Latar Belakang Masalah PENERAPAN OTOMASI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH (KAPD) KOTA YOGYAKARTA.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan organisasi publik yang memiliki peran strategis dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Eksistensi dari perpustakaan ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat yang beragam. Dewasa ini perkembangan perpustakaan tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi yang diterapkan dalam pengelolaan perpustakaan, yang memberikan kemudahan dalam manajemen pengetahuan terutama dalam bidang pengelolaan informasi. Perkembangan dari penerapan teknologi informasi terlihat dari jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi yang diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, dan perpustakaan digital. Salah satu produk teknologi informasi yang bisa digunakan sebagai sarana peningkatan kebutuhan dalam dunia perpustakaan adalah komputerisasi atau lebih dikenal dengan istilah otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan atau library automation adalah penggunaan mesin, komputer dan peralatan elektronik lain untuk memperlancar tugas-tugas perpustakaan Lasa Hs, 1998:76. Perkembanagn teknologi merupakan wujud nyata dari kebutuhan masyarakat untuk memperoleh akses informasi dengan mudah dan cepat sehingga memberikan dampak bahwa perpustakaan saat ini diharuskan mampu melakukan inovasi baru guna meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan kepada pengunjung perpustakaan. Adanya perkembangan jumlah dan ragam jenis informasi, serta tuntutan masyarakat akan akses informasi yang akurat maka sudah selayaknya perpustakaan meninggalkan pengelolaan kegiatannya secara manual dan beralih ke otomasi. Dari segi manajemen teknik pengelolaan, dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, data peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan otomasi. Sistem otomasi perpustakaan yang baik adalah yang terintegrasi, mulai dari pengadaan koleksi, layanan sirkulasi, pengelolaan anggota sampai pada layanan katalog on-line, lebih sempurna lagi apabila dilengkapi dengan barcoding dan mekanisme pengaksesan data berbasis web serta internet. Perpustakaan sebagai pengelola informasi harus berkembang sesuai kemajuan teknologi yang semakin pesat. Pada hakekatnya tujuan dari penerapan otomasi di perpustakaan sesuai dengan tujuan manajemen yakni mencapai kegiatan secara efektif dan efisien. Otomasi perpustakaan diharapkan dapat membantu pustakawan dalam menyelesaikan kegiatan administratifnya, sehingga kegiatan perpustakaan lebih mudah untuk dikelola atau diatur untuk dapat menghasilkan pelayanan yang tepat dan cepat kepada pengunjung perpustakaan. Perpustakaan Kota Yogyakarta yang berada dalam instansi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta merupakan perpustakaan umum yang belum lama ini menerapkan otomasi pada pengelolaan perpustakaan, yang sebelumnya dilakukan secara manual. Kegiatan perpustakaan yang dilakukan secara manual dirasa kurang efektif dikarenakan banyaknya pekerjaan dengan bertambahnya jumlah pengunjung yang ingin dilayani, sehingga tidak memungkinkan lagi apabila dikelola secara manual. Otomasi bukanlah hal yang baru lagi dikalangan dunia perpustakaan, konsep dan implementasinya sudah dilakukan sejak lama namun di beberapa perpustakaan yang sedang berkembang, otomasi merupakan suatu kegiatan yang baru. Proses transisi dari pengelolaan perpustakaan manual ke otomasi merupakan suatu program yang harus dirancang sedemikian rupa, yang diawali dari proses perencanaan program otomasi atau rancangan aplikasi perpustakaan dan fasilitas yang menunjangnya, perencanaan pembagian tugas serta rancangan kegiatan perpustakaan yang diotomasikan seperti pengolahan koleksi yang dilengkapi input data kedalam komputer, pencetakan label barcode dan rangkaian kegiatan lain telah dilaksanakan pada tahun 2007-2008. Pelaksanaan otomasi di Perpustakaan Kota Yogyakarta sudah berjalan sejak awal tahun 2009, sistem otomasi yang dikembangkan menitikberatkan pada bagaimana mengelola kegiatan perpustakaan secara komputerisasi dengan bantuan barcode reader seperti pelayanan sirkulasi, layanan OPAC dan pengelolaan anggota perpustakaan. Dengan otomasi berbagai pencatatan administratif kegiatan perpustakaan dapat diatasi dengan mudah yang dapat menghasilkan pelayanan cepat dan secara tidak langsung hal ini dapat menjadi daya tarik masyarakat sebagai pengguna di Perpustakaan Kota Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab program otomasi perpustakaan tanggal 20-21 Juli 2010, diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi penerapan otomasi di Perpustakaan Kota Yogyakarta antara lain: 1 mengikuti perkembangan teknologi informasi atau perpustakaan ingin berinovasiberkembang menjadi lebih baik; 2 jumlah pengunjung yang dilayani dan jumlah koleksi yang perlu dikelola meningkat dengan keterbatasan tenaga pustakawan; 3 perpustakaan identik dengan pemberian informasi kepada masyarakat, sehingga dengan adanya otomasi dapat membantu pencarian informasi dengan cepat; 4 meningatkan efiektifitas dan efisiensi waktu pengelolaaan dan pelayanan informasi, karena keterbatasan tenaga perpustakaan, sehingga keberadaan otomasi dapat membantu pustakawan dalam menyelesaikan pekerjaannya; 5 pekerjaan yang dilengkapi dengan otomasi, menghasilkan data- data yang lebih akurat. Oleh karena itu, solusi yang ditempuh Perpustakaan Kota Yogyakarta dalam mengatasi tidak efektifnya pengelolaan kegiatan perpustakaan secara manual yaitu dengan menerapkan otomasi, sebagai upaya menunjang pekerjaan pustakawan dan pemberian layanan yang lebih baik kepada pengunjung. Sebagai perpustakaan umum diwilayah kota, perpustakaan dituntut untuk dapat memberikan akses informasi yang cepat dan akurat terhadap masyarakat. Akan tetapi pelaksanaan otomasi tersebut dirasa belum optimal karena ditemukan beberapa permasalahan antara lain: 1 pelaksanaan otomasi pada awalnya memiliki keterbatasan jumlah SDM; 2 keterbatasan fasilitas penunjang otomasi seperti komputer, genset dan lainya; 3 pelayanan sirkulasi dengan sistem otomasi terhambat apabila listrik padam, kode barcode buku tidak dapat terbaca komputer; 4 otomasi bersifat ketergantungan terhadap penyedia aplikasi otomasi perpustakaan; 5 website perpustakaan belum secara menyeluruh dapat dimanfaatkan oleh pengguna; 6 OPAC Online Public Access Catalog hanya bisa diakses di dalam perpustakaaanbelum on-line; 7 fasilitas gedung yang kurang luas untuk ruang pelayanan, dengan bertambahnya koleksi. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tentang penerapan otomasi di Perpustakaan Kota Yogyakarta yang meliputi tiga fungsi manajemen yakni perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta hambatan dan upaya untuk mengatasi hambatan dalam otomasi perpustakaan.

B. Identifikasi Masalah