Regresi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

commit to user

b. Regresi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

Tabel 4.20 Hasil Regresi Model Dependent Variable: L Method: Least Squares Date: 031211 Time: 14:07 Sample: 1 70 Included observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -258068.3 400030.3 -0.645122 0.5211 M 0.036194 0.006162 5.874110 0.0000 P 11288.55 25308.10 0.446045 0.6570 PB 15434.99 6391.924 2.414764 0.0186 WU 4818.507 2367.345 2.035406 0.0459 R-squared 0.444845 Mean dependent var 1305000. Adjusted R-squared 0.410681 S.D. dependent var 453740.5 S.E. of regression 348323.4 Akaike info criterion 28.42840 Sum squared resid 7.89E+12 Schwarz criterion 28.58901 Log likelihood -989.9940 F-statistic 13.02109 Durbin-Watson stat 1.554535 ProbF-statistic 0.000000 Sumber: Print Out Komputer. 2011. Eviews 3.0 Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: L = -258068,3 + 0,036194 M + 11288,55 P + 15434,99 PB + 4818,507 WU ............................................................4.4 Dari hasil regresi diatas akan dilakukan uji statistik yang meliputi uji t uji tiap-tiap individu secara variabel dan uji F secara bersama-sama. Selain itu akan dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearlitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 1 Uji Statistik a Uji t Uji t merupakan pengujian variabel–variabel independen secara individual yang dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila nilai commit to user t hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai t tabel yang digunakan, maka Ho diterima yang berarti variabel independen tersebut secara signifikan tidak berbeda dengan nol. Atau sebaliknya jika nilai t hitung yang diperoleh lebih besar daripada nilai t tabel yang digunakan, maka Ho ditolak yang berarti variabel independen tersebut secara signifikan berbeda dengan nol. Cara lain yaitu dengan melihat tingkat signifikansi pada tabel hasil regresi linier, jika nilai signifikansinya 0,05 berarti variabel tersebut signifikan pada taraf 5 dan sebaliknya jika nilai signifikansinya 0,05 berarti variabel tersebut tidak signifikan pada taraf 5. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil uji hipotesis tersebut: 1 Pengujian Hipotesis Variabel Modal M a Hipotesis statistik H : ≥ 0 Modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Laba. H 1 : 0 Modal berpengaruh secara signifikan terhadap Laba. b Menentukan derajat signifikan α = 0,05 c Perhitungan uji t Nilai t hitung = 5,874110 commit to user Nilai t tabel = t 0,052 ; df : 65 = ± 2,00 Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima -2,000 2,000 5,874110 Gambar 4.2 Uji t untuk variabel modal d Kesimpulan: t hitung t tabel atau 5,874110 2,00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t hitung 5,874110 lebih besar dari t tabel 2,00, maka H ditolak dan H 1 diterima. Kesimpulannya variabel modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. 2 Pengujian Hipotesis Variabel Pendidikan a Hipotesis statistik H : ≥ 0 Pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Laba. H 1 : 0 Pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap Laba. b Menentukan derajat signifikan α = 0,05 c Perhitungan uji t commit to user Nilai t hitung = 0,446045 Nilai t tabel = t 0,052 ; df : 65 = ± 2,00 Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima -2,00 0,446045 2,00 Gambar 4.3 Uji t untuk variabel pendidikan d Kesimpulan: t hitung t tabel atau 0,446045 2,00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t hitung 0,446045 lebih kecil dari t tabel 2,00, maka H diterima dan H 1 ditolak. Kesimpulannya variabel pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. 3 Pengujian Hipotesis Variabel Pengalaman Berdagang a Hipotesis statistik H : ≥ 0 Pengalaman Berdagang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Laba. H 1 : 0 Pengalaman Berdagang berpengaruh secara signifikan terhadap Laba. commit to user b Menentukan derajat signifikan α = 0,05 c Perhitungan uji t Nilai t hitung = 2,414764 Nilai t tabel = t 0,052 ; df : 65 = ± 2,00 Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima -2,000 2,000 2,414764 Gambar 4.4 Uji t untuk variabel pengalaman berdagang d Kesimpulan: t hitung t tabel atau 2,414764 2,00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t hitung 2,414764 lebih besar dari t tabel 2,00, maka H ditolak dan H 1 diterima. Kesimpulannya variabel pengalaman berdagang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. 