Segmentasi dan Positioning Diferensiasi sekolah

26 bilingual benar-benar diterapkan atau tidak? Berapa bahasa asing yang diajarkan? Bagaimana mutu lulusannya? Bagaiman pengelolaan keuangan sekolah? Bagaimana resentra sekolah? Bagaimana status sekolah? dan lain- lain. Melakukan analisis pasar, sekolah juga harus melakukan analisis pekerjaan dengan menggunakan metode SWOT. Analisis SWOT digunakan sebagai kerangka kerja untuk membantu sekolah mengembangkan keseluruhan sekolah, pemasaran, dan strategi produk, Barnawi, 2012: 25. Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan identifikasi dan analisis pasar merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar terkait pendidikan atribut- atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan. Untuk dapat menetahui kebutuhan pasar lembaga harus menerapkan metode analisis SWOT. Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan strengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunity, dan ancaman threats pada suatu lembaga pendidikan.

c. Segmentasi dan Positioning

Menurut Rambat Lupiyoadi 2008: 44 segmentasi adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Sedangkan Positioning atau pemosisian dalam Rambat Lupiyoadi 2008: 58 yaitu mencakup perancangan dan penawaran citra perusahaan agar 27 target pasar mengetahui dan menganggap penting posisi perusahaan di mata pesaing. Barnawi 2012: 25 mengatakan bahwa penetuan target pasar merupakan langkah selanjutnya dalam pengelolaan masalah pemasaran sekolah. Jurnal Ekonomi dan kewirausahaan vol 11 2011: 52 menambahkan bahawa berkaitan dengan keputusan pemilihan channel saluran yang digunakan tetapi juga keputusan mengenai pemilihan lokasi di mana perusahaan harus beroperasi. Pasar sangat beragam karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang kana menjadi kepentingan utama bagi pengguna pendidikan. secara umum, pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikologi maupun perilaku, Hendry Samurung O, 2005: 113. Dengan mengetahui karakteristik pasar maka sekolah akan mudah menentukan target pasar mana yang akan dilayani. Apabila melayani pasar yang besar maka akan membawa dampak bagi sekolah untuk dapat mempercepat perkembangan sekolah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sejatinya penting menentukan target pemasaran, karena akan memepermudah fokus dari pemasaran suatu lembaga. Karakteristik pasar yang beragam dan cenderung berubah-ubah membuat lembaga pendidikan harus dapat mengimbanginya dengan tetap menjaga citra lembaga agar tidak ditinggalkan oleh konsumen. 28

d. Diferensiasi sekolah

Diferensiasi adalah strategi sekolah dalam memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan dengan penawaran yang diberikan oleh pesaing. Strategi diferensiasi ini mengisyaratkan sekolah mempunyai jasa yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya dengan pesaingnya. Strategi diferensiasi dilakukan dengan cara menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya David Wijaya, 2008 :53. Menurut Kotler dalam Rambat Lupiyoadi 2008: 59 sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi kriteria: penting, berbeda, lebih unggul dibanding pesaing, dapat dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau, dan menguntungkan. Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Dari banyak sekolah yang ada, orangtua peserta didik akan memilih sekolah anaknya disebabkan atribut-atribut kepentingan antar sekolah semakin standar Hendry Samurung O, 2005 : 114. Diferensiasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya dengan: 1 Persepsi keunggulan pendidikan, contohnya dengan penerapan pembelajaran kontekstual, menurut Zainal, 2013: 4 adalah: “Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa. Pembelajaran ini digunakan untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan mengaitkan materi tersebut dalam konteks kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial, dan kultural. Sehingga siswa memiliki pengetahuan keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan 29 ditransfer dari satu permasalahankonteks ke permasalahan konteks lainnya”. Wujud dari pembelajaran kontekstual adalah dengan Sekolah Alam, menurut Maryati 2007: 180 Sekolah Alam yaitu sekolah yang berbasis pada alam lingkungan sekitar sebagai obyek belajar. Profil sekolah ini lain dari sekolah pada umumnya, namun keberadaanya semakin dirasakan sebagai sebuah sekolah yang mampu mengakomodasi semua keinginan kita tentang dunia pendidikan yang kita harapkan, pendidikan yang membebaskan dan menyenangkan. 2 Inovasi pembelajaran, contohnya adalah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa dan diusahakan agar pembawaanya menyenangkan bagi siswa. Barnawi 2012: 26, yang mengatakan bahwa dalam pembelajaran sekolah dapat melakukan inovasi pembelajaran menuju pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan menarik, serta menyenangkan. Pembelajaran hendaknya selalu meng- update perkembangan disiplin ilmu terkait dengan pembelajaran. 3 Pengembangan fasilitas sarana dan prasarana, contohnya bila lantai sekolah menggunakan marmer yang berkualitas tinggi, peralatan meja dan kursi dibuat senyaman mungkin menggunakan media pembelajaran yang canggih, penataan sekolah yang modern, dan lain-lain, Barnawi 2012: 27 4 Pelayanan lebih ramah, contohnya guru memberikan motivasi kepada siswa- siswanya agar dapat belajar dengan giat. Selain itu menurut Barnawi 2012: 27, sekolah dapat mendorong semua guru dan karyawan 30 agar ramah kepada semua peserta didik dan kepada semua tamu yang datang. 5 Pencitraan sekolah yang lebih unggul, dapat menggunakan jasa periklanan untuk menunjukkan slogan dan keunggulan sekolah, Barnawi 2012: 27. Berkaitan dengan biaya price, biasanya masyarakat lebih tertarik terhadap biaya sekolah yang murah. Tetapi yang perlu diperhatikan ialah kualitas sekolah. Sekolah dapat meyesuaikan biaya sekolah dengan daya beli masyarakat yang menjadi pengguna pendidikan. Persepsi mahal dan murahnya sekolah tergantung dari cara pandang orangtua terhadap pendidikan dan kemampuan membayarnya. Sri Minarti 2011: 396 menambahkan bahwa pembedaan secara mudah dapat dilakukan dengan melalui bentuk-bentuk tampilan fisik yang tertangkap panca indera yang memberikan kesan baik.

e. Promosi