penyakit, proses pemotongan dan pembersihan ayam yang dilakukan dengan halal dan hygienis, juga proses pengolahan yang diawasi secara ketat dan
sesuai dengan standard makanan yang bermutu tinggi, sampai pada kemasan dan kualitas kontrol, serta distribusi yang dilakukan oleh sumberdaya manusia yang
terbaik, didukung oleh mesin-mesin yang modern dan berteknologi tinggi. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, memproduksi dan men-supply
produk yang bermutu tinggi untuk keperluan industri makanan di Indonesia seperti KFC, CFC, Wendys dan restaurant lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia
Food Division, sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari produk yang dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan halal sangat
diutamakan, untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memenuhi harapan serta kebutuhan pelanggan.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan
produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan
kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus-
menerus. Seuai dengan motto “A Tradition of Quality”
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industry manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage
dan further. 2. Bahan baku utama adalah ayam yang sudah beku yang berasal dari PT.
Charoen Pokphand Indonesia Food Division dari Cikande dan Salatiga.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industri yang bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Industri ini
terletak di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.
Bangunan PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat kantor Personalia, Product Development and Quality
Control, ruang rapat, gudang, dan ketiga Plant di atas. Selain itu, di perusahaan juga terdapat satu pos satpam di pintu gerbang masuk, kantin, dan masjid.
2.4. Daerah Pemasaran
Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen untuk melakukan proses transaksi atas suatu barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu
fungsi yang mencerminkan cara bagaimana memperlakukan pasar dan produk sehingga dapat memenuhi tujuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen.
Daerah pemasaran PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division saat ini adalah
Universitas Sumatera Utara
daerah Aceh, Medan, sedangkan untuk Sumatera bagian Selatan terdapat daerah Palembang dan Jambi.
2.5. Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division menggunakan struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi
fungsional adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian berdasarkan dalam bidang pekerjaan
tersebut seperti Further manager kepada Sausage manager dan seterusnya, sedangkan organisasi lini adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana
wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahannya seperti plant head kepada plant manager.Berikut merupakan struktur organisasi PT. Charoen Pokphand
Indonesia Food Division.
Universitas Sumatera Utara
Plant Head
Plant Manager
Further Manager
Sausage Manager
Cut Up Manager
Warehouse Manager
Engineering Manager
PPIC Manager
Purchasing Manager
Finance Accounting Manager
Personal General Affair Manager
Further Supervisor
Sausage Supervisor
Cut Up Supervisor
Warehouse Supervisor
Engineering Supervisor
PPIC Supervisor
Purchasing Supervisor
Finance Accounting Supervisor
Personal General Affair Supervisor
Further Foreman
Sausage Foreman
Cut Up Foreman
Warehouse Foreman
Engineering Foreman
PPIC Foreman
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Karyawan
Karyawan Purchasing
Foreman Finance Accounting
Foreman Personal General
Affair Foreman
Keterangan: ------ = Garis Fungsional
= Garis
Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Universitas Sumatera Utara
Untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dapat dilihat pada lampiran-1
2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja Jam Kerja
Tenaga Kerja yang bekerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division sebanyak 465 orang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sistem Pembagian Jumlah Tenaga Kerja No
Jabatan Jumlah
1 Plant Head
1 Orang 2
Plant Manager 1 Orang
3 Manager
9 Orang 4
Supervisior 9 Orang
5 Foreman Mandor
9 Orang 6
Karyawan 427 Orang
Jumlah 465 Orang
Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan mengeluarkan tata tertibperaturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan
perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengatur waktu kerja sesuai
dengan perundang-undangan tenaga kerja dari Depnaker, yaitu: 40 jam seminggu. Setiap harinya rata-rata karyawan yang bekerja 7 jam.
Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division diatur menurut aturan shift
Universitas Sumatera Utara
a Jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Administrasi Hari
Jam Kerja WIB Jam Istirahat WIB
Senin – Jumat
08.00 – 16.00
12.00 – 13.00
Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division b Jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.23
Tabel 2.3 Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi Hari
Shift Jam Kerja WIB
Istirahat WIB
Senin – Sabtu
I 23.00-07.00
04.00 – 05.00
II 07.00-15.00
12.00-13.00 III
15.00-23.00 20.00
– 21.00 Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
c Jam kerja pada bagian keamanan Untuk jumlah keamanan, dibagi menjadi 2 shift yang terdiri dari 5 orang dan melakukan
penjagaan dimulai dari : - Jam 08.00
– 20.00 - Jam 20.00
– 07.00
2.5.3. Sistem Pengupahan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:
1 Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku.
