Kriteria Competitive Advantage dilihat dari berbagai sisi

3. Reputasi Perusahaan Reputasi merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena adanya keunggulan-keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, seperti kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan akan terus dapat mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan hal-hal yang baru lagi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat membangun berbagai macam reputasi, seperti reputasi kualitas, reputasi pemasaran, reputasi inovasi produk, dan lain sebagainya. Suatu reputasi perusahaan akan menurun manakala gagal dalam memenuhi apa yang disyaratkan pasar. Perusahaan membangun kompetensi khusus distinctive competencies. Kompetensi khusus harus dibangun dengan mengintegrasikan empat komponen, yaitu kompetensi manajerial dan fokus strategi, komeptensi berdasarkan sumber daya, kompetensi berdasarkan transformasi, dan kompetensi berdasarkan pengeluaran. Pada kompetensi berdasarkan pengeluaran, menegaskan bahwa perusahaan harus membangun reputasi melalui kekhususan spesifikasi atas kualitas produk yang konsisten, dan dibutuhkan konsumen. Jika kualitas produk konsisten dan selalu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, produk akan sukses di pasar. Perusahaan yang mempunyai reputasi positif lebih memungkinkan untuk menarik minat pelamar berkualitas tinggi, membangun pangsa pasar yang luas, menerapkan harga yang lebih tinggi dan lebih menarik minat investor. Dengan kata lain, reputasi perusahaan yang baik memberikan perusahaan keunggulan kompetitif. 4. Kualitas Produk Produk merupakan salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, disamping harga dan jangkauan distribusinya. Produk adalah sesuatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan. Oleh karena itu, setiap perusahaan berupaya untuk mengembangkan produknya agar dapat mampu bersaing dengan produk-produk saingannya di pasar. Unsur yang terpenting dalam produk adalah mutukualitas. Kualitas diartikan sebagai kemampuan produk untuk memenuhi apa yang diharapkan konsumen atau pengguna terhadap suatu produk yang dimilikinya. Kualitas produk harus dapat mencerminkan tingkat kemampuan produk untuk memberikan kemanfaatan yang diharapkan oleh konsumen atau pengguna dari produk tersebut. 24 Keberhasilan suatu perusahaan dalam persaingan sangat ditentukan oleh tingkat kualitas produk yang dihasilkan dan dipasarkan, yang memengaruhi posisi produk di pasar. 5. SDM dalam Perusahaan Menurut Porter, SDM merupakan salah satu komponen dan sistem organisasi yang dapat menjadi salah satu keunggulan kompetitif dalam organisasi. Oleh karena 24 Sofjan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008, h. 368. itu perusahaan harus benar-benar memperhatikan kualitas dan kompetensi SDM yang dimiliki dengan cara mengelola SDM yang ada untuk dikembangkan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Fungsi SDM sebagai salah satu sumber keunggulan kompetitif akan lebih memberikan manfaat yang besar jika dikelola secara efektif dan efisien. 25 Keunggulan kompetitif dapat diciptakan melalui pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan yang akan dihadapinya. Setiap organisasi perusahaan beroperasi dengan menggunakan seluruh sumber dayanya untuk dapat menghasilkan produk baik barang atau jasa yang bisa dipasarkan. Dalam hal ini pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi sumber daya finansial, fisik, SDM dan kemampuan teknologis dan sistem. 26 Sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut dapat dijadikan sebagai sumber untuk meraih keunggulan kompetitif bila perusahaan mampu menciptakan strategi nilai yang tidak dimiliki atau sulit ditiru oleh perusahaan pesaingnya. Kriteria yang dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk menetapkan suatu sumber daya meraih keunggulan bersaing atau tidak, adalah sumber daya tersebut 25 Sofjan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, h. 8-9. 26 Lena Ellitan , “Praktik-praktik Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 4 No. 2, 2002, h. 66. harus mampu menciptakan nilai, sulit ditiru, bersifat langka, dan tidak ada substitusi. 27

C. Teori Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah

Asuransi dalam bahasa Arab disebut At- ta’min. At-ta’min berasal dari kata “amanah” yang berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman serta bebas dari takut. 28 Berdasarkan definisi terakhir, tersirat makna bahwa at- ta’min at-ta’wuni lebih menekankan pada adanya saling menanggung atau saling menjamin antara satu sama lain jika diantara mereka ada yang tertimpa musibah, baik musibah kematian, kecelakaan, sakit, kecurian, kebakaran maupun kerugian-kerugian lainnya. Ini lebih tepat disebut sebagai prinsip takaful. Prinsip ini menjadi pilar terbentuknya masyarakat yang kuat dan kukuh karena setiap individu diberikan tanggung jawab sosial dan hukum untuk memberikan perlindungan dan jaminan terhadap individu lain. Pada dasarnya asuransi syariah atau takaful adalah asuransi merupakan suatu sistem atau tindakan untuk melimpahkan, mengalihkan, atau mentransfer risiko yang ditanggung kepada pihak lain dengan syarat melakukan pembayaran premi dalam 27 Ni Wayan Mujiati, “Pengelolaan SDM Untuk Menciptakan Keunggulan Kompetitif”, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Artikel diakses pada tanggal 04 Juli 2014 dari http:www.e- jurnal.com201312pengelolaan-sdm-untuk menciptakan.html, h. 7-8. 28 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah: Keberadaan dan Kelebihan di Tengah Asuransi Konvensional, Jakarta: PT. Gramedia, 2006, h. 2 rentang waktu tertentu secara teratur sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan terhadap risiko yang dimungkinkan terjadi di masa depan seiring dengan ketidakpastian itu sendiri. 29 Tujuan asuransi itu sendiri adalah untuk mengadakan persiapan dalam menghadapi kemungkinan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupannya. 30

D. Produk Asuransi Pendidikan 1. Pengertian Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan merupakan salah satu alternatif yang dinilai akan dapat memenuhi kebutuhan pendidikan. Asuransi pendidikan dirancang sedemikian rupa, sehingga hanya untuk keperluan pendidikan anak yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Bahkan ketika orangtua tidak produktif atau mengalami risiko kematian, para penerima manfaat polis anak-anak akan tetap terjamin kelangsungan hidup dan pendidikannya. Ada banyak pengertian dalam mendefinisikan asuransi pendidikan, namun dapat ditarik benang merahnya dari pengertian asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan adalah kontrak antara perusahaan asuransi dan orangtua yang menyebutkan bahwa orangtua setuju untuk membayar sejumlah premi asuransi secara berkala kepada pihak perusahaan asuransi, untuk kemudian orangtua mendapatkan sejumlah dana pendidikan tertentu dari perusahaan asuransi pada saat anak memasuki usia sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya. 29 Zian Farodis, Buku Pintar Asuransi Mengenal dan Memilih Asuransi yang Menguntungkan Nasabah, Yogyakarta: Laksana, 2014, h. 11. 30 Mohammad Muslehuddin, Asuransi Dalam Islam, Jakarta: Penerbit Buku Aksara, 1995, h. 3. Dalam asuransi ini, peserta memiliki dua kemungkinan, bila peserta masih hidup sampai masa kontrak berakhir, maka pembayaran klaim dari rekening tabarru pada peserta porsi bagi hasil, akan diterima peserta bersangkutan untuk kemudian digunakan bagi biaya pendidikan anak-anak. Tetapi bila peserta meninggl dunia pada saat masa kontrak masih berlangsung, maka pembayaran klaim berupa rekening tabarru pesera, porsi bagi hasil, dan dana kebajikan diambil dari tabungan tabarru akan diterima oleh ahli warisnya untuk biaya pendidikan setelah ditinggal orangtuanya. 31

2. Fungsi Asuransi Pendidikan

Pada umumnya asuransi pendidikan memberikan dua fungsi, yaitu Pertama proteksi, fungsi proteksi ini akan menanggung risiko kematian dengan menjanjikan sejumlah uang pertanggungan jika mengalami kematian. Pada umumnya jumlah uang pertanggungan yang diberikan sesuai dengan biaya pendidikan anak yang sudah disepakati dalam polis, sehingga anak akan tetap dapat meneruskan pendidikannya. Kedua sebagai tabungan. Orangtua dianjurkan untuk disiplin menabung sejak dini bagi biaya pendidikan anaknya di masa epan.

3. Bentuk Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan murni tradisional dengan manfaat kontrak pasti hanya digunakan untuk masa pendidikan anak selesai pendidikan polis akan close. Bila terjadi risiko pada orangtua akan keluar uang pertanggungan dan kewajiban 31 Yadi Janwari, Asuransi Syariah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005, Cet. 1, h.59. membayar terhenti, namun manfaat dana tahapan pendidikan tetap diperoleh hingga usai. Bila tidak terjadi risiko maka diterima sejumlah tahapan dana pendidikan hingga usai. Asuransi pendidikan dengan unit link dapat menjadikan orangtua sebagai tertanggung yang disebut asuransi dana pendidikan, karena yang diasuransikan adalah kebutuhan terhadapa total dana pendidikan kedalam Uang Pertanggungan dasar UP dasar. Asuransi pendidikan dengan unit link dapat menjadikan anak sebagai tertanggung yang kemudian disebut asuransi perencana pendidikan, karena yang diasuransikan adalah rencana menabungnya dengan manfaat Payor. 32

E. Tinjauan Review Kajian Terdahulu

Dari penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan kajian terdahulu terhadap beberapa laporan penelitian dan skripsi yang telah ada. Penulis melihat ada beberapa studi terdahulu yang dapat dijadikan sebagai fokus tinjauan kepustakaan berkenaan dengan topik yang dipilih. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Siti Sholihah, S. 340908020, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis tahun 2010 dengan Judul Pelaksanaan Asuransi Takaful Dana Pendidikan Fulnadi Di PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Surakarta. Penelitian ini tentang menganalisa prosedur dan pelaksanaan asuransi takaful dana pendidikan fulnadi di PT. Asuransi Takaful 32 “Perbedaan Asuransi Pendidikan dengan Tabungan Pendidikan”, Artikel diakses pada tanggal 13 Juni 2014 dari http:www.asuransipendidikanterbaik.comperbedaan-asuransi-pendidikan- vs-tabungan-pendidikan