Pengaruh corporate image, userimage dan product image terhadap keputusan pembelian produk teh kotak.
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH KOTAK
Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta
Oleh:Sesarius Selapino Hardani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh parsial dari corporate image, user image, dan product image secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak.
Jenis penelitian ini yakni studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus Paingan dan Mrican dengan jumlah sample 200 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner yang dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2014.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling.Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Hasil analisis data menunjukan bahwa: corporate image tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara sendiri, sedangkan variabel user image dan product image secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk teh kotak.
(2)
IMAGE ON PURCHASE DECISION OF TEH KOTAK
A study at Sanata Dharma University Yogyakarta
Sesarius Selapino Hardani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
This study aims to determine if there is partial influence of a corporate image, user image and product image on purchasing decisions of Teh Kotak.
This type of research was the case study at the Sanata Dharma Yogyakarta especially of campus Paingan and Mrican with the total sample of 200 respondents. Data collection techniques used were questionnaires conducted in September and October 2014. The sampling technique used was quota sampling. The analysis technique used was the Multiple Linear Regression Analysis.
Results of the data analysis showed that: corporate image did not influence the purchase decisions, while user image and product image did influence purchasing decisions of Teh Kotak.
(3)
PENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN PRODUCT
IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH
KOTAK
Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Sesarius Selapino Hardani
NIM: 102214024
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
(4)
i
PENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN PRODUCT
IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH
KOTAK
Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Sesarius Selapino Hardani
NIM: 102214024
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
(5)
(6)
(7)
iv
Motto dan Persembahan
Motto
Dalam hidup sebaiknya mencontoh seperti sebatang rumput liar yang bertahan dari tiupan angin kencang & kemarau panjang, ia akan tumbuh meski dipotong ribuan x, ia akan tetap berdaun lebat meski kadang dimakan ulat,walau ia sering terinjak & terabaikan tapi ia masih bisa memberikan kehidupan bagi kelangsungan ekosistem alam, jadi tetaplah berdiri walau kadang kita lemah dan tetap tegar walau kadang hati menangis.
Persembahan
Skripsi Ini Kupersembahkan Kepada
Tuhan Yesus Kristus
Bapak, Ibu, Kakak dan Adik
Seluruh keluarga besar
(8)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul :
PENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN PRODUCT
IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH
KOTAK
(Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta)
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 juni 2015 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 25 Juni 2015
Yang membuat pernyataan,
Sesarius Selapino Hardani NIM : 10 2214 024
(9)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universits Sanata Dharma:
Nama: SesariusSelapino Hardani
Nim: 102214024
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN PRODUCT
IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH
KOTAK”
Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Juni 2015
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh corpoate image, user image, product image terhadap keputusan pembelian teh kotak” yang diajaukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu melalui
kesempatan ini penulis menginginkan secara khusus menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma, dan juga selaku selaku dosen pembimbing I
MPT yang telah meluangkan waktu dalam mengarahkan dan membimbing
penulis dari awal.
3. Seluruh jajaran dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan segala bekal ilmu
pengetahuan dan pendidikan kepada penulis selama menuntut ilmu di
Univesitas Sanata Dharma.
4. Bapak dan Ibu saya yang memberi dukungan, kasih sayang serta doa dan
(11)
viii
5. Kakak saya, Bogi dan juga adik-adik saya Tia, dan Niar. Terutama adik
saya Tia yang banyak membantu saya dalam pengolahan data dalam
skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat saya, Nicko, Uyo dan Bendot. Terima kasis atas segala
saran dukungan dan seluruh kebersamaan sejak awal kuliah di Universitas
Sanata Dharma
7. Teman-teman kontrakan, Terima kasih atas tumpangan dan juga
kebersamaan selama ini
8. Teman-teman seperjuangan Manajemen angkatan 2010 yang selalu
menghibur, memberi motivasi dan semangat.
9. Semua Mahasiswa Sanata Dharma yang bersedia meluangkan waktu untuk
menjadi responden dalam peneltian saya dengan mengisi kuisioner yang
saya bagikan.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
(12)
ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis.Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadikan
masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 25 Juni 2015
Penulis
Sesarius Selapino Hardani
(13)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
HALAMAN ABSTRAK ... xix
HALAMAN ABSTRACT ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penulisan ... 5
E. Manfaat Penulisan ... 5
(14)
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Landasan Teori ... 8
1. Pemasaran ... 9
2. Pengertian Bauran Pemasaran ... 10
3. Pengertian Produk ... 12
4. Brand ... 13
5. Kriteria Pemilihan Elemen Merek ... 15
6. Keputuan Pemberian Brand ... 17
7. Keputusan Strategi Merek ... 19
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Brand ... 19
9. Karakter Brand Supaya Menjadi Berpotensi ... 20
10.Tingkatan Brand... 21
11. Image ... ... 22
12. Brand Image ... 24
13.Variabel Brand Image ... 25
14.Manfaat Brand Image ... 27
15.Fungsi Brand Image ... 28
16.Perilaku Konsumen ... 30
17.Pengertian Perilaku Konsumen ... 30
18.Jenis-jenis Perilaku Pembelian Konsumen ... 31
19.Keputusan Pembelian ... 33
20.Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan ... 34
(15)
xii
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 42
D. Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. Jenis Penelitian ... 45
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 45
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 46
D. Variabel Penelitian ... 46
E. Definisi Operasional... 47
F. Populasi dan Sampel ... 48
G. Teknik pengambilan sampel ... 49
H. Sumber Data ... 54
I. Teknik Pengumpulan Data ... 55
J. Teknik Pengujian Instrumen ... 56
1. Uji Realibilitas ... 56
2. Uji Validitas ... 56
3. Uji Asumsi Klasik ... 57
a. Multikolineritas ... 57
b. Heteroskedastisitas ... 58
c. Normalitas ... 58
K. Teknik Analisis Data ... 60
1. Analisis Regresi Bergnda ... 60
(16)
xiii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 62
A. Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 62
B. Teh Kotak ... 66
C. Visi dan Misi Perusahaan ... 66
D. Logo PT Ultra Jaya dan Teh Kotak... 67
E. Struktur Organisasi ... 68
F. Deskripsi Jabatan ... 69
G. Produk-produk yang di hasilkan ... 71
H. Pemasaran, Penjualan, dan distribusi ... 79
I. Lokasi Penelitian ... 80
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 82
A. Analisis Penelitian ... 82
1. Gambaran Identitas Responden... 82
B. Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 95
1. Uji Validitas ... 94
2. Uji Realibilitas ... 97
C. Uji Asumsi Klasik ... 98
1. Multikolineritas ... 98
2. Heteroskedastisitas ... 99
3. Normalitas ... 102
(17)
xiv
1. Uji t ... 104
E. Pembahasan ... 105
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 114
A. Kesimpulan ... 114