2 Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur dan
berdasarkan golongan.
Universitas Sumatera Utara
3 Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas :
a Gaji tetap untuk karyawan tetap. b Gaji harian untuk karyawan harian.
c Gaji borongan untuk karyawan borongan 4 Upah Pokok
Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan, serta latar
belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut diberikan untuk masa 21 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu kerja rata-rata 8 jam dalam sehari.
5 Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu :
a Golongan pekerja yang levelnya dibawah level supervisor, akan mendapat kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di dalam
gaji pokok. - Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa maka untuk jam lembur, peraturannya
adalah sebesar 1 ½ x upah sejam. - Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa untuk jam lembur
peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam. Disamping pemberian gaji pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan,uang pengobatan, dan asuransi tenaga kerja.
Selain pemberian kompensasiupah, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, seperti:
Universitas Sumatera Utara
1 Memberikan THR Tunjangan Hari Raya untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus biasanya dalam 1 bulan upah.
2 Memberikan THR Tunjangan Hari Raya untuk pekerja yang mempunyai masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan menurut
perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan.
3 Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja
masing-masing karyawan. 4 Tunjangan makan diberikan kepada pekerja perbulan, sesuai dengan kemampuan
perusahaan, dan dibayar bersama-sama dengan pembayaran upah pekerja. 5 Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan.
6 Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah.
7 Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Jaminan kesehatan antara lain :
1 Cuti sakit. 2 Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah.
3 Mewajibkan karyawan masuk ASTEK Asuransi Tenaga Kerja. 4 Tunjangan Proyek.
5 Tunjangan Kemalangan. Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti:
1 Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun.
Universitas Sumatera Utara
2 Memberikan fasilitas pengobatan cuma-cuma kepada setiap tenaga kerja. 3 Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan
para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan
2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, Medan adalah daging ayam. Daging ayam merupakan bahan pangan yang
bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas
daging ayam yang dilakukan melalui pengolahan atau penanganan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kerusakan atau kebusukan selama penyimpanan dan
pemasaran. Sumber daging ayam yang diperoleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan
saat ini masih berasal dari Slaughter House Rumah Potong Hewan PT. Charoen Pokphand yang berada di Cikande dan Salatiga karena PT. Charoen Pokphand
Indonesia Medan belum memiliki Slaughter House. PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerima daging ayam berupa Griller, yaitu daging ayam bulat tanpa bulu,
kepala, ceker dan isi perut
.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan ialah bahan yang ditambahkan secara langsung ke dalam proses produksi dan merupakan komposisi produk untuk memudahkan dan
menyempurnakan produk. Dalam proses pembuatan further di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division tidak lepas dari bahan pendukungnya seperti perekat tepung
batter, tepung roti breading, minyak goreng, bumbu-bumbu dan Sodium Laktat sebagai bahan pengawet pada daging agar umur simpannya lama yang didapatkan dari
suplier karena PT. Charoen Pokphand Indonesia masih belum bisa memproduksi bumbu-bumbu tersebut. Selain bumbu bahan penunjang lainnya yang tidak kalah
penting adalah kemasan plastik, untuk kemasan ini PT. Charoen Pokphand Indonesia masih menggunakan kemasan dari suplier plastik dengan beberapa tipe plastik sesuai
dengan kebutuhan pengemasan yang mereka gunakan. Bahan tambahan pada proses pembuatan further nugget adalah:
1 Campuran tepung tapioka dan minyak goreng sebagai emulsifier. 2 Premik, yaitu berupa campuran bumbu-bumbu yang telah diformulasikan di PT.
Charoen Pokphand Indonesia Pusat di Cikande untuk memberikan cita rasa pada further.
