Pengendalian kualitas produk akhir pada majalah rohani populer ``Bahana`` : studi kasus pada Percetakan Andi Offset Jalan Beo No 38 Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PADA MAJALAH ROHANI POPULER “BAHANA”

Studi Kasus pada percetakan Andi Offset Yogyakarta Oleh : Charles. Samosir

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengendalian kualitas produk akhir dan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pengendalian kualitas produk akhir pada percetakan Andi Offset Yogyakarta untuk produk majalah Rohani “BAHANA”.

Data yang digunakan adalah data produksi bulanan majalah Rohani “BAHANA” selama tahun 2007. Metode analisis data menggunakan Diagaram Control (P-Chart) dan metode deskripsi.

Hasil penelitian yaitu kualitas produk akhir majalah Rohani “BAHANA” yang dicetak oleh Percetakan Andi Offset Pada tahun 2007 berada pada batas-batas pengendalian. Hal tersebut ditunjukkan oleh tingkat kerusakan produk akhir (tahun anggaran 2007) yang berada dibawah garis Upper Control Limit (UCL). Jadi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi harus terus di pertahankan di dalam range kualitas yang diharapkan.


(2)

ABSTRACT

FINISHED PRODUCT QUALITY CONTROL

A Case Study on the Poroduction of Religious Magazine “BAHANA” at Andi Offset

Publisher Yogyakarta

Charles. Samosir Faculty Of Economic Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this research was to indentify fnished product control process and activities involved in end product control process at Andi Offset Publisher of Yogyakarta.

More specifically on the production of popular religious magazine “BAHANA”. Samples taken involved the total production of “BAHANA” Religious magazine in 2007. Data exploited in the research was those monthly production of “BAHANA” Religious magazine at Andi Offset Publisher of Yogyakarta in the year of 2007. Diagram control (P-Chart) and description were exploited as data analysis methods.

The result showed that the quality of “BAHANA” Religious magazine was regarded as within controlling limits. This was indicated from lower rejection level of end product (the 2007 budget year) than Upper Control Limit (UCL) line. Therefore, all activities related to production process should be maintained to reduce higher rejection level.


(3)

SKRIPSI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PADA

MAJALAH ROHANI POPULER “BAHANA”

Studi kasus Pada Percetakan Andi Offset Jalan Beo No 38 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

CHARLES. SAMOSIR

012214244

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

YOGYAKARTA

2008


(4)

SKRIPSI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PADA

MAJALAH ROHANI POPULER “BAHANA”

Studi kasus Pada Percetakan Andi Offset Jalan Beo No 38 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

CHARLES. SAMOSIR

012214244

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

YOGYAKARTA

2008


(5)

(6)

Yogyakarta, 30 September 2008


(7)

HALAMAN MOTO

Hari ini adalah awal yan baru. Mengapa terus

memikirkan apa yang terjadi atau apa yang anda

lakukan kemarin ? hidup adalah perjuangan tanpa

henti biarkan mengalir bagaikan sebuah sungai.


(8)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

My Lord and my Saviour Jesus Christ

Bapak dan Ibuku tercinta

Abangku Donald. L. Samosir dan Adik ku Ucok Nico.

Samosir

Universitas Sanata Dharma

Dan Sahabatku serta orang-orang yang aku sayangi

v


(9)

(10)

(11)

ABSTRAK

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PADA MAJALAH ROHANI POPULER “BAHANA”

Studi Kasus pada percetakan Andi Offset Yogyakarta Oleh : Charles. Samosir

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengendalian kualitas produk akhir dan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pengendalian kualitas produk akhir pada percetakan Andi Offset Yogyakarta untuk produk majalah Rohani “BAHANA”.

Data yang digunakan adalah data produksi bulanan majalah Rohani “BAHANA” selama tahun 2007. Metode analisis data menggunakan Diagaram Control (P-Chart) dan metode deskripsi.

Hasil penelitian yaitu kualitas produk akhir majalah Rohani “BAHANA” yang dicetak oleh Percetakan Andi Offset Pada tahun 2007 berada pada batas-batas pengendalian. Hal tersebut ditunjukkan oleh tingkat kerusakan produk akhir (tahun anggaran 2007) yang berada dibawah garis Upper Control Limit (UCL). Jadi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi harus terus di pertahankan di dalam range kualitas yang diharapkan.


(12)

ABSTRACT

FINISHED PRODUCT QUALITY CONTROL

A Case Study on the Poroduction of Religious Magazine “BAHANA” at Andi Offset

Publisher Yogyakarta

Charles. Samosir Faculty Of Economic Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this research was to indentify fnished product control process and activities involved in end product control process at Andi Offset Publisher of Yogyakarta.

More specifically on the production of popular religious magazine “BAHANA”. Samples taken involved the total production of “BAHANA” Religious magazine in 2007. Data exploited in the research was those monthly production of “BAHANA” Religious magazine at Andi Offset Publisher of Yogyakarta in the year of 2007. Diagram control (P-Chart) and description were exploited as data analysis methods.

The result showed that the quality of “BAHANA” Religious magazine was regarded as within controlling limits. This was indicated from lower rejection level of end product (the 2007 budget year) than Upper Control Limit (UCL) line. Therefore, all activities related to production process should be maintained to reduce higher rejection level.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbingan-Nya yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PADA MAJALAH ROHANI POPULER “BAHANA” Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menghadapi hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M. selaku pembimbing I dalam penyelesaian skripsi.

3. Bapak Drs. Rubiyatno, M.M. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan.

4. Bapak Cornelius selaku pimpinan Percetakan Andi Offset Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulisan untuk memberikan data yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.


(14)

5. Terima kasih yang sangat besar kepada papa dan mama tercinta yang tak henti-hentinya menyangi dan selalu ber Doa unuk saya.

6. Terima kasih juga kepada abang (Donal. L. Samosir) dan Adik (Ucok Nico Samosir) yang selalu mendorong saya dalam menyelesaikan skripsi.

7. Teman-teman manajemen Angkatan ’01 dan Teman-teman yang ada di Kalimantan Barat terima kasih yang sudah menyempatkan dan menghabiskan pulsanya hanya untuk menyemangati penulis.

8. Teman-teman di Asrama Singkawang “Alianyang” terima kasih atas segala dukungan yang diberikan hingga skripsi ini selesai.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar lebih sempurna nya, sehingga skripsi ini lebih bermanfaat bagi pembaca.

Penulis


(15)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN ... iii

MOTO ... iv

PERSEMBAHAN... v

PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRAC... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 2

B. Batasan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Pengertian Pengendalian Kualitas... 5

B. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Kualitas... 7

C. Pendekatan Pengendalian Kualitas... 9

D. Organisasi Pengendalian Kualitas... 20

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ... 20

F. Langkah-langkah Pengendalian Kualitas ... 21

G. Standarisasi ... 21


(16)

xii

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D. Metode Pengumpulan Data... 28

E. Definisi Operasional ... 29

F. Variabel Penelitian... 29

G. Data dan Sumber Data ... 30

H. Analisis Data ... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

B. Struktur Organisasi... 40

C. Kepegawaian ... 45

D.Produk ... 50

E. Produksi... 51

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Analisis Data ... 56

B. Pembahasan... 59

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 63

A.Kesimpulan ... 63

B. Saran... 64

C.Keterbatasan Penelitian ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN


(17)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel IV.1. Waktu kerja percetakan Andi Offset ... 50 Tabel V.1. Jumlah dan keusakan produk (Majalah Rohani


(18)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Diagram Kontrol ... 26 Gambar III.1.Diagram Kontol... 36 Gambar IV.1.Diagram Kontrol Rata-rata Produk Rusak

Gambar V.1. Gambar VI.1. Gambar VI.1.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mengahadapi persaingan yang makin tajam, sebagai akibat dari arus globalisasi yang telah menjangkau berbagai aspek kehidupan, sehingga menuntut perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor industri yang dulunya bersaing hanya pada tingkat lokal atau regional, kini juga harus bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas dunia yang dapat bersaing dalam pasar global.

Perkembangan sektor industri dalam perekonomian Indonesia mempunyai peran yang sangat penting, sehingga semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang industri bermunculan di Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, oleh sebab itu untuk menhadapi persaingan antar perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang sejenis, maka setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas produksinya, hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu antara lain untuk

mencapai laba yang optimal, pencapaian volume penjualan tertentu dan meningkatkan penguasaan pasar dan kembalinya modal dalam waktu tertentu. Adapun tujuan-tujun tersebut bagi perusahaan adalah untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan.


(20)

Kualitas suatu produk merupakan salah satu perhatian penting bagi konsumen, pengendalian terhadap kualitas produksi sangat perlu dilakukan karena pengendalian terhadap kualitas produksi merupakan salah satu cara perusahaan untuk memperbaiki kualitas produk atau mempertahankan kualitas produk akhir sehinga sesuai dengan keiginan konsumen.

Dengan pengendalian kualitas di dalam perusahaan, pelaksanaan dengan kegiatan ini akan menekankan besarnya barang rusak (defect product) di dalam proses produksi dengan demikian semakin kecil volume barang yang rusak semakin kecil beban penanggungan mutu serta mempertingi nilai produksi perusahaan di mata pelanggan sebagai produk dengan kualitas yang dapat dipercaya. Hal ini tentu saja akan mampu meningkatkan volume penjualan berdasarkan latar belakang di atas, dimana tuntutan konsumen terhadap produsen untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik, maka penulis tertarik pada judul "Pengendalian Kualitas Produk Akhir Pada Majalah Rohani Populer “BAHANA”. Studi kasus pada Percetakan Andi Offset.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan tentunya bersaing untuk mendapatkan pelanggan. Agar perusahaan dapat bersaing secara global diperlukan kemampuan mewujudkan produk yang memiliki sifat aman (tidak membahayakan), sehat dan bermanfaat bagi konsumen atau dengan kata lain produk yang berkualitas.


(21)

1. Bagaimana proses pengendalian kualitas Produk akhir untuk majalah Bahana Pada Percetakan Andi Offset Yogyakarta berada dalam batas kontrol?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk akhir untuk majalah Bahana pada percetakan Andi Offset Yogyakarta? C. Batasan Masalah

1. Produk akhir yang diteliti adalah majalah Bahana hasil percetakan Andi Offset Yogyakarta sebelum dipasarkan.

2. Kualitas produk akhir majalah Bahana yang dimaksud adalah dilihat dari tingkat kerusakan.

3. Tingkat kerusakan yang dimaksud adalah produk akhir percetakan Andi Offset yang tidak layak dipasarkan.

4. Kegiatan pengendalian yang dimaksud adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian kerusakan pada produk akhir majalah Bahana. Adapun kegiatan yang cukup adalah berhubungan dengan pengawasan bahan baku, mesin, dan sumber daya manusia (SDM).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, yaitu konsumen menginginkan produk yang berkualitas baik, maka peneliti menentukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dalam melakukan pengendalian kualitas produk akhir pada percetakan Andi Offset berada dalam batas control?


(22)

2. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk akhir pada percetakan Andi Offset?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian pada pengendalian kualitas produksi untuk mempertahankan produk akhir dipandang sangat bermanfaat bagi:

1. Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam mempertimbangkan pengadaan evaluasi terhadap kebijaksanaan pengendalian kualitas pada perusahaan agar lebih meningkatkan kualitas produknya.

2. Penulis

Bagi penulis, penelitian ini dapat membandingkan teori-teori yang didapat dari bangku kuliah dengan praktek yang dilakukan oleh perusahaan. 3. Universitas

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa serta bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian atau penulisan skripsi yang berkualitas dengan pengedalian kualitas produksi untuk mempertahankan produk akhi.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengendalian Kualitas

Pada saat ini semakin banyak perusahaan yang didirikan, baik perusahaan besar, menengah maupun kecil. Perusahaan tersebut dituntut untuk menghasilkan prosuk yang dapat memenuhi selera konsumen. Dengan dasar pemikiran tersebut penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, salah satu faktor yang dapat memuaskan adalah kualitas produk yang baik.

Perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas produknya akan sulit bersaing dipasar. Oleh sebab itu, semua perusahaan perlu memperhatikan kualitas, agar produk yang dihasilkan berkualitas baik maka perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas.

Kualitas mempunyai pengertian yang bermacam-macam dan berbeda satu dengan yang lainnya tergantung dari tujuan dan keguanaan masing-masing produk. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pendapat mengenai kualitas :

1. Menurut AV. Felgenbaum : (Felgenbaum. AV. 1991; 7)

Keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, pembuatan dan pemeliharaan yang menbuat produk dan jasa yang digunakan dapat memenuhi harapan-harapan pelanggan.


(24)

2. Menurut Hani Handoko : ( Handoko T, Hani, 1984;154)

Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suau produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuatu dengan yang dimaksud untuk apa produk tersebut diproduksi.

3. Menurut Agus Ahyari : (Ahyari Agus, 1987;238)

Kualitas adalah jumlah atribut atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan di dalam produk yang bersangkutan.

Pengendalian kualitas menyiapakan alat manajemen untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan manajemen terhadap kualitas produk yang dihasilkan dari proses produksi. Dari pengendalian kualitas dapat diperoleh informasi mengenai bagian produk yang rusak, sebab-sebab kerusakan dan efek dari kerusakan tersebut.

Berdasarkan perencanaan mutu dan pengendaliannya diperoleh umpam balik untuk melaksanakan tindakan koreksi terhadap proses produksi. Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai pengendalian kualitas.

a. Menurut Reksohadi Sukamto dan Indriyo Gito, 1991; 234).

Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk apabila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak.

b. Menurut AV. Felgenbaum : ( Felgenbaum , AV . 1991; 6)

Pengendalian kualitas merupakan suatu yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu, pengendalian mutu, pemeliharaan mutu dan upaya perbaikan mutu berbagai kelompok dalam sebuah organisasi agar


(25)

pemasaran, kerekayasaan produk dan jasa dapat berada dalam tingkatan yang paling ekonomis agar pelanggan mendapatkan kepuasan.

c. Menurut Agus Ahyari: ( Aliyari Agus2002; 239)

Pengendalian kualitas merupakan suatu aktifitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaiman telah direncanakan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas merupak kegiatan terpadau dalam perusahaan untuk menjaga dan mengarahkan kualitas produk perusahaan sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.

B. Tujuan Dan Manfaat Pengendalian Kualitas

Beberapa pendapat ahli mengenai tujuan pengendalian kualitas : 1. Menurut Agus Ahyari 1987 ;239 - 240

a. Terdapatnya peningkatan kepuasan konsumen

b. Proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya yang serendah-rendahnya.

c. Selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 2. Menurut Richard J. Tersine 1995; 679

a. Mempertahankan standar

b. Memenuhi spesifikasi-spesifikasi pelanggan. c. Memeriksa dan mengoreksi ketidaksesuaian proses


(26)

d. Memenuhi keefektifan personil dan departemen

e. Menemukan dan mengoreksi produk-produk yang rusak 3. Menurut Sofyan Assauri 1993; 274

a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.

b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. c. Mengusahakan agar biaya design produk dan proses menggunakan

mutu produksi tersebut dapat menjadi sekecil mungkin.

d. Mengusahakan agar biaya produk dapat menjadi serendah mungkin. Tujuan-tujuan pengendalian kualitas ini saling berkaitan satu sama lain secara terpadu, yang berarti bahwa perusahaan tidak dapat mementingkan salah satu dari tujuan tersebut saja. Apabila perusahaan memilih satu tujuan untuk diutamakan, maka perusahaan tersebut tidak melaksanakan pengendalian kualitas dengan baik.

Pengendalian kualitas juga memberi manaat bagi perusahaan, karyawan dan konsumen sebagai pemakai hasil produksi perusahaan. Beberapa manfaat pengendalian kualitas yang dapat dirasakan oleh berbagai pihak:

1) Bagi Perusahaan

a. Dapat menghindari pemborosan, yang secara tidak langsung akan meningkatkan keuntungan perusahaan.

b. Mengurangi pemborosan bahan baku. c. Mencegah kerusakan barang hasil produksi.


(27)

d. Menjaga nama baik perusahaan dalam perusahaan. 2) Bagi Karyawan

a. Karyawan secara tidak langsung didorong untuk raenggunakan kecakapannya agar dapat mencapai hasil produksi yang memuaskan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

b. Karyawan akan lebih hati-hati dan teliti dalam melaakukan pekerjaan.

c. Menimbulkan kegairan kerja dalam perusahaan, karena masing-masing bagian berlomba melaksanakan tugasnya dengan baik.

3) Bagi Konsumen

a. Pengendalian kualitas akan memberikan jaminan bagi konsumen bahwa produk yang dihasilkan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsuman.

b. Konsumen menjadi tidak ragu-ragu untuk membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

C. Pendekatan Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas mempunyai kegiatan yang sangat luas karena semua pengendalian terhadap kualitas haras diperhatikan. Pengendalian kualitas secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan, yaitu : (Agus Ahyari, 1987; 257 - 260)


(28)

1. Pendekatan bahan baku 2. Pendekatan proses produksi 3. Pendekatan produk akhir

Dalam pengendalian kualitas yang akan dilaksanakan, maka manajemen perusahaan yang akan menentukan salali satu dari ketiga macam pendekatan atau dua macam pendekatan atau bahkan ketiganya. Untuk menentukan pemilihan pendekatan kualitas, manajemen perusaliaan harus mempertimbangkan beberapa faktor yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan, yang mempunyai keterkaitan dengan pelaksaan pengendalian kualitas.

Bebeapa faktor ini ataralain jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan , sifat bahan baku yang digunakan, tersedianya bahan baku di pasar, bagaimana system produksi yang digunakan, kompleks tidaknya pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan. Disamping hal tersebut diatas, ada faktor yang lebih penting, yaitu tersedianya dana untuk kegiatan pengendalian kualitas, dalam pelaksanaannya perlu adanya pertimbangan pada penentuann pendekatan pengendalian kualitas.

A. Pendekatan bahan baku

Pendekatan balian baku merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kelangsungan proses produksi sangat tergantung pada ketersedianya bahan baku dan kualitas bahan baku itu sendiri, mka sebaiknya pengendalian kualitas bahan baku hams diperhatikan pula oleh perusahaan.


(29)

Perusahaan memproduksi suatu produk dimana karakteristik bahan baku sangat berpengaruh terhadapkarakteristik produk yang dihasilkan. Dalam pendekatan ini terdapat beberapa hal yang dikerjakan oleh manajemen prusahaan agar bahan baku yang diterima perusahaan yang bersangkutan dapat dijaga kualitasnya, beberapa hal tersebut adalah : a. Seleksi Sumber Bahan Baku

Pelaksanaan sumber bahan baku ini akan dapat dilakukan antara lain dengan cara melihat kepada penglaman-pengalaman yang telah lalu, atau dengan mengadakan evaluasi pada perusaliaan-perusahaan pemasok bahan dengan mempergunakan daftar pertnyaan,atau dapat lebih diteliti lagi dengan jalan melakukan penelitian kualitas perusahaan pemasok tersebuit, beberapa cara tersebut dapat dipilih salah satu atau dilaksanakan secara bersama, tergantung kepada kebijaksanaan manajemen perusahaan yang bersangkutan dan tersedianya dana untuk kepentingan hal tersebut tentunya.

b. Pengalaman Hubungan Pada Waktu Yang Lalu

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan karakteristik para pemasok bahan baku ini antara lain adalah kualitas bahan baku yang dikrimkan, besarnya persentase kerusakan bahan baku yang dikirimkan dan dalam penyimpangan, keterlambatan pengiriman bahan baku, harga bahan baku yang ditawarkan, cara pembayaran bahan baku yang telah dikirimkan dan lain debagainya. Atas dasar beberapa penglaman yang diperoleh ini manajemen


(30)

perushaan bersangkutan akan dapat mengadakan pemilihan dan daftar urutan prioritas para pemasok bahan baku yang diperlukan perusahaan tersebut.

c. Evaluasi Dengan Daftar Pertanyaan

Untuk dapat mengetahui tentang karakteristik, pola dan kebiasaan pemasok baru, atau pemaasok lama kepada perusahaan yang baru tersebut, pada umumnya akan dilaksanakan dengan jalan menyusun evaluasi terahadap para pemasok yang ada sehinga perusahaan yang bersangkutan akan dapat menyusun daftar urutan prioritas para pemasok bahan baku dalam perusahaan.

d. Penelitian Kualitas Pemasok

Dari penelitian yang dilaksanakan ini akan dapat diketahui masing-masing karakteristik, pola kebiasaan serta beberapa hal lain yang berhubungan dengan kegiatan pengirirman bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Misalnya pola pembayaran, pola pengiriman, cara penggantian atas bahan baku yang rusak dalam proses peyimpanan dalam jangka waktu tertentu dan lain sebagainya. Dengan adanya seleksi yang baik untuk pemilihan para penisahaan pemasok bahan baku ini diharapkan kualitas bahanbaku yang diperlukan pnisahaan yang bersangkutan akan dapat dipertahankan dalam tingkat kualitas yang tinggi, sedangkan ketepatan waktu pengiriman bahan baku juga dapat dipertanggungjawabkan, sehinga tidak terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku yang akan dapat mengakibatkan


(31)

terganggunya pelaksanaan proses produksi yang ada di dalam perusahaan. Stabilitas pengiriman bahan baku berikut terjaminnya kualitas bahan baku yang dikirimkan tersebut akan dapat menunjang stabilitas kualitas pross produksi akhir dari perusahaan yang bersangkutan.

e. Pemerikasaan Dokumen Pembelian

Dalam pemerikasaanini dililiat apakah setiap informasi yang telah dituliskan didalam dokumen pembelian ini sudah benar-benar dilaksanakan ataiikah belum. Didadaiam pelaksanaan pembelian atyau pengiriman bahan baku tersebut apakah terjadi peyimpangan-peyimpangan dari criteria yang telah dituliskan dalam dokumen pembelian ataukah semua persyaratan yang ada tersebut dipenuhi dengan baik.

