Analisis Kuantitif Natrium Benzoat Pada Selai Buah

menunjukkan natrium benzoat tidak dipergunakan dalam sampel. Dari lima belas sampel yang diperiksa di Laboratorium Kesehatan Daerah Medan ditemukan diantaranya dua belas sampel yang menggunakan natrium benzoat dan tiga sampel tidak menggunakan natrium benzoat. Natrium Benzoat memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan kapang dan khamir dengan cara menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang Nurhayati et.al, 2012. Benzoat yang digunakan pada makanan akan lebih efektif bila makanan itu asam, sehingga sebagai pengawet banyak digunakan dalam sari buah-buahan, jeli, sirup dan makanan lainnya yang mempunyai pH rendah 2,5-4,0 Patong, 2013. Asam benzoat dan natrium benzoat juga biasanya dimanfaatkan untuk mengawetkan jus buah, sirup apel, makanan yang mudah rusak, minuman berkarbonasi, produk tepung yang dimasak, salad saus, salad margarin, saus tomat, buah, selai, dan jeli Delavar et.al, 2012. Konsumsi natrium benzoate secara berlebihan dapat menyebabkan keram perut, rasa kebas dimulut, bagi mereka yang mengalami lelah atau penyakit ruam kulit seperti urtikaria dan eksema. Pengawet ini dapat mempernuruk keadaan, juga bersifat menumpuk dihati yang dapat menimbulkan kanker dalam jangka panjang dan merusak sistem saraf dan serta penurunan berat badan dan akhirnya dapat menyebabkan kematian Nurcahyani, 2005.