3 Perekat tepung batter 4 Remah roti breading
5 Kemasan plastik untuk membungkus further. 6 Karton yang digunakan untuk pengepakan akhir further.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai pelengkap
produk dan memudahkan dalam melakukan proses.
2.6.2. Uraian Proses
PT. Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Proses produksi pada PT. Charoen Pokphand Indonesia yaitu
further production.
2.6.2.1 Nugget Production
Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan nugget pada PT. Charoen Pokphand Indonesia:
1 Petugas produksi menyiapkan formula untuk pembuatan suatu macam produk
further nugget dimana petugas mempersiapkan komposisi seasoning bahan baku berupa tepung dan premix bumbu dari produk yang akan diproduksi.
2 Petugas membuat campuran emulsi yaitu menggunakan mesin bowl cutter. Fungsi
dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan. 3
Petugas melakukan proses grinding daging yaitu proses untuk menggiling daging menjadi halus. Proses grinding dilakukan dengan menggunakan mesin autogrind.
4 Proses pencampuran semua adonan yang telah dipersiapkan seperti seasoning,
premix, daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen. Proses mixing tersebut menggunakan mesin unimix dengan kapasitas produksi 250 kg.
Universitas Sumatera Utara
5 Proses forming dilakukan dengan menggunakan mesin reforfomer.
6 Petugas membaluri tepung breadcrumb tepung roti ke adonan yang telah
dibentuk. 7
Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook. Pada proses precook adonan digoreng setengah matang, selanjutnya masuk pada proses
cook adonan digoreng hingga benar – benar matang. Proses precook dan cook
dilakukan pada mesin fryer. 8
Petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect cacat atau tidak. Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin unimix, yaitu dicampur
lagi dengan adonan-adonan yang lain. Produk defect yang dirework mempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal sebanyak 5.
9 Petugas memasukkan adonan pada mesin insulated quick freeze IQF untuk
dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor menuju televator untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin MHW adonan ditakar sesuai dengan
ukuran per kemasan. 10 Proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi dikemas pada
kemasan plastik menggunakan mesin Kawasima. 11 Proses penimbang kemasan menggunakan mesin check weighter, untuk ukuran
berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut akan secara otomatis dipisahkan. Produk yang terpisah tadi dilepas kembali kemasannya lalu dijalankan
pada conveyor untuk melalui proses penakaran ulang pada mesin MHW. 12 Kemasan produk dikemas dalam carton box dan selanjutnya ditransfer ke
warehouse finished product.
Universitas Sumatera Utara
Berikut flowchart proses produksi pembuatan further pada PT.Charoen Pokphand Indonesia dilihat pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Start
Membuat campuran emulsi Menyiapkan kuantitas seasonig dan
premix sesuai formula Melakukan proses grinding daging
Melakukan proses mixing emulsi, seasoning premix, daging giling,
air,dan nitrogen Melakukan forming adonan
Melapisi adonan yang telah dibentuk dengan tepung breadcrumb
Melakukan proses precook adonan
Melakukan proses cook adonan
Menyeleksi nugget apakah defect atau tidak
Tidak Ya
Melakukan proses frozen nugget
Melakukan proses penakaran nugget Melakukan proses packaging nugget ke
dalam kemasan plastik Melakukan pengukuran berat
produk apakah sesuai atau tidak Ya
Tidak
Melakukan proses packaging produk jadi nugget ke dalam carton box
End
Gambar 2.2 Flowchart Proses Produksi Pembuatan Nugget
Universitas Sumatera Utara
2.7. Mesin dan Peralatan
2.7.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan oleh
PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division yaitu : A Divisi Further
1 Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus
Spesifikasi mesin: Merek
: Laska Type Cutter KCU 200 DC Daya
: 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Asal
: Austria Jumlah
: 1 2
Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Spesifikasi mesin:
Merek : Inotec Type IM-1000
Daya : 400 V, 50 Hz
Jumlah : 1
3 Mesin cetakan untuk mencetak adonan yang sudah dihaluskan
Spesifikasi mesin: Merek
: Besch 3047035 Daya
