BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika masyarakat sudah mempunyai pendapatan atau penghasilan yang lebih, terlintas dalam benaknya untuk menyisihkan sebagian hartanya, untuk ditabung,
diinvestasikan atau mempertanggungkan harta benda atau diri nya guna menghadapi kebutuhan pada hari esok nanti. dalam al-qur’an disebutkan:
يرْﺪﺗ ﺎ و اﺪ ﺴْﻜﺗ اذﺎ ﺲْ يرْﺪﺗ ﺎ و مﺎﺣْرﺄْا ﺎ ْ و ﺚْ ْا لﱢﺰ و ﺔ ﺎﱠﺴ ا ْ ﺪْ ﱠ ا ﱠنإ ﱢيﺄ ﺲْ
ٌﲑِﺒَﺧ ٌﻢﻴَِﻋ َﻪﱠ ا ﱠنِإ ُتﻮُﻤَﺗ ضْرأ
.
Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa
yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Luqman: 34
Dari sepenggal ayat di atas, Allah SWT telah meyebutkan bahwasanya kita semua ini tidak mengetahui dengan pasti, sesuatu apa yang akan dikerjakan besok
nanti, rizki apa yang akan didapat serta kapan dan ditempat mana kita akan diambil oleh-Nya. Dengan semua sifat lemah itu, manusia wajib berikhtiar guna
menutupimeringankan semua ketidakpastian itu yang dengan otomatis melekat pada predikat kita sebagai manusia.
Menabung merupakan langkah dasar dalam mengantisipasi kebutuhan jangka pendek, dan berasuransi lebih bertujuan dalam jangka panjang. Menabung dan
berasuransi tidak menuntut keahlian yang khusus, karena dari kedunya sudah banyak lembaga keuangan yang menawarkan jasa tersebut seperti Bank Mu’amalat, Bank
Negara Indonesia BNI Syari’ah, Bank Syari’ah Mandiri, Asuransi Mubarokah, Asuransi Bumiputra Divisi Syari’ah, Asuransi Takaful, MAA Life Asurance
Syari’ah, dll. Tinggal bagaimana cara memilih lembaga yang professional dalam pengelolaannya.
Sedangkan dalam berinvestasi, kemampuan skill yang cukup sangat menunjang keberhasilan, guna menilai jenis dan risiko-risiko investasi, karena
investasi berprinsip pada “High Risk High Return and Low Risk Low Return”, bahwa investasi dengan risiko yang tinggi akan mendapatkan keuntungan yang tinggi,
begitupun risiko yang rendah akan mempunyai keuntungan yang rendah pula. Dalam investasi apakah keuntungan positive return, kerugian negative returnloss atau no
return yang kemungkinan akan didapat.
Namun dalam menelaah risiko tidak semua orang dapat menghitungnya, baik orang yang memiliki harta banyak sekalipun, yang mana risiko itu dapat dihindari,
dikontrol, diterima ataupun ditransfer. Dalam investasi, orang yang tidak mampu membacanya akan dibantu oleh pihak lain untuk menelaah dalam memperhitungkan
semua risikonya yang disebut manajer investasi. Investasi merupakan penempatan sebagian dari kekayaan uang pada suatu
aset harta benda ataupun kegiatan usaha yang dapat meningkatkan nilainya atau memberikan hasil dimasa mendatang, menurut H. Muhammad Syafi’i Antonio dalam
bukunnya “Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktek.
Investasi bisa dilakukan dalam bentuk usaha langsung manfaat yang didapat dari hasil usaha, seperti membuka bengkel, warung, rumah makan, pabrik dll. Atau
bisa dilakukan melalui Asset Fisik yaitu; manfaat yang diterima dari hasil peningkatan harga dari waktu kewaktu, seperti membeli tanah, Real Estate,
perhiasan, benda seni, dll. Bisa juga investasi dilakukan dengan lebih modern melalui pasar uang Money Market atau pasar modal Capital Market.