B. Saran ... 115
C. Keterbatasan ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 117
(18)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel III.1 Tabel mahasiswa aktif kampus paingan ... 50
Tabel III.2 Tabel mahasiswa aktif kampus mrican ... 52
Tabel IV.1 Tabel produk-produk PT Ultra Jaya ... 71
Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Berdasarkan Umur ... 83
Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Berdasarkan kampus ... 84
Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Berdasarkan Fakultas ... 84
Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Berdasarkan Fakultas ... 85
Tabel V.6 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Berdasarkan Fakultas terhadap jenis klamin .... 88
Tabel V.7 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Berdasarkan Prodi terhadap jenis klamin ... 88
Tabel V.8 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Berdasarkan Fakultas terhadap umur ... 91
(19)
xvi
Berdasarkan Prodi terhadap umur ... 92
Tabel V.10 Validitas corporate image ... 95
Tabel V.11 Validitas user image ... 95
Tabel V.12 Validitas product image ... 96
Tabel V.13 Validitas Keputusan Pembelian ... 96
Tabel V.14 Reliabilitas ... 97
Tabel V.15 Tabel Uji Multikolineritas ... 98
Tabel V.17 Tabel Uji Normalitas ... 102
(20)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar II.1 Kerangka Konseptual ... 41
Gambar IV.1 Technical Information ... 66
Gambar IV.2 Logo Resmi PT. Ultra Jaya ... 67
Gambar IV.3 Logo Resmi Teh Kotak ... 68
Gambar IV.4 Stuktur Organisasi PT. Ultra Jaya ... 68
Gambar IV.5 Ultra Milk ... 72
Gambar IV.6 Ultra Mimi ... 73
Gambar IV.7 Susu Sehat ... 74
Gambar IV.8 Susu Low Fat Hi Cal ... 75
Gambar IV.9 Teh Jasmine ... 76
Gambar IV.10 Teh Kotak Flavored Tea... 77
Gambar IV.11 Sari Asem ... 78
Gambar IV.12 Sari Kacang Hijau ... 78
Gambar IV.13 Susu Kental Manis ... 79
Gambar IV.14 PT. Ultra Jaya Cabang Yogyakarta ... 80
Gambar IV.15 Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican ... 81
Gambar IV.16 Universitas Sanata Dharma Kampus Paingan . 81 Gambar V.3 Gambar Heteroskedastisitas corporate image .. 99
Gambar V.2 Gambar Heteroskedastisitasuser image... 100
(21)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran I Kuesioner ... 121
Lampiran II Jumlah Mahasiswa Aktif Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2013/2014123 ... 125
Lampiran III Jawaban Responden ... 130
Lampiran IV Rumus T Hitung ... 140
(22)
xix
ABSTRAKPENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN
PRODUCT IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK
TEH KOTAK
Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta
Oleh:Sesarius Selapino Hardani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh parsial dari
corporate image, user image, dan product image secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak.
Jenis penelitian ini yakni studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus Paingan dan Mrican dengan jumlah sample 200 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner yang dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2014.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling.Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Hasil analisis data menunjukan bahwa: corporate image tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara sendiri, sedangkan variabel user image dan
product image secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk teh kotak.
Kata kunci: corporate image, user image, product image, dan keputusan pembelian.
(23)
xx ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CORPORATE IMAGE, IMAGE USER, AND PRODUCT IMAGE ON PURCHASE DECISION OF TEH KOTAK
A study at Sanata Dharma University Yogyakarta
Sesarius Selapino Hardani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
This study aims to determine if there is partial influence of a corporate image, user image and product image on purchasing decisions of Teh Kotak.
This type of research was the case study at the Sanata Dharma Yogyakarta especially of campus Paingan and Mrican with the total sample of 200 respondents. Data collection techniques used were questionnaires conducted in September and October 2014. The sampling technique used was quota sampling. The analysis technique used was the Multiple Linear Regression Analysis.
Results of the data analysis showed that: corporate image did not influence the purchase decisions, while user image and product image did influence purchasing decisions of Teh Kotak.
(24)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian global berkembang sangat cepat dan di
sertai kemajuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan, hal ini memacu
perkembanangan di sektor perekonomian di setiap negara tak terkecuali di
negara indonesia sendiri. Pada zaman globalisasi seperti ini setiap produsen
di setiap negara dituntut untuk lebih kompetitif demi dapat bersaing dengan
produsen di dalam negri maupun diluar negeri dengan berbagai cara dengan
melakukan pembenahan kinerjanya dalam rangka memenuhi kualitas produk
atau jasa yang dikehendaki oleh pasar (konsumen). Dengan munculnya
persaingan-persaingan ini setiap produsen dituntut untuk bekerja keras demi
mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Dengan demikian maka
setiap produsen di paksa untuk mebuat dan merancang disain dari strategi
pemasaran untuk mencari dan mempertahankan setiap pangsa pasar yang ada.
Untuk mempertahankan eksistensi perusahaan setiap produsen akan
mengembangkan strategi-strategi pemasaran untuk menghalau gangguan dari
para kompetitor dan mengetahui keinginan dari setiap segmentasi pasar yang
akan dituju. Dengan demikian perusahaan harus menelusuri lebih dalam
produk yang seperti apa yang diinginkan oleh sebuah konsumen dengan
meneliti sebuah produk. Salah trategi yang dapat di gunakan adalah
(25)
penting dikarekan pemberian sebuah brand atau pencitraan sebuah brand
tersebut sangatlah mempengaruhi dalam keputusan seorang konsumen dalam
keputusannya membeli produk tersebut. Oleh karna itu pencitraan perusahaan
dalam sebuah produk sangatlah penting untuk mempengaruhi pelanggan agar
dapat membeli produk tersebut. Dengan kata lain perusahaan harus
membangun image yang baik terhadap prouk tersebut.
Menurut Kotler (2007 : 346) citra merek ialah persepsi dan keyakinan
yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi
dalam memori konsumen. Nugroho (2003 : 182) menyatakan
bahwa image atau citra adalah realitas, oleh karena itu jika komunikasi pasar
tidak cocok dengan realitas, secara normal realitas akan menang. Citra
akhirnya akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai pengalaman yang
cukup dengan realitas baru. Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa
sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja yang
baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembangunan citra atau brand image
sangatlah penting dalam keputusan seorang konsumen terhadap suatu produk.
Dalam mencermati citra merek menurut Biels (1992) yang dikutip
olehSimamora (2003) dan Sutisna (2001) dalam Widianingsih (2009), dapat
ditinjaumelalui tiga variabel utama yaitu citra perusahaan (corporate image), citrakonsumen (user image), dan citra produk (product image). Dan menurut Chen (Danupranata, 2007:1990) citra merek itu sendiri dapat terbentuk dari 3
(26)
Pada masa ini salah satu bisnis yang mengalami kemajuan pesat
yaitu produk minuman ringan khususnya produk minuman yang berasal dari
teh. Menjamurnya produk-produk baru baik prduk buatan lokal maupun yang
mempunyai lisensi dari luar. Hal ini membuat produsen teh lokal yang sudah
lam bekecimpung di bisnis tersebut harus memutar otak untuk menghadapi
pesaing-pesaing tersebut dengan mengedepankan berbagai strategi pemasaran
maupun menonjolkan keunggulan-keunggulan dari produk pesaing agar
diharapkan dapat mempertahankan konsumen produk tersebut dandisisi lain
juga dapat menarik konsumen-konsumen barudengan menanamkan citra
yang baik terhadap produk teh tersebut.