: 400 V3, 50 Hz Jumlah
: 1 4
Mesin frying I, dilakukan penggorengan pertama pada adonan yang sudah dicetak
Universitas Sumatera Utara
Spesifikasi mesin: Merek
: EFR 4000650 Daya
: 400 V Jumlah
: 1 5
Mesin frying II, dilakukan penggorengan kedua pada adonan Spesifikasi mesin:
Merek : EFR 6000650
Daya : 400 V
Jumlah : 1
6 Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk
Spesifikasi mesin: Merek
: Inritsu Daya
: 300V, 60 Hz Jumlah
: 2 7
Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan Spesifikasi mesin:
Merak : IQ
3
Daya : 230 V, 50 Hz, 1,2 A
Asal : European Union
B Divisi Sausage 1
Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus Spesifikasi mesin:
Universitas Sumatera Utara
Merek : Laska Type Cutter KCU 200 DC
Daya : 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A
Asal : Austria
Jumlah : 1
2 Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning
Spesifikasi mesin: Merek
: Inotec Type IM-1000 Daya
: 400 V, 50 Hz Jumlah
: 1 3
Mesin emulsifier untuk mengemulsi adonan Spesifikasi mesin:
Merek : Inotec Type 1175 CD-75D
Daya : 400 V, 50 Hz, 142 A
Jumlah : 1
4 Mesin Smoke House untuk proses pemasakan sausage dan mendinginkan sausage
Spesifikasi mesin: Merek
: Maurer-Atmos GmbH Daya
: 400 V, 50 Hz, 1,9 Kw Asal
: Germany Jumlah
:1 5
Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan Spesifikasi mesin:
Merak : IQ
3
Universitas Sumatera Utara
Daya : 230 V, 50 Hz, 1,2 A
Asal : European Union
6 Mesin cutter untuk memotong sosis sesuai ukuran
Spesifikasi mesin: Merek
: Inotec GmbH Daya
: 2Kw Jumlah
: 2 7
Mesin Vacum Sealer untuk memvakumkan kemasan yang telah diisi dengan produk sosis
Spesifikasi mesin: Daya
: 50 Hz, 29 A, 36 Volt Jumlah
: 3 8
Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk Spesifikasi mesin:
Merek : Inritsu
Daya : 300V, 60 Hz
Jumlah : 2
9 mesin IQF untuk mendinginkan produk sausage yang telah dikemas
Spesifikasi mesin: Merek
: Mavel Singapore Daya
: 380 V, 50 Hz, 103 A Jumlah
:1 C Divisi Cut Up
Universitas Sumatera Utara
1 Mesin MDM untuk menggiling ayam menjadi halus
Spesifikasi mesin: Merek
: Totomeat 2500 Daya
: 380V, 50 Hz, 30 Kw Asal
: Jerman Jumlah
: 1
2.7.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:
1. Thermometer untuk mengukur suhu cairan. 2. Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat
penerimaan bahan baku 3. Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling dipabrik.
2.8. Utilitas
Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk
akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu kelancaran proses produksi serta
mempermudah jalannya kegiatan manufaktur. Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:
1. Sumber Air
Universitas Sumatera Utara
Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah 300m
3
, Kegunaan air di perusahaan adalah :
a Keperluan proses produksi b Keperluan laboratorium
c Keperluan mesin boiler d Keperluan karyawan
e Keperluan injeksi kondensor f Sebagai zat pendingin dan pembersih
Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih
dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum. 2. Uap Steam
Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yang digunakan untuk proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan dari mesin
steam boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 tonjam.
Spesifikasi steam boiler tersebut adalah : - Merk
: Loos - Tipe
: D8820 GUNZENHASEN - Posisi
: Boiler tidur - Jenis boiler
: Fire tube - Kapasitas
: 2 TonJam
Universitas Sumatera Utara
- Jenis burner : Weishupt Type L72
- Bahan bakar : Solar
- Tahun : 1985
3. Pemanas Minyak Goreng Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari
mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal
sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai berikut: Merk Burner
: Riello Tipe
: 618 M Model
: ENNEEMME 1400 Bahan bakar
: Solar 4. Sumber Listrik
Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari Perusahaan
Listrik Negara PLN. Hal ini disebabkan karena mereka masih belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar kegiatan produksi tetap
bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan.
Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan digunakan genset PRIME yang menghasilkan 1825 KVA.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Safety and Fire Protection