Teori Pertumbuhan Klasik Pendekatan Neoklasik

Rastioma H. Manullang : Pengaruh Sektor Pertanian Dan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 20 ekonomi dalam jangka panjang. Dalam satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan Sadono Sukirno,2000, hal: 10

a. Teori Pertumbuhan Klasik

Tokoh klasik ini dipelopori oleh Adam Smith, David Rikardo, Malthus, dan John Stuart Mill yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor luas tanah, jumlah penduduk, jumlah barang modal, dan tehnologi yang digunakan. Para tokoh ini memfokuskan perhatiannya pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Mereka mengasumsikan luas tanah dan kekayaan alam serta tehnologi tidak mengalami perubahan. Teori yang menjelaskan hubungan antara pendapatan per kapita dengan jumlah penduduk disebut sebagai teori optimal penduduk. Menurut teori ini, pada awalnya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika jumlah penduduk terus bertambah maka hukum hasil yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mengalami penurunan, dan mengubah keadaan pendapatan perkapita sama dengan produk marginal.

b. Pendekatan Neoklasik

 Robert M. Solow. Rastioma H. Manullang : Pengaruh Sektor Pertanian Dan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 21 Dalam teori Solow, model yang dikembangkan terdapat kemungkinan adanya perubahan pada tingkat bunga maupun pada tingkat upah. Proses pertumbuhan dilihat sebagai suatu proses yang berlangsung dengan pertimbangan –pertimbangan variabel diantara faktor-faktor produksi. Harga-harga faktor produksi adalah fleksibel sehingga ada kemungkinan substitusi diantara faktor-faktor produksi yang terlibat dalam proses faktor produksi. Dalam keadaan dimana jumlah tenaga kerja melebihi pasok modal, harga, tenaga kerja tingkat upah akan menurun terhadap harga modal tingkat bunga. Sebaliknya jika pertambahan modal melampaui pertambahan jumlah tenaga kerja, maka tingkat upah akan meningkat. Dengan adanya perubahan pada harga faktor-faktor produksi dan melalui substitusi satu jenis faktor produksi lainnya, hal itu sama lain dapat membatasi kemungkingan terjadinya penyimpangan dari ekuilibrium pertumbuhan.

c. Pendekatan Keynes