5.3.2 Analisis Kuantitif Natrium Benzoat Pada Selai Buah

Untuk mengetahui kadar natrium benzoate diperlukan analisis kuantitatif melalui metode ekstraksi melalui prinsip titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terjadi warna merah jambu pada lapisan ether yang telah di tetes oleh indikator PP. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan analisis natrium benzoate pada selai buah yang tidak bermerek diperoleh kadar natrium benzoat dari dua belas 80 sampel yang diperiksa kadarnya didapat empat 26,7 sampel yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu sampel B 2 rasa blueberry yang diperoleh dari Pasar Pringgan kadarnya sebesar 1141 mgkg, sampel D 1 rasa strawberry sebesar 1149 mgkg dan sampel D 2 rasa blueberry sebesar 1134 mgkg, kedua sampel ini berasal dari pasar yang sama yaitu Pasar Simpang Limun. Sampel E 2 blueberry sebesar 1139 mgkg diperoleh dari Pasar Aksara. Menurut Permenkes RI 033MenkesPerXI2012 batas maksimum penggunaan natrium benzoat pada selai buah yaitu sebesar 1000 mgkg untuk kategori jam, jelly dan marmalade. Sejalan dengan itu hasil penelitian dilakukan pada susu kedelai Tahun 2015, melalui metode ekstrasi cair dan instrumen spektrofometri UV-Vis pada panjang gelombang 276 nm. Hasil kualitatif menunjukkan seluruh sampel mengandung natrium benzoate. Kadar tertinggi di dapat dari sampel A yaitu 611,67 mgkg, sampel B yaitu 589,91 mgkg dan sampel C yaitu 605,78 mgkg. ketiga kadar pengawet natrium benzoat dalam sampel A,B,C melebihi batas sesuai peraturan Kepala BPOM No.36 Tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan natiru benzoate pada produk susu yaitu 600 mgkg Rustian et.al, 2015 Menurut WHO, 2000 Bagi penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat sehingga konsumsi dalam jumlah berlebih akan mengiritasi lambung Manurung, 2012. Garam benzoat dalam bahan pangan yang terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun pada pemakaian berlebih terhadap konsumen, sehingga pemberian bahan pengawet ini tidak melebihi 0,1 dalam bahan makanan Winarno, 1992. Seperti penelitian yang dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh Rohadi dan tim peneliti Fakultas Teknologi Pertanian Semarang, yang melaporkan bahwa mayoritas saos tomat mengandung pengawet benzoat yang melebihi standar mutu yang ditentukan 1000 mgkg, yaitu berkisar 1100 – 1300 mgkg. Oleh sebab itu maka pada diskusi ilmiahnya dihimbau agar masyarakat berhati-hati mengkonsumsi saos tomat. Apabila tubuh mengkonsumsi bahan pengawet ini secara berlebih, dapat mengganggu kesehatan, terutama menyerang syaraf Rohadi, 2002. Penggunaan pengawet benzoat yang ditemukan pada selai buah yang tidak bermerek melebihi dari kadar maksimum yang diperbolehkan, menunjukkan bahwa ada beberapa kemungkinan yang mendasari hal itu seperti: 1 Kurangnya kontrol terhadap produsen karena produknya tidak memiliki ijin DepKes RI, 2 ketidaktahuan produsen terhadap efek yang ditimbulkan oleh benzoat yang berlebih terhadap orang yang mengkonsumsinya, 3 adanya keinginan produsen agar produknya awet dalam kurun waktu cukup lama sehingga penambahan bahan pengawet tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku Siaka, 2009. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan jenis dan kadar zat pemanis, zat pewarna dan zat pengawet pada selai buah yang tidak bermerek yang dijual di beberapa Pasar Tradisional Kota Medan tahun 2016 meliputi Pasar Helvetia, Pasar Pringgan, Pasar Kampung Lalang, Pasar Simpag Limun dan Pasar Aksara, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari lima belas sampel yang diperiksa jenis kandungannya bahwa terdapat penggunaan zat pemanis sintetis berupa 1 sampel mengandung siklamat dan tidak ada satupun sampel mengandung sakarin. Kemudian terdapat dua belas sampel yang mengandung zat pewarna sintetis dimana satu diantaranya mengandung zat pewarna terlarang yaitu Ponceau 3R. terdapat dua belas sampel yang menggunakan zat pengawet sintesis berupa natrium benzoate. 2. Kadar yang digunakan pada dua belas sampel yang mengandung zat pewarna sintetis dan zat pengawet sintesis berupa natrium benzoate terdapat empat yang melebihi ambang batas sehingga tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu pada sampel sampel B 2 sebesar 81 mgkg dengan natrium benzoate 1141 mgkg berasal dari Pasar Pringgan, C 2 sebesar 77 mgkg, C 1 119 mgkg berasal dari Pasar Kampung Lalang dan D 1 309 mgkg dengan natrium benzoate 1149 mgkg berasal dari Pasar Simpang Limun. Sedangkan D 2 dan E 2 mengandung benzoate 1134 mgkg dan 1139 mgkg berasal dari Pasar Aksara. 3. Sebagian besar sampel jenis zat pewarna dan zat pengawet yang teridentifikasi pada sampel bila dibandingkan dengan Permenkes RI No.033 Menkes PerXI 2012 ternyata Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS KANDUNGAN ZAT ADDITIVE (PENGAWET, PEWARNA, DAN PEMANIS) PADA GETUK PISANG YANG DIJUAL DI PASAR INDUK KOTA KEDIRI

1 23 1

Analisis Penggunaan Zat Pewarna Sintetis, Zat Pengawet, Zat Penyedap Rasa Pada Beberapa Bumbu Giling yang Dipasarkan Di Pusat Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

20 109 117

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 16

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 8

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 28

Analisis Kandungan Zat Pemanis, Zat Pewarna dan Zat Pengawet Pada Selai Buah Tidak Bermerek yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 26

Analisis Penggunaan Zat Pewarna Sintetis, Zat Pengawet, Zat Penyedap Rasa Pada Beberapa Bumbu Giling yang Dipasarkan Di Pusat Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 16

Analisis Penggunaan Zat Pewarna Sintetis, Zat Pengawet, Zat Penyedap Rasa Pada Beberapa Bumbu Giling yang Dipasarkan Di Pusat Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 1

Analisis Penggunaan Zat Pewarna Sintetis, Zat Pengawet, Zat Penyedap Rasa Pada Beberapa Bumbu Giling yang Dipasarkan Di Pusat Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2016

0 0 9