101
dengan baik karena format modul sederhana sehingga memudahkan siswa dalam memahami dam mempelajarinya.
Sejalan dengan kemajuan bidang tata busana, pembuatan celana pria tidak hanya manyangkut warna dan konsep saja, tetapi cara mengukur, memotong,
merancang, serta menjahit celana itu juga harus diperhatikan. Untuk itu, diperlukan trik tertentu agar pembuatan celana pria ini sesuai apabila digunakan
oleh pemakainya.
d. Aspek I si Materi Modul
Hasil analisis data dari penilaian siswa pada modul pembelajaran pembuatan celana pria menunjukkan bahwa pada aspek isi materi modul tergolong dalam
kategori Layak. Frekuensi penilaian siswa secara spesifik dapat dilihat pada lampiran hasil perolehan skor kelayakan oleh siswa. Hasil Kategori Layak ini
dikarenakan isi materi modul sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Serta gambar yang disajikan menarik dan mudah diikuti oleh siswa, sehingga
memudahkan siswa dalam memahami dan mempelajarinya.
e. Aspek Penilaian Modul
Hasil analisis data dari penilaian siswa pada modul pembelajaran sayuran dan buah-buahan menunjukkan bahwa pada aspek ini tergolong dalam kategori
Layak. Frekuensi penilaian siswa secara spesifik dapat dilihat pada lampiran hasil perolehan skor kelayakan oleh siswa. Hasil Kategori Layak ini dikarenakan pada
setiap indikator dalam aspek penilaian modul dinilai oleh siswa dengan baik dalam hal pemilihan gambar yang menarik, bahasa yang dipergunakan, serta
keterbacaan materi dengan baik. Modul pembelajaran dibuat dengan tujuan pembelajaran. Di dalam aspek
kemanfaatan diharapkan dapat menjadi media yang dapat menambah wawasan
102
serta membantu siswa untuk belajar mandiri. Sedangkan pada aspek teknis diharapkan dapat digunakan semua orang dengan mudah guna mendapatkan
informasi. Modul pembelajaran ini disusun dengan bentuk, ukuran huruf jelas, gambar menarik, sehingga modul pembelajaran tersebut dapat dengan mudah
diakses oleh siswa. Modul pembelajaran pembuatan celana pria diharapkan dapat mempermudah
dan mengatasi kesulitan siswa dalam belajar atau mencari referensi. Karena media pembelajaran diciptakan agar dapat menarik perhatian siswa sehingga
menumbuhkan motivasi belajar, materi pelajaran dapat lebih mudah dipahami dan ditangkap oleh siswa, metode mengajar menjadi lebih variatif dan dapat
mengurangi kebosanan belajar dan dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar Sujana Rivai, 2010: 2. Secara khusus modul pembelajaran
pembuatan celana pria dapat membantu siswa di dalam kesulitan proses pembelajaran.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dessy Harnaningtyas 2012 Meneliti tentang pengembangan modul dasar penataan
display pada mata pelajaran penataan dan peragaan siswa kelas X di SMK N 2 jepara, dihasilkan modul dasar penataan display dengan hasil validasi sangat
layak sehingga baik digunakan proses sebagai sumber belajar untuk siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Jepara dan dinyatakan sangat layak untuk diterapkan kepada
siswa.
103
BAB V SI MPULAN DAN SARAN
A. SI MPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Media pembelajaran pembuatan celana pria
dikembangkan dengan menggunakan metode pengembangan dari Borg and Gall dengan modifikasi.
Terdapat sembilan tahapan dalam modul pembelajaran pembuatan celana pria dalam penelitian ini yaitu analisis kebutuhan, pengumpulan informasi,
rancangan modul pembuatan celana pria, penyusunan modul pembuatan celana pria, validasi ahli materi dan ahli media, penilaian kelayakan modul,
produk modul, uji kelompok kecil, dan uji kelayakan peserta didik. 2.
Penilaian tingkat kelayakan modul pembelajaran pembuatan celana pria
secara keseluruhan dinyatakan layak oleh ahli media dan ahli materi. Penilaian siswa didapatkan penilaian yang sangat layak dengan persentase skor setiap
aspek antara lain a aspek fungsi manfaat modul berada pada kategori sangat layak sebesar 85,0 , b aspek tampilan modul berada pada kategori sangat
layak dan layak sebesar 50,0 , c aspek format modul berada pada kategori layak sebesar 80,0 , d aspek isi materi modul berada pada kategori layak
sebesar 70,0 ; dan e aspek penilaian modul secara keseluruhan berada pada kategori layak sebesar 60,0 . Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran dapat digunakan sebagai media pembelajaran baik digunakan oleh guru sebagai pegangan dalam