Seiring perkembangan zaman, dunia bisnis keuangan meraih kemajuan yang signifikan baik itu lembaga perbankan ataupun perasuransian, keduanya berlomba-
lomba menggaet masyarakat dengan mengeluarkan produk-produk baru atau memodifikasinya dalam memenuhi kebutuhan nasabah, guna menghasilkan
pendapatan perusahaan yang lebih besar. Begitu pula dalam dunia bisnis perasuransian yang berkembang pesat,
perusahaan dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam mengeluarkan produknya guna menjaga keberlangsungan perusahaan. Ketika produk awal hanya memberi satu
manfaat saja yaitu proteksi perlindungan bagi sebagian kalangan dianggap tidak memadai lagi,
1
perusahaan harus mengeluarkan produk baru lagi atau memodifikasinya dengan memberikan manfaat ganda dalam satu produk.
Seperti dalam asuransi jiwa, produk yang menawarkan dua manfaat dalam satu transaksi yang disebut produk Unit-Link. Produk ini selain memberikan manfaat
proteksi, produk inipun sebagai instrumen investasi. Jadi, premi yang dibayarkan nasabah oleh perusahaan asuransi diinvestasikan pada berbagai bentuk investai di
pasar uang, obligasi, maupun saham. hasilnya dibagi kepada pemegang polis ketika
1
Elvyn G Masassya, Invesati dan Keuangan; Berburu “Unit link”, Jakarta, 2005, hal.1
sudah jatuh tempo.
2
Dalam pengelolaan investasinya unit link memberikan ketransparasian bagi nasabah, sehinggga nasabah atau pemegang polis akan
diberitahukan rincian secara jelas mengenai hasil investasi yang didapat dari alokasi dana yang mereka tanamkan disalah satu jenis investasi yang mereka pilih sendiri.
Dari ketransparasian inipun risiko investasi menjadi tanggungan nasabah, perusahaan hanya bertindak sebagai wakil dari nasabah dalam menginvestasikan dananya.
Perusahaan Asuransi Syari’ah pun tak ketinggalan, Unit link Syari’ah mulai diluncurkan sebagai salah satu pemenuhan terhadap tingginya kebutuhan masyarakat
akan produk Unit link Syari’ah sebagai investasi alternatif yang memberikan return lebih menarik daripada produk investasi yang ada dalam perbankan. Keistimewaan
dari produk Unit link ini sebenarnya terletak pada unsur investasinya dibanding unsur proteksinya. Perusahaan Asuransi memanfaatkan kelebihan ini untuk menarik minat
masyarakat yang selama ini mulai berkurang ketertarikanya pada asuransi tradisional baca: asuransi yang hanya memberikan proteksi saja. sehingga banyak perusahaan
asuransi yang berhasil meningkatkan penjualanya dan pendapatan asset nya berkat produk asuransi yang relatif baru ini. Salah satunya perusahaan asuransi yang
menawarkan Unit link Syari’ah adalah PT. Asuransi Takaful Keluarga, dengan produknya yang bernama TAKAFULINK.
Pada ahir tahun 2004 PT. Asuransi Takaful Keluarga meluncurkan produk unit link
dengan sistem syari’ah atau disebut Takafulink, dan mulai dipasarkan awal bulan maret 2005 guna mengikuti persaingan pasar asuransi.
3
Dengan tekad yang kuat dan tinggi serta ditunjang oleh kinerja yang profesional, dalam waktu kurang
2
Pietra Sarosa, RFA, www.sarosaconsulting.com
PruLink,
Berinvestasi sambil Memayungi Diri
3
Syahrial M Sakni, Bisnis dan Investasi, Takafulink; Berasuransi Sambil Berinvestasi, Proteksi No.160, April 2004, hal 36
dari tiga bulan produk Takafuling sudah diterima pasar dan premi yang dihasilkan dari produk ini cukup signifikan. Tingkat return of invesment yang lebih tinggi dari
rata-rata tingkat investasi deposito di Bank pada umumnya serta sifatnya yang transparansi dalam mengelola dana investasi nasabah menjadi daya tarik tersendiri
bagi masyarkat, juga menjadi salah satu kunci keberhasilan dari produk takafulink ini.
4
Dari uraian di atas penulis menjadi tergugah untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang produk Takafulink yang dikeluarkan oleh
perusahaan Asuransi Takaful Keluarga, sehingga produk ini lebih cepat diminati oleh masyarakat banyak serta menjadi produk yang menghasilkan premi paling besar
dalam perusahaan. Oleh karena itu penulis ingin meneliti melalui skripsi ini dengan judul:
“Produk Asuransi Unit link Syari’ah; Tinjauan Historis dan Praktis” Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah