Perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja : studi kasus karyawan bagian produki pertenunan ATBM `Santa Maria` Boro, Banjarsari, Kalibawang, Kulon Progo.

(1)

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA

Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi

Pertenunan ATBM “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo Titus Eko Janu Sihgiharjo

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja dan motivasi kerja pada karyawan bagian produksi. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan bagian produksi yang berjumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan kuesioner.

Hipotesis pertama adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, hipotesis kedua adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja dan hipotesis ketiga adalah ada perbedaan prestasi kerja kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerja. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis tersebut maka dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Analisis data yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yaitu analisis Chi – Square ( X2 ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Tidak ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 1,292 ) < X2 tabel ( 3,481 ); 2) Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 8, 199 ) > X2 tabel ( 5, 591 ); 3 ) Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerja, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 15, 565 ) > X2 tabel ( 3,481 ).


(2)

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF WORKERS’ WORK ACHIEVEMENT VIEWED FROM EDUCATIONAL LEVEL, YEARS OF JOB EXPERIENCE,

AND MOTIVATION

A Case Study at Production Employee of Weaving Company of “ATBM Santa Maria “ Boro

Kalibawang, Kulon Progo Titus Eko Janu Sihgiharjo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purpose of this research were to find out the differences of : 1) workers’ work achievement viewed from their educational level, 2) workers’ work achievement viewd from their number of years of job experience, 3) workers’ work achievement viewed from their motivation.

This research was conducted at Weaving Company of “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo, in March 2007. The population and samples in this research were employees at weaving department as many as 40 people. The data collecting techniques applied were observation, questionnaire, interview and documentation. The technique analysis data used was Chi – Square (x2) analysis.

The results of the study showed that: 1) There was no significant difference in workers’ work achievement viewed from their educational level (x2 count 1,292 <

x

2 table 3,481 ); 2 ) There was significant difference in workers’ work achievement

viewed from their years of job experience (x2 count 8, 199 > x 2

table 5, 591 ); 3 )

There was significant difference in workers’ work achievement viewed from their motivation (x2count 15, 565 > x

2

table 3, 481 ).


(3)

i

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA

Studi Kasus :

Karyawan Bagian Produksi

Pertenunan ATBM “Santa Maria” Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

TITUS EKO JANU SIHGIHARJO NIM : 011334071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007


(4)

(5)

(6)

(7)

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA

Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi

Pertenunan ATBM “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo Titus Eko Janu Sihgiharjo

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja dan motivasi kerja pada karyawan bagian produksi. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan bagian produksi yang berjumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan kuesioner.

Hipotesis pertama adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, hipotesis kedua adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja dan hipotesis ketiga adalah ada perbedaan prestasi kerja kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerja. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis tersebut maka dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Analisis data yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yaitu analisis Chi – Square ( X2 ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Tidak ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 1,292 ) < X2 tabel ( 3,481 ); 2) Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 8, 199 ) > X2 tabel ( 5, 591 ); 3 ) Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerja, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 15, 565 ) > X2 tabel ( 3,481 ).


(8)

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF WORKERS’ WORK ACHIEVEMENT VIEWED FROM EDUCATIONAL LEVEL, YEARS OF JOB EXPERIENCE,

AND MOTIVATION

A Case Study at Production Employee of Weaving Company of “ATBM Santa Maria “ Boro

Kalibawang, Kulon Progo Titus Eko Janu Sihgiharjo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purpose of this research were to find out the differences of : 1) workers’ work achievement viewed from their educational level, 2) workers’ work achievement viewd from their number of years of job experience, 3) workers’ work achievement viewed from their motivation.

This research was conducted at Weaving Company of “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo, in March 2007. The population and samples in this research were employees at weaving department as many as 40 people. The data collecting techniques applied were observation, questionnaire, interview and documentation. The technique analysis data used was Chi – Square (x2) analysis.

The results of the study showed that: 1) There was no significant difference in workers’ work achievement viewed from their educational level (x2 count 1,292 <

x

2 table 3,481 ); 2 ) There was significant difference in workers’ work achievement

viewed from their years of job experience (x2 count 8, 199 > x 2

table 5, 591 ); 3 )

There was significant difference in workers’ work achievement viewed from their motivation (x2count 15, 565 > x

2

table 3, 481 ).


(9)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO :

Ø Mintalah pasti kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat ketuklah pintu maka kamu pasti akan dibukakan. ( Matius 7 : 7 ) Ø Segala sesuatu akan indah pada waktunya

PERSEMBAHAN :

De ng a n p e nuh ra sa c inta , skrip si ini kup e rse m b a hka n ke p a d a : 1. Ye sus X’ tus Ra ja d a n Pe no lo ng ku.

2. Bund a Ma ria , Rm Pre ntha le r ya ng se na ntia sa m e nd a m p ing i d a n m e no lo ng ku.

3. Ba p a k d a n ib u ya ng se na ntia sa m e nd o a ka n d a n m e nd o ro ng ku 4. Yo ha na Nulik Kukuh A rfiya nti d a n G re g o rius A g ung Sa tria

Pra ta m a Nug ra ha , istri d a n a na kku ya ng kuka sihi d a n kusa ya ng i.

5. A d ikku : Mika e l Yud o Ta m to m o


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa universitas Sanata Dharma : Nama : Titus Eko Janu Sihgiharjo

Nomor Mahasiswa : 011334071

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA

beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ). Denagan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dealam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internat atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 13 Juni 2008 Yang menyatakan

( Titus Eko Janu Sihgiharjo )


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbedaan Prestasi Kerja Karyawan Ditinjau dari Tingkat pendidikan, Masa Kerja dan Motivasi Kerja pada Perusahaan Pertenunan ATBM Santa Maria Boro.

Skripsi yang diajukan penulis merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dorongan akan perhatian yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.


(12)

4. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan pengarahan, koreksi dan saran selama penulisan skripsi.

5. Bruder Thomas, FIC, selaku Pimpinan Pertenunan Santa Maria Boro yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di perusahaan tersebut.

6. Mas Antok dan Mbak Anik yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk mendapatkan data.

7. Seluruh karyawan bagian produksi yang telah bersedia membantu penulis dengan mengisi kuesioner demi tersusunnya skripsi.

8. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan semuanya lewat kasih sayang, kesabaran, lantunan doa, motivasi dan juga materi

9. Istriku Yohana Nulik Kukuh Arfiyanti yang senantiasa mendampingi dan memotivasi dengan penuh kesabaran.

10.Anakku Gregorius Agung S.P.N yang menjadi motivasi sehingga aku harus segera menyelesaikan studiku.

11.Adikku Mikael Yudo Tamtomo yang membantuku mengolah data

12.Teman – temanku PAK angkatan 2001. Terimakasih atas persahabatannya. Bendot dkk lek ndang lulus.

13.Mas Duex PAK 2001 yang membantuku dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih untuk Flashdisknya.


(13)

14.Panitia APP Kevikepan Yogyakarta, yang telah memberi bantuan dana untuk penyusunan skripsi ini karena keterbatasan penulis.

15.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oeh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberikan kesempurnaan pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membacanya.

Penulis

Titus Eko Janu Sihgiharjo


(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..i

HALAMAN PERSETUJUAN……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...iv

ABSTRAK ………..v

ABSTRACT ...………...vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..………..vii

KATA PENGANTAR …..………..viii

DAFTAR ISI ……...………..xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR GAMBAR ………. xv

BAB I PENDAHULUAN ...…….. 1

A. Latar Belakang Masalah...…………... 1

B. Batasan Masalah...……… 3

C. Rumusan Masalah……...……. 3

D. Tujuan Penelitian………. 4

E. Manfaat Penelitian...……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….……... 6

Landasan Teori….. ...………….. 6

A. Prestasi Kerja 1. Pengertian Prestasi kerja……….. 6

2. Pengukuran Prestasi Kerja……… 7

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi KerjaKaryawan……… 10


(15)

4. Tolok Ukur Prestasi Kerja Karyawan………. 13

B. Pendidikan...……… 14

C. Masa Kerja...…………. 16

D. Motivasi Kerja……….……… 17

1. Pengertian Motivasi Kerja………. 17

2. Faktor – Faktor Motivasi Kerja………. 18

3. Usaha – Usaha Meningkatkan Motivasi Kerja………….. 19

4. Teori Motivasi...……… 20

E. Kerangka Berpikir………... …….. 21

F. Hipotesis ...………. .. 23

BAB III METODE PENELITIAN ………...24

A. Jenis Penelitian……… 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian………. 24

C. Subyek dan Objek Penelitian……….. 24

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ………. 25

E. Populasi Pene;litian……….. 29

F. Teknik Pengumpulan Data……….. 29

G. Pengujian Instrumen Penelitian……… 31

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……… 37

A. Sejarah Singkat Perusahaan ……… 37

B. Lokasi Perusahaan……….41

C. Deskripsi Perusahaan ………...41

D. Struktur Organisasi ……….43

E. Personalia ……….49

F. Produksi ………...56

G. Pemasaran ………62

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………...65

A. Analisis Data ……….. 65

B. Pembahasan ……… 81 xiii


(16)

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN ………....84

A. Kesimpulan ………... 84

B. Keterbatasan ………... 85

C. Saran ………. 86

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner ……… 92

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ……….. 97

Lampiran 3 Uji Validitas dan Realibilitas ………..100

Lampiran 4 Tabel nilai Chi Kuadrat, Uji r ……….104

Lampiran 5 Surat Rekomendasi Perusahaan ………..107


(17)

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 1 Skala Pengukuran 26

Tabel 2 Skor Pertanyaaan Prestasi Kerja 27

Tabel 3 Skor Tingkat Pendidikan 27

Tabel 4 Skor Masa Kerja 28

Tabel 5 Skor Pertanyaan Motivasi Kerja 29 Tabel 6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja 32 Tabel 7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Prestasi Kerja 33 Tabel 8 Hasil Pengujian Reliabilitas 35 Tabel 9 Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian 35

Tabel 10 Kisi – Kisi kuesioner 36

Tabel 11 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan 66 Tabel 12 Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja 66 Tabel 13 Klasifikasi Prestasi Kerja Karyawan 68 Tabel 14 Interpretasi Data Prestasi Kerja 69 Tabel 15 Interpretasi Data Motivasi Kerja 71


(18)

Daftar Gambar

Ganbar 1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan ………..44


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak bermunculan perusahaan yang bergerak di bidang industri baik yang berskala kecil, menengah maupun yang berskala besar. Jadi sektor industri mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Usaha untuk mencapai industrialisasi sangat tergantung pada sumber daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling penting dalam setiap organisasi perusahaan. Menyadari pentingnya faktor tenaga kerja atau sumber daya manusia dalam operasi perusahaan, maka sudah selayaknya faktor tersebut dikelola dengan baik.

Mengingat pentingnya peranan sumber daya manusia dalam perusahaan, maka sangatlah wajar apabila perusahaan mengharapkan tenaga-tenaga berbakat, berkualitas tinggi, memiliki efisiensi dan produktifitas yang tinggi. Tujuan perusahaan akan tercapai bila perusahaan mendapatkan tenaga kerja sesuai dengan kriteria di atas. Dalam kehidupan kerjanya, karyawan dituntut untuk berprestasi dan bekerja dengan baik, sehingga apa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya tidak sia - sia. Perusahaan sudah memberikan penghargaan pada mereka atas hasil kerja mereka. Ini dapat kita lihat bagaimana tingkat kesejahteraan mereka dalam kehidupan sehari – hari


(20)

mereka. Mereka yang lebih berprestasi tentu akan mendapat kesejahteraan yang cukup atas hasil kerja mereka, disamping faktor yang lainnya. Perusahaan tentunya sangat menginginkan karyawannya memiliki prestasi yang baik untuk meningkatkan produktifitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam perekrutan tenaga kerja perlu mempertimbangkan faktor- faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil kerja karyawan. Kemampuan seorang karyawan banyak atau sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan karyawan, dalam hal ini adalah pendidikan formal karyawan tersebut. Perusahaan cenderung memilih karyawan yang berpendidikan, karena dengan bekal yang dimiliki karyawan tersebut, karyawan dapat bekerja lebih produktif daripada karyawan yang belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali.

Setiap perusahaan cenderung menginginkan karyawannya untuk terus bekerja pada perusahaannya sampai masa kerjanya habis. Di samping itu, perusahaan juga menginginkan karyawannya bekerja dan berprestasi lebih baik sesuai dengan masa kerjanya.

Dalam upaya peningkatan tersebut perusahaan juga pelu memberikan motivasi pada para karyawannya.Hal ini penting karena dapat menjadi pemacu mereka dalam bekerja setiap harinya. Motivasi merupakan cara mengarahkan dan menggerakan karyawannya agar dapat melaksanakan tugasnya masing- masing dalam mencapai tujuan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Menurut Moh As’ad (1990:31), motivasi dalam diri seseorang merupakan tenaga pendorong untuk melakukan


(21)

perbuatan-perbuatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Apabila motivasi kuat, maka aktifitas akan menjadi kuat pula. Dengan demikian, motivasi merupakan rangsangan yang kuat pula. Di samping itu perusahaan hendaknya juga harus meberikan penghargaan atau perhatian yang lebih atas keberhasilan seorang karyawannya, sehingga mereka terpacu untuk meningkatkan produktifitas mereka

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: “PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA”

B. Batasan Masalah

Penulis memberi batasan dalam penelitian ini menyangkut perbedaan prestasi kerja karyawan bagian produksi ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja dan motivasi kerja karyawan pada Pertenunan ATBM “Santa Maria” , Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo.


(22)

C. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja dan motivasi kerja karyawan bagian produksi Pertenunan ATBM “Santa Maria” Boro, Bannjarasri, Kalibawang, Kulon Progo. Sesuai latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan?

2. Apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerjanya?

3. Apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerjanya ?

D. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi kerja para karyawan ditinjau dari tingkat pendidikannya.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi kerja para karyawan ditinjau dari masa kerjanya.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi kerja para karyawan ditinjau dari motivasi kerjanya.


(23)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi beberapa pihak, yaitu bagi perusahaan, Universitas Sanata Dharma dan bagi penulis.

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan masukkan yang dapat digunakan perusahaan sebagai bahan pertimbangan, baha n perbandingan maupun sebagai pelengkap dalam memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan studi yang bermanfaat bagi Universitas Sanata Dharma khususnya Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan dan dapat memperkaya karya ilmiah Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Penulisan ini merupakan sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan kenyataan di lapangan.


(24)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk pembahasan masalah penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengertian prestasi kerja, pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja.

Landasan Teori

A. Prestasi kerja

Prestasi kerja merupakan salah satu unsur yang dinilai terhadap pekerjaan seorang karyawan. Prestasi kerja karyawan akan menunjukkan sejauh mana hasil kerja dari seorang karyawan yang bisa digunakan oleh pimpinan untuk mengukur atau menilai pelaksanaan pekerjaan karyawan untuk menetapkan upah dan gaji, selain kenaikan pangkat. Oleh sebab itu, maka prestasi kerja akan sangat berarti bagi karyawan dalam perusahaan.

1. Pengertian Prestasi Kerja

Banyak pakar mengemukakan definisi prestasi kerja, semua berpandangan sama, hanya penyampaiannya saja yang berbeda.

John Suprianto ( 1984 :7 ) mendefinisikan prestasi kerja sebagai hasil pekerjaan dari seorang karyawan dalam waktu tertentu dibandingkan dengan kemungkinan seperti standar, target, sasaran,atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu atau yang telah disepakati bersama.


(25)

Boentaran ( 1969 : 12 ) mendefinisikan prestasi kerja adalah suatu hasil kerja dari seorang karyawan yang saling melakukan pekerjaan tertentu sesuai dengan tugasnya.

Mangkunegara ( 2000 : 67 ) mendefinisikan prestasi kerja adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan pendapat diatas prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Pemimpin perusahaanlah yang menilai prestasi kerja karyawan yaitu atasan langsung maupun atasan tak langsung. Disamping itu, kepala personalia juga berhak pula memberikan penilaian prestasi kerja terhadap semua pegawai sesuai apa yang ada di bagiannya. Oleh sebab itu para karyawan hendaknya memiliki semangat kerja yang tinggi dan kegairahan kerja yang tinggi, sehingga hasil kerja atau prestasi kerja dapat dicapai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan dengan semaksimal mungkin.

2. Pengukuran Prestasi Kerja

Dalam melakukan pengukuran prestasi kerja, terlebih dahulu harus mengetahui tipe – tipe pekerjaan yang akan diukur, antara lain (Supardi,1989):


(26)

a. Production Job

Yaitu pekerjaan yang hasilnya dapat dinikmati dan dapat dihitung secara langsung. Dengan demikian pengukuran prestasi kerja cukup dengan menghitung jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan atau pegawai.

b. Non Production Job

Yaitu jenis pekerjaan yang hasil produksinya tidak dapat dihitung secara langsung.Untuk menghitung prestasi kerja karyawan sulit dilakukan, hal ini disebabkan faktor – faktor yang mendukung prestasi kerja lebih kompleks.

Pengukuran prestasi kerja yang dilakukan menurut Saud Husnan (1990 : 22 ) adalah sebagai berikut :

1. Ranking

Cara tertua dan paling sederhana untuk menilai prestasi kerja adalah dengan membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan yang lain untuk menentukan siapa yang lebih baik. Perbandingan dilakukan secara keseluruhan, artinya tidak dicoba dipisah- pisahkan faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan.


(27)

2. Perbandingan karyawan dengan karyawan

Suatu cara untuk memisahkan penilaian ke dalam berbagai faktor dengan menggunakan perbandingan karyawan dengan karyawan.

3. Grading

Pada metode ini suatu definisi yang jelas untuk setiap kategori telah dibuat dengan seksama. Kategori untuk prestasi karyawan misalnya baik sekali, memuaskan, yang masing – masing mempunyai definisi yang jelas.

4. Skala Grafis

Pada metode ini baik tidaknya pekerjaan seorang karyawan dinilai berdasarkan faktor – faktor yang dianggap penting bagi pelaksaan pekerjaan tersebut. Kemudian masing – masing faktor tersebut seperti kualitas kerja, kuantitas pekerjaan, sikap dan dapat tidaknya diandalkan, dibagi dalam berbagai kategori seperti misalnya baik sekali, cukup, kurang dan sebagainya yang disertai dengan definisi yang jelas untuk masing –masing kategori. Jadi di sini penilai membandingkan prestasi kerja seorang karyawan dengan definisi untuk masing – masing faktor dan masing – masing kategori.

5. Checklist

Dalam sistem ini bukannya menilai karyawan tetapi sekedar melaporkan penilaian atas tingkah laku yang dilaporkan.


(28)

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan

Prestasi kerja karyawan, dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor- faktor lainnya ( J. Ravianto, 1985:32 ) adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan

Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai prestasi kerja yang lebih baik. Dengan demikian pendidikan merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan.

b. Ketrampilan

Ketrampilan juga sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan selain pendidikan formal. Ketrampilan ini dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus, pelatihan, dan sebagainya.

c. Disiplin

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala aturanyang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat dilatih melalui latihan- latihan dengan bekerja menghargai waktu dan biaya. Kedisiplinan seorang karyawan juga berpengaruh terhadap prestasi kerja.


