan guru terhadap makalah tinjauan ilmiah yang masih sedikit menjadi hambatan bagi guru untuk menulis makalah tinjauan ilmiah. Hal tersebut mengakibatkan guru beranggapan menulis makalalah 78 tinjauan ilmiah merupakan hal yang sulit. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan guru sebagai berikut. “ Iya belum tahu contohnya, wawasannya masih sempit tentang makalah ilmiah mas.” Wawancara: SB, 2 Juni 2014 “ Belum tahu pedomannya mas” Wawancara: WR, 2 Juni 2014

c. Penguasaan Komputer

Penguasaan komputer juga merupakan faktor penghambat guru yang akan menulis artikel ilmiah. Guru yang tidak menguasai komputer dalam pengetikan naskah akan kesulitan dan membutuhkan bantuan untuk menyajikan naskah tersebut dalam bentuk naskah ketikan komputer. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru sebagai berikut. “ Iya mas, belum lancar mengetik, dah mau pensiun saya mas, 2 bulan lagi.” Wawancara: TN, 26 Mei 2014 “ Tentu mas. Jadi kendala bila belum bisa mengetik komputer mas, zaman sekarng dituntut bisa mas.” Wawancara: WR, 26 Mei 2014

d. Waktu

Waktu menjadi hambatan guru untuk menulis buku pelajaran. Guru merasa waktu kewajiban mengajar minimal 24 jam seminggu, dan ditambah administatif lainnya sudah menyita banyak waktu dalam kehidupannya. Guru juga mempunyai kehidupan keluarga dan sosial bermasyarakat dalam lingkungan desa yang juga menyita waktu dalam kehidupan guru di rumah atau diluar lingkungan sekolah. Guru merasa tidak punya waktu untuk memfokuskan untuk menulis buku pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru sebagai berikut.