4 Pengujian Hipotesis Variabel Waktu Usaha a Hipotesis statistik H : ≥ 0 Waktu Usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Laba. commit to user H 1 : 0 Waktu Usaha berpengaruh secara signifikan terhadap Laba. b Menentukan derajat signifikan α = 0,05 c Perhitungan uji t Nilai t hitung = 2,035406 Nilai t tabel = t 0,052 ; df : 65 = ± 2,00 Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima -2,000 2,000 2,035406 Gambar 4.5 Uji t untuk variabel waktu usaha d Kesimpulan: t hitung t tabel atau 2,035406 2,00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t hitung 2,035406 lebih besar dari t tabel 2,00, maka H ditolak dan H 1 diterima. Kesimpulannya variabel waktu usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. b Uji F Uji F adalah uji untuk mengetahui apakah variabel independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Nilai F hitung yang diperoleh dari regresi linier adalah sebesar 13,02109 dengan nilai commit to user probabilitas sebesar 0.000000. Dengan menggunakan α= 5, maka diperoleh F tabel sebesar 2,75, maka F hitung lebih besar dari F tabel, yaitu 13,02109 2,75, serta nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. Ho ditolak Ho diterima 2,75 13,02109 Gambar 4.6 Uji F Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel modal, pendidikan, pengalaman berdagang dan waktu usaha, berpengaruh terhadap pembentukan tinggi-rendahnya tingkat laba yang didapatkan pedagang. c Uji R 2 Koefisien Determinasi Uji R 2 dimaksudkan untuk menghitung seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Besarnya nilai statistik koefisien determinasi yang telah disesuaikan Adjusted R Squared yang diperoleh dari regresi linier adalah sebesar 0.410681. Ini artinya bahwa sekitar 41,0681 variasi variabel dependen perubahan tingkat laba dapat dijelaskan oleh variasi independen yang dimasukan dalam model yaitu modal, pendidikan, pengalaman berdagang dan waktu commit to user usaha. Sisanya sebanyak 58,9319 dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model. d Koefisien Korelasi Uji ini digunakan untuk mengetahui keeratan kuat lemahnya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dari hasil regresi linier diperoleh Adjusted R Squared sebesar 0.410681, berarti besarnya koefisien korelasi r adalah 0,640844. Sehingga dapat disimpulkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen sedang. 2 Uji Asumsi Klasik a Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan antar variabel independen. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolineritas adalah dengan metode Korelasi Parsial, yaitu dengan membandingkan R 2 persamaan regresi awal dengan R 2 persamaan regresi antar variabel. Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. commit to user Tabel 4.21 Hasil Uji Korelasi Parsial Persamaan Regresi Nilai R Square L ƒ M P PB WU 0.444845 M ƒ P PB WU 0.083006 P ƒ M PB WU 0.315258 PB ƒ M P WU 0.204523 WU ƒ M P PB 0.234865 Sumber: Print out Komputer. 2011. Eviews 3.0 Dari tabel di atas terlihat bahwa semua regresi antar variabel independen menghasilkan nilai R 2 yang lebih kecil dari nilai R 2 persamaan awal, sehingga dapat disimpulkan model terbebas dari masalah multikolonieritas. b Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas terjadi jika muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar tetapi masih tetap bias dan konsisten. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan Uji LM ARCH. Jika regresi tersebut menghasilkan probabilitas diatas 0,05 maka variabel bebas tersebut tidak signifikan pada tingkat α = 5. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pada tingkat α = 5 semua koefisien regresi tidak signifikan yang berarti tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. commit to user Tabel 4.22 Hasil Uji LM ARCH ARCH Test: F-statistic 0.457964 Probability 0.500907 ObsR-squared 0.468433 Probability 0.493709 Sumber: Print out Komputer. 2011. Eviews 3.0 Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai OBSR 2 adalah 0,468433, sedangkan nilai X 2 tabel dengan df 1 dan α=5 adalah 3,84. Karena nilai OBSR 2 X 2 tabel maka dapat disimpulkan model terbebas dari masalah heteroskedastisitas. c Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey BG-Test untuk menguji ada tidaknya autokorelasi. Hasil uji BG dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut: Tabel 4.23 Hasil Uji Breusch-Godfrey Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 3.497204 Probability 0.066047 ObsR-squared 3.626881 Probability 0.056853 Sumber: Print out Komputer. 2011. Eviews 3.0 Dalam model persamaan ini, diketahui n = 70 dan k = 4, maka diperoleh degree of freedom df sebesar 66 n- k. Dengan menggunakan α=5 , diperoleh nilai X 2 tabel sebesar 90,5312. Dibandingkan dengan nilai ObsR- squared BG Test dalam persamaan ini adalah 3,626881, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model tersebut bebas dari autokorelasi, karena nilai X 2 tabel lebih besar dibandingkan dengan nilai obsR-squared. commit to user 3 Interpretasi Hasil Secara Ekonomi a Pengaruh Variabel Modal Terhadap Keberhasilan Padagang Pasar Windujenar Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan sebelumnya diketahui t statistik dari variabel modal 5,874110 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5 variabel modal mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. Hal ini berarti hubungan antara variabel modal dengan variabel laba sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Nilai koefisien regresi dari variabel modal sebesar 0,036194, berarti peningkatan jumlah modal sebesar Rp. 1.000.000,- menyebabkan kenaikan laba sebesar Rp. 36.194,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. b Pengaruh Variabel Tingkat Pendidikan Terhadap Keberhasilan Padagang Pasar Windujenar Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel tingkat pendidikan 0,446045 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5 variabel tingkat pendidikan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. Hal commit to user ini berarti hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel laba tidak sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal tidak menjamin berhasil tidaknya pedagang barang antik dalam menjalankan usahanya. Sehingga meskipun pedagang barang antik mempunyai tingkat pendidikan formal yang tinggi, namun hal itu tidak mempengaruhi peningkatan laba yang diperolehnya. c Pengaruh Variabel Pengalaman Berdagang Terhadap Keberhasilan Padagang Pasar Windujenar Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel pengalaman berdagang 2,414764 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5 variabel pengalaman berdagang mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. Hal ini berarti hubungan antara variabel pengalaman berdagang dengan variabel laba sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Nilai koefisien regresi dari variabel pengalaman berdagang sebesar 15434,99, berarti peningkatan pengalaman berdagang sebesar 1 tahun menyebabkan kenaikan laba sebesar Rp 15.434,99,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Hal ini menunjukkan dengan meningkatnya pengalaman berdagang commit to user maka akan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pedagang dalam menjalankan kegiatannya, sehingga pada akhirnya juga akan meningkatkan laba yang diperolehnya. d Pengaruh Variabel Waktu Usaha Terhadap Keberhasilan Padagang Pasar Windujenar Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel waktu usaha 2,035406 dan nilai t tabelnya ± 2,00, sehingga disimpulkan pada taraf signifikansi 5 variabel waktu usaha mempunyai pengaruh terhadap besarnya laba yang diperoleh pedagang barang antik di Pasar Windujenar. Hal ini berarti hubungan antara variabel waktu usaha dengan variabel laba sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Nilai koefisien regresi dari variabel waktu usaha sebesar 4818,507, berarti peningkatan waktu usaha sebesar 1 jam per bulan menyebabkan kenaikan laba sebesar Rp 4.818,507,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Hal ini menunjukkan dengan meningkatnya waktu usaha maka akan meningkatkan kemungkinan pedagang untuk melakukan transaksi lebih banyak, sehingga potensi untuk memperoleh laba tinggi semakin besar.

2. Analisis Deskriptif Hambatan Pedagang Pasar Windujenar