Teh kotak merupakan salah satu jenis produk teh yang menggunakan
kotak karton untuk pengemasan produk minumannya, yang di produksi oleh
PT Ultra Jaya,tbk. Dan produk Teh Sosro merupakan market leader dari
perusahaan teh tersebut, PT Sosro terus menerus berusaha untuk
mempertahankan pangsa pasarnya dan PT Ultra Jaya dan perusahaan yang
bergrak di bidang usaha teh harus memikirkan cara untuk mengambil alih
atau setdaknya sedikit demi sedikit mengambil pangsa pasarnya
menggunakan strategi pendiferensiasi produknya dengan penggunaan
kemasan yang menggunakan kotak karton yang lebih dulu di bandigkan
(27)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah tersebut untuk mengetahui adakah pengaruh`Brand image terhadap keputusan seorang konsumen dalam membeli sebuah produk yaitu teh kotak dengan melihat dari 3 variabel antara lain ; corporate image, user image, dan product image.
1. Apakah corporate image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa membeli produk Teh Kotak ?
2. Apakah user image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa membeli produk Teh Kotak ?
3. Apakah product image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa membeli produk Teh Kotak?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah seluruh
mahasiswa Sanata Dharma yang mengkonsumsi produk Teh Kotak dengan
kriteria:
1. Mahasiswa/mahasiswi Sanata Dharma yang pernah mengkonsumsi produk
teh kotak lebih dari sekali.
2. Untuk penelitian ini hanya mengukur citra produsen, produk dan
konsumen untuk menjadi tolak ukur pembelian produk yang menjadi
responden adalah para konsumen produk teh kotak yang merupakan
(28)
3. Pada variabel corporate image, yang menjadi indikator penelitian adalah merek, kualitas, manfaat, rasa.
4. Pada variabel user image, yang menjadi indikator penelitian adalah menarik, menyegarkan, menyehatkan
5. Pada variabel product image, yang menjadi indikator penelitian adalah nama besar perusahan, layanan perusahaan, jaringan perusahaan
D. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah corporate image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa membeli produk teh kotak
2. Untuk mengetahui apakah user image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa membeli produk teh kotak
3. Untuk mengetahui apakah product image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa membeli produk teh kotak
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya peelitian ini saya mengharapkan manfaat dari hasil
penelitian saya mengenai pengaruh dari Brand Image terhadap keputusan seseorang untuk membeli sebuah produk. Adapun manfaat dari penelitian
(29)
1. Bagi Perusahaan.
Penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan kepada
pihak terkait terutama bagintu manajer pemasaran untuk mengethui
faktor-faktor apa yang mempengaruhi brand image yang mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian terhadap produk Teh kotak dan
dapat digunakan sebagairefrensi dalam menentukan strategi pemasaran
untuk dapat bersaing.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma.
Dengan adanya penelitian diharapkan dapat menambah koleksi
karya ilmiah yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi Sanata Dharma dan
sebagai sumber acuan refrensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penulis.
Penelitian ini sebagai aplikasi dari teori yang telah didapatkan
penulis selama perkuliahan ini slama ini dan juga untuk mengukur sejauh
mana penulis memahami materi tentang manajemen pemasaran.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan : latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisikan : landasan teori-teori yang mendukung penulisan
(30)
selanjutnya, penelitian sebelumnya, kerangka konseptual
penelitian, dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan : jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, definisi
operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengujian
instrumen, teknik analisis data, uji asumsi klasik, pengujian
hipotesis.
BAB IV : GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
Bab ini berisikan : tentang sejarah perusahaan, visi dan misi
perusahaan, lokasi perusahaan, aktifitas perusahaan, struktur
organisasi, job description.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan : tentang pembahasan dari permasalahan serta
melakukan pengujian data dan alat analisisnya.
BAB VI : KESIMPULAN
Bab ini berisikan : tentang kesimpulan dan saran-saran yang
(31)
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Pengertian manajemen pemasaran yaitu sebuah konsep pemikiran
mengetai bagai mana cara memuaskan keinginan pelanggan dengan
mempertimbangkan bebebapa konsep manajemen yang diantaranya
yaitu; konsep produksi berusaha menciptakan efisiansi produk, konsep
produk yang berkonsentrasi pada produk superior dan penyempurnaan
kualitas, konsep penjualan yang berkonsentrasi pada usaha-usaha
promosi dan penjualan yang aresif, konsep pemasaran yang bertumpu
pada 4 pilar utama yaitu (pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran
ter integrasi, dan profitabilitas). Beberapa pengertian pemasaran oleh
beberapa teori dari tokoh-toko pemasaran:
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:5) mendefinisikan
manajemen pemasaran merupakan ilmu memilih pasar sasaran dan
meraih, mempertahankan,serta menumbuhkan pelanggan dengan
mnciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul.
Menurut AMA (2009:5) yang di kutip oleh Kotler dan Keller
adalah fungsi orgaanisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
(32)
mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi
dan pemangku kepentingan.
Kotler, Amstrong (2003:7) mendefinisikan pemasaran sebagai
proses sosialisasi dan manajerial dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan
dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2003 : 3) pengertian
manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun
dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar
sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Berikut ini pengertian menurut Tjiptono (2002 : 16), Manajemen
Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi
penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi
tujuan pelanggan dan organisasi.
Dengan melihat definisi dari beberapa teori yang dikemukakan
maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah kegiatan
perusahaan yang sangatlah penting yang memerlukan stiap peran dalam
struktur organisasi perusahaan agar dapat memenuhi targetet penjualan
(33)
2. Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan unsur terpenting dalam manajemen
pemasaran yang menggunakan alat-alat yang digunakan untuk mendapat
tanggapan yang diinginkan pasar yang membentuk suatu bauran pasar
yaitu Marketing Mix
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 55), Mengatakan bauran
Pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi dan
penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju.
Kotler Amstrong (2003 : 78), Mengatakan bauran Pemasaran
adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan
produk, harga, tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan
dalam pasar sasaran.
Menurut Zeithaml dan Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati
(2005:28) pengertian bauran pemasaran adalah sebagai berikut: “Bauran
pemasaran adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat di
kontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen
dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen .”
Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan Marketing Mix
merupakan alat yang digunkan untuk mendapatkan respon dari
(34)
mencapai tujuanpemasaran yang efektif. Berikut variabel-variabel yang
ada dalam marketing mix:
a. Produk
Produk yang merupakan unsur pertemun antara barang fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi dan gagasan yang menentukan kedudukan
perusahaan di pasar.
b. Harga
Menurut Monroe (2005) Harga merupakan pengorbanan ekonomis
yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa.
Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam
mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel,
Blackwell dan Miniard, 1996).
Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap
individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi
individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan
kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001).
c. Promosi
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu
perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran
dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media
(35)
Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1)
Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan
masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi
yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu
sendiri.
d. Distribusi
Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan
segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk
dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen”. Dari definisi
diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah
keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai
dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau
pemakai industri.
Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar
dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperli hatkan
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan
produk atau jasa dipe roleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.
3. Pengertian Produk
Produk adalah unsur terpenting dalam pemasaran yang tidak hanya
berupa barang jadi tetapi juga bisa merupakan jasa tempat organisasi
maupun gagasan yang dikemukakan oleh seseorang yang tidak
(36)
Menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005 : 69) produk
adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Sedangkan menurut Lamb Jr, et all diterjemahkan oleh Octaveria
(2001 : 414) produk adalah segala sesuatu, baik menguntungkan maupun
tidak, yang diperoleh seseorang melalui pertukaran.
Menurut Ratih Hurriyati (2005:50-51), produk jasa merupakan
suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat
dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi
aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.Sesungguhnya pelanggan
tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari
sesuatu yang ditawarkan.’Apa yang ditawarkan’ menunjukan sejumlah manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari pembelian suatu barang
atau jasa.
4. Brand
Brand (merek) merupakan salah salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik
itu produk yang berupa barang maupun jasa. Sebagai contoh: Apabila
terdapat 2 (dua) buah botol parfum yang diisi dengan jenis parfum yang
sama baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, maka parfum yang
diberi merek akan lebih dianggap bernilai, lebih bagus dan lebih
berkualitas dibandingkan dengan parfum yang sama, tetapi parfum
(37)
produsen atau perusahaan. Karena itulah perusahaan berusaha terus
memperkenalkan merek yang dimilikinya dari waktu ke waktu, terutama
konsumen yang menjadi target marketnya.
Pengertian tentang merek, “Merek adalah istilah, tanda, simbol,
desain atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang atau sekelompok
penjual, yang membedakan produk/jasa tersebut dengan produk lain
terutama produk saingannya” (Kotler,1987, p. 440).Elemen – elemen dari merek adalah:
a. Nama
b. Logo
c. Simbol
d. Desain
e. Slogan
f. Kemasan
Menurut America Marketing Association (Kotler,2007:332) merek
adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari
semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari
barang atau jasa pesaing.
Menurut Aaker (dalam Lutiary Eka Ratri, 2007:32), merek adalah
caramembedakan sebuah nama dan atau simbol (logo, trademark, atau
(38)
dari satu produsen atausatu kelompok produsen dan untuk membedakan
barang atau jasa itu dariprodusen pesaing.
Menurut Bilson Simamora (2001 : 149) brand adalah nama, tanda,
istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan untuk
mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau
layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain.
Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 421) berpendapat bahwa pengertian
brand adalah suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan
keempatnya, yang mengidentifikasi produk para penjual dan
membedakannya dari produk pesaing.
Sedangkan pengertian brand menurut Kotler, Amstrong (2003 :
349) brand adalah suatu nama, kata, tanda, symbol, atau desain atau
kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau
penjual produk dan jasa tertentu. Dari pengertian-pengertian di atas
simbol, tanda mengidentifikasi produk dan membedakan perusahaan
dengan produk asing.
5. Kriteria Dalam Pemilihan Elemen Merek
a. Mudah diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat,
dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan
hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat
untuk diingat dan dikonsumsi.
(39)
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna
maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini
dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk
tersebut.Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
1) informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
2) informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk
dan manfaat dari produk.
c. Menarik dan lucu
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan
variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya
akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah
desain yang menarik dan lucu.
d. Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh
daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun
tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan
elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun
sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya
(40)
e. Legal
Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang-undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindung hukum.
Hal – hal yang berkaitan erat dengan merek adalah :
1) Nama merek (brand name), yaitu bagian dari suatu merek yang dapat diucapkan atau dilafalkan. Contoh : Avon, Toyota,
Disneyland, Pepsodent, dan lain-lain.
2) Tanda merek (brand mark), yaitu bagian dari merek yang dapat dikenali,namun tidak dapat dibaca atau diucapkan.
Tanda merek ini berupa logo, simbol, warna, gambar, desain.
6. Keputusan Pemberian Brand
Menurut Kotler, Amstrong (2003 : 350), Keputusan Sponsor
Merek (Branding Sponsor Decision) Menurut Kotler, Amstrong (2003 : 351), perusahaan memiliki empat pilihan sponsor merek, yaitu:
a. Merek Produsen (Manufactured Brand), produk yang diberi merek berdasarkan nama perusahaannya.
b. Merek Pribadi (Private Brand), merek yang diciptakan dan dimiliki
oleh pengecer suatu produk jasa.
c. Pelisensian (Licensing), perusahaan menggunakan lisensi nama atau
simbol yang telah diciptakan sebelumnya untuk perusahaan lain,
(41)
d. Merek Bersama (Co-Branding), adalah praktek penggunaan nama
merek yang mapan oleh dua perusahaan yang berbeda pada produk
yang sama.
Keputusan Nama Merek (Brand Name Decisions) Menurut Philip Kotler (2000 : 469) terdapat empat strategi dalam pemberian nama
merek, yaitu :
a. Nama Merek Individu (Individual Brand Name), perusahaan mencari nama terbaik untuk masing-masing produk baru. Contoh :
Indofood (Indomie, Supermie, Sarimie)
b. Nama Merek Kelompok Untuk Semua Produk, perusahaan
memberikan merek pada semua produk dengan menggunakan nama
kelompok. Contoh: Kijang, Corolla (Toyota)
c. Nama Merek Kelompok Untuk Produk Yang Berbeda, perusahaan
memproduksi produk-produk yang agak berbeda, tidak
menggunakan nama kelompok keseluruhan. Contoh: Indofood
(kecap Indofood, saus Indofood)
d. Nama Dagang Perusahaan Dikombinasikan dengan Nama
Perusahaan, produsen mengikat nama-nama perusahaan mereka
pada satu nama merek individual untuk masing-masing produk.
Contoh: Lippo (Bank Lippo, Asuransi Lippo)
7. Keputusan Strategi Merek (Brand Strategy Decisions)
Menurut Kotler, Amstrong (2003 : 357), perusahaan mempunyai
(42)
a. Perluasan Lini (Line Extention), penggunaan nama merek yang sukses untuk memperkenalkan hal-hal baru ke kategori produk
tertentu dengan menggunakan merek yang sama. Contoh : Coke
(New, Classic, Cheryy)
b. Perluasan Merek (Brand Extention), penggunaan merek yang telah
berhasil untuk meluncurkan produk baru atau hasil modifikasi ke
kategori baru. Contoh : Samsung (Peralatan rumah tangga,
Elektronik, Handphone)
c. Aneka Merek (Multi Brand), strategi yang dipakai pedagang untuk
mengembangkan dua merek atau lebih dalam kategori produk yang
sama. Contoh: Shampoo Unilever (Sunsilk, Clear) 21
d. Merek Baru (New Brand) Perusahaan meluncurkan produk dalam
kategori baru
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Brand
a. Pemberian nama berdasarkan pencipta produk.
Contoh: Estee Lauder Cosmetics, Orville Redenbacher popcorn
b. Pemberian nama berdasarkan tempat
c. Contoh: Surabaya Plaza Hotel, British Airways, Sante Fe Cologne
d. Pemberian nama berdasarkan nama hewan / burung
e. Contoh: Mustang automobiles, rokok Kuda Mas
f. Pemberian nama berdasarkan obyek/benda tertentu
(43)
h. Pemberian nama berdasarkan arti/makna produk tersebut,yang
berartinama menjelaskan keberadaan produk yang dipasarkan.
Contoh: Just Juice
i. Pemberian nama berdasarkan fungsi atau kegunaan produk
j. Contoh : Mop and Glo floor cleaner: produk pembersih lantai
9. Karakter Brand Supaya Menjadi Brand yang Berpotensi
a. Quality Product
Sejak kepuasaan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai
merek (brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan konsumen.
b. Being first
Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam teknologi.
c. Unique positioning concept
Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan
membedakan dari pesaingnya
d. Strong communications program
Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif,
pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan
fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat
komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan
(44)
e. Time and Consistency
Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan
waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya. Dalam memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu
yang berkesinambungan (terus– menerus) dan dihubungkan dengan perubahan lingkungan.
Bilson Simamora (2001:154) membagi karakteristik brand image
:Mencerminkan manfaat dan kualitas, Singkat dan sederhana, Mudah
diucapkan, didengar, dibaca, dan diingat, Memiliki kesan berbeda dari
merek-merek yang sudah ada, Mudah diterjemahkan ke dalam bahasa
asing dan tidak mengandung konotasi negatif dalam bahasa asing,
Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak
paten.
10. Tingkatan Brand
Philip Kotler (2000 : 460) membagi menjadi beberapa tingkat
a. Atribut, brand pertama-tama mengingatkan orang pada
atribut-atribut tertentu. Atribut tersebut mencirikan produk sehingga
menjadi hal pertama yang diingat oleh konsumen.
b. Manfaat, pelanggan tidak hanya membeli atribut, mereka juga
membeli manfaat. Oleh karena itu, atribut harus diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional dan emosional.
c. Nilai, brand juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai oleh
(45)
persentase tinggi. Pemasar harus mengetahui nilai yang sesuai
dengan paket manfaat yang diinginkan oleh konsumen.
d. Budaya, brand mencerminkan budaya tertentu.
e. Kepribadian, brand juga menggambarkan kepribadian. Konsumen
biasanya mencocokkan kepribadian mereka yang sesuai dengan
brand.
f. Pemakai, brand yang menunjukkan jenis konsumen yang membeli
atau menggunakan produk.
11. Image
Menurut Nugroho (2003 : 182) menyatakan bahwa image atau citra adalah realitas, oleh karena itu jika komunikasi pasar tidak cocok
dengan realitas, secara normal realitas akan menang. Citra akhirnya
akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai pengalaman yang
cukup dengan realitas baru. Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa
sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja yang
baik.
Sedangkan pengertian citra menurut Alma, Buchari (1992) citra
merupakan kesan, impressi, perasaan atau persepsi yang ada pada publik
mengenai perusahaan, suatu obyek, orang atau lembaga. (p.32). Bagi
perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri
perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui
atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah
(46)
dihadapan orang. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi
konsumen dalam mengambil keputusan penting. Contoh: keputusan
untuk membeli suatu barang, keputusan untuk menentukan tempat
bermalam, keputusan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman,
pengambilan kursus, sekolah, dan lain-lain. Citra yang baik akan
menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra yang
buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan kemampuan
perusahaan dalam persaingan.
Menurut Kotler (2000 : 338) adalah persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya. Pengertian image secara umum, merupakan
sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, suatu
komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek, figur,
organisasi, perusahaan bahkan Negara yang dibentuk melalui suatu
proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Image lahir
dari suatu persepsi dan setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda
dari objek yang sama karena ada tiga proses pembentukan persepsi,
yaitu:
a. Selective Attention, individu tidak dapat merawat seluruh stimuli atau rangsangan yang diterima karena kapasitas untuk memperoleh
stimuli tersebut terbatas, maka rangsangan-rangsangan tersebut
diseleksi.
b. Selective Distortion, kecenderungan untuk merubah informasi yang didapat menjadi sesuai dengan yang diduga olehnya.
(47)
12. Brand Image
Kotler (2002:215) mendefinisikan citra merek sebagai
seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang
terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap
suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut.
Hapsari (2007) mengambil beberapa kesimpulan tentang brand image sebagai berikut:
a. Brand image merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan. kepercayaan konsumen terhadap merek dan
bagaimana pandangan konsumen tentang merek.
b. Brand image tidak semata ditentukan oleh bagaimana pemberian nama yang baik kepada sebuah produk. tetapi juga dibutuhkan
bagaimana cara memperkenalkan produk tersebut agar dapat
menjadi sebuah memori bagi konsumen dalam membentuk suatu
persepsi akan sebuah produk.
c. Brand imagesangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan
pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu merek.
d. Brand imagedapat dianggap jenis asosiasi yang muncul di benak
konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi
tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran
atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek.
e. Brand imagesangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan
(48)
f. Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi
tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran
atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek.
g. Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan di kemudian hari,
sedangkan bagi produsen brand image yang baik akan menghambat
kegiatan pemasaran pesaing.
h. Brand image merupakan faktor yang penting yang dapat membuat konsumen mengeluarkan keputusan untuk mengkonsumsi bahkan
sampai kepada tahap loyalitas di dalam menggunakan suatu merek
produk tertentu, karena brand image mempengaruhi hubungan
emosional antara konsumen dengan suatu merek, sehingga merek
yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih untuk
dikonsumsi.
13. Variabel Brand Image
Menurut Chen (dalam Danupratana, 2007:90) mengumumkan
bahwa citra merek dapat terbentuk dari citra perusahaan, citra produk,
dan citra pengguna
a. Citra perusahaan adalah pengalaman bagi layanan jasa yang pernah
diterima
b. Citra produk adalah citra yang dihasilkan oleh atribut fungsional
(49)
c. Citra pengguna menunjukan jenis produk tersebut
Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit
Darmawan (2004 : 41-49) variabel Brand Image adalah :
a. Citra Pembuat (Corporate Image), citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun
imagenya dengan tujuan tak lain agar nama perusahaan ini bagus,
sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang
dilakukan oleh perusahaan.
b. Citra Pemakai (User Image), dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat
adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari
produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka
dapatkan dari produk atau layanan tersebut.
c. Citra Produk (Product Image), citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negative yang
berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.
Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 80), brand image memiliki 3 variabel pendukung, yaitu :
a. Citra Pembuat (Corporate Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat
(50)
b. Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan
suatu barang atau jasa.
c. Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.
Menurut (Mohammad, hal 61) ada 3 indikator brand image
a. Coorporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersiapkan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu
barang atau jasa. Citra pembuat ini meliputi: pupularitas,
kredibilitas, jaringan perusahaan, serta pemakaian itu
sndiri/penggunanya
b. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersiapkan konsumen terhadap pemakaian yang menggunakan
suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakaian itu sendiri, serta status
sosialnya
c. Product Image (citra produk), yautu sekumpulan asosiasi yang
dipersiapkan konsumen terhadap suatu barang atau jasa, Meliputi:
atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan
14. Manfaat Brand Image
Pandangan konsumen terhadap suatu brand merupakan hal yang
sangat penting dalam strategi pemasaran. Suatu image dapat membantu perusahaan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang
(51)
Menurut Sutisna (2001 : 83), ada beberapa manfaat dari brand
image yang positif, yaitu :
a. Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu brand, lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian.
b. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan
memanfaatkan image positif yang telah terbentuk terhadap brand
produk lama.
c. Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan
jika brand image produk yang telah ada positif.
15. Fungsi Brand Image
a. Bagi konsumen
Identifikasi mutu produk, baik berupa barang maupun jasa.
Mutu/kualitas produk berupa barang nyata/tampak dari kondisi
barang tersebut, baik dari kualitasnya sampai pada kemasan barang.
Sedangkan produk yang berupa jasa, mutu/kualitas pelayanan adalah
pelayanan kepada tamu.
Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya
nama/merek maka akan memudahkan pembeli menemukan produk
yang dicari/diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif.
Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk
baru yang mungkin memberikan keuntungan bagi mereka.Untuk
(52)
okonsumen/resiko konsumen, baik resiko dalam hal kesehatan,
resiko kesalahan fungsi produk, kesalahan harga, ataupun resiko
ketidaklayakan produk/jasa tersebut dikonsumsi.
b. Bagi produsen/penjual
1. Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri
masalah yang timbul.
2. Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk, sehingga
tidak ada produk lain yang meniru.
3. Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar
4. Membantu penjual dalam menarik pelanggan/konsumen yang
setia dan yang menguntungkan.
5. Membantu membangun citra perusahaan/produsen (jika merek
tersebut menimbulkan persepsi positif di masyarakat)
6. Mengidentifikasikan produk dalam perdagangan
7. Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki, yang
membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama
produk saingan.
c. Bagi publik, brand bermanfaat dalam hal, Bilson Simamora
(2001:153) :
1. Pemberian brand memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan
lebih konsisten.
2. Brand meningkatkan efisiensi pembeli karena brand dapat
(53)
3. Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong
untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari
pesaing.
16. Perilaku Konsumen
Menganalisa perilaku konsumen berarti memahami sebagian
kebiasaan dari kehidupan manusia. Perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Produsen menyadari bahwa
perilaku konsumen memiliki kepentingan tersendiri bagi mereka,
karena jika perusahaan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen maka mereka akan loyal terhadap produk yang
perusahaan tawarkan.
Pemahaman atas perilaku konsumen menjadi sangat penting bagi
keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan bukan hanya harus dapat memenuhi dan memuaskan
keinginan ekonomi saja, melainkan juga kebutuhan sosial dan motivasi
lain yang diharapkan konsumen.
17. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil
keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah
tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh
(54)
dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, sosial,
antropologi, dan juga ilmu ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa
perilaku kosumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu.
Menurut Lamb Jr, et all diterjemahkan oleh Octaveria (2001 :
188) menggambarkan bagaimana konsumen membuat
keputusan-keputusan pembelian barang dan jasa.
Sedangkan menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005 :
201) perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok
dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan
barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat mereka.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan seseorang untuk
melakukan pembelian dan menggunakan barang atau jasa dengan
melakukan tindakan yang langsung terlibat untuk memperoleh barang
atau jasa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka.
18. Jenis-jenis Perilaku Pembelian Konsumen
Kotler yang diterjemahkan oleh Molan (2005 : 221) membagi
empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat
keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antara brand, yaitu :
a. Complex Buying Behaviour (Perilaku pembeli yang kompleks)
(55)
1) Pembelian mengembangkan keyakinan mengenai produk
tertentu.
2) Mengembangkan dan membangun sikap terhadap produk
tersebut.
3) Membuat pilihan yang penuh pemikiran.
Konsumen termasuk ke dalam Complex Buying Behaviour ketika
mereka sangat dilibatkan dalam pembelian dan sadar akan
perbedaan signifikan di antara brand.
b. Dissonance-Reducing Buyer Behaviour (Perilaku pembelian yang
mengurangi ketidakefisienan). Kadang-kadang konsumen sangat
terlibat dalam pembelian tetapi melihat sedikit perbedaan di antara
brand. Keterlibatan tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian
mahal, jarang dilakukan, dan berisiko.
c. Habitual Buying Behaviour (Perilaku pembelian karena kebiasaan)
Banyak produk dibeli di bawah kondisi keterlibatan konsumen
rendah dan tidak ada perbedaan nyata di antara berbagai brand.
d. Variety-Seeking Buying Behaviour (Perilaku pembeli mencari
keragaman) Beberapa situasi pembelian dikarakteristikan oleh
keterlibatan rendah, tetapi perbedaan brand yang signifikan.
Konsumen banyak melakukan pertukaran brand, hal ini terjadi
(56)
e. Keputusan Pembelian
Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh mengenai
pembelian konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai
bagaimana sebenarnya para konsumen membuat keputusan
pembelian mereka. Konsumen tidak langsung memutuskan membeli
suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak
pertimbangan-pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli atau
tidak produk tersebut. Pengertian Keputusan Pembelian
1) Keputusan pembelian itu sendiri menurut Kotler (2002:204)
adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi
diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli
produk yang paling disukai.
2) Sedangkan menurut Saladin (2003:13), ada tiga faktor penyebab
timbulnya keputusan pembelian yaitu:
a) Sikap orang lain: Keputusan membeli itu banyak
dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga atau siapa yang ia
percaya.
b) Faktor-faktor situasi yang tidak terduga: Seperti faktor harga,
pendapatan keluarga dan manfaat yang diharapkan dari
produk tersebut.
c) Faktor-faktor yang dapat diduga: faktor situasional yang
(57)
Jadi dapat disimpulkan, keputusan pembelian itu sendiri
adalah hasil evaluasi alternatif dari berbagai merek yang ada untuk
dijadikan referensi dalam proses pengambilan keputusan.
19. Tahapan-tahapan Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian
suatu produk atau jasa diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan
kebutuhan dan keinginan. Untuk dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen perusahaan harus memahami tahap-tahap yang
dilalui oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian.
Tahapan-tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler (2005 : 224) adalah sebagai
berikut:
a. Pengenalan Masalah, proses pembelian dimulai saat pembeli
mengenai masalah dan kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat
dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.
b. Pencarian Informasi, proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen
mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari
informasi secara aktif. Sumber informasi konsumen terbagi ke dalam
empat kelompok yaitu:
1) Sumber pribadi: Keluarga, teman-teman, tetangga, kenalan.
2) Sumber niaga: Periklanan, petugas penjual, kemasan.
3) Sumber umum: Media massa dan organisasi konsumen.
(58)
c. Evaluasi Alternatif, proses keputusan pembeli dimana konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek
alternatif di dalam sejumlah pilihan. Tahap ini konsumen akan
memperhatikan ciri-ciri atau sifat yang berkaitan langusng dengan
kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali ingatannya pada
suatu brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri
mengenai image suatu brand tersebut akan menciptakan minat untuk
membeli.
d. Keputusan Pembelian, tahap ketika konsumen benar-benar membeli
produk tersebut. Keputusan pembelian konsumen adalah membeli
atribut yang paling disukai, tetapi dua faktor yang dapat muncul
antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor
pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah situasi yang
tidak diharapkan. Konsumen mungkin niat untuk membeli
berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga yang diharapkan
dan manfaat produk yang diharapkan.
e. Perilaku Pasca Pembelian, proses keputusan pembelian dimana
konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah melakukan
pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka
terhadap suatu produk atau brand.
Ada beberapa hal yang harus pemasar perhatikan setelah produk terjual:
1. Keputusan pasca pembelian, yaitu keadaan dimana konsumen
(59)
merupakan suatu fungsi. kedekatan antara harapan pembeli terhadap
suatu kinerja produk yang dirasakan. Apabila kinerja produk kurang
dari apa yang diharapkan maka pelanggan akan kecewa, tetapi bila
kinerja produknya sesuai dengan yang diharapkan maka pelanggan
akan puas.
2. Tindakan pasca pembelian, yaitu tindakan yang akan diambil
konsumen setelah melakukan pembelian. Apabila konsumen merasa
puas maka kemungkinan besar mereka akan membeli produk itu dan
juga akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai brand tersebut
pada orang lain. Sebaliknya, jika konsumen tidak puas maka akan
meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut. Bahkan
konsumen akan mengadukan keluhan pada perusahaan tersebut.
3. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian, yaitu keadaan dimana
konsumen menggunakan/menghabiskan suatu produk. Jika
konsumen menggunakan kegunaan baru produk tersebut, pemasar
harus mengiklankan kugunaan-kegunaan ini. Jika konsumen
membuang produk, pemasar harus mengetahui bagaimana mereka
membuangnya, terutama jika produk tersebut merusak lingkungan.
Tingkat kepuasan konsumen merupakan suatu fungsi dari keadaan
produk yang sebenarnya dengan keadaan produk yang diharapkan
konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan akan mempengaruhi
(60)
jika konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan beralih ke
merek lain.
4. Pihak-pihak yang berperan dalam Proses Pembelian Secara
khusus,pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat
keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan
langkah-langkah dalam proses pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian,
dan langkah-langkah dalam proses pembelian. Peran pembelian
adalah sesuatu yang mudah untuk mengidentifikasi dari banyak
produk. Lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan
pembelian menurut Kotler (2005 : 220) adalah sebagai berikut :
a. Pencetus yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan
untuk membeli produk atau jasa.
b. Pemberi Pengaruh yaitu orang dengan pandangan atau sarannya
mempengaruhi keputusan.
c. Pengambilan keputusan yaitu orang yang mengambil keputusan
mengenai setiap komponen keputusan pembelian, apakah
membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana
akan membeli.
d. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.
e. Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau
(61)
Dari penelitian tersebut menurut hipotesis yang telah peneliti
kemukakan melihat dari pengertian bauran pemasaran mengenai
bagaimana memuaskan keinginan pelnggan dengan memperimbangkan
beberapa konsep manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli
dapat disimpulka Marketing Mix merupakan alat yang digunakan untuk
mendapatkan respon dari konsumen untuk mendapatkan kepuasan dari
pelanggan sehingga mencapai tujuan pemasaran yang efektif melalui
beberapa variabel yakni; produk, harga, promosi dan distribusi.
Dari ketiga variabel tersebut diambil salah satu variabel yang
paling penting mengenai produk, yang dari pengertiannya tersebut dapat
disimpulkan produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam memusakan
keinginan dan kebutuhan pelanggan ssebuah produk harus meliahat juga
dari Brand.
Di dalam brand tersebut dapat ditinjau dari kriteria dalam pemelihan elemen merek, keputusan pemberian brand, keputusan strategi
merek, faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemberian brand,
karakter brand supaya menjadi brand yang berpotensi, dan juga tingkan
brand.
Setelah mengetahui pengertian dan apa saja yang mempengaruhi
brand dalam sebuah prodak maka selanjutnya pengertian image dan
setelah mengetahu pengertian dari brand dan image tersebut maka di
(62)
peneitian ini yang mencakup 3 variabel penting yakni; citra produsen,
citra konsumen, citra perusahaan dapat ditinjau dari manfaat dan juga
fungsi dari brand image tersebut.
Setelah mengertahui ketiga variabel terpenting dalam brand image
maka selanjutnya menetukan faktor apa sajakah dari keputusan
pembeilian ini melalui meganalisa prilaku konsumen, dan didapatkan
bebrapa jenis prilaku konsumen sebagai dasar pengambilan keputusan
pembelian melalui beberapa proes tahapan pembelian.
B. Penelitian Sebelumnya
1. Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha di Makasar, Nurul Huda, 2012
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui dan mengukur apakah
variabel brand image yang meliputi corporate image, user image, dan
product image secara simultan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian motor scooter matic Yamaha dan untuk mengetahui faktor
mana yang paling dominan yang berpengaruh dalam pembelian scutic
yamaha.
2. Analisis Pengaruh Citra Merek dan Bauran Promosi Terhadap Keputusan
Konsumen Menggunakan Jasa Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris
(Studi pada Lembaga Pendidikan ILP di Semarang), Riski Susanto, 2012
Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis pengaruh citra produsen,
(63)
peserta didik dalam memilih lembaga pendididikan bahasa inggris di
semarang
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin
diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau
menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.
Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu atau teori yang dipakai sebagai
landasan penelitian yang didapatkan dibab tinjauan pustaka atau kalau boleh
dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang
dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.
Dari kerangka gambar berikut peneliti mendapatkan pengertian brand image dari bauran pemasarn yang terdiri atau Marketing Mix yang didalamnya terdapat Unsur produk dan dari unsur tersebut terdapat
pengertian dari brand image yang mempunyai 3 variabel yakni; Cita
Produsen, Citra Konsumen, dan Citra Produk. Ketiga variable tersebut
mempunyai 3 indikator. Citra produsen terdiri dari; popularitas, kredibilitas
dan jaringan perusahaan. Citra konsumen meliputi pemakaian itu sendiri
serta Statuss sosialnya. Citra produk meliputi; atribut produk, manfaat serta
(64)
D.
Gambar II.1
Kerangka konseptual Bauran Pemasaran
Produk
Brand Image
Citra Perusahaan
Popularitas
Kredibilitas
Jaringan perusahaan
Citra Konsumen
Pemakaian itu sendiri
Status sosial
Citra Produk
Atribut produk
Manfaat
Jaminan
\
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Mengenali kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi alternatif
(65)
E. Rumusan Hipotesis
1. Hipotesis pertama.
a. Menurut Chen (dalam Danupratana, 2007:90) mengumumkan bahwa
citra merek dapat terbentuk dari citra perusahaan, citra produk, dan
citra pengguna:
Citra perusahaan adalah pengalaman bagi layanan jasa yang pernah
diterima
b. Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan
(2004 : 41-49) variabel Brand Image adalah:
Citra Pembuat (Corporate Image), citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun imagenya
dengan tujuan tak lain agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan
mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh
perusahaan.
c. Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 80), brand image memiliki 3 variabel pendukung, yaitu:
Citra Pembuat (Corporate Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu
produk atau jasa.
d. Menurut (Mohammad, hal 61) ada 3 indikator brand image yaitu:
Coorporate Image meliputi:
popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan, serta pemakaian itu
(66)
H1: Corporate Image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk teh kotak.
2. Hipotesis kedua.
a. Menurut Chen (dalam Danupratana, 2007:90) mengumumkan bahwa
citra merek dapat terbentuk dari citra perusahaan, citra produk, dan
citra pengguna:
Citra pengguna menunjukan jenis produk tersebut
b. Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan
(2004 : 41-49) variabel Brand Image adalah :
Citra Pemakai (User Image), dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai
pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau
layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari
produk atau layanan tersebut.
c. Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 80), brand image memiliki 3
variabel pendukung, yaitu :
Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu
barang atau jasa.
d. Menurut (Mohammad, hal 61) ada 3 indikator brand imageUser Image
meliputi: pemakaian itu sendiri, serta status sosialnya
H2: Usr Image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak.
(67)
3. Hipotesis ketiga.
a. Menurut Chen (dalam Danupratana, 2007:90) mengumumkan bahwa
citra merek dapat terbentuk dari citra perusahaan, citra produk, dan
citra pengguna:
Citra produk adalah citra yang dihasilkan oleh atribut fungsional suatu
produk
b. Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan
(2004 : 41-49) variabel Brand Image adalah :
Citra Produk (Produk Image), citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negative yang berkaitan dengan
kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.
c. Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 80), brand image memiliki 3
variabel pendukung, yaitu :
Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.
d. Menurut (Mohammad, hal 61) ada 3 indikator brand image yaitu:
Product Image Meliputi: atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan
H3. Product Image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak.