(29)

d. Sikap dan Etika Kerja

Sikap orang atau sekelompok orang dalam membina hubungan yang selaras, serasi dan seimbang sangat penting artinya, karena dengan hubungan baik itulah suasana yang diidamkan akan tercapai dan akan berpengaruh juga dengan prestasi kerja karyawan.

e. Motivasi

Pimpinan perusaha an perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja dari setiap karyawan. Dengan mengetahui motivasi, maka pimpinan dapat membimbing karyawan agar dapat lebih berprestasi.

f. Gizi dan Kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang dalam bekerja biasanya juga dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan setiap karyawan. Dan itu semua mempengaruhi prestasi kerja karyawan.

g. Tingkat Penghasilan

Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan dapat mendorong karyawan lebih berprestasi. Semakin baik prestasinya akan semakin tinggi pula gajinya.


(30)

h. Jaminan Sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan akan menunjang keselamatan dan kesehatan karyawan. Dengan jaminan yang diberian perusahaan, diharapkan karyawan akan semangat bekerja.

i. Lingkungan dan Iklim Kerja

Lingkungan kerja dari karyawan di sini termasuk hubungan antar karyawan, hubungan dengan pimpinan perusahaan, suhu, penerangan, lingkungan kerja, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapat perhatian dari perusahaan, karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja dan juga bisa disebabkan ruang kerja yang tidak menyenangkan, hal ini akan mengganggu kerja karyawan.

j. Sarana Produksi

Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi, oleh karena itu penyediaan sarana dan prasarana sangat penting untuk menunjang kelancaran proses produksi.

k. Manajemen

Dengan manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik dan juga akan membantu kelancaran proses produksi dalam perusahaan sehingga prestasi kerja yang ingin dicapai akan terwujud.


(31)

l. Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dengan diberikan kesempatan untuk berprestasi maka karyawan akan dapat meningkatkan prestasinya.

4. Tolok Ukur Prestasi Kerja Karyawan

Menurut Hasibuan ( 2000 : 93 ) tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi karyawan adalah sebagai berikut :

1. Kedisiplinan, yaitu disiplin karyawan dalammematuhi peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.

2. Kecakapan, yaitu kecakapan kayawan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam- macam elemen yang semuanya terlibat di dalam penyusun kebijaksanaan di dalam situasi manajemen.

3. Tanggung jawab,yaitu kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan, dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakannya serta perilaku kerjanya.

4. Kerjasama, yaitu kesediaan karyawan berprestasi dan bekerjasama dengan karyawan lain secara vertikal maupun horisontal di dalam maupun di luar pekerjaannya sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.


(32)

5. Kreativitas, yaitu kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdayaguna dan berhasil.

6. Kepribadian, yaitu sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.

7. Prakarsa, yaitu kemapuan berpikir orisinal dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberi alasan, mendapat kesimpulan dan membuat keputusan masalah yang dihadapinya.

8. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya, memenuhi perjanjian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

9. Kesetiaan, yaitu kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaannya dari dorongan orang yang tidak bertanggungjawab.

B. Pendidikan

Pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar guna mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui usaha belajar, disamping itu ditanamkan nilai – nilai moral, pandangan hidup dan sebagainya, yang nantinya akan membentuk kepribadian.


(33)

Philip H Coombe, seorang ahli perencanaan pendidikan mengklasifikasikan bentuk pendidikan menjadi tiga golongan yaitu ( Vembrianto, 1981 : 22 – 23 ) :

1. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar sejak dari lahir sampai mati, di dalam pekerjaan atau pergaulan sehari – hari.

2. Pendidikan formal adalah yang dikenal dengan pendidikan sekolah yang teratur, bertingkat, dan mengikuti syarat yang lebih ketat dan jelas.

3. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dengan teratur dan sadar dilakukan tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat.

Dari hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa pendidikan tidak hanya diperoleh dalam waktu tertentu saja melainkan berlangsung setiap saat. Pendidikan tidak hanya dalam lingkungan sekolah, melainkan dapat diperoleh dari pergaulan dan pengalaman sehari – hari.

Berkait dengan jenjang atau tingkatan – tingkatan yang ada dalam pendidikan formal, maka sikap atau kepribadian yang terbentuk pada seseorang pada setiap jenjang pendidikan akan bebeda pula. Sikap atau kepribadian yang terbentuk pada setiap lulusan tiap jenjang pendidikanadalah sebagai berikut ( Ekram Prawiro Saputro, 1990 : 12 ) :


(34)

1. Lulusan SD ; sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah : statis, monolistik, dan cenderung dogmatis ( sangat menjunjung tinggi peraturan yang ada ) 2. Lulusan SLTP ; sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah sedikit punya

inisiatif, kritis, tetapi cenderung skeptis dan birokratis.

3. Lulusan SLTA ; sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah keras, kreatif, rasional, memilki inisiatif dan cenderung otonom.

4. Lulusan Perguruan Tinggi ; sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah terbuka terhadp kritik, kritis, dinamis, kosmopolitan, tidak fanatik, dan cenderung demokratis.

Sifat dan kepribadian yang dikelompokkan dari jenjang pendidikan formal ini bersifat umum, tidak berlaku pada kasus – kasus tertentu. Dari sifat dan kepribadian yang terbentuk tersebut akan diketahui mutu dari setiap lulusan.

C. Masa Kerja

Kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi oleh tena ga kerja. Dapat dikatakan bahwa setiap organisasi atau perusahaan menginginkan pegawai atau karyawannya terus berkarya pada organisasi atau perusahaan selama masa kerjanya. Apabila tenaga kerja dapat bekerja dengan baik maka kinerja perusahaan secara keseluruhan akan optimal.

Perusahaan tidak mengharapkan pergantian pegawai ang terlalu cepat atau sering karena tentu mebutuhkan banyak biaya untuk melakukan seleksi ulang


(35)

Masa kerja dipandang berpengaruh terhadap perusahaan karena semakin lama ia bekerja dalam perusahaan tentunya seorang karyawan kualitas kerjanya akan lebih baik, karena pengalaman ang lebih banyak.

Menurut Tulus ( 1993 : 113 ) masa kerja seorang karyawan diukur dengan satuan waktu, misalnya tahun atau bulan. Masa kerja berhubungan dengan waktu kerja seseorang yaitu segi kualitas seseorang dalam menjalani pekerjaannya.

D. Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi kerja

Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerakan jiwa dan jasmani untuk berperilaku. Motif tersebut merupakan driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku yang mempunai tujuan tertentu di dalam perbuatannya.

Pengertian motivasi menurut Moh As’ad (1978 : 31 ) adalah pemberian atau penimbulan motif. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu ang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Chung dan Megginson ( Gomes, 1997 ) mengatakan bahwa “ motivation is definied as goal-directed behaviour. It concerns the level of effor one exerts in pirsuing a goal ... it is closely related to employee satisfaction and job performance “. ( Motivasi dirumuskan prilaku yang ditunjukkan pada sasaran. Motivasi berkaitan


(36)

dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan kerja dan performasi pekerjaan ).

Tugas seorang pemimpin adalah memberi motivasi pada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan.

Motivasi prestasi ( achievment motivation ) adalah dorongan dalam diri orang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan.

2. Faktor-faktor motivasi kerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu sebagai berikut ( Bedjo Siswanto, 1987 : 244 ) :

a. Keinginan berprestasi

Seorang karyawan mempunyai harapan besar, dapat berprestasi tinggi dan jika ia menduga bahwa tercapainya prestasi yang tinggi akan mempunyai motivasi tinggi untuk bekerja.

b. Penghargaan

Penghargaan atas prestasi yang telah dicapai oleh seseorang akan memberikan kepuasan bekerja, sehingga orang akan berusaha agar lebih


(37)

berprestasi. Penghargaan merupakan pengakuan atas keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.

c. Tantangan

Adanya tantangan yang dihadapi dapat menjadi motivator yang kuat bagi karyawan dalam melaksanakan tugasnya, tantangan demi tantangan akan menimbulkan kegairahan kerja yang dapat mengatasi kebosanan dalam bekerja. Tantangan berarti pekerjaan itu sendiri.

d. Tanggung jawab

Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk merasa bertanggungjawab secara benar terhadap kelangsungan hidup perusahaan tempat ia bekerja. Jadi tanggung jawab diartikan kewajiban melaksanakan suatu tugas sesuai dengan syarat yang telah ditentukan pihak lain.

e. Pengembangan

Pengembangan kemampuan seseorang dapat merupakan motivator terkuat bagi tenaga kerja untuk lebih giat dalam bekerja.

f. Keterlibatan

Keterlibatan tenaga kerja dalam proses pengambilan keputusan merupakan motivator yang kuat bagi tenaga kerja. Rasa ikut terlibat akan menimbulkan rasa ikut bertanggungjawab.


(38)

g. Kesempatan

Adanya kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka akan merupakan motivator kuat bagi tenaga kerja. Bekerja tanpa harapan akan mengendorkan semangat dalam bekerja.

3. Usaha-Usaha untuk Meningkatkan Motivasi

Banyak hal yang harus dilakukan untuk meninggkatkan motivasi seorang karyawan antara lain :

a. Faktor lingkungan tenaga kerja, seperti : aturan, kebijakan, hubungan atasan dengan bawahan yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

b. Pemberian gaji

c. Pelatihan dalam bekerja

d. Untuk mengembangkan motivasi internal perlu diusahakan pemerkaya pekerjaan, yang intinya pandangan tenaga kerja terhadap pekerjaannya, memberi peluang untuk pengembangan kemampuan dan tanggung jawab yang sebanding.

