21 dapat dijadikan pedoman bagi pengikutnya dalam menjalankan aktivitas
ekonominya. Pada prinsipnya, spiritual marketing merupakan bagian dari etika
marketing yang dapat memberikan panduan bagi marketer dalam menjalankan kegiatan pemasarannya sehingga sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh
perusahaan. Tujuan dari kegiatan pemasaran diharapkan mengarah pada pemerolehan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, secara
internal, perusahaan sudah mempunyai rambu-rambu tersendiri dalam melaksanakan kegiatan pemasaran.
Pendekatan spiritual dalam membangun brand, misalnya, diyakini tidak hanya sanggup mendongkrak profit, lebih dari itu mampu menebarkan value yang
menjamin kelanggengan merek. Bahkan sanggup membentuk diferensiasi yang tak tertandingi. Lalu dimana sesungguhnya efek luar biasanya? Bahwa pemasaran
tidak hanya dalam pengertian the meaning of marketing, melainkan juga dalam pengertian marketing of the meaning. Yang berarti adanya tuntutan agar dunia
pemasaran menunjukkan nilainya. Bahwasanya pemasaran tidak hanya produk dan manfaat fungsional ataupun emosional, melainkan mesti pula menonjolkan
manfaat spiritual.
2.1.5 Kepercayaan Trust
2.1.5.1 Pengertian Kepercayaan
Menurut Peppers 2004:43, Kepercayaan trust didefinisikan sebagai keyakinan satu pihak dalam kehandalan, daya tahan, dan integritas dalam
hubungan relationship lain anggota, dan keyakinan bahwa aksinya adalah dalam
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
22 kepentingan terbaik dan akan menghasilkan hasil yang positif bagi pihak yang
dipercaya. Terbukti dengan banyaknya literatur tentang pentingnya kepercayaan trust dalam pembentukan hubungan, kehadiran kepercayaan trust adalah pusat
hubungan relationship yang sukses. Manfaat hubungan berdasarkan kepercayaan yang signifikan dan dijelaskan sebagai berikut :
1. Kerjasama cooperation: Kepercayaan trust bertindak untuk mengurangi
perasaan ketidakpastian dan risiko, sehingga bertindak untuk menimbulkan kerjasama peningkatan antara hubungan anggota.
2. Komitmen commitment: juga sebuah blok membangun hubungan,
komitmen memerlukan kerentanan, maka akan terbentuk hanya dengan pihak dapat dipercaya.
3. Durasi hubungan relationship duration : kepercayaan trust mendorong
hubungan anggota ini bekerja untuk melestarikan hubungan dan untuk menahan godaan dalam mengambil keuntungan jangka pendek dan atau
bertindak oportunis. 4.
Kualitas quality: mempercayai pihak lebih cenderung untuk menerima dan menggunakan informasi dari mitra terpercaya, dan pada gilirannya
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari informasi. Menurut Ferrinadewi 2008:93 keyakinan dan sikap konsumen
merupakan komponen psikologi konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen baik itu dalam proses pengambilan keputusan pembelian maupun
perilaku dalam hal keputusan untuk tidak lagi menggunakan produk. Secara sadar maupun tidak, tindakan konsumen dipengaruhi oleh sikap dan keyakinannya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
23 Menurut Hawkins dalam Ferrinadewi 2008:94 sikap adalah proses
pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya.
Sebagian konsumen cenderung memiliki keyakinan bahwa mereka akan berhadapan dengan situasi yang sama dimasa yang akan datang. Sikap menjadi
wujud dari antisipasi mereka ketika mereka harus berada dalam situasi tersebut. Menurut Ferrinadewi 2008:96-98 sikap memiliki beberapa komponen
yaitu kognitif, afektif dan konatif. 1.
Komponen kognitif Dalam komponen kognitif terdiri dari keyakinan dan pengetahuan
konsumen tentang produk. Keyakinan dan pengetahuan tentang produk ini berbeda antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.Semakin positif
keyakinan konsumen terhadap produk maka semakin positif pula sikap konsumen terhadap produk.
2. Komponen afektif
Komponen afektif merupakan perasaan atau emosi kita terhadap objek tertentu. Biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka.
Umumnya keyakinan konsumen akan suatu produk melekat erat dengan perasaannya.
3. Komponen konatif
Keyakinan dan rasa suka pada suatu produk akan mendorong konsumen melakukan tindakan sebagai wujud dari keyakinan dan perasaannya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
24 Menurut Luarn dan Lin dalam Ferrinadewi 2008:147 kepercayaan adalah
sejumlah keyakinan spesifik terhadap integritas kejujuran pihak yang dipercaya dan kemampuan menepati janji, benevolence perhatian dan motivasi yang
dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang mempercayai mereka, Competency kemampuan pihak yang dipercaya untuk melaksanakan kebutuhan
yang mempercayai dan predictability konsistensi perilaku pihak yang dipercaya.
Dalam riset Costabile dalam Ferrinadewi 2008:147 kepercayaan atau trust didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang
konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan
kepuasan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Hasil
Rini, dkk.
2013 Pengaruh
Penerapan Strategi
Pemasaran Rasional,
Emosional, Dan Spiritual
Terhadap Kepuasan Dan
Loyalitas Nasabah PT Bank
Sumut Syarah Cabang Medan
Variabel independen:
Pemasaran Rasional,
Emosional, dan Spiritual
Variabel dependen:
Kepuasan dan
Loyalitas Hasil uji F secara serempak
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan.
Sedangkan uji t menunjukkan hasil yang positif dan
signifikan antara variabel emosional dan spiritual
terhadap kepuasan dan begitu pula variabel kepuasan
terhadap loyalitas, sedangkan pemasaran rasional
berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara