20
Dengan demikian, jelaslah bahwa proses pendidikan agama Islam sekalipun konteksnya sebagai suatu bidang studi, tidak sekedar
menyangkut pemberian pengetahuan agama Islam kepada siswa, melainkan yang lebih utama menyangkut pembinaan, pembentukan
dan pengembangan kepribadian muslim yang taat beribadah dan beramal shaleh.
b. Pengertian Minat Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat terhadap
objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila
seorang sisiwa tersebut belajar dengan minat yang besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik.
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan setiap orang didasari oleh kecendrungan hati atau keinginan atau minat. Minat merupakan
landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat
mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.
Pengertan minat belajar terdiri dari dua suku kata, yakni kata “minat” dan kata “belajar”. Dari segi bahasa minat adalah :
“kecendrungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu”.
36
Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minta tersebut dengan disertai perasaan
senang.
37
Adapun yang dimaksud dengan minat menurut M. Alisuf Sabri adalah “suatu kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan
36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,……. h. 583
37
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam
,…………………, h. 261
21
mengingat sesuatu secara terus- menerus.”
38
Jadi, minat itu timbul karena adanya perasaan senang pada diri seseorang yang menyebabkan
selalu memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus. Menurut M. Buchori minat adalah “kesadaran seseorang;
bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut-
paut dengan dirinya”
39
Sedangkan menurut Akyas Azhari dalam buku “Psikologi Pendidikan” mengatakan bahwa “minat ialah kecendrungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa objek kegiatan, yang diminati, seseorang diperhatikan terus dan rasa senang.
40
Berbeda dengan pendapat Agus Sujanto bahwa “minat ialah sesuatu pemusatan
perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya.”
41
Selanjutnya menurut Ahmad D. Marimba, minat adalah “kecendrungan jiwa terhadap sesuatu karena merasa ada kepentingan
dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu.”
42
Dari beberapa definisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu kecendrungan atau
keinginan yang besar yang menetap pada diri hati seseorang untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu yang menarik secara
terus menerus disertai dengan rasa senang untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Dengan minat seseorang akan
memusatkan atau mengarahkan seluruh aktivitas fisik dan psikisnya ke arah yang diamatinya. Minat merupakan perhatian yang mengandung
unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat sangat menentukan sikap
38
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h. 84
39
H. Carl Witherington, Psikologi Pendidikan, Penerjemah M. Buchori, Bandung: CV Jemmars, 1982, h. 110
40
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina Utama, 1996, h. 74
41
Agus Sujanto, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 92
42
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma’arif,
1980, h. 79
22
yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.
Minat sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang mampu mempelajari
sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat atau tidak ada kehendak untuk mempelajari, ia tidak akan bias mengikuti proses belajar.
Sedangkan belajar secara sederhana adalah: “berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu.”
43
Usaha untuk mencapai kepandaian dan ilmu tersebut merupakan usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi
tahu, memahami, dan mengerti tentang sesuatu. Menurut Oemar Hamalik belajar adalah “perubahan tingkah
laku yang relativ manetap berkat latihan dan pengalaman.”
44
Moch. Uzer Usman megartikan belajar “sebagai proses perubahan tingkah
laku antar a individu dan individu dengan lingkungannya.”
45
Seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah
laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek sikapnya. Dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Menurut Fadhilah Suralaga “belajar merupakan tahapan
perbuatan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang
melibatkan proses kognitif.”
46
Sama dengan pendapat yang dikemuka
kan oleh M. Alisuf Sabri bahwa “belajar ialah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman dan latihan.”
47
43
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , ……. h. 14
44
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, h. 154
45
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional ,……………………., h. 5
46
Fadhilah Suralaga, Netty Hartati, dkk, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam,................., h. 63
47
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan , …………………………………….., h. 60
23
Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapt berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki dan meningkatkan perilaku yang
ada. Dari beberapa pengertian belajar seperti disebutkan di atas,
dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1
Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan dalam arti tingkah laku yang relatif tetap.
2 Bahwa perubahan itu, pada pokoknya membedakan antara keadaan
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan belajar.
3 Bahwa perubahan itu dilakukan melalui kegiatan atau usaha yang
disengaja. Belajar adalah key term istilah kunci yang paling penting
dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu
mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan.
48
Belajar memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Islam menetapkan bahwa belajar merupakan salah
satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi setiap manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Dari Hisyam bin Ammar bin Hafs bin Sulaiman dari dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik berkata, bersabda
Rasulullah saw :”Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang muslim.” H.R. Ibn Majah
49
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997, h. 90-94
49
Ibn Majah, Terjemah Sunan Ibn Majah, Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Araby, h.
24
Selain itu, Allah juga mengangkat derajat orang-orang yang menuntut ilmu. Sebagaimana firman Allah swt:
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
50
Dengan belajar, seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Karena dengan adanya belajar, seseorang dari
yang belum mengerti menjadi mengerti ditambah pengalaman- pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran untuk masa yang akan
datang. Jadi minat belajar adalah kecendrungan untuk selalu
memeperhatikan dan mengingat secara terus-menerus terhadap sesuatu orang, benda, atau kegiatan yang disertai dengan keinginan untuk
mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikan dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang relatif menetap melalui latihan dan
pengalaman serta interaksi dengan lingkungan. Pendidikan
dengan proses
belajar mengajar
sebagai kegiatannya, merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan
anak didik. Dari proses interaksi itu, proses belajar mengajar di ikat dengan minat dan perhatian antara keduanya. Dengan demekian,
proses belajar mengajar akan terjadi secara efektif dan efesien apabila siswa mempunyai minat terhadap suatu pelajaran guru yang
mempengaruhinya.
c. Fungsi Minat