4. Teori Motivasi

Berbagai pandangan utama para ahli tentang bagaimana motivasi mempengaruhi prestasi kerja. Berikut ini ada tiga teori motivasi, yaitu pertama content theory yang menjelaskan tentang “ apa “ dari motivasi, process theory yang menjelaskan “ bagaimana “ dari motivasi, dan yang


(39)

ketiga adalah Reinforcemnt theory yang menekankan bagaimana perilaku dipelajar (Ranupandojo 1984 : 198 ).

a. Content Theory

Teori ini diajukan oleh Maslow, yang menekankan arti pentingnya pemahaman faktor – faktor yang ada dalam individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang ? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu ? Dalam pandangan ini, setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam ( inner needs ) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan, atau dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka lakukan, yaitu para individu akan bertindak untuk memuaskan kebutuhan mereka.

b. Process Theory

Process theory bukan menekankan pada isi kebutuhan dan sifat dorongan dari kebutuhan tersebut, tetapi pendekatan ini menekankan bagaimana dan dengan tujauan apa setiap individu dimotivisir. Dasar dari teori proses tentang motivasi ini adalah adanya penghargaan yaitu apa yang dipercaayai oleh individu akan mereka peroleh dari tingkah laku mereka. Faktor dari teori ini adalah valence atau ketakutan dari preferen individu terhadap hasil yang diharapkan.


(40)

c. Reinforcement Theory

Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu akan mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam suatu siklus proses belajar. Jadi bisa dikatakan belajar dari pengalaman yang lalu.

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Pendidikan dan Prestasi Kerja

Setiap karyawan akan diketahui mutunya dilihat dari tingkat pendidikan yang pernah ditempuhnya. Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai prestasi kerja yang lebih baik. Tingkat pendidikan yang diperhitungkan perusahaan adalah ijasah terakhir yang dimiliki karyawan.

2. Hubungan antara Masa Kerja Dengan Prestasi Kerja

Kelangsungan hidup perusahaan sangat dipengaruhi oleh tenaga kerjanya. Dapat dikatakan bahwa setiap perusahaan mengharapkan pegawainya terus bekerja pada perusahaannya selama masa kerjanya. Perusahaan tidak menginginkan pergantian pegawai yang terlalu cepat atau sering, karena dengan sering keluar masuknya pegawai akan membutuhkan banyak biaya. Masa kerja karyawan dipandang berpengaruh terhadap kualitas kerjanya, karena karyawan akan memiliki pengalaman yang lebih baik dalam menyelesaikan tugasnya dengan masa kerja yang lebih lama.


(41)

3. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Prestasi Kerja

Dalam bekerja seseorang mebutuhkan dorongan atau motivasi, sebab tanpa motivasi seseorang tidak dapat bekerja dengan baik. Dalam bekerja setiap karyawan membutuhkan bimbingan atau pengarahan untuk mendorong karyawan tersebut melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan sudah mendapat pengarahan yang baik maka karyawan akan meras bersemangat dan puas bekerja sehingga prestasi kerja yang diharapkan akan terwujud.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Kesimpulan tentang benar atau tidaknay hipotesis akan dapat ditarik setelah mengadakan penelitian. Hipotesis yang dirumuskan penulis dalam penelitian dalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan yang signifikan pada prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikannya.

2. Ada perbedaan yang signifikan pada prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerjanya.

3. Ada perbedaan yang signifikan pada prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerjanya.


(42)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Dalam studi kasus kesimpulan yang diambil hanya berlaku bagi obyek yang diselidiki saja dan tidak berlaku untuk kasus yang lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pertenunan Santa Maria Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo; pada bulan Maret 2007.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian , yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan bagian produksi pertenunan ATBM “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo. 2. Obyek Penelitian, Yang menjadi obyek penelitian adalah tingkat pendidikan,


(43)

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel – variabel tersebut adalah ( Suprianto, 1979; 2004 ) :

a. Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan variabel terikat.

1 ) Tingkat pendidikan adalah pendidikan yang pernah di tempuh karyawan, yaitu pendidikan formal dengan ijasah terakhir ( X 1 ).

2 ) Masa kerja adalah lamanya karyawan bekerja dalam perusahaan yang dihitung dalam satuan tahun (X 2 ).

3 ) Motivasi kerja adalah segala sesuatu yang mendorong tiap – tiap karyawan untuk melakukan suatu tindakan ke arah tujuan tertentu sehingga dapat menimbulkan dorongan dalam bekerja (X 3 ).

b. Variabel terikat adalah variabel yang akan dijelaskan oleh variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi kerja yaitu sejauh mana tingkat keberhasilan atau efektivitas karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab (Y )

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel penelitian dibutuhkan untuk mendukung analisis data. Variabel yang diukur adalah variabel prestasi kerja, tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja.


(44)

a. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah sejauh mana tingkat keberhasilan atau efektifitas karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan baik secara kualitas maupun kuantitas, di Pertenunan Santa Maria Boro.

Indikator yang digunakan untuk mengukur adalah kualitas kerja yang meliputi : kesetiaan, kecakapan, kejujuran, kerjasama, hasil kerja

Untuk menentukan skor digunakan skala Likert yang dimodifikasi mendekati skala interval. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang, yang dinyatakan dalam bentuk skor, dengan memberikan skor 1 – 4 pada setiap pertanyaan. ( Sugiyono, 1999 : 86 ), sedangkan alat pengukur yang digunakan yaitu kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilh jawaban yang telah disediakan. Adapun cara menentukan skor dari kuesioner dengan menggunakan skala Likert sbagai berikut :

Tabel 1 Skala Pengukuran

Alternatiff jawaban Selalu Sering Kadang- Kadang

Tidak Pernah

Pernyataan Positf 4 3 2 1


(45)

Sedangkan untuk mengukur tingkat prestasi kerja karywan digunakan skala pengukuran sebagai berikut :

Tabel 2 Skor Pertanyaan

Pertanyaan Skor A Skor B Skor C Skor D

Pertanyaan sikap 4 3 2 1

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan diukur dari pendidikan yang pernah ditempuh oleh karyawan, yaitu pendidikan formal dengan ijasah terakhir. Untuk pemberian skornya adalah sebagai berikut :

Tabel 3 Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Skor SD

SMP SMU Diploma

Sarjana

1 2 3 4 5


(46)

c. Masa Kerja

Masa kerja diukur dari lamanya karyawan bekerja dalam perusahaan yang dihitung dalam satuan tahun. Apabila terdapat kelebihan waktu dalam bentuk bulan maka akan dilakukan pembulatan ke atas atau ke bawah. Untuk kelebihan di atas lima bulan akan di bulatkan ke atas, sedangkan bila ada kelebihan di bawah lima bulan akan dibulatkan ke bawah. Masa kerja karyawan terentang antara 1 – 30 tahun. Untuk pemberian skornya adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Masa Kerja

Masa Kerja Skor

1 – 5 tahun 6 – 10 tahun 11 - 15 tahun 16 – 20 tahun 21 – 25 tahun 26 – 30 tahun

1 2 3 4 5 6

d. Motivasi kerja

Pengukuran motivasi kerja juga menggunakan skala Likert yang dinyatakan dalam bentuk skor, dengan memberikan skor 1- 4 pada setiap butir pertanyaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja karyawan adalah : tantangan, tanggung jawab, kesempatan, penghargaan, pengembangan.


(47)

Sedangkan untuk mengukur motivasi kerja karyawan digunakan skala pengukuran sebagai berikut :

Tabel 5 Skor Pertanyaan

Pertanyaan Skor A Skor B Skor C Skor D

Pertanyaan sikap 4 3 2 1

E. Populasi Penelitian

Populasi ( Singarimbun dan Effendi, 1982 : 108 ) adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan bagian produksi pada pertenunan ATBM “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo yang berjumlah 40 orang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Anto Dajan ( 1986 : 32 ) cara pengumpulan data kuantitatif dapat dibagi menjadi beberapa macam. Adapaun teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi merupakan bentuk pengumpulan data dengan cara melihat dan mendengar secara langsung obyek yang diteliti. Peneliti mengamati secara langsung keadaaan perusahaan dengan masalah – masalahnya dan


(48)

kegiatan yang dilakukan perusahaan. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan perusahaan dan untuk mendapatkan data mengenai proses produksi.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakann teknik pengambilan data dengan cara mengajukan pertannyaan secara tertulis kepada Responden, dimana setiap responden diminta memeilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai prestasi kerja karyawan, tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pimpinan atau pihak yang mewakili untuk memperoleh data yang diperlukan, khususnya mengenai gambaran umum perusahaan, dan data lain yang digunakan sebagai pelengkap.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bentuk pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan / pengumpulan data – data secara langsung ataupun dari arsip perusahaan.


(49)

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, maka untuk mengukur kevalidan dan keandalan, dilakukan pengujian terlebih dahulu. Adapun alat pengujian tersebut meliputi :

1. Uji Validitas

Untuk mengukur validitas kuesioner yang dibagikan kepada responden digunakan teknik Korelasi product moment dari Karl Pearson

( Suharsimi Arikunto, 1989; 138 ) yaitu :

r XY =

[

∑ ∑

]

− ) ( ) ( ) )( ( 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : r

XY = Koefisien korelasi setiap item X = Nilai dari setiap item

Y = Nilai total semua item N = Banyaknya Sampel

Untuk mengetahui koefisien korelasi perlu diuji signifikansinya dengan membandingkan nilai koefisien korelasi pada taraf signifikansi 5 %. Apabila r hit > r tab maka pengukuran tersebut valid karena menyatakan ada korelasi antara kedua variabel dan jika r hit< r tab maka dinyatakan instrumen tersebut tidak valid. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pertanyaan pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS


(50)

Versi 11.5. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan nilai r tab yaitu sebesar 0, 207 pada taraf signifikansi 5 %, N = 40, dan dk = N – 2 ( dk = 40 – 2 = 38 ), sehingga r tab ( 0, 05 ; 38 ) = 0, 207. Berdasarkan hasil pengukuran validitas dari setiap item dapat

Dikatakan bahwa tidak semua item pertanyaan dalam kuesioner valid. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja

No Item r hit r tab Keterangan

Butir 1 Butir 2 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 0, 384 0, 699 0, 294 0, 778 0, 512 0, 324

0 , 207 0 , 207 0 , 207 0 , 207 0 , 207 0 , 207

Valid Valid Valid Valid Valid Valid


(51)

Tabel 7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Prestasi Kerja

No Item r hit r tab Keterangan

Butir 1 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 8 Butir 9 0, 638 0, 515 0, 333 0, 683 0, 307 0, 632 0, 637

0 , 207 0 , 207 0 , 207 0 , 207 0 , 207 0 , 207 0 , 207

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik.Instrumen yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya ( Arikunto, 1989 : 142-143 )

Tingkat reliabilitas kuesioner ( instrumen ) diuji dengan menggunakan Koefisien Alpha Cronbach dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 atau 5 %. Kegunaan Alpha Cronbach untuk mencari


(52)

realibilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 ( jawaban “ya” dan “tidak” ), misalnya angket dan kuesioner. Ada dua syarat dalam teknik Alpha Cronbach, yaitu :

a. Yang dianalisis adalah tes kemampuan, bukan tes kecepatan. b. Tingkat kesulitannya sama atau hampir seimbang.

Rumus Alpha Cronbach : 2 (rxy )

r

xx= 

1+ ( rxy ) Keterangan :

rxx = reliabilitas instrumen yang dicari

rxy = koefisien korelasi antara belahan x dengan belahan y Bila r hit > r tab maka reliabel pada taraf signifikansi 5 % dan bila r hit < r tab makatidak reliabel pada taraf signifikansi 5 %.

Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan menggunakan bantuan Program SPSS Versi 11.5 pada taraf signifikansi 5 % , N= 40, dengan dk = N – 2 (dk = 40 – 2 = 38 ) sehingga r tab = 0, 207 ( 0, 05 ; 38 ). Dalam

poenelitian ini, semua item pertanyaan mempunyai r hit > r tab berarti, bisa dikatakan semua item pertanyaan tersebut reliabel.


(53)

Tabel 8

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel r hit r tab Keterangan

Motivasi kerja 0, 755 0, 207 Reliabel

Prestasi kerja 0,797 0, 207 Reliabel

Hasil uji reliabilitas dari tabel di atas kemudian dibandingkan dengan tingkat keterandalan variabel penelitian yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 1989; 167 ) :

Tabel 9

Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian

No Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan

1 0.800 s.d 1.000 Sangat Tinggi

2 0.600 s.d 0.800 Tinggi

3 0.400 s.d 0.600 Cukup

4 0.200 s.d 0.400 Rendah

5 0.000 s.d 0.200 Sangat Rendah

Dengan menggunakan pedoman interpretasi koefisien tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja dengan koefisien 0, 755 memiliki tingkat keterandalan yang tinggi, dan variabel prestasi kerja dengan koefisien 0,797 memiliki tingkat keterandalan yang tinggi juga.


(54)

Tabel Kisi – Kisi Kuesioner

Variabel Indikator No Butir Jumlah

Prestasi Kerja

Motivasi Kerja

a. Kesetiaan b. Kecakapan c. Kejujuran d. Kerja sama e. Hasil Kerja a. Tantangan b. Tanggung Jawab c. Penghargaan d. Pengembangan

6 3, 4, 5

1 8 9 1,2 5, 6

7 4

1 3 1 1 1 2 2 1 1


(55)

37 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah perusahaan yang berlokasi di daerah Boro, Kelurahan Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo. Perusahaan ini terletak dalam satu komplek Biara Bruder FIC, Panti Asuhan, dan SMP Pangudi Luhur Kalibawang. Perusahaan tersebut didirikan oleh Bruder Yoe Sue pada tahun 1938 sampai tahun 1950 dan pada masa itu, usaha ini masih merupakan usaha kecil-kecilan, yang produksinya relatif kecil dan belum stabil. Tujuan mula- mula untuk mencukupi kebutuhan sandang, khususnya bagi misi dalam lingkungan Yayasan Pangudi Luhur dan untuk menampung tenaga kerja atau membantu tenaga-tenaga drop out sekolah dari masyarakat sekitarnya. Pada tahun 1950 perusahaan mendirikan gedung dan secara resmi beroperasi sebagai perusahaan pertenunan tradisional. Selanjutnya perusahaan ini menggunakan nama “Pertenunan Santa Maria”. Perusahaan ini berlindung di bawah Yayasan Pangudi Luhur yang pada waktu itu berkantor pusat di Jl. Panembahan Senopati No. 18 Yogyakarta.


(56)

Pada operasinya yang pertama, Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempekerjakan 20 orang karyawan dan menggunakan 10 buah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang terdiri atas:

1. dua buah mesin jakar

Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain satin.

2. empat buah mesin karenrole

Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa serbet, handuk dan seragam.

3. dua buah mesin waville

Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain popok dan kain wastafel.

4. dua buah mesin karohnaik

Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain pel dan serbet.

Dari tahun ke tahun perusahaan tersebut berkembang walaupun agak tersendat-sendat, karena memang tujuan utama perusahaan ini bukan mencari keuntungan semata. Adapun tujuan utama perusahaan adalah menciptakan lapangan kerja di daerah Boro, mencukupi kebutuhan sandang bagi karya misi di Indonesia pada umumnya, memperoleh keuntungan yang kemudian digunakan untuk membiayai usaha sosial, menjaga kelangsungan


(57)

hidup perusahaan dan memungkinkan perusahaan guna mengadakan pembelanjaan intern sebagai usaha ekspansi.

Pimpinan Perusahaan Pertenunan Santa Maria saat ini dipegang oleh seorang Bruder. Bruder pimpinan ini bertanggung jawab penuh pada yayasan. Kepemimpinan di perusahaan ini sepintas mirip dengan perusahaan perseroan, karena pimpinan bertanggung jawab penuh atas jalannya perusahaan dan bawahan bertanggung jawab pada pimpinan. Perbedaannya dengan perusahaan perseorangan hanyalah pada pimpinan yang masih harus bertanggung jawab pada yayasan.

Pada tahun 1953, Bruder Yoe Sue dipindahtugaskan, sehingga pimpinan perusahaan otomatis digantikan oleh seorang bruder yang lain yang bertugas di Boro yaitu Bruder Pachomeus. Di bawah pimpinan Bruder Pachomeus perusahaan dapat terus berkembang. Tahun 1960 perusahaan menambah peralatan dengan 2 buah karenrole, sehingga jumlah peralatan menjadi 12 buah. Perusahaan menambah peralatan tenun lagi pada tahun 1977 dan jumlahnya menjadi 21 buah. Tetapi penambahan pada tahun ini berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya, karena penambahan ini merupakan pengoperasian dari sekolah Teknik Yayasan Pangudi Luhur, sehingga penambahan ini tidak ada perincian perhitungan biaya. Pengoperasian ini terjadi karena adanya peraturan dari pemerintah, bahwa Sekolah Kejuruan Tingkat Pertama, harus dijadikan SMU. Hal ini juga berlaku bagi sekolah teknik yang lokasinya satu komplek dengan pertenunan


(58)

dan sampai sekarang masih ada yaitu SLTP Pangudi Luhur. Pada tahun 1985 terjadi pergantian pimpinan yaitu dari Bruder Pachomeus kepada Bruder Marcellinus. Bruder Marcellinus pada tahun 1993 dalam tugasnya dibantu oleh Bruder Thomas selama dua tahun. Kemudian karena kesehatan Bruder Macellinus agak terganggu, maka Bruder Thomas kembali lagi pada tahun 1998 sebagai pelaksana segala kegiatan yang berkaitan dengan perusahaan sampai sekarang

Sampai saat ini perusahaan sudah memiliki 26 alat tenun bukan mesin yang terdiri dari :

1. satu buah mesin jakar 2. dua buah mesin wavile 3. tiga buah alat besar ( role ) 4. delapan buah mesin karohnaik

5. dua belas buah mesin mesin karon role Selain mesin utama perusahaan juga memiliki : 1. tiga buah mesin kelos

2. dua buah mesin palet 3. sepuluh buah mesin kaspel


(59)

B. Lokasi Perusahaan

Perusahaan Tenun Santa Maria berlokasi di daerah Boro, Kelurahan Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dibangun di atas area tanah seluas 25 x 40 meter. Perusahaan ini terletak dalam kompleks Bruderan yang meliputi :

1. Biara Bruder – bruder FIC

2. Asrama Panti Asuhan Santa Maria 3. SMP Pangudi Luhur Boro I 4. SMP Pangudi Luhur Boro II

C. Deskripsi Perusahaan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro memiliki bentuk lingkungan kerja antara lain:

1. Satu ruang Showroom

2. Beberapa ruang pembantu proses produksi yaitu :

a. Ruang Streng, yaitu ruang untuk menggulung benang koin menjadi benang pakan dengan menggunakan alat yang disebut streng.

b. Ruang Palet, yaitu ruang untuk menggulung benang pakan yang dibentuk dengan ukuran tertentu, kemudiandimasukkan


(60)

ke dalam teropong yang nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun dengan menggunakan alat yang disebut mesin pal.

c. Ruang Kelos, yaitu ruang untuk menggulung benang lusi pada kelos, kemudian gulungan ini disebut sebagai benang kelos yang berbentuk silinder yang membesar pada bagian tengahnya dengan menggunakan alat yang disebut mesin kelos.

d. Ruang Skeren / Skir, yaitu ruang untuk menggulung benang kelos ke silinder hani dengan menggunakan alat yang disebut mesin hani.

e. Ruang Boom, yaitu ruang untuk menggulungdan mentimpan gulungan hani dengansuatu alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun yang disebut boom hani.

3. Dua buah taman

4. Ruang pimpinan dan ruang tamu

5. Tiga kamarmandi; satu khusus untuk pimpinan dan dua untuk tamu 6. Jemuran, yaitu tempat untuk menjemur benang yang telah dicuci dan

diberi warna

7. Ruang tukang, yang digunakan untuk memperbaiki peralatan produksi yang rusak dan membuat alat tenun


(61)

8. Ruang utama proses produksi yaitu; ruang tenun yang digunakan untuk menenun benang menjadi kain yang diinginkan

9. Dua buah gudang

10.Empat kamar mandi untuk karyawan; dua untuk karyawan pria dan dua untuk karyawan wanita

11.Ruang administrasi

12.Satu dapur dan satu kantin

13.Ruang wenter, ruang untuk memberi warna pada benang yang akan diproses menjadi kain yang diinginkan

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukkan hubungan antara fungsi- fungsi di dalam setiap anggota organisasi. Penyusunan struktur organisasi disesuaikan dengan tujuan perusahaan, sumber daya yang dimiliki, serta lingkungan sehingga nantinya akan sangat membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam struktur organisasi terdapat pembagian kerja yang jelas, baik mengenai kedudukan,wewenang, tugas maupun tanggung jawab setiap bagian atau jabatan dalam perusahaan, sehingga tidak akan terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Berikut ini bagan struktur organisasi perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro beserta penjelasannya.


(62)

Gambar 1

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN TENUN SANTA MARIA

KONGGREGASI FIC

PIMPINAN PERUSAHAAN

MANDOR

KABAG ADMINISTRASI

KABAG PRODUKSI

KABAG GUDANG

BAGIAN PEMBUKUAN

BAGIAN PEMBELIAN

BAGIAN PENJUALAN

BAGIAN JAHIT

BAGIAN PENGEPAKAN

BAGIAN WENTER

BAGIAN SEKIR

BAGIAN TENUN

BAGIAN PINTAL


(63)

Adapun tugas dan tanggung jawab masing- masing bagian dalam struktur organisasi adalah:

1. Kongregasi FIC

Kongregasi FIC ini sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung perusahaan.

2. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan adalah orang yang dipercaya penuh oleh kongregasi untuk mengelola perusahaan secara keseluruhan. Pimpinan bertanggung jawab langsung kepada kongregasi. Pimpinan perusahaan memberikan pedoman umum yang dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan, memeriksa seluruh teknik perusahaan khususnya proses produksi, administrasi, dan pemasaran. Pimpinan perusahaan juga menentukan tujuan yang akan dicapai dan strategi yang akan dipakai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Mandor (kepala bagian personalia)

a. Melaksanakan pengadaan karyawan.

b. Mengadakan pengawasan terhadap karyawan. c. Membagi tugas / pekerjaan karyawan.


(64)

4. Kepala Bagian Administrasi Tugasnya:

a. Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan termasuk rencana dan pelaksanaan kebijaksanaan perusahaan.

b. Membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan.

c. Menentukan penyediaan, penerimaan, dan pengeluaran uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahan.

d. Menyusun anggaran perusahaan yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan.

e. Bertanggungjawab atas laporan keuangan yang dibuat oleh bagian pembukuan.

f. Melaporkan jumlah persediaan berdasarkan informasi dari bagian gudang.

g. Menerima daftar pesanan dari pelanggan yang dibuat oleh bagian penjualan dan kemudian membuat desain.

5. Kepala Bagian Produksi Tugasnya:

a. Memelihara kelancaran alat, memperbaiki alat bila terjadi kerusakan.

b. Merencanakan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi. c. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku.


(65)

d. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk, seperti kemungkinan dipakainya bahan-bahan baru tanpa mengurangi kualitas produk.

6. Kepala Bagian Gudang Tugasnya:

a. Mengawasi persediaan barang, baik barang jadi, barabg setengah jadi, maupun bahan baku.

b. Mengukur dan menyimpan hasil produksi dalam gudang. c. Menghitung dan mempersiapkan pengiriman barang. d. Melaporkan jumlah persediaan barang.

e. Mengawasi barang hasil produksi. 7. Bagian Pembukuan

Tugasnya adalah membantu bagian administrasi dan umum dalam menyelesaikan seluruh administrasi perusahaan.

8. Bagian Pembelian

Tugasnya adalah menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan barang-barang lain yang dibutuhkan perusahaan baik itu keperluan produksi maupun operasi perusahaan.

9. Bagian Penjualan Tugasnya:

a. Menerima pesanan pembelian.


(66)

c. Melakukan pengiriman barang.

d. Mengenalkan barang hasil produksi kepada calon konsumen. 10.Bagian Jahit

Tugasnya:

a. Memotong kain sesuai kebutuhan pembeli.

b. Menjahit bagian tepi dari kain yang telah dipotong. 11.Bagian Pengepakan

Tugasnya:

a. Mengepak kain-kain yang telah siap untuk dikirim kepada pembeli.

b. Menyerahkan kain yang telah dipak ke bagian penjualan. 12.Bagian Wenter

Tugasnya:

a. Mencuci dan merebus benang.

b. Memberi kaporit supaya benang sesuai dengan pesanan bagian produksi.

c. Menjemur benang yang telah selesai diwenter. 13.Bagian Sekir

Tugasnya adalah memindahkan benang pintal ke dalam sebuah alat yang disebut sekir. Fungsi sekir adalah untuk menentukan motif kain yang akan diinginkan.


(67)

14.Bagian Tenun Tugasnya:

a. Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang akan dibuat dari bagian sekir dengan alat yang dibuat untuk menenun.

b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk, nucuk yaitu memasukkan benang yang akan ditenun ke dalam gun.

15.Bagian Pintal

Tugasnya adalah menggulung benang yang telah diolah oleh bagian wenter dengan menggunakan alat yang disebut kelos dan palet. Benang hasil penggulungan pada kelos dan palet digunakan untuk pemberian kombinasi warna pada kain yang akan ditenun.

E. Personalia

Seperti jumlah aspek-aspek yang lain, aspek personalia perlu direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dikoordinasikan dan diawasi dengan baik. Aspek personalia itu terdiri dari pengadaan karyawan, pelatihan, dan pengembangan karyawan. Bila aspek-aspek tersebut dikelola dengan baik, maka tujuan perusahaan dapat dicapai sesuai yang diharapkan.

Salah satu faktor yang menunjang produktivitas yang tinggi adalah kedisiplinan kerja, ketelitian kerja, serta kegairahan kerja atau suasana kerja yang baik. Pimpinan perusahaan dituntut untuk dapat mengelola


(68)

karyawannya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan maupun tujuan dari perusahaan, hal tersebut berguna untuk mengelola konflik yang terjadi pada karyawan sehingga tidak akan mengganggu pencapaian tujuan perusahaan.

1. Jumlah Tenaga Kerja

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan memperoleh dan mempergunakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitarnya. Perusahaan ini mempunyai tenaga kerja sebanyak 66 orang, terdiri dari:

a. Pimpinan perusahaan : 1 orang

b. Mandor : 1 orang c. Kepala Bagian Produksi : 1 orang

d. Kepala Bagian Administrasi : 1 orang e. Kepala Bagian Gudang : 1 orang f. Bagian Pembukuan : 1 orang g. Bagian Pembelian : 1 orang h. Bagian Penjualan : 1 orang

i. Bagian Jahit : 2 orang

j. Bagian Pengepakan : 4 orang

k. Bagian Wenter : 5 orang

l. Bagian Sekir : 4 orang

m. Bagian Tenun : 30 orang


(69)

Tenaga kerja yang bekerja di perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a. Karyawan tetap

Yaitu karyawan yang telah diangkat oleh perusahaan dan memiliki hak atas segala fasilitas yang diberikan oleh perusahaan yang berupa: tunjangan kesehatan, pensiunan, asuransi tenaga kerja untuk kematian dan kecelakaan kerja dan juga gaji pokok untuk setiap bulannya. b. Karyawan tidak tetap

Yaitu karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Tenaga kerja ini hanya mendapat gaji yang berupa upah harian berdasarkan hasil produksi.

2. Proses Penerimaan Tenaga Kerja

Perusahaan Tenun Santa Maria sebagai perusahaan manufaktu yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, membutuhkan adanya tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi yaitu mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

Proses penerimaan tenaga kerja pada perusahaan tersebut tidak menuntut persyaratan berat, misalnya: pendidikan harus tinggi, nilai yang tinggi, karena lulusan sekolah dasarpun dapat diterima sebagai karyawan dan diprioritaskan yang masih lajang. Hal ini berkaitan dengan salah satu misi Perusahaan Tenun Santa Maria, yaitu menolong tenaga drop out yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Setelah diseleksi dan diterima,


(70)

karyawan baru tersebut diberikan pelatihan dan pengarahan yang langsung diberikan di tempat kerja / di lapangan. Pengarahan dan pelatihan ini dilakukan oleh mandor yang juga sekaligus bertindak sebagai pengawas.

3. Jam Kerja Karyawan

Perusahaan di dalam melakukan aktivitasnya, menetapkan peraturan jam kerja bagi karyawannya sebagai berikut:

a. Untuk hari Senin s.d Jumat para karyawan bekerja dari jam 07.00 s.d jam 14.00 WIB, khusus hari Sabtu para karyawan bekerja dari jam 07.00 s.d 13.00 WIB

b. Perusahaan memberikan kesempatan pada para karyawan beristirahat untuk makan pagi bersama antara jam 09.45 s.d 10.00 WIB

c. Waktu jam kerja diatur atas dasar kesepakatan antara karyawan dan perusahaan. Pada hari libur nasional, perusahaan tidak memproduksi. Untuk kegiatan pengawasan karyawan dilaksanakan secara sederhana. Setiap hari dilakukan pencatatan buku absensi untuk karyawan staff bagian gudang,bagian administrasi, bagian penjualan, bagian pembelian, dan bagian produksi.


(71)

4. Fasilitas- fasilitas Perusahaan

Selain memberi upah, perusahaan juga memberikan jaminan sosial kepada para karyawan berupa:

a. Tunjangan kesehatan sebesar 100% untuk karyawan dan 50% untuk keluarganya. Tunjangan ini diberikan jika ada kuitansinya dari dokter atau rumah sakit.

b. Asuransi tenaga kerja/astek (kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umur 55 tahun) c. Beras untuk karyawan 10 kg, untuk istri 6 kg, untuk anak @ 3 kg

maksimal 3 anak dan beras ini diterima karyawan setiap tanggal 15.

d. Rekreasi dan retret setiap 2 tahun. e. Satu stel pakaian kerja setiap tahun.

f. Disediakan alat kesehatan yaitu: 38 buah masker;untuk karyawan bagian tenun sebanyak 30 buah, untuk karyawan bagian palet sebanyak 4 buah, dan untuk bagian kelos sebanyak 4 buah.

5. Sistem Administrasi

Pertenunan Santa Maria mempunyai kebijakan tersendiri berkaitan dengan sistem administrasi perusahaan. Meskipun dalam struktur organisasi perusahaan me mpunyai bagian administrasi, akan tetapi dalam prakteknya pimpinan menangani langsung sistem administrasi yang berhubungn dengan pihak luar yaitu menyangkut


(72)

penerimaan pesanan, pembelian, penjualan, laporan pajak, dan laporan tahunan kepada yayasan. Sedangkan karyawan bagian administrasi tersebut hanya menangani hal- hal yang berhubungan dengan administrasi dalam perusahaan, seperti: mencatat hasil produksi karyawan, membuat surat-surat dan nota-nota, mencatat transaksi-transaksi dalam perusahaan, melakukan pembayaran terhadap gaji karyawan, membuat desain kain yang akan dibuat, membuat berbagai macam laporan kepada pimpinan, dan lain- lain.

6. Sistem Pengupahan

Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempunyai kebijakan tersendiri dalam sistem pengupahan karyawannya. Sistem upah yang digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Upah bulanan diberikan pada karyawan bagian kantor / administrasi, mandor, bagian gudang, bagian penjualan, bagian pembelian, kepala bagian produksi dan pemimpin perusahaan. b. Upah harian adalah upah yang diberikan kepada karyawan setiap

hari. Upah ini diberikan kepada karyawan bagian produksi khususnya karyawan bagian sekir dan bagian wenter.

c. Upah borongan yaitu upah yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan hasil produksinya. Upah boronga n diberikan pada karyawan produksi khususnya karyawan bagian:


(73)

1) Streng, standar pemberian upah disesuaikan dengan jumlah pak benang yang dihasilkan berdasarkan tingkat harga per pak yang diterapkan perusahaan.

2) Palet, standar pemberian upah disesuaikan dengan

jumlah kilogram benang yang dihasilkan berdasarkan tingkat harga per kilogram yang diterapkan perusahaan.

3) Kelos, standar pemberian upah disesuaikan dengan

jumlah kilogram benang yang dihasilkan berdasarkan tingkat harga per kilogram yang diterapkan perusahaan.

4) Tenun, standar pemberian upah disesuaikan dengan

tingkat kesulitan jenis kain yang dibuat berdasarkan tingkat harga per meternya yang ditetapkan perusahaan dikali jumlah hasil yang diperoleh karyawan.

d. Upah lembur adalah upah yang diberikan kepada karyawan apabila terjadi kerja lembur. Adanya kerja lembur ini terjadi apabila banyak pesanan, pesanan belum jadi dan sudah mendekati tenggang waktu penyerahan.

7. Pemberhentian Karyawan

Pemberhentian karyawan dilakukan apabila karyawan telah berusia lanjut dan juga karena masalah kesehatan tubuh yang tidak memungkinkan lagi untuk terus bekerja.


(74)

Kesehatan karyawan merupakan hal yang paling pokok, karena kondisi kesehatan yang kurang baik akan menghambat proses pekerjaan. Ada juga pemberhentian karyawan yang terjadi apabila karyawan tersebut meminta sendiri atau mengundurkan diri karena suatu alasan tertentu.

F. Produksi

1. Produksi yang Dihasilkan

Hasil produksi Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempunyai jenis yang beragam. Produk-produk yang dapat dihasilkan perusahaan ini antara lain adalah: kain seragam, selimut, kain sprei, kain pel dan kain sarung. Akan tetapi, barang yang paling banyak mendapat pesanan adalah kain seragam dan selimut.

2. Bahan Baku yang Digunakan

Perusahan dalam membuat sebuah produk akan membutuhkan bahan baku dan bahan-bahan pembantu lainnya. Adapun bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi adalah sebagai berikut:

a. Bahan Baku

1) Benang tenun ukuran 20/ s 2) Benang tenun ukuran 42/ s b. Bahan Penolong

1) Wenter (pewarna) 2) Kaporit


(75)

3) Larutan TRO (Turkey Red Oil) 4) Kanji

5) Garam 6) ZN

7) Sulfur Hitam 8) Bahan bakar

Semua bahan-bahan yang digunakan tersebut dibeli di dalam negeri. Untuk bahan baku khususnya benang tenun dibeli dari berbagai daerah seperti: Ngijon (Godean) Yogyakarta; Ungaran, Secang Jawa Tengah.

Produksi yang dapat dicapai perusahaan pada kapasitas normal adalah sebanyak 875 buah selimut untuk setiap bulannya. Adapun standar ukuran untuk produk selimut adalah 200 x 120 cm.

Proses produksi dilaksanakan secara terus- menerus, meskipun produksinya biasanya dilakukan berdasarkan pesanan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk melayani pembelian yang terjadi sewaktu-waktu dan mengisi persediaan barang jadi di gudang.

3. Proses Produksi

Proses produksi pada Pertenunan Santa Maria ini melalui beberapa tahap yaitu:


(76)

a. Tahap Pemutihan

Proses awal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum benang dipintal adalah proses pemutihan. Proses pemutihan ini berlangsung di dapur. Mula- mula benang direndam dalam larutan TRO (Turkey Red Oil) kurang lebih selama 15 menit. Larutan ini berguna sebagai pelumas yang akan membuat proses pewarnaan menjadi lebih rata pada seluruh bagian benang. Setelah direndam dalam larutan TRO benang kemudian dicuci. Selanjutnya, benang akan dibuat putih maka benang harus direndam lagi dalam larutan pemutih selama kurang lebih 30 menit.

Apabila benang akan dibuat berwarna maka benang harus direndam dalam larutan pewarna sesuai dengan yang diinginkan. Selanjutnya, benang dimasukkan dalam larutan kanji dan kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Maksud dari pengkanjian ini adalah agar benang menjadi liat, sehingga pada waktu proses pemintalan dilakukan benang tidak mudah putus. Setelah dikanji biasanya benang disimpan di gudang sebelum melalui tahap berikutnya.

b. Tahap Penenunan

Untuk tahap penenunan jenis kain yang akan ditenun memiliki aturan dan pola tersendiri. Untuk tahap penenunan ini kita mengambil salah satu contoh pembuatan kain selimut. Penenunan kain selimut


(77)

memerlukan dua jenis benang yaitu benang pakan yang berposisi melintang pada kain dan benang lusi yang berposisi membujur pada kain. Adapun perincian bahan yang dibutuhkan adalan sebagai berikut:

1) Benang Pakan

Benang Pakan yang dibutuhkan adalah benang pakan dengan ukuran 20/ s. Akan tetapi, benang ukuran 20/ s dapat juga digunakan benang lusi. Benang pakan yang digulung pada alat yang dinamakan palet. Penggulungan benang pakan pada palet dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan dalam teropong dan pada gilirannya nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun.

2) Benang Lusi

Benang Lusi adalah benang yang berposisi membujur pada kain tenun. Benang yang digunakan pada benang lusi adalah benang yang berukuran 20/ s juga. Adapun langkah- langkah dalam mempersiapkan benang lusi adalah:

a) Benang lusi digulung pada kelos, gulungan ini disebut sebagai benang kelos yang berbentuk silinder yang membesar pada bagian tengahnya.

b) Proses selanjutnya adalah skremolen, yaitu proses penggulungan benang kelos ke silinder hani.


(78)

c) Selanjutnya gulungan hani dipindahkan ke boom hani yaitu suatu alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun.

d) Pencucukan

Boom lusi yang sudah terisi benang tersebut dipasang pada alat tenun. Ujung setiap helai benang dari boom lusi dimasukkan pada alat yang disebut gunatau sisir (suri). Proses ini disebut pencucukan, dan selanjutnya memasang benang pakan, dengn melalui beberapa proses di atas maka penenun sudah bisa dilakukan.

c. Tahap Finishing

Setelah melalui proses penenunan, produk yang sudah jadi kemudian diserahkan kepada mandor untuk diteliti dan diukur sesuai degan standar yang telah ditentukan. Proses akhir memotong selimut sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan kemudian menjahitnya di setiapujung seliut tersebut. Setelah melalui tahapan menjahit maka produk sudah menjadi 100% produk jadi dan siap untuk dipasarkan.

Alat-alat yang digunakan untuk melakukan proses produksi merupakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang terdri dari:


(79)

1. Mesin Karohnaik

Alat ini untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain pel dan serbet.

2. Mesin Karenrole

Alat ini untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa serbet dan handuk dan seragam.

3. Mesin Jakar

Alat ini untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain satin.

4. Mesin Wavile

Alat ini untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain popok dan kain wastafel.

b. Mesin pembantu yang digunakan 1. Mesin Pal

MesinPal adalah suatu alat yang fungsinya untuk menggulung benang pakan dan dibentuk dengan ukuran tertentu, kemudian dapat dimasukkanke dalam teropong yang nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun.

2. Mesin Kelos

Mesin Kelos adalah suatu alat untuk menggulung benang lusi dan bentuknya silinder yang dibuat membsar bagian tengahnya.


(80)

3. Mesin Hani

Mesin Hani adalah suatu alat untuk menggulung benang lusi hasil dari pengelosan.

G. Pemasaran

Pemasaran merupakan tahap akhir dari suatu proses produksi barang. Pemasarn adalah kegiatan untuk memasarkan atau menjual hasil produksi suatu perusahaan. Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting guna membantu kelangsungan proses produksi suatu perusahaan agar tidak berhenti. Keberhasilan suatu kegiatan pemasaran harus menjadi prioritas yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan, karena berhasil tidaknya suatu pemasran akan mene ntukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Keberhasilan suatu pemasaran dapat berarti laba perusahaan dan laba perusahaan berarti pemasukan, dengan adanya pemasukan pengadaan bahan baku dapat diteruskan sehingga proses produksi dapat terus berjalan, dengan terus berjalannya proses produksi maka tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dalam memasarkan hasil produksinya Perusahaan Pertenunan Santa Maria tidaklah mengalami kesulitanyang berarti karena perusahaan mempunyai langganan tetap yaitu karya misi di seluruh Indonesia pada umumnya. Langganan tetap ini pula yang menyebabkan perusahaan dapat terus bertahan meskipun menghadapi persaingan dari perusahaan tekstil yang lebih


(1)

Uji Validitas dan Reiliabilitas

VARIABEL PRESTASI KERJA

****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** _

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. Y1 2.3250 1.2888 40.0 2. Y3 3.3750 .8066 40.0 3. Y4 3.3750 .7742 40.0 4. Y5 3.0750 .9711 40.0 5. Y6 1.8500 .8022 40.0 6. Y8 3.3000 .8228 40.0 7. Y9 3.2750 .8161 40.0

Correlation Matrix

Y1 Y3 Y4 Y5 Y6

Y1 1.0000

Y3 .4224 1.0000

Y4 .2345 .2618 1.0000

Y5 .4922 .4542 .3368 1.0000

Y6 .4700 -.0693 .0929 .2781 1.0000 Y8 .5586 .5216 .2214 .5809 .0699 Y9 .3760 .5015 .2790 .5881 .3388

Y8 Y9

Y8 1.0000

Y9 .5232 1.0000

N of Cases = 40.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 20.5750 18.4558 4.2960 7 _


(2)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted

Y1 18.2500 11.2692 .6386 .5726 .7549

Y3 17.2000 14.6256 .5153 .4768 .7742

Y4 17.2000 15.8051 .3332 .1375 .8021

Y5 17.5000 12.7692 .6835 .5010 .7398

Y6 18.7250 15.8455 .3079 .4761 .8064

Y8 17.2750 13.8968 .6329 .5531 .7541

Y9 17.3000 13.9077 .6378 .5323 .7535

Reliability Coefficients 7 items


(3)

LAMPIRAN 4

TABEL NILAI CHIKUADRAT

DAN


(4)

Lampiran 4 : Tabel Nilai – Nilai Chi Kuadrat

TABEL NILAI – NILAI CHI KUADRAT Taraf Signifikansi

dk 50 % 30 % 20 % 10 % 5 % 1 %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 0, 455 0, 139 2, 366 3, 357 4, 351 5, 348 6, 346 7, 344 8, 343 9, 342 10, 341 11, 340 12, 340 13, 332 14, 339 15, 338 16, 337 17, 338 18, 338 19, 337 20, 337 21, 337 22, 337 23, 337 24, 337 25, 336 26, 336 27, 336 28, 336 29, 336 1, 074 2, 408 3, 665 4, 878 6, 064 7, 231 8, 383 9, 524 10, 656 11, 781 12, 899 14, 011 15, 19 16, 222 17, 322 18, 418 19, 511 20, 601 21, 689 22, 775 23, 858 24, 939 26, 018 27, 096 28, 172 29, 246 30, 319 31, 391 32, 461 33, 530 1, 642 3, 219 4, 642 5, 989 7, 289 8, 558 9, 803 11, 030 12, 242 13, 442 14, 631 15, 812 16, 985 18, 151 19, 311 20, 465 21, 615 22, 760 23, 900 25, 038 26, 171 27, 301 28, 429 29, 553 30, 675 31, 795 32, 912 34, 027 35, 139 36, 250 2, 706 3, 605 6, 251 7, 779 9, 236 10, 645 12, 017 13,362 14, 684 15, 987 17, 275 18, 549 19, 812 21, 064 22, 307 23, 542 24, 785 26, 028 27, 271 28, 614 29, 615 30, 813 32, 007 33, 194 34, 382 35, 563 36, 741 37, 916 39, 087 40, 256 3, 481 5, 591 7, 815 9, 488 11, 070 12, 592 14, 017 15, 507 16, 919 18, 307 19, 675 21, 026 22, 368 23, 685 24, 996 26, 296 27, 587 28, 869 30, 144 31, 410 32, 671 33, 924 35, 172 35, 415 37, 652 38, 885 40, 113 41, 337 42, 557 43, 775 6, 635 9, 210 11, 341 13, 277 15, 086 16, 812 18, 475 20, 090 21, 666 23, 209 24, 725 26, 217 27, 688 29, 141 30, 578 32, 000 33, 409 34, 805 36, 191 37, 566 38, 932 40, 289 41, 638 42, 980 44, 314 45, 642 46, 963 48, 278 49, 588 50, 892


(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 0. 985 0. 881 0. 776 0. 695 0. 634 0. 586 0. 548 0. 516 0. 489 0. 465 0. 445 0. 427 0. 411 0. 397 0. 384 0. 373 0. 362 0. 352 0. 343 0. 335 0. 327 0. 320 0. 313 0. 307 0. 301 0. 295 0. 290 0. 285 0. 280 0. 275 0. 271 0. 268 0. 264 0. 261 0. 257 0. 253 0. 250 0. 245 0. 243 0. 239 0. 237 0. 235 0. 233 0. 230 0. 228 0. 226 0. 224 0. 222 0. 220 0. 218 0. 929 0. 770 0. 663 0. 590 0. 536 0. 495 0. 462 0. 434 0. 411 0. 392 0. 375 0. 360 0. 346 0. 334 0. 323 0. 310 0. 305 0. 296 0. 289 0. 282 0. 275 0. 269 0. 263 0. 258 0. 253 0. 248 0. 244 0. 239 0. 235 0. 231 0. 228 0. 225 0. 222 0. 219 0. 216 0. 213 0. 210 0. 207 0. 204 0. 201 0. 199 0. 197 0. 196 0. 194 0. 192 0. 190 0. 188 0. 187 0. 185 0. 183 0. 814 0. 640 0. 542 0. 479 0. 443 0. 399 0. 371 0. 349 0. 330 0. 314 0. 300 0. 288 0. 277 0. 267 0. 258 0. 250 0. 243 0. 237 0. 230 0. 225 0. 219 0. 214 0. 210 0. 206 0. 201 0. 196 0. 194 0. 191 0. 187 0. 184 0. 177 0. 170 0. 163 0. 156 0. 149 0. 142 0. 135 0. 128 0. 121 0. 114 0. 113 0. 112 0. 111 0. 110 0. 109 0. 108 0. 107 0. 106 0. 105 0. 104 0. 649 0. 486 0. 404 0. 353 0. 317 0. 290 0. 270 0. 253 0. 237 0. 227 0. 216 0. 207 0. 199 0. 192 0. 186 0. 180 0. 175 0. 170 0. 165 0. 161 0. 157 0. 154 0. 150 0. 147 0. 144 0. 141 0. 139 0. 136 0. 134 0. 132 0. 130 0. 128 0. 127 0. 125 0. 123 0. 121 0. 119 0. 118 0. 116 0. 114 0. 113 0. 112 0. 111 0. 110 0. 109 0. 108 0. 107 0. 106 0. 105 0. 104


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh etos kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo.

5 52 170

Penggunaan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja : studi kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo.

0 1 179

Pengaruh persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan manajer terhadap prestasi kerja karyawan : studi kasus karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria Boro.

1 2 125

Hubungan antara motivasi kerja, disiplin kerja, dan pengalaman kerja dengan produktivitas kerja karyawan : studi kasus pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro Banjar Asri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta.

0 0 155

Studi kasus pada karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria, Boro, Kulon Progo SKRIPSI

0 0 90

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi Pertenunan ATBM “Santa Maria” Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Sy

0 0 123

PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA

0 0 98

Pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan berdasarkan persepsi karyawan bagian tenun : studi kasus pertenunan Santa Maria Boro, Banjarsari, Kalibawang, Kulon Progo - USD Repository

0 0 129

Pengaruh pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan : studi kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 152

Pengaruh persepsi karyawan pada lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan : Studi kasus pada karyawan Perusahaan Pertenunan St Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 132