Beberpa hal yang diperiksa ini pada umumnya akan meliputi beberapa hal, antara lain tingkat harga bahan baku, tingkat kualitas bahan baku, waktu pengiriman bahan, pemenuhan spesifikasi bahan (misalnya panjang, lebar, dan sebagainya). Mengingat bahwa semua pelaksanaan ini akan didasarkan atas dokumen pembelian yang ada. maka dalam penyusunan dokumen pembelian ini sangat diperlukan ketelitian dan kelengkapan informasi yang dituangkan didalam dokumen pembelian yang disusun tersebut.


(32)

f. Pemeriksaan Penerimaan Bahan

Dalam hubungannya dengan pengendaliaan kualitas bahan baku, maka pemerikasaan penerimaan bahan bakau akan merupakan suatu hal yang cukup besar arti dan fungsinya didalam perusahaan tersebut. Apabila dokumen pembelian yang disusun tersebut cukup lengkap maka dalam pemeriksaan penerimaan bahan baku tersebut akan dapat didasarkan pada dokumen pembelian tersebut. Dengan demikian sebenarnya kegiatan pengendalian kualitas bahan baku dengan jalan pemeriksaan peneriamaan bahan yang dikirimkan ke dalam gudang prusahaan ini akan memepunyai hubungan erat dengan penyususnaan dokumen pembelian.

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di dalam perusahaan tersebut hendaknya dapat dilaksanakan secara terpadu sehingga akan dapat diperoleh effiesiensi didalam kegiatan pemeriksaan bahan baku tersebut.

a) Rencana Pemeriksaan

Sehubungan dengan penyusunan rencana pemeriksaan ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan, anatara lain sebagai berikut :

 Pola umum pemeriksaan

 Diskripsi pemeriksaan yang jelas


(33)

 Daftar bahan lain yang diperlukan untuk pemeriksaan  Penentuan frekuensi pemeriksaan.

b) Pemeriksaan Dasar

Dimaksudkan dengan pemeriksaan dasar ini adalah merupakan pemeriksaan yang diterapkan untuk bahan baku yang sama sekali bam, baik bentuk, jenis maupun kegunaanya.

Pemeriksaan dasar ini disamping diterapkan untuk bahan baku yang lama namun melalui pemasok bahan yang baru.

c) Pemeriksaan Contoh Bahan

Mengigatkan bahwa pemeriksaan yang dilaksanakan kepada contoh bahan ini hasilnya akan diperlakukan untuk seluruh populasi bahan baku tersebut, maka hal ini berarti bahwa pengambilan contoh bahan tersebut hams dilakukan dengan sebaik-baiknya pula. Kekeliruan di dalam pengambilan contoh bahan in kan dapat berakibat terhadap kekeliruan terhadap penerapan keputusan penerimaan bahan baku tersebut.

Masalah yang harus mendapat perhatian di dalam hal ini disamping pelaksanaan pemeriksaan bahan baku tersebut adalah cara pengambilan contoh bahan baku yang akan diperiksa. Hal ini akan meliputi metode pengambilannya serta jumlah contoh yang akan diambil dari populasi bahan baku yang dikirimkan kedalam gudang perusahaan tersebut. Pada umumnya perusahaan akan menentukan pengambilan contoh bahan baku ini secara acak (random), sehinga


(34)

setiap bahan baku yang ada tersebut akan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi contoh bahan.

d) Catatan Pemeriksaan

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh apabila perusahaan selalu menyusun catatan pemeriksaan bahan baku yang dikirimkan ke dalam gudang perusahaan ini antara lain adalah sebagai berikut:

 Data tentang karakter para pemasok

 Penyimakan terhadap perkembangan pemasok g. Penjagaan Gudang Bahan Baku Perusahaan

Di dalam penjagaan gudang sebagai fasilitas penyimpanan bahan baku yang akan dipergunakan untuk proses produksi dari perusahaan tersebut terdapat beberapa macam faktor yang perlu untuk mendapat perhatianyang cukup. Adapun beberapa faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

 Penulisan identitas yang jelas  Pembungkusan yang memadai  Rotasi pengambilan barang

 Penulisan batas waktu penggunaan B. Pendekatan proses produksi

Pada beberapa perusahaan, pross produksi lebih banyak menentukan kualitas produk akhir dan bukan pada bahan bakunya. Perusahaan semacam ini akan lebih baik apabila menggunakan pendekatan proses produksi untuk pengendalian kualitasnya.


(35)

Oleh karena sifat dan jenis dari proses produksi yang ada pada perusahaan pada ummnya terdiri dari beberapa macam, untuk melaksanakan pengendalian kualitas melalui pendekatan ini tidak akan diperoleh hasil yang memadai apabila belum diketahui jenis proses produksi yang akan diawasi tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena dengan jenis proses prodiiksi yang dilaksanakan akan diperlukan cara pengendalian kualitas proses yang berbeda pula.

Dalam hubungannya dengan pengendalian kualitas proses, maka proses prodiiksi yang ada didalam perusahaan pada umumnya akan dipisahkan menjadilima macam, yaitu proses tipe A, B, C, D, dan E yang masing-masing tipe proses produksi tersebut mempunyai kekhususan sendiri-sendiri, terutama dalam hubungannya dengan pelaksanaan pengenmdalian proses produksi yang ada pada masing-masing perusahaan tersebut.

Proses produksi tipe A, merupakan proses produksi dimana setiap tahap proses akan diperiksa dengan mudah, sehingga pengendalian kualitas unfuk proses produksi jenis ini dapat dilaksanakan pada setiap tahap. Penyimpangan atau kesalahan yang dapat inengakibatkan terjadinya penurunan kualitas produk perusahaan dapat segera diketahui pada tahap terjadinya kesalahan tersebut atau pada satu tahap selanjutnya. Dengan demikian maka kesalahan proses ini segera dapat dibenahi sehingga tidak akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang berlarut atau kerugian yang beruntun karena keterlambatan pembenahan kesalahan tersebut.


(36)

Proses produksi tipe B, ketergantungan masing-masing tahap proses begitu kuat dan pemeriksaan perlu dilakukan dengan teliti, sebab apabila terjadi kesalahan proses akan mempunyai akibat yang beruntun pada proses berikutnya dan baru dapat diperbaiki, jika masih memungkinkan, pada tahap berikutnya.

Proses produksi tipe C, adalah proses produksi assembling, kebenaran dan ketelitian dalam proses perakitan ini merupakan unsure yang sangat penting dalam pelaksanaan proses produksi.

Proses produksi tipe D, dalam proses produksinya menggunakan mesin otomatis, pada umumnya pengendalian kualitas proses sudah disertakan sebagai kelengkapan dari mesin dan peralatan produksi tersebut. Alat pengendalian proses ini dapat berupa alarm atau sinyal-sinyal tertentu yang akan memberitahukan kepada operator apabila ada kerusakan proses.

Salah satu proses produksi yang kurang mendapat perhatian dalam pengendalian kualitas produksinya adalah proses produksi perusahaan dagang atau jasa. Bagaimanapun juga perusahaan dagang atau jasas juga memerlukan pengendalian kualitas produksi sehingga konsuman akan memperoleh kepuasan yang optimal. Namun karena sifat produksinya berbeda dengan proses produksi yang lain, maka untuk pengendalian prosesnya memerlukan metode yang khusus sesuai dengan kondisi perusahaan. Untuk pengendalian kualitas produksi perusahaan dagang dan jasa ini termasuk dalam kategori proses produksi tipe E.


(37)

Pada umumnya, pelaksanaan pengendalian kualitas produksi dipisahkan menjadi tiga tahap :

a. Persiapan

Dimana tahap ini mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pengendalian kualitas produksi tersebut antara lain kapan dan beberapa kali pemeriksaan.

b. Pengendalian proses

Dalam tahap ini, perusahaan betul-betul melaksanakan pengendalian kualitas proses produksi yang sedang berjalan.

c. Pemeriksaan akhir

Tahap ini merupakan pemeriksaan saat terakhir dari proses yang ada sebelum dimasukkan dalam gudang.

C. Pendekatan produk akhir

Pendekatan produk dalam pengendalian mutu perusahaan adalali upaya perusahaan mempertahankan mutu produk yang dihasilkannya dengan melihat mutu produk akhir. Pelaksaan pengendalian mutu dengan pendekatan produk akhir dapat dilaksanakan dengan cara :

a. Memeriksa seluruh produk akhir

b. Memeriksa contoh (sample) produk akhir c. Memberikan petunjuk pemakaian


(38)

D. Organisasi Pengendalian Kualitas

Pada umunya setiap pemsahaan mempunyai sifat pengendalian kualitas, dimana hal ini biasanya dilakukan oleh bagian pengendalian kualitas, tetapi tidak selalu perusahaan mempunyai fungsi pengendalian kualitas, karena tergantung pada besar kecilnya perusahaan dan jenis produk yang dihasilkan. Jika suatu perusahaan tidak mempunyai fimgsi pengendalian kualitas, bisa ditunjuk bagian tertentu untuk menjalankan fungsi tersebut di samping tugas utamanya, tetapi apabila perusahaan terdapat bagian pengendalian kualitas, maka bagian ini merupakan staffiiya yang akan membantu pimpinan perusahaan dalam mamberikan informasi serta saran untuk menganbil keputusan-keputusan dalam kegiatan perusahaan. Secara rinci dari pengendalian kualitas adalah : (Assauri, Soiyan. 1993, hal 275) 1. Mengawasi penerimaan dari barang-barang yang masuk

2. Mengendalikan kegiatan yang dilakukan pada berbagai tingkat produk. 3. Memeriksa kembali produk sebelum masuk gudang

4. Meneliti sebab-sebab terjadinya kerusakan

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Kualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor yang akan menentukan bahan suatu barang dapat memenuhi kualitas antara lain : (Ibid, hal 269)

1. Fungsi barang


(39)

3. Biaya barang tersebut

F. Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas

Pada umumya ada empat langkah dalam pengendalian kualitas, yaitu (Felgenbaum, AV. 1991, hal 10):

1. Menetapkan Standar

Meliputi menetapkan standar mutu biaya, standar mutu prestasi kerja, standar mutu keamanan dan standar mutu keandalan yang diperlukan untuk produk tersebut.

2. Menilai Kesesuaian

Membandingkan kesesuaian dengan produk yang dibuat atau jasa yang ditawarkan terhadap standar-standar ini.

3. Bertindak Bila Perlu

Mengoreksi masalah dan penyebabkan melalui faktor-faktor yang mencakup pemasaran. pelaksanaan, rekayasa. produksi dan pemeliharaan yang mempengaruhi kepuasan pemakaian produk.

4. Merencanakan perbaikan

Mengembangkan suatu upaya yang kontinyu untuk memperbaiki standar-standar biaya produksi, keamanan dan keterhandalan.

G. Standarisasi

Dengan adanya standar maka pembuatan produk-produk bias mempunyai arah atau sasaran, karena standar merupakan alat pengukuran agar produk tersebut dapat dikatakan baik, cukup, atau baik kualitasnya. Standar ini


(40)

berfungsi untuk menetapkan, mambatasi, manyatakan atau menegaskan sifat-sifat, ukuran, cara pengujian dala lain-lain, dari suatu banda atau beberapa banda yang berlaku dalam jangka waktu tertentu.

1. Syarat-syarat standar

Standar yang harus memenuhi sifat-sifat antara lain : a. Harus dapat diandalkan

b. Harus dapat memberikan manfaat bagi pemakainya

c. Harus dapat diterima oleh semua atau sebagian besar pihak 2. Tujuan standarisasi

Tujuan pokok dari standarisasi adalah : a. Meningkatkan produksi

b. Meningkatkan kualitas c. Menentukan biaya d. Menghemat bahan baku

H. Teknik – Teknik Pengendalian Kualitas

Teknik pengawasan kualitas secara statistic menurut Sukanto Reksohadiprodjo (1995 ; 384), dikelompokan dalam ;

1. MetodeControl Chart

Bagan kendali merupakan suatu alat pengendali berupa grafik (bagan) untuk menjelaskan sejauh mana proses produksi berada dalam pengendalian. Dengan demikian bila ada penyimpangan akan dengan mudah diketahui dan menjadi bahan masukkan manajemen untuk


(41)

mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Penempatan control chart di dalam klasifikasi ststistical quality control dapat digambarkan sebagai berikut :

Proporsi produk rusak

UCL UL LCL

(waktu) Gambar II.1. Diagram Kontrol

Keterangan :

 Sumbu vertical :

Menunjukan penyimpangan karakteristik barang yang diperiksa.  Sumbu vertical :

Menunjukkan nomor sampel/ item dari barang yang diperiksa.  Sumbu UCL (upper control limit) :

Adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling tinggi dari nilai standar deviasi.

 Sumbu CL (central line) :


(42)

tiap sampel.

 Sumbu LCL (lower control limit) :

Adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling rendah dari nilai standar deviasi.

Ada dua jenis diagram kontrol, yaitu : a. Bagan Kendali Untuk Data Variabel

Bila sebuah catatan (record) dibuat berdasarkan Karakteristik mutu yang diukur secara sebenarnya, misalnya dimensi, bobot, atau volume, maka karakteristik mutu tadi dapat dinyatakan oleh peubah-peubah (variable). Penggunaan bagan kendali untuk data variable telah banyak digunakan dan dapat memberikan informasi-informasi penting mengenai keragaman dasar dari karakteristik mutu, kekonsistenan dalam penampilan (performance) dan tingkat rata-rata karakteristik mutu. Jenis bagan kendali untuk data variable dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Bagan Kendali X (XChart)

Bagan kendali X merupakan bagan kendali yang batas-batas kendalinya dicari dari rata-rata nilai data yang dibagi dalam subgroup.

2) Bagan Kendali R (R Chart)

Bagan kendali R merupakan bagan kendali yang batas-batas kendalinya dicari dari rata-rata rentang data yang dibagi dalam


(43)

subgroup.

b. Diagram kontrol Atribut

Banyak karakteristik mutu tidak dapat dinyatakan secara numerik. Dalam kasus seperti ini, kita hanya dapat menggolongkan setiap item yang diperiksa ke dalam suatu kriteria, yaitu memenuhi spesifikasi karakteristik mutu tahu tidak.

Terminologi “cacat” atau “tidak cacat” sering digunakan untuk mengidentifikasi dua penggolongan produk tersebut dan atau “memenuhi syarat” atau “tidak memenuhi syarat”. Karakteristik mutu yang hanya dapat diungkapkan dengan cara serupa, ini dikenal sebagai atribut, sehingga data semacam ini disebut data atribut. Ada beberapa jenis bagan kendali atribut yang digunakan, yaitu :

A. Bagan P (P Chart)

Bagan ini untuk mengetahui bagan (proporsi) produk yang ditolak karena tidak sesuai spesifikasi. Proporsi yang ditolak didefinisikan sebagai banyaknya barang yang tidak sesuai (rusak/cacat) terhadap total barang yang diperiksa.

B. BaganC (C Chart)

Bagan ini untuk memeriksa jumlah kerusakkan (ketidakserasian) untuk setiap unit produk. Pemeriksaan didasarkan pada titik


(44)

spesifikasi yang tidak memenuhi syarat. Jadi suatu produk cacat/rusak akan mengandung satu atau lebih titik spesifikasi yang tidak memenuhi syarat.

2. Metode Acceptance Sampling

Acceptance Sampling berarti menerima atau menolak semua produk berdasar banyaknya produk yang rusak dalam sample. Pemerikasa dibertahu berapa yang perlu diperiksa dan berapa berapa barang yang rusak yang diperbolehkan, bila sama dengan yang ditentukan atau lebih sedikit semua produk lolos, bila lebih semua produk ditolak.

Dalam Acceptance Sampling digunakan kurva “Operating Charactivistic” (Kurva OC) yang dapat membantu orang dalam menolak barang yang rusak dan menerima barang yang baik. (Sukamto Reksohadiprodjo 2000; 258)

Dalam teknik sampling ini ada dua resiko, yaitu :

1. Resiko produsen adalah resiko mendapatkan sample dalam proporsi kerusakan lebih tinggi dari keseluruhan paket barang dan menolak paket yang baik.

2. Resiko konsumen adalah resiko mendapatkan sample yang mengandung proporsi lebih rendah kerusakan dari pada paket keseluruhan dan menerima paket yang buruk. 3.


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus yaitu terhadap data subyek tertentu yang hendak diteliti berada di dalam atau diluar batas control, di mana peneliti mengadakan pengamatan, wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Pengumpulan data terhadap objek tertentu yang hendak diteliti serta kesimpulan yang diambil hanya terbatas pada objek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian akan dilakukan pada Percetakan Andi Offset. 2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan XX sampai dengan bulan XX tahun 2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek peneitian adalah bagian produksi, terutama karyawa bagian pemeriksaan. Yang ditugaskan khusus untuk mengadakan pemeriksan produk akhir yang akan dikirimkan kepada para konsumen. Subjek penelitian adalah pihak yang terlibat dalam


(46)

pemberian informasi yang berhubungan dengan penelitian. subjek penelitian ini terdiri atas :

1. Kepala bagian produksi. 2. Karyawan bagian produksi. 3. Kepala bagian administrasi. 2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah data jumlah produksi produk dan data jumlah produk rusak.

Sesuatu yang menjadi objek pembicaraan dalam penelitian ini, adalah : 1. Volume produksi dalam satu bulan.

2. Jumlah produk yang rusak dalam satu bulan. 3. Jenis produksi

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu : 1. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyalin data atau keterangan yang ada di perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. (S. Hadi, 1995;95).

2. Wawancara

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan jalan Tanya jawab secara langsung kepada pimpinan perusahaan dan beberapa karyawan.


(47)

3. Obsrvasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas gejala-gejala (fenomena) yang sedang diteliti. (Arsyad dan Suratno, 1993;91).

E. Definisi Operasional

1. Kualitas adalah kemampuan suatu produk yang dibuat untuk memenuhi standar atau keinginan perusahaan atau pemesan produk tersebut.

2. Pengendalian kualitas adalah keinginan untuk memeriksa suatu proses produksi agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

3. Produk akhir adalah produk yang dihasilkan perusahaan yang telah melalui setiap proses produksi dan nantinya akan diterima oleh konsumen.

4. Produk rusak adalah produk yang dihasilkan perusahaan yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah kualitas produk akhir, maksudnya kemampuan suatu produk yang dibuat untuk memenuhi standar atau keinginan perusahaan atau pemesan dengan produk yang dihasilkan telah melalui proses produksi dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan dan nantinya akan diterima oleh konsumen.


(48)

G. Data Dan Sumber Data

Sumber data pada penulisan ini didasarkan pada data primewr dan data sekunder. Pengertian kedua jenis sumber data tersebut adalah (Winarno, Surackmad, 1985; 163):

1. Data primer

Adalah data yang secara langsung diperoleh dari sumber data oleh penyelidik (tidak melalui media perantara). Data ini secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

2. Data sekunder

Adalah data yang berasal dari sumber-sumber lain yang mendukung data primer, seperti bersumber pada buku, orang dan sumber lain.

H. Analisis Data

Analisis data dalam penilitian ini menggunakan metode deskripsi, di mana penelitian deskripsi merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada suatu penelitian dilakukan.

Proses pengendalian kualitas produk akhir berada dalam batas kontrol apabila persentase tingkat kerusakan produk akhir berada diantara Upper Control Limit (UCL) dan Lower Control Limit (LCL). Sedangkan apakah proses pengendalian kualitas produk akhir berada dalam batas baik apabila tidak terjadinya penyimpangan persentase produk rusak yang melewati Upper Control Limit (UCL).


(49)

Penelitian ini juga menggunakan metode control chart, di mana control chart(peta kendali) adalah sebuah grafik atau peta dengan garis batas, dimana garis-garis ini disebut dengan garis kendali. Dalam control chart terdapat tiga macam garis kendali, yaitu :Upper Contro Limit(UCL),Central Line (CL) dan Lower Cintrol Limit (LCL). Adapun tujuan menggambarkan peta kendali adalah untuk menetapkan apakah setiap titik pada grafik normal, serta untuk mengetahui perubahan dalam proses dari mana data dikumpulkan. Sehingga setiap titik pada grafik harus mengidentifikasi dengan tepat dari proses mana data tersebut diambil (Ishikawa Kaoru, 1989;80).

Metode control chart yang digunakan adalali "P-Chart", karena jumlah produksi perusahaan dengan kerusakan tidak konsisten dan yang dicari beberapa persentase kerusakan pada produk yang rusak. Formulas! P-Chart adalah : (Logothesis, N 1992; 251)

a. Menghitung proporsi produk rusak

P =

ni Di

dimana :

P = Proporsi produk rusak Di = Produk rusak

ni = Produk yang diobservasi

b. Menghitung proporsi rata-rata produk rusak

P =

ni Di


(50)

P = Proporsi rata-rata produk rusak

Di = Banyaknya produk rusak

ni = Banyaknya produk yang diobservasi c. Menghitung standar deviasi.

SP =

n P P(1 )

Sp = Standar Deviasi, yaitu parameter dalam statistik untuk menyatakan ukuran penyimpangan dan nilai pengharapan.

P = Proporsi rata-rata produk rusak N = Banyakanya produk yang diobservasi d. menentukan batas pengendalian

Batas pengendalian = Rata-rata kerusakan ± 3 Standarisasi. 1) Upper Control Limit (UCL) = P+ 3SP

2) Central Line (CL) = P

3) Lower Control Limit (LCL) = P-3SP

e. Gambar diagram Kontrol

Persentase Produk Rusak (%)

UCL CL LCL Waktu


(51)

Keterangan :

 Sumbu vertical :

Menunjukan penyimpangan karakteristik barang yang diperiksa.  Sumbu vertical :

Menunjukkan nomor sampel/ item dari barang yang diperiksa.  Sumbu UCL (upper control limit) :

Adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling tinggi dari nilai standar deviasi.

 Sumbu CL (central line) :

Menggambarkan nilai standar yang menjadi dasar perhitungan pengamatan tiap sampel.

 Sumbu LCL (lower control limit) :

Adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling rendah dari nilai standar deviasi.


(52)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

CV. Andi Offset Yogyakarta adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan dan penerbitan buku-buku. Perusahaan ini didirikan sebagai perusahaan perseorangan pada tanggal 4 Januari 1980 oleh Johanes Herman Gondowidjoyo dengan ijin resmi dari Bupati Sleman, Drs. S. Prodjo Sunoto. Pada awalnya CV. Andi Offset beralamatkan di Jalan Beo 38 Demangan Baru Yogyakarta.

Pada saat itu seluruh aktivitas masih terbatas dalam bidang percetakan. Namun dengan seiringnya waktu, perusahaan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga pada akhirnya pada tahun 1980an perusahaan berekspansi pada bisnis penerbitan. Dalam waktu kurang dari delapan tahun lokasi perusahaan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga pada waktu itu juga perusahaan memperluas lokasi sampai ke Jalan Beo 40 Demangan Baru, Sleman Yogyakarta dengan luas tanah  1600m2. Demikian juga dengan status perusahaan yang semula perusahaan perseorangan pada Februari 1988 diubah menjadi persekutuan komanditer dengan akta no.15. Sebagai sebuah persekutuan CV. Andi Offset Yogyakarta semakin berkembang, sehingga kegiatan perusahaan tidak lagi terbatas pada percetakan saja melainkan sudah menerbitkan buku-buku baik ilmiah maupun non ilmiah.


(53)

Nama perusahaan “Andi” diambil dari nama putra sulung Bapak Johanes Herman Gondowidjoyo yang lahir pada 4 Januari. Nama “CV. Andi Offset” ini merupakan cerminan dari visi dan misi kristiani perusahaan, karena oleh pendirinya diartikan sebagai “Anak Didik Immanuel”. Hal ini dibuktikan dengan menyisihkan sebagian kecil sahamnya untuk membantu kegiatan kerohanian kristiani, khususnya untuk daerah Yogyakarta. Selain itu setiap pagi dan pada hari Senin dan Jumat diadakan kebaktian bersama yang diikuti oleh seluruh karyawan dan karyawati CV. Andi Offset yang beragama Kristen maupun Katolik. Kata “Immanuel” berarti Tuhan beserta kita.

1. Lokasi Perusahaan

Penerbit dan percetakan Andi Offset di Jalan Beo 38-40 Demangan Baru, Yogyakarta. Adapun alasan pemilihan Yogyakarta sebagai tempat berdirinya perusahaan sebagai berikut:

a. Dekat dengan Penyedia Bahan Baku

Perusahaan terletak dengan penyediaan bahan baku yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya.

b. Dekat dengan Tenaga Kerja

Penduduk Yogyakarta dan sekitarnya cukup padat, sehingga tersedia banyak tenaga kerja yang terampil. Dengan demikian, tenaga kerja bagi perusahaan dapat terpenuhi dari sekitar daerah lokasi perusahaan.

c. Terletak di Lingkungan Sekolah dan Perguruan Tinggi

Yogyakarta adalah pasar yang potensial untuk dimasuki, karena di Yogyakarta banyak terdapat sekolah dan perguruan tinggi, sehingga jasa percetakan sangat


(54)

dibutuhkan. Hal ini mengingat bahwa pendidikan banyak membutuhkan sarana yang dapat menunjang program pendidikan berupa buku-buku.

d. Sarana Transportasi dan Komunikasi yang Memadai

Lokasi perusahaan tidak jauh dari pusat kota, sehingga sarana transportasi dari berbagai arah relatif terjangkau. Selain itu secara umum transportasi di Yogyakarta termasuk sangat mudah. Sarana dan prasarana seperti pos, telepon, dan lainnya cukup memadai, sehingga dapat mendukung perkembangan usaha.

e. Potensi-potensi lain yang mendukung

Potensi-potensi lain yang mendukung pengembangan usaha percetakan dan penerbitan, seperti banyaknya lembaga perbankan, banyaknya intelektual yang mampu mengarang dan lain-lain.

Pada saat ini selain mencetak buku-buku ilmiah dan keagamaan yang diterbitkan sendiri, percetakan Andi juga mencetak barang-barang pesanan seperti brosur, majalah, kartu-kartu, formulir, kalender, dan sebagainya. Hal ini dilakukan perusahaan mengingat besarnya minat masyarakat akan kebutuhan barang-barang cetakan dewasa ini. Perusahaan Andi Offset menerbitkan buku-buku ilmiah dan buku umum (PBU) seperti buku komputer, ekonomi, manajemen, matematika, dan ilmu pengetahuan alam, teknik, kepariwisataan, dan sejenisnya. Sedangkan PBMR Andi melayani penerbitan buku-buku rohani dan majalah rohani kristen (Bahana, Renungan Malam, Efata). Dengan demikian ada tiga bidang usaha yang dikerjakan oleh perusahaan Andi Offset yaitu bagian penerbitan buku umum, rohani, dan percetakan. Namun secara administrasi, ketiga bidang tersebut


(55)

dikelola oleh satu kesatuan CV. Andi Offset.

Selain yang disebutkan diatas, CV. Andi Offset juga mendirikan toko buku yang baru dibuka sejak 2 November 2005. Toko buku diberi nama “Andi Star”. Konsep dari toko buku ini adalah toko buku teknologi dan informasi terlengkap dengan slogan toko buku discount dan berhadiah. Visi dari berdirinya toko buku ini adalah sebagai wahana apresiasi dan kreasi IPTEK. Sedangkan misinya adalah menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan menumbuhkembangkan IPTEK, mengembangkan minat baca dan menulis masyarakat. Selain itu toko ini juga menyediakan jasa penyewaan ruang untuk seminar, lomba dan lain-lain. Toko buku Andi Star ini beralamatkan di Jalan Beo 38 Yogyakarta. Strategi pemasaran yang digunakan adalah direct selling, direct mail, telemarketing, pameran, discount, pembelian berhadiah dan media-media lain.

2. Tujuan Perusahaan

Tujuan umum perusahaan adalah :

a. Untuk melayani konsumen dengan sebaik-baiknya berdasarkan kasih tanpa membedakan suku, agama dan ras. Selain itu Andi Offset juga berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti perguruan tinggi, instansi perbankan, rumah sakit dan sebagainya.

b. Andi Offset juga mendukung program-program pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara menerbitkan buku-buku ilmiah.

c. Memberikan kesempatan kerja pada masyarakat sekitar perusahaan sehingga dapat mengurangi pengangguran, sekaligus dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.


(56)

Tujuan khusus perusahaan adalah :

Mendapatkan laba perusahaan yang layak bagi pemilik dan layak bagi semua karyawan guna menunjang kelangsungan hidup bersama.

3. Visi dari CV. Andi Offset

Sejak awal didirikan, penerbitan Andi konsisten dalam kiprahnya di dunia penerbitan. Fokus ada pada buku komputer dan manajemen, disamping buku umum lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu serta komitmen perusahaan terhadap konsistensi kualitas, buku-buku Andi Offset semakin mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Brand Name. Peningkatan mutu buku dilakukan melalui penyaringan naskah pada penulis lokal, maupun bekerja sama dengan penerbit-penerbit luar negeri yang terkenal, serta didukung sumber daya penerbit dan percetakan.

Penerbit Andi Offset memperluas cakupan pemasaran dengan membentuk jaringan distribusi pemasaran secara aktif di berbagai tempat di Indonesia. Hal itu mendukung ketersediaan maupun kemudahan buku Andi Offset sehingga buku-buku mudah diperoleh di masyarakat.

4. Usaha dan Kegiatan

CV. Andi Offset memiliki dua bidang usaha yaitu penerbitan dan percetakan. Percetakan dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu order luas dan order dalam. Dua bidang usaha Andi Offset yaitu :

a. Percetakan

 Order kecil (kartu nama, stiker, faktur, nota, kop surat dan amplop surat)  Order buku (buku wisuda, buku tamu dan buku cetakan yang lain)


(57)

 Jasa menngkilapkan cover buku

 Order dalam meliputi penerbitan dan bekerjasama dengan pengarang. b. Penerbitan

Penerbitan dikelompokkan menjadi dua, yaitu :  Naskah Dalam

Naskah dalam sebelum diterima, penerbit dengan penulis terlebih dahulu melakukan persetujuan dalam berbagai hal.

 Naskah Luar

Setelah ada kesepakatan antara penerbit dengan penulis dalam melakukan perjanjian, naskah diterima masuk dalam penilaian editor, naskah terjemahan masuk dalam penerjemah. Setelah kontrak copyright dibuat, masuk ke penjadwalan editing, setting, korektor dan persetujuan dari editor untuk masuk cetak.

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung proses kerja perusahaan antara lain : 1. Membeli dan mempergunakan teknologi baru, guna mendukung proses

percetakan dan penerbitan agar dapat dilakukan lebih cepat.

2. Mencari informasi yang lebih luas dari berbagai kalangan sesuai dengan perkembangan zaman, guna memenuhi kebutuhan buku-buku ilmiah, khususnya buku-buku komputer yang diterbitkan oleh penerbit buku umum (PBU), dan penerbit buku rohani (PBMR) Andi.

3. Menjamin relasi dengan segala pihak baik dalam, maupun luar negeri guna memenuhi kebutuhan.


(58)

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di perusahaan ini berbentuk garis. Dimana pimpinan tertinggi dipegang oleh Direksi atau Pemilik Perusahaan. Adapun dalam struktur organisasi ini terdapat empat bidang pekerjaan utama, yaitu bidang keuangan, umum, operasional dan penerbitan. Masing-masing bidang tersebut dikepalai oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Direktur Utama ini merupakan bawahan langsung dari Pemilik Perusahaan, selanjutnya masing-masing Direktur membawahi seorang Manajer, kecuali bidang operasional dan penerbitan membawahi dua manajer sekaligus.

Untuk melengkapi informasi mengenai struktur organisasi perusahaan, berikut dijelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

1. Pemilik Perusahaan

Pemilik merupakan penyedia modal. Pemilik berhak meminta laporan mengenai perkembangan perusahaan dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan perusahaan.

2. Direktur Utama

Tugas pokok direktur utama adalah memberikan laporan-laporan hasil perkembangan perusahaan dan kebijakan-kebijakan perusahaan yang akan dilaksanakan baik pada saat ini juga, maupun yang akan datang kepada pemilik perusahaan.

Dalam menjalankan tugas ini, direktur utama dibantu oleh direktur-direktur yang lain. Dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari, direktur utama


(59)

bertanggung jawab penuh terhadap berlangsungnya kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Selama ini direktur utama juga membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan yang dibantu oleh direktur masing-masing departemen. Direktur utama juga mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan lingkungan di luar perusahaan.

Sekretaris Direktur Utama

Sekretaris direktur utama memiliki tugas pokok membantu memperlancar pelaksanaan tugas-tugas direktur utama dan menyediakan sarana-sarana guna membantu pekerjaan direktur utama.

3. Wakil Direktur Utama

Wakil direktur utama bertugas untuk membantu pekerjaan direktur utama. Wakil direktur utama berhak menggantikan kedudukan direktur utama apabila direktur utama berhalangan hadir dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.

4. Direktur Keuangan

Direktur keuangan bertanggung jawab untuk mengatur agar perusahaan tetap likuid dalam hal keuangan. Direktur keuangan harus mengawasi keluar masuknya uang perusahaan dan merekomendasikan penggunaannya secara profesional. Berkaitan dengan utang piutang, direktur keuangan wajib memeriksa keadaannya dan melakukan pembayaran dan penagihan sekiranya mungkin. Dengan alasan khusus, direktur keuangan wajib mengusulkan penghapusan piutang sekiranya dianggap perlu. Selain itu direktur keuangan juga harus meneliti dan membereskan kewajiban-kewajiban perusahaan seperti pajak, asuransi, dan


(60)

dana pensiun.

Dalam bidang administrasi, direktur keuangan bertanggung jawab atas data keluar masuknya uang seluruh perusahaan, penyimpangan surat-surat berharga, penyelenggaraan pencatatan keuangan secara umum dan pembuatan neraca keuangan secara periodik sesuai dengan kebutuhan dan bersama dengan direktur utama berkewajiban untuk menandatangani aneka surat perjanjian yang bersangkutan dengan masalah-masalah keuangan. Direktur keuangan bertanggung jawab kepada direktur utama.

Direktur keuangan membawahi : a. Kepala Biro Keuangan b. Kepala Kasir

c. Kepala Bagian Administrasi Keuangan d. Kepala Bagian Mineral

e. Kepala Bagian Internal Audit

5. Direktur Produksi

Direktur produksi bertanggung jawab atas kelancaran efektivitas dan efisiensi proses produksi. Berkaitan dengan tenaga kerja, direktur produksi berkewajiban mengatur para karyawan di bagian produksi agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya, terampil dan profesional.

Berkaitan dengan peralatan, direktur produksi bertanggung jawab untuk menjamin keberadaan peralatan dalam keadaan baik, bersih dan siap pakai. Bersama dengan direktur utama wajib mengusahakan perbaikan-perbaikan baru


(61)

yang dibutuhkan perusahaan untuk memperlancar proses produksinya. Berkaitan dengan bahan baku (kertas, tinta, plat, dan lain-lain), beliau bertanggung jawab atas penggunaan secara efektif dan efisien.

Direktur produksi membawahi : a. Inspektur Produksi

b. Kepala Biro Produksi

c. Kepala Bagian Persiapan Produksi d. Kepala Bagian Cetak

e. Kepala Bagian Finishing f. Kepala Bagian Penyela Cetak

6. Direktur Penerbitan

Direktur penerbitan mempunyai tugas dan wewenang untuk menentukan buku-buku yang akan diterbitkan sebelum diserahkan kepada direktur produksi. Jadi direktur penerbitan ini bertugas mengkoordinasi penanganan pelaksanaan penerbitan. Direktur penerbitan juga bertanggung jawab dalam hal tersedianya persiapan buku sebelum diterbitkan dan naskah yang diterbitkan, menjalin kerja sama dengan pengarang atau penulis, serta pemilik lisensi dari suatu buku.

Direktur penerbitan membawahi : a. Kepala Biro Umum

b. Kepala Bagian Editor c. Kepala Bagian Administrasi d. Kepala Bagian Pra Cetak


(62)

7. Direktur Umum

Direktur umum bertanggung jawab untuk mengawasi setiap karyawan agar bekerja dengan baik sesuai dengan kewajibannya masing-masing. Tugas direktur umum ini antara lain mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan masalah rumah tangga, lingkungan, keamanan, dan transportasi; memprogramkan peningkatan sumber daya manusia (karyawan). Selain itu, direktur umum juga harus mengkoordinasi dan mengusahakan terciptanya ketertiban karyawan, tempat kerja dan pemeliharaan alat-alat transportasi dan kantor. Ia juga harus berupaya agar tercipta suasana harmonis dan menyenangkan di kantor.

Direktur umum membawahi : a. Kepala Biro Umum b. Kepala Bagian Personalia

c. Kepala Bagian Rumah Tangga dan Umum d. Kepala Bagian Litbang

e. Kepala Bagian Konsumsi dan Dapur

8. Direktur Pemasaran

Direktur pemasaran bertanggung jawab atas penjualan produk-produk perusahaan baik berupa barang, maupun jasa. Direktur pemasaran ini memiliki kewajiban untuk mengusahakan agar penjualan terus mengalami peningkatan, perluasan daerah pemasaran, dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Oleh sebab itu, direktur pemasaran harus


(63)

menyusun konsep pemasaran dan distribusi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dan memanfaatkan segala kesempatan dan peluang yang ada.

Di bidang promosi misalnya menggunakan media yang memungkinkan untuk digunakan dan mendatangkan keuntungan, serta melakukan pengawasan terhadap penjualan buku, majalah dan order cetakan. Di bidang distribusi, ia harus membangun relasi dengan para distributor, agen, toko-toko buku baik di daerah Yogyakarta maupun kota lain yang memiliki potensi. Di bidang administrasi, ia berkewajiban membuat catatan mengenai penjualan dan data-data lain yang mendukung pemasaran produk perusahaan. Bersama dengan direktur keuangan, bertanggung jawab untuk menentukan harga, discount, dan cara-cara pembayaran yang efektif dan efisien berkaitan dengan situasi yang ada. Direktur pemasaran membawahi :

a. Direktur Biro Perusahaan b. Kepala Bagian Promosi c. Kepala Bagian Administrasi d. Kepala Bagian Logistik

e. Kepala Bagian Penjualan Buku f. Kepala Bagian Pemilihan Pasar g. Bagian Pelayanan Konsumen C. Kepegawaian

Fungsi bagian personalia (umum) adalah mengkoordinasikan karyawan mulai dari masuk atau rekruitmen, saat bekerja di perusahaan sampai pensiun atau


(64)

keluar dari perusahaan. 1. Perekrutan

Penarikan karyawan CV. Andi Offset dilakukan melalui mass media yang kemudian akan diseleksi. Calon karyawan yang berhasil lolos wawancara dan tes akan dipanggil dan diadakan masa kerja yang bersifat percobaan, masa percobaan berlangsung selama tiga bulan. Setelah masa percobaan selesai, akan dilihat jika calon karyawan memiliki potensi dan kemampuan maka ia akan diangkat menjadi karyawan tetap, tetapi jika calon karyawan tidak dapat menunjukkan kemampuannya dan tidak memenuhi standar tertentu maka ia akan langsung dihentikan.

2. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang ada di CV. Andi Offset saat ini terdiri dari 382 karyawan, yaitu :

a. Bagian penerbitan buku majalah rohani : 22 orang

b. Bagian pemasaran : 102 orang

c. Bagian produksi : 133 orang

d. Bagian penerbitan buku umum : 33 orang

e. Bagian keuangan : 50 orang

f. Bagian umum : 26 orang

g. Bagian staff khusus : 2 orang

h. Direktur dan sekretaris direktur : 9 orang


(65)

3. Jam Kerja dan Hari Kerja

Jam kerja untuk karyawan Andi Offset adalah sebagai berikut : a. Bagian staff pukul 07.25-16.00

b. Bagian produksi pukul 07.25-15.00 dan pukul 15.20-20.20 (lembur) c. Istirahat pukul 12.00-12.45

d. Hari libur dan libur nasional, karyawan diliburkan

e. Pada hari Senin dan Jumat, sebelum bekerja dilakukan doa dan renungan yang diikuti oleh seluruh karyawan.

4. Sistem Penggajian

Gaji bersifat pribadi didasarkan atas :

a. Keahlian, kecakapan, serta prestasi dan tanggung jawab b. Kemampuan perusahaan

c. Kondisi ekonomi pada umumnya d. Pengalaman kerja

e. Pendidikan f. Lama kerja g. Jabatan

h. Tingkat upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah DIY

Pemberian gaji diberikan langsung kepada orang yang bersangkutan. Apabila karyawan yang bersangkutan berhalangan hadir, maka pemberian gaji dapat diwakilkan oleh orang yang ditunjukkan dengan surat kuasa diatas materai dan diketahui oleh bagian personalia. Gaji diberikan perbulan di awal bulan.


(66)

Pengambilan gaji harus disertai kartu presensi yang telah disisakan oleh kepala bagian personalia.

Sistem penggajian yang berlaku di CV. Andi Offset adalah sebagai berikut : 1) Gaji bulanan

Gaji bulanan diberikan kepada karyawan tetap. Gaji bulanan tidak tergantung dari presensi, jika karyawan berhalangan hadir maka harus meminta ijin atau membuat pemberitahuan.

2) Upah harian

Upah harian diberikan sebulan sekali. Dengan sistem ini, jika karyawan berhalangan hadir tanpa ijin yang sah, maka upah akan dipotong sesuai dengan jumlah absen karyawan.

3) Upah lembur

Upah lembur diberikan kepada karyawan yang bekerja diluar jam kerja yang sudah ditentukan. Biasanya lembur dilakukan saat ada banyak pesanan. Upah lembur disesuaikan dengan ketentuan pemerintah yang berlaku, yaitu untuk hari kerja biasa, lembur jam pertama (Pukul 15.20-16.20) diberikan upah satu setengah kali upah biasa. Untuk lembur jam kedua dan seterusnya (Pukul 16.20 dan seterusnya) akan diberikan upah dua kali upah biasa. Khusus untuk hari libur, lembur untuk jam pertama (Pukul 08.00-14.00) akan diberikan upah tiga kali upah biasa. Dan untuk lembur jam kedua, diberikan upah empat kali dari upah biasa. 4) Pemberian bonus

Bonus yang diberikan kepada karyawan berupa beras 10 kg. Bonus diberikan jika karyawan tidak pernah terlambat dan tidak pernah ijin.


(67)

5) Jaminan sosial dan kompensasi lainnya

Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) merupakan hasil dari uangnya sendiri yang berupa tabungan, bukan seratus persen dari perusahaan. Karyawan mengasuransikan diri dengan jamsostek. Tabungan untuk jamsostek dimulai setelah mencapai enam bulan kerja di perusahaan. Setelah enam bulan, maka bagian personalia secara langsung mendaftarkan karyawan tersebut untuk mengikuti program jamsostek. Karyawan memberikan potongan dua persen gaji tiap bulan ditambah dengan subsidi dari perusahaan untuk membayar asuransi. Bentuk dari asuransi ini antara lain berupa jaminan kematian, jaminan kecelakaan, jaminan hari tua, dan lain-lain.

6) Tunjangan kesejahteraan

Beberapa kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan diluar gaji pokok yang diterima adalah :

 Makan siang sebanyak 1 kali setiap hari.

 Makan sebanyak dua kali apabila seseorang melakukan kerja lembur.

 Pelayanan kesehatan berupa obat-obatan bagi yang mengalami sakit ringan di perusahaan. Bila ada karyawan yang sakit dan harus ke dokter maka perusahaan menanggung 50% dari biaya berobat.

 Mengadakan pertandingan olahraga, rekreasi untuk karyawan dan keluarga sebanyak satu kali setahun.

 Memberikan tunjangan akhir tahun dan tunjangan hari raya (THR).

 Adanya koperasi simpan pinjam untuk melayani kebutuhan karyawan. Jumlah pinjaman dibatasi untuk tujuan-tujuan yang produktif. Untuk pinjaman yang


(68)

sifatnya konsumtif, koperasi memberikan pinjaman maksimal gaji atau upah setahun, kecuali ada pertimbangan tertentu.

 Karyawan diasuransikan pada asuransi tenaga kerja dan kecelakaan.

 Pemberian cuti kepada karyawan yang memiliki kepentingan tertentu. Cuti bagi karyawan yang akan melahirkan selama tiga bulan (satu bulan sebelum melahirkan sampai dua bulan setelah melahirkan). Cuti juga diberikan kepada karyawan yang sedang berhalangan atau mempunyai kepentingan tertentu, seperti : menikah, adanya kematian, datang bulan dan sebagainya.

D. Produk

Andi Offset ini memproduksi dua macam produk yaitu produk cetakan dan produk buku. Adapun untuk masing-masing kelompok adalah :

1. Produk Cetakan

Jenis cetakan yang dihasilkan dari produk tersebut adalah :

 Berbagai cetakan kartu, misalnya kartu nama, kartu natal, kartu lebaran, kartu ucapan terima kasih, kartu undangan, dan lain-lain.

 Blangko yang dibutuhkan oleh bank, sekolah-sekolah, instansi pemerintah, kantor-kantor, toko-toko, dan lain-lain.

 Label-label atau cap (etiket) untuk berbagai merek produk, seperti sirup, kecap, dan lain-lain.


(69)

2. Produk Buku

Jenis buku yang diterbitkan antara lain :

 Buku-buku ilmiah, yang sebagian besar adalah buku-buku perguruan tinggi, buku-buku komputer, dan buku-buku ilmiah lain seperti : buku ekonomi, teknik, statistika, hukum, filsafat, pertanian, lingkungan hidup, dan sastra.  Buku-buku rohani agama Kristen.

 Buku-buku kumpulan cerita pendek. 3. Majalah BAHANA dan REMA

Majalah BAHANA adalah majalah rohani yang diterbitkan oleh Andi Offset, majalah ini mulai terbit 16 Juli 1989. Ide berdirinya majalah ini datang dari tiga staff yayasan dan karyawan Andi Offset. Sedangkan REMA (Renungan Malam) adalah sebuah renungan yang diperuntukkan bagi mereka yang sehari-hari sudah sangat sibuk dengan pekerjaan rutin, baik di kantor, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Satu renungan biasanya mengarahkan satu tema atau pesan yang malam itu mungkin sedang dibutuhkan oleh pembaca. REMA dikemas dengan ilustrasi (kisah, anekdot, peristiwa sehari-hari yang akrab dengan pembacanya). Pesan yang disampaikan bersifat menghibur, menguatkan, memberi pengharapan, menggugah semangat, dan lain-lain.

E. Produksi

1. Bahan Baku dan Alat yang Digunakan

Untuk memenuhi kebutuhan proses produksi, CV. Andi Offset menggunakan bahan-bahan antara lain :


(70)

a. Bahan Baku

Bahan baku utama produksi adalah kertas. Jenis kertas yang digunakan adalah kertas linen, kungkrut, kertas jeruk, radiobon, HVS, kertas anti sobek, kertas serat kayu,buffalo,ivony,ainon,skin,orient, dan sebagainya. Bahan-bahan tersebut umumnya dibeli di Yogyakarta, namun ada yang didatangkan atau dipesan dari luar kota yaitu : Jawa Timur, Jawa Tengah, atau Jakarta.

b. Bahan-bahan Pembantu

Bahan-bahan pembantu yang digunakan antara lain :

1) Tinta, sebagai bahan pewarna atau untuk menimbulkan tulisan dan gambar pada proses percetakan.

2) Plate, sebagai alat yang dimasukkan ke dalam mesin cetak yang akan menimbulkan gambar atau tulisan pada kertas.

3) Eching, digunakan untuk menimbulkan gambar atau tulisan padaplate. 4) Air, sebagai bahan pencuci roll dan campuran pada mesin cetak.

5) Col, sebagai penghapus film jika terjadi kerusakan dan cacat atau sebagai penghapus garis-garis pada film karena hasil dari penyusunan naskah yang dipotong-potong.

c. Standar bahan baku dan bahan penolong

Bahan baku utama yang digunakan adalah kertas untuk isi dan cover. Standar kertas yang digunakan untuk bagian isi adalah kertas HVS (untuk cetak hitam-putih) dengan gramatur 60, 70, 80, 90, dan 100 gms, tetapi yang paling sering digunakan adalah 60-70 gms. Untuk cetak warna, standar kertas yang digunakan adalah kertas Art Paperuntuk cetak kilat atau Mat Paper untuk cetak


(71)

Doff dan gramatur yang digunakan untuk kertas ini bervariasi yaitu : 80, 100, 120, dan 150 gms, namun yang paling sering digunakan adalah 120 gms.

Untuk cover, kertas yang digunakan adalah kertas ivony untuk cetakDoff dan Crongkok untuk cetak kilat dengan gramatur yang bervariasi mulai dari 85-150 gms. Sedangkan untuk tinta yang digunakan untuk cetak warna digunakan tinta DEG dan untuk cetak hitam-putih biasanya menggunakan tinta WS.

d. Alat-alat yang digunakan dalam proses produksi

Untuk melaksanakan proses produksi, perusahaan menggunakan peralatan-peralatan sebagai berikut :

1) Mesinsetting

Mesin ini merupakan mesin tulis elektronik yang dipergunakan untuk menulis naskah yang akan dicetak.

2) Camera Photo Printing

Alat ini dipergunakan untuk memfoto naskah yang akan dicetak. 3) Plate Maker

Alat ini digunakan untuk membuat plate. Plate dapat disesuaikan dengan permintaan buku yang dikehendaki.

4) Mesin cetak

Mesin cetak ini digunakan untuk mencetak naskah yang sudah jadi, difoto, dan di-plate.

5) Mesin jilid

Mesin ini digunakan untuk menjilid kumpulan-kumpulan naskah menjadi buku-buku sebagai hasil proses produksi.


(72)

6) Mesin potong

Mesin ini digunakan untuk memotong buku-buku dan hasil cetakan agar menjadi lebih rapi.

7) Peralatan-peralatan pendukung lainnya

Peralatan lain yang juga dipergunakan dalam proses produksi yaitu : mesin klem kalender, mesin porforasi, mesin handpress, mesin laminasi, mesin stensil, mesin sablon, mesin jahit, dan sebagainya.

2. Proses Produksi

Dalam proses produksi sebuah buku, CV. Andi Offset menggunakan tahapan sebagai berikut :

a. Buku

Layoutatau film sengplateataupaper platemesin cetak mesin lipat susunjilidpotong

b. Cover

Filmsengplatemesin cetakUVjilid c. Order Cetakan

Layout atau film  seng plate atau paper plate  mesin cetak  mesin handpressUVfinishingpotong

E. Bukti dan Catatan Bagian Produksi a. Surat perintah cetak


(73)

c. Bukti permintaan kertas d. Bukti permintaan material e. Surat pengantar pengiriman

f. Surat pemberitahuan pelunasan pengiriman g. Catatan order masuk

h. Catatan pemantauan order i. Catatan pengiriman barang

j. Catatan pengerjaan di setiap seksi.

3. Pengawasan Produksi

CV. Andi Offset memakai dan menerapkan sistem pengawasan berlapis (control check and recheck) yang bertujuan agar tingkat kesalahan dalam pembuatan order dapat ditekan seminimal mungkin. Walaupun demikian, terkadang masih terjadi kesalahan agar tidak merugikan kedua belah pihak, maka pada saat terjadi pemesanan barang, pihak CV. Andi Offset membuat perjanjian terlebih dahulu dengan pihak pemesan, yaitu :

a. Bila kesalahan ada pada pihak pemesan, maka CV. Andi Offset akan mencatat kembali pesanan dengan biaya ditanggung semuanya oleh pemesan.

b. Bila kesalahan ada pada pihak CV. Andi Offset, maka :

- Pesanan atau barang akan diganti dan biaya akan ditanggung oleh perusahaan.

- Apabila pesanan cacat tidak fatal, maka perusahaan akan memberikan tambahandiscountataudiscountkhusus.


(74)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data

Pada Percetakan Andi Offset, produk rusak merupakan masalah yang selalu terjadi, kerusakan yang terjadi biasanya kesalahan yang disebabkan oleh manusia yang mengoperasikan mesin, dan peralatan yang digunakan sudah lama atau usang.

Biasanya pihak percetakan ataupun perusahaan bagian produksi menetapkan suatu standar kerusakan rata-rata produk agar percetakan ataupun perusahaan tidak rugi. Adapun pada Percetakan Andi Offset Yogyakarta menetapkan standar produk yang rusak untuk tiap bulannya yaitu 1%, hal ini tentunya dapat menjadi suatu acuan atau dasar dalam menentukan pengendalian kualitas produk itu sendiri apakah sudah optimal atau belum.

Deskripsi data adalah dalam bentuk tabel, dari data laporan divisi produksi Majalah Rohani Populer “BAHANA” selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2004 pada Percetakan Andi Offset Yogyakarta. Data yang akan digunakan untuk analisis terdiri atas :

1. Data jumlah produksi Majalah Rohani Populer “BAHANA” selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2007.

2. Data jumlah Majalah Rohani Populer“BAHANA”yang rusak selama tahun 2004. Data dianalisis dengan metode diagram control proporsi-. Tabel V.1 menunjukkan data jumlah produksi dari bulan Januari-Desember 2007.


(75)

Tabel V.1

Jumlah dan Kerusakan Produk (Majalah Rohani Populer “BAHANA”) Percetakan Andi Offset Yogyakarta pada Tahun 2007 (dalam eksemplar)

Bulan Jumlah Produksi (ni) Produk Rusak (Di) Proporsi produk rusak (Di/ni) Persentase produk rusak (%)

Januari 9200 46 0,005 0,50

Februari 9400 56 0,006 0,60

Maret 9200 64 0,007 0,70

April 9600 96 0,010 1,00

Mei 10000 50 0,005 0,50

Juni 10000 50 0,005 0,50

Juli 9400 56 0,006 0,60

Agustus 9600 72 0,008 0,80

September 9400 94 0,010 1,00

Oktober 9200 78 0,008 0,80

November 9800 88 0,009 0,90

Desember 10000 80 0,008 0,80

Totalni = 114800Di = 830 0,007 0,70

Sumber: Data primer di olah

Urutan analisis data menggunakan diagram kontrol yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menghitung proporsi produk rusak :

ρ=

ni Di

a. Menghitung persentase rata-rata produk rusak :

ρ=

ni Di ρ= 114800 830


(76)

b. Menghitung standar deviasi :

=

n p p    1 (

=

7 , 9566 ) 007 , 0 1 ( 007 , 0 

=

7 , 9566 006951 , 0

= 0,000000726585= 0,0008523995 c. Menentukan basis pengendalian

1). Upper Control Limit (UCL) =ρ+ 3S ρ = 0,007 + 3(0,0008523995)

= 0,007 + 0,0025571985 = 0,0095571985

=0.011

2. Central Line (CL) =ρ = 0,007. 3. Lower Control Limit (LCL)ρ- 3S ρ

= 0,007 - 3(0,0008523995) = 0,007 - 0,0025571985 = 0,0044428015


(77)

B. Pembahasan

1. Pembahasan Masalah Pertama

Dari data produksi yang diperoleh pada tahun 2007 di Percetakan Andi Offset Yogyakarta menunjukkan jumlah produksi (Majalah Rohani Populer “BAHANA”) sebesar 114.800 eksemplar, jumlah produk rusak sebesar 830 eksemplar, proporsi produk rusak sebesar 0,007 eksemplar. UCL (Upper Control Limit) sebesar 0,011, dan CL (Central Line) sebesar 0,007, serta LCL (Lower Control Limit) sebesar 0,004. Proporsi produk rusak hasil analisis data pada bulan April dan September menempati posisi paling tinggi yaitu sebesar 1%. Kerusakan pada bulan April disebabkan oleh faktor mesin, dimana olinya hampir kering sehingga menyebabkan jalannya mesin kurang lancar. Kemudian pada bulan September yang mencapai 1%, hal ini disebabkan oleh bahan baku yaitu kertas yang


(78)

dicetak dalam kondisi lembab sehingga menyebabkan tinta cetakan merembes dan kertas tidak terpisah tiap lembarnya. Walaupun demikian, persentase produk rusak berdasarkan analisis data masih berada di bawah UCL (Upper Control Limit), sehingga pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Percetakan Andi Offset Yogyakarta sudah berada dalam batas kontrol.

2. Pembahasan Masalah Kedua

Kegiatan yang dilakukan oleh Percetakan Andi Offset Yogyakarta untuk mengendalikan kualitas produk akhir (Majalah Rohani Populer “BAHANA”) bertujuan untuk menekan seminimal mungkin tingkat kesalahan dalam pembuatan order. Meskipun demikian kadang-kadang masih terjadi kesalahan, agar tidak merugikan kedua belah pihak, maka pada saat terjadi pemesanan barang pihak percetakan Andi Offset Yogyakarta mengadakan perjanjian terlebih dahulu dengan pihak pemesan barang, yaitu:

1. Apabila kesalahan pada pihak pemesan, maka pihak percetakan Andi Offset Yogyakarta akan mencetak kembali pesanan dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh pemesan.

2. Apabila kesalahan pada pihak percetakan Andi Offset Yogyakarta, maka barang/pesanan akan diganti dan biaya ditanggung oleh percetakan.

Percetakan Andi Offset Yogyakarta juga telah melaksanakan pendekatan dalam upaya pengendalian kualitas produk melalui proses produksi


(79)

(material, mesin dan manusia). Tetapi dalam pelaksanaan proses produksi, peneliti juga mengamati beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan pada produk akhir yang masih perlu menjadi perhatian pihak percetakan. Berikut akan ditampilkan beberapa kegiatan dalam proses produksi yang telah dilakukan oleh pihak percetakan Andi Offset Yogyakarta dalam upaya pengendalian kualitas produk akhir dan beberapa hal yang menjadi kelemahan proses produksi yang dapat menyebabkan kerusakan produk akhir percetakan Andi Offset Yogyakarta, yaitu:

a. Material

Percetakan Andi Offset Yogyakarta dalam memesan bahan baku yang digunakan untuk proses percetakan mengambil bahan material dari agen terdekat dimana kualitas bahan baku/material tersebut sudah memenuhi standar yang baik. Adapun jenis-jenis bahan baku yang digunakan seperti: Kertas BC, buffalo, HVS, CD, stiker, kertas anti sobek, kertas serat kayu dan lain-lain.

b. Manusia

Untuk mengendalikan kualitas manajer turun langsung di lapangan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pekerja-pekerja produksi atau percetakan agar dapat dicegah terjadinya kerusakan produk yang tinggi serta dapat mencegah terjadinya pemborosan dan selalu mengusahakan penghematan. Pengontrolan dilakukan setiap hari oleh manajer percetakan, dengan memberikan arahan apabila ada pekerja yang salah dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Pihak percetakan


(80)

juga memberikan diklat kepada pekerja-pekerja yang baru masuk agar nantinya mempunyai pengalaman yang lebih dalam bidang percetakan, seperti studi banding ke percetakan-percetakan yang sudah maju.

c. Mesin

Dalam pengendalian proses produksi, yang sangat berperan penting adalah mesin cetak yang dapat menimbulkan kerusakan produk yang sangat tinggi, maka dari itu pihak Percetakan Andi Offset Yogyakarta menempatkan seorang tenaga ahli yang sangat berpengalaman di bidang mesin cetak. Disamping itu juga sebelum diadakannya proses mencetak majalah atau buku yang akan dicetak operator memeriksa terlebih dahulu mesin yang akan digunakan untuk mencetak, seperti pemberian oli, pengecekan setting, pembersihan bagian-bagian mesin yang kena rembesan tinta dan lain-lain.


(81)

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Selama peneliti melakukan penelitian di Percetakan Andi Offset Yogyakarta, peneliti memperoleh data dan menyimpulkan bahwa :

1. Pengendalian kualitas produk akhir yang dilakukan oleh Percetakan Andi Offset Yogyakarta pada majalah BAHANA sudah baik, yang ditunjukkan oleh hasil analisis data P-Chart, dimana tidak terjadinya penyimpangan persentase produk rusak yang melewati Upper Control Limit (UCL). 2. Kerusakan yang terjadi pada produk akhir Percetakan Andi Offset

Yogyakarta antara lain disebabkan oleh faktor material, mesin dan manusia.

3. Pengawasan yang dilakukan oleh Percetakan Andi Offset Yogyakarta untuk mereduksi tingkat kerusakan produk akhir antara lain dengan menerapkan sistem berlapis yang bertujuan untuk menekan seminimal mungkin tingkat kesalahan dalam pembuatan produk.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas menunjukkan bahwa kualitas produk akhir yang diproduksi oleh Percetakan Andi Offset sudah baik. Meskipun demikian, sejalan dengan tuntutan kualitas yang semakin tinggi dab tingkat persaingan yang


(1)

DAFTAR PERTAYAAN

A. Sejarah Perusahaan

1. Perusahaan didirikan pada tahun berapa, oleh siapa, dan lokasinya dimana? 2. Siapakah yang membuka perusahaan ?

3. Tahun berapakah dimulai pembuatan pabrik ? 4. Apa alasan perusahaan didirikan ?

5. Bagaimana perkembangan perusahaan bila ditinjau secara keseluruhan ?

B. Letak dan struktur Organisasi Perusahaan 1. Pemilihan tempat berdasarkan apa ?

2. Siapakah yang bertanggung jawab atas perusahaan ? 3. Pimpinan dibagi menjadi berapa kepala bagian ? 4. Bagaimana susunan atau struktur organisasi ?

C. Bagian Personalia

1. Karyawan dibagi menjadi berapa golongan ?

2. Bagaimana cara yang digunakan perusahaan dalam menarik tenaga kerja? 3. Bagaimana usaha pengembangan tenaga kerja ?

4. Bagaimana jam kerja sehari dan apakah jam kerja lembur ? 5. Bagaimana penempatan tenaga kerja ?


(2)

D. Bagian Produksi 1. Umum

a. Berapa jumlah (kuantitas) Produksi pertahun ?

b. Berapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk pertahun ?

c. Berapa jumlah jenis bahan baku yang dibutuhkan?

d. Bagaimana proses produksi dari bahan baku menjadi produk jadi ?

2. Kontrol terhadap bahan baku dan pembantu a. Berapa jumlah bahan baku yang rusak atau cacat ?

b. Bagaimana perlakuan terhadap bahan baku yang rusak atau cacat ? c. Apakah ada kontrol terhadap kualitas bahan baku?

d. Jika ada bagaimana prosedur pelaksanaan nya ?

e. Apakah perusahaan mempunyai tempat penyimpanan atau gudang untuk meyimpan bahan baku ?

f. Apakah perusahaan mempunyai standar mutu pada bahan baku?

3. Kontrol terhadap proses produksi

a. Bagaimana fase pengolahan bahan mentah sampai barang jadi ?

b. Apakah perusahaan melakukan pengawasan terhadap proses produksi sebelum menjadi produk akhir ?


(3)

d. Bagaimana proses pengawasan yang dilakukan untuk memisahkan barang yang rusak ?

e. Bagaimana perlakuan terhadap bahan baku dan bahan pembantu yang rusak atau cacat pada proses produksi ?

4. Kontrol terhadap produk akhir

a. Apakah perusahaan melakukan pengawasan atau impeksi terhadap produk sebelum masuk pada departemen penjualan ?

b. Bagaimana perlakuan terhadap produk akhir yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan ?

a. Berapa persenkah yang ditetapkan perusahaan terhadap standar produk rusak untuk tiap bulan nya?


(4)

(5)

(6)