Pembahasan 1. Budaya Organisasi Analiasa Bivariat
kedua hubungan ini menujukkan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi kedua hubungan sedang.
Tabel 5.8. Hubungan Misi dengan Kinerja perawat pelaksana di RSJ Provinsi Sumatera Utara Bulan Juni - Juli 2013n=74
Misi dengan Kinerja perawat
Correlation coefficient N
Sig. 2-tailed 0,652
74 0,000
Pada tabel 5.8. menunjukkan bahwa ada hubungan misi dengan kinerja perawat perawat pelaksan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dibuktikan dari
nilai signifikan p adalah 0,000 p0,05. Nilai korelasi r adalah 0,652. Nilai korelasi kedua hubungan ini menujukkan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi kedua
hubungan kuat.
2. Pembahasan 2.1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan sistem nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan,
berfungsi sebagai sistem perekat dan dapat dijadikan acuan berprilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan Moeljono, 2006. Sejalan
dengan Denison 1990 dalam Casida 2007, bahwa budaya organisasi merupakan suatu gambaran tentang cara organisasi melibatkan anggotanya dalam setiap kegiatan yang
berdasarkan nilai-nilai, kemampuan anggota organisasi untuk berkembang dan mengadakan perubahan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Hasil analisa univariat yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi di RSJ Provinsi Sumatera Utara menurut persepsi perawat pelaksana
Universitas Sumatera Utara
baik 52,7. Tabel 5.2., dengan keterlibatan 52,7 bernilai baik, 60,8 adaptasi bernilai baik, 56,8 misi bernilai baik, sedangkan konsistensi 50 bernilai baik.
Keterlibatan merupakan suatu sifat yang menampilkan tingginya perkembangan di dalam organisasi yang ditunjukkan dari sikap staf yang bersedia secara suka rela
bekerja dan mengikuti aturan di dalam organisasi, karena dengan keterlibatan staf merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari organisasi, memiliki otonomi dan kepercayaan
untuk melakukan tindakan ataupun pengambilan keputusan dalam organisasi Casida, 2007. Suatu organisasi dengan sifat keterlibatannya mengikutsertakan, melibatkan, dan
mengajak karyawannya berpartisipasi untuk menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab sehingga timbul komitmen yang lebih besar pada organisasi Sutrisno, 2010.
Berdasarkan hasil penelitan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara terlihat bahwa hampir separuh dari jumlah total perawat tidak menunjukkan rasa kepemilikan dan
komitmen serta sikap yang bersedia secara sukarela bekerja dan mengikuti aturan di dalam Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar 47,3.
Organisasi mengembangkan suatu pola pikir dan menciptakan sistem organisasi yang membangun sistem pengelolaan internal berdasarkan dukungan konsensus Denison
et al, 2006. Sejalan dengan itu, Sutrisno 2010 menjelaskan perusahaan dengan sifat konsistensinya menanamkan sistem kepercayaan, nilai, dan simbol yang dihayati dan
dipahami oleh para anggota organisasi agar terbentuk tindakan atau perilaku terkoordinasi berdasarkan dukungan konsensus. Berdasarkan hasil penelitan di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Sumatera Utara terlihat bahwa separuh dari jumlah total perawat tidak memperlihatkan tindakan atau perilaku yang terkoordinasi berdasarkan dukungan
konsensus di dalam Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar 50. Sifat adaptabilitas dan keterlibatan membantu perusahaan lebih fleksibel dalam
melakukan perubahan-perubahan yang sesuai agar lebih kompetitif Sutrisno, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Denison 2005, dalam casida 2008 menyatakan organisasi dengan sifat adaptasi yang dominan memungkinkan anggota organisasi untuk mengatasi tuntutan perubahan.
Berdasarkan hasil penelitan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara terlihat bahwa mayoritas perawat telah memperlihatkan sifat adaptasi yang memungkinkan para perawat
untuk mengatasi tuntutan perubahan di dalam Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar 60,8.
Misi memberikan tujuan dan makna dengan menetapkan peran sosial serta tujuan eksternal bagi organisasi sehingga memberikan tujuan dan arah yang jelas bagi anggota
organisasi dalam menentukan tindakan Denison et al, 2006. Sutrisno 2010 menjelaskan bahwa perusahaan dengan sifat penghayatan misi mempunyai kemampuan
untuk memahami arah jangka panjang yang bermanafaat bagi organisasi. Berdasarkan hasil penelitan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara terlihat bahwa mayoritas
perawat memperlihatkan telah mempunyai kemampuan untuk memahami arah jangka panjang yang bermanafaat bagi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar
56,8.