commit to user
102
hambatan muridnya, apa lagi hambatan tiap murid satu persatu karena
sering saya lakukan dengan memberikan pre tes, ulangan, tugas individu maupun
Hasil akhir kemampuan penguasan materi oleh siswa didik dapat dilakukan dengan berbagi cara diantaranya adalah dengan memberikan tes baik
tes tersebut tes secara lisan maupun yang dilakukan dengan tes-tes tertulis diantaranya adalah UAS.
Untuk menunjukkan professional dalam bekerja tentu guru juga harus tepat waktu, Informan 2 menyatakan : bahwa Jam 06.30 beliau datang pulang
sesuai jam kerja. Walau begitu masih ada yang terlambat datang, pulang tidak
13.00 WIB. Saya
kesadaran pribadi juga karena ada juga yang datang terlambat dan pulang tidak sesuai jam kerja. Sebagai teman pasti tahu dan hafal temannya yang tertib dan
Ketepatan waktu dalam memulai jam kerja merupakan cerminan dari kepribadian guru tersebut, terdapat guru yang selalu menepati jam bekerjanya
akan tetapi ada pula guru yang masih mengabaikan kewajiban mengajar dengan tidak mentaati waktu jam kerja, sehingga professional seoarang guru dapat dinilai
commit to user
103
dari hal ini. Informan 3 menyatakan : karena secara financial bertambah maka ada beberapa guru yang memanfaatkan tunjangan profesi untuk pembelian di
antaranya adalah buku pelajaran, pengadaan sarana IT seperti laptop, ipad dan modem, dengan begitu dalam menggali informasi dan pengetahuan menunjang
pembelajaran dan profesionalisme akan lebih mudah dan cepat. Bahkan pendapat beliau :
pendidikan yang lebih tinggi dibuktikan dengan di SMP 4 Karanganyar ada 4 guru pasca sertifikasi tunjangan profesi menempuh S2 ke UNS.
Informan 2 juga menyatakan bahwa :
untuk lebih profesional sebagai guru. ikut pelatihan baik komputer ,internet, bahasa inggris, seminar yang menunjang peningkatan
profesionalisme guruberusaha untuk datang tepat waktu karena juga malu dengan teman sejawat. Walau begitu ya.. memang ada yang tidak berubah
kearah lebih baik tapi tetap stagnan atau tidak mau berubah. Berdasar pernyataan beliau, beliau mendorong teman sejawat untuk membeli,
Laptop,
Modem, Majalah,
Koran, Buku
Pendamping, bahkan
mengunakan uang tunjangan profesi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan ternyata teman-teman ditempat kerja ada
yang sudah membelinya dengan adanya tunjangan profesi. Beliau juga sudah mempunyai niat untuk kuliah lagi dengan mencari informasi S2 ke
UNS Magister Pendidikan Sejarah. Tapi walau kecil prosentase sebesarnya ada juga guru yang belum tersertifikasi sudah profesionalisme dalam
menjalan
Selain digunakan untuk membeli peralatan yang mendukung tugas pengajaran, ada sebagian guru yang memanfaatkan tunjangan profesi tersebut
untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, hanya saja ternyata terdapat dampak yang kurang baik dengan digulirkannya tunjanga sertifikasi
kepada guru-guru, seperti yang dikemukakan oleh informan 3.
commit to user
104
Informan 3 menyatakan : Tentu saja ada dampak negatif, salah satu contohnya ketika kepala sekolah melakukan pendistribusian tugas muncul
suatu masalah yakni kekurangan jam untuk pemenuhan beban kerja guru tersertifikasi, terutama mata pelajaran IPA, IPS dan OR dalam hal ini
Mapel IPS yang mula-mula 6 jam berubah menjadi 4 jam ketika diberlakukan KTSP ini sangat berdampak sekali pada akhirnya : Ada
semacam descretion atau kebijakan untuk mengatur itu, guru diberi kesempatan untuk mencari kekurangan jam tersebut di sekolah yang lain,
pada akhirnya terjadilah dampak : Penambahan biaya transportasi karena letak sekolah yang belum tentu
berdekatan Mengacaukan sistem administrasi dalam artian ketika tahun ajaran baru
dalam pembuatan jadwal mengajar karena ada beberapa guru yang mengajar keluar.
Membuka peluang indisipliner karena susah untuk melakukan pengawasan sehingga aspek profesionalnya sedikit terganggu
Ketika membagi jam kerja ada aspek ketidak adilan karena yang diberi apresiasi pengurangan jam kerja hanya kepala sekolah, wakil, kepala
perpustakaan dan laborat, padahal fungsi-fungsi sekolah tidak hanya di atas ada yang lain kurikulum, humas, wali kelas, ekstrakulikuler dan
piket mestinya dihargai walau beberapa jam. Serta ketika guru tersebut mengajar 2 bahkan 3 sekolahan seolah hanya
untuk memenuhi jam, sehingga dimungkinkan kurang handarbeni sekolah dan memahami peserta didiknya karena dikejar waktu untuk dapat
mengajar disekolah lain dengan jarak tempuh yang tidak dekat waktu
Pemanfaatan tunjangan profesi sangat bervariasi tergantung dari kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh guru tersebut, terdapat guru yang
pemanfaatanya untuk tujuan konsumerisme akan tetapi banyak pula yang memanfaatkan tujuangan sertifikasi tersebut untuk peningkatan kemampuan
keilmuan maupun kepribadian. Akan tetapi bukan hanya dari sisi peningkatan pendapatan saja yang diharapkan dari sertifikasi tersebut seperti pendapat
belum bisa merespon dengan baik harapan pemerintah tentang tunjangan profesi bagaimana seharusnya. Diantaranya seperti: masuk kerja berdasar jadwal
commit to user
105
mengajar, tidak berdasar jam kerja, pulang kerja karena habis jam mengajar bukan
Pendapat informan yang lain seperti informan 5 yaitu: Banyak guru yang telah paham kompetensi mata pelajaran yang diampu tapi kedalaman penguasaan
materi tergantung tiap masing-masing guru. Demi memahami memperdalam kemampuan materi yang diajarkan banyak guru yang telah mampu mengakses
internet, dan mengikuti kursus komputer bahkan membeli modem, atau membeli BSE Buku Sekolah Elektronik yang hanya bisa dibuka dengan komputer. Ada
guru yang dengan sadar mengembangkan kreatifitasnya untuk lebih profesional dengan mengajarkan materi melalui LCD, dan melakukan pengamatan langsung
Terdapat beberapa
cara yang
paling sering digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran ekonomi diantaranya adalah ceramah bervariasi, penugasan, diskusi, tanya jawab dan tutor sebaya. Guru biasanya memberikan
motivasi pada awal pertemuan. Sumber belajar yang dimanfaatkan guru dalam pembelajaran ekonomi berasal dari buku dan internet. Pengelompokan siswa
hanya dilakukan guru kadang-kadang karena menyita waktu. Namun ada guru yang mengelompokkan siswa sebagai bagian dari pembelajaran tutor sebaya.
Bentuk evaluasi yang dilakukan guru adalah pre test, post test, tugas individu, tugas kelompok, dan tes secara lisan. Pemilihan materi dalam pembelajaran
ekonomi lebih didasarkan pada kompetensi apa yang harus dicapai dan bukan berdasarkan kebutuhan siswa akan materi tersebut.
commit to user
106
Di sisi lain ada guru yang bertanggungjawab mempunyai kesadaran diri untuk terus memacu dirinya berkembang menjadi semakin lebih baik dari waktu
kewaktu dengan memanfaatkan tunjangan untuk peningkatan profesionalisme, memang ada guru yang tetap tidak ada perubahan walaupun sudah mendapat
tunjangan profesi. Untuk hasil questioner yang mendukung wawancara di atas telah
dibagikan kepada para responden di dapatkan rentang skor dari yang tertinggi sampai terendah adalah 85 63. Dari rentang skor tersebut selanjutnya dapat
diketahui distribusi frekuensinya. Dengan membagi menjadi 3 kelas, dapat diketahui intervalnya, yaitu:
3 63
85 K
Xr Xt
= 7,3 dibulatkan menjadi 7,
sedangkan untuk skoring terdiri dari 3 skor yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi.
Hasil distribusi frekuensi variabel profesionalisme guru dilihat dari kompetensi Profesional dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalisme Guru Dilihat dari Kompetensi Profesional
Interval Frekuensi
Prosentase sebesar
63 69 9
28,12 70 77
15 46,88
78 85 8
25
Jumlah 32
100
commit to user
107
Dari tabel distribusi di atas dapat dibuat grafik histogram berikut:
Gambar 6. Profesionalisme Guru Dilihat dari Kompetensi Profesional
Berdasarkan gambar grafik di atas, terlihat bahwa kompetensi guru IPS yang tersertifikasi dan mendapat tunjangan profesi ternyata dari 32 responden,
hasil kompetensi profesional Sedang terdapat pada 15 responden dengan prosentase sebesar 46,88. Untuk hasil Tinggi terdapat pada 8 responden dengan
prosentase sebesar 25,00 dan hasil Rendah dengan 9 responden prosentase sebesar 28,13. Hasil secara umum Dampak Tunjangan profesi terhadap
Kompetensi Profesional adalah Sedang.
d. Kompetensi Sosial