(68)
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini, rancangan yang dibuat adalah dengan cara
dengan penelitian deskriptif dan dan kausal dimana disebut desain deskriptif
karena menggunakan analisis regresi dengan menggunakan metode survey, dan desain kausal menggunakan metode kausalitas. Metode survey merupakan penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang
ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi
sosial, ekonomi, dan politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Sedangkan
metode kausalitas (Sugiyono, 2004 : 11) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih, mencari peranan, pengaruh,
hubungan yang bersifat sebab akibat yaitu antara variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependent (variabel yang dipengaruhi).
B. Subjek dan Objek penelitian
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian yaitu Mahasiswa/mahasiswi Sanata Dharma kampus
Paingan dan Mrican yang pernah mengkonsumsi produk teh kotak lebih dari
(69)
2. Objek peneliatan
Objek dari penelitian dan menjadi sumber data/informasi yang dibutuhkan
untuk menjawab dari masalah dan penelitian atau menguji hipotesis dalam
hal ini adalahtersebut yaitu Produk Teh Kotak.
C. Waktu dan Lokasi penelitian
Penelitian akan dilakukan di kampus Sanata Dharma kampus I Mrican dan
Kampus III Paingan. Pada saat jam perkulihan dan kuisioner akan dibagikan
kepada mahasiswa secara acak dan bisa mewakili kelompok mahasiswa.
D. Variabel Penelitian
Untuk memudahkan suatu penelitian berangkat dan bermuara pada suatu
tujuan yang jelas, maka penelitian itu disimplifikasi kedalam bangunan variabel
(Ferdinand, 2006). Variabel adalah suatu atribut atau sifat dari obyek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2001). Berkaitan dengan
penelitian ini, variabel penelitian akan terbagi menjadi dua yang terdiri dari
variabel dependen dan variabel independen, akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel dependen (Y) adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.
Dalam script analysis, nuansa sebuah masalah tercermin dalam variabel dependen. Hakekat sebuah masalah (the nature of a problem) mudah terlihat
(70)
dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah
model. Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan
oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini, variabel
dependen yang digunakan adalah keputusan pembelian.
2. Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen. Baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif.
Dalam script analysis, akan terlihat bahwa variabel yang menjelaskan mengenai jalan atau cara sebuah masalah dipecahkan adalah tidak lain
variabel-variabel independen (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini,
variabel independen yang digunakan adalah citra perusahaan, citra konsumen,
citra produk.
E. Definisi oprasional
a) Citra Perusahaan (X1)
Sekumpulan asosiasi yang dipersiapkan konsumen terhadap perusahaan
yang membuat suatu produk atau jasa. meliputi: popularitas, kredibilitas,
jaringan perusahaan, serta pemakaian itu sndiri/penggunanya
(Mohammad:61)
b) Citra Konsumen (X2)
Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai
yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakaian itu sendiri
(71)
c) Citra Produk (X3)
Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu
produk. Meliputi: atribut dari produk manfaat bagi konsumen serta jaminan
(Mohammad : 61)
d) Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian. Menurut Swastha dan Irawan keputusan
pembelian adalah keputusan yang diambil oleh pembeli sebenarnya
merupakankumpulan dari sejumlah keputusan. Indikator pengukuran variabel
keputusanpembelian adalah; mengenali kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian.
F. Populasi dan sample
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh penulis langsung dari responden
konsumen produk teh kotak dalam bentuk wawancara serta tanggapan
tertulis responden terhadap sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner penelitian.
2. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh penulis dari beberapa
sumber yang dinilai mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
Menurut ferdinand (2006) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen
(72)
serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang
sebagai sebuah semesta penelitian.
Populasi yang akan diteliti adalah seluruh mahasiswa Sanata Dharma .
Sedangkan sampelnya sendiri yaitu bagian dari populasi yang sekiranya sring
menggunakan produk tersebut dan sekiranya bisa mewakili populasi yakni 200
responden.
G. Teknik pengambilan sampel
Dalam menentukan sampel, teknik sampling yang digunakan adalah teknik
purpsive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil
populasi berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan berdasarkan
pertimbangan (judgmen sampling) tertentu atau jatah (quota) tertentu.
1. Judgmen sampling adalah purposive sampling dengan kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu. Kriterianya adalah seluruh mahasiswa yang ada di
universitas sanata dharma kampus paingan dan mrican karena kedua kampus
tersebut merupakan dua kampus terbesar di sanata dharma dan dapat
mewakili seluruh mahasiwa sanata dharma.
2. Quota sampling adalah purposie sampling yang berdalih bahwa sampel harus mempunyai karakteristik yang dimiliki populasinya. Populasi yang diambil
terdiri dari 50% diambil dari kampus paingan sebanyak 100 sampel dan 50%
(73)
Berikut ini pembagian jumlah sampel yang diambil dari ke dua kampus
sanata dharma. Jumlah kampus paingan dan mrican yang aktif pertahun 2013
yaitu 8459 mahasiswa.
1. Total mahasiswa kampus paingan 3813 mahasiswa dengan kuota 100
kuisioner.
Tabel III.1
Tabel jumlah mahasiswa aktif kampus paingan:
Kampus Paingan
No Fakultas Jumlah
1 Farmasi 18
2 FKIP 32
*BK (9)
*P Fisika (6)
*P Matematika (11)
*P Biologi (6)
3 FST 28
*Matematika (2)
*TE (4)
*TI (13)
*TM (9)
4 Psikologi 22
(74)
Bimbingan konseling 358 mahasiswa
dibulatkan menjadi 9
Farmasi 665 mahasiswa = dibulatkan
menjadi 18
Matematika 78 mahasiswa = = 2.045633 dibulatkan
menjadi 2
Pendidikan fisika 241 mahasiswa = 6.320483
dibulatkanmenjadi 6
Pendidikan matematika 453 mahasiswa= = 11.880409
dibulatkan menjadi 11
Pendidikan biologi 238 mahasiswa= = 6.24180435
dibulatkan menjadi 6
Psikologi 819 mahasiswa= = 21.47915 dibulatkan
mejadi 22
Teknik elektro 160 mahasiswa= = 4.196171 dibulatkan
menjadi 4
Teknik informatika 478 mahasiswa= = 12.536061
dibulatkan menjadi 13
Teknik mesin 323 mahasiwa= = 8.47102 dublatkan
(1)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .903 1.451 .622 .535
citprod -.010 .053 -.012 -.185 .853 .862 1.161 citkon .302 .064 .306 4.739 .000 .854 1.171 citproduk .436 .084 .356 5.168 .000 .752 1.330 a. Dependent Variable: keputusan
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimen
sion Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions
(Constant) citprod citkon citproduk 1 1 3.927 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .048 9.075 .02 .09 .88 .01 3 .015 16.136 .17 .89 .09 .26 4 .010 19.504 .80 .02 .02 .73 a. Dependent Variable: keputusan
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 6.41 16.37 11.66 1.691 200
Residual -7.253 7.372 .000 2.583 200 Std. Predicted Value -3.104 2.786 .000 1.000 200 Std. Residual -2.787 2.832 .000 .992 200
(2)
(3)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 569.203 3 189.734 28.010 .000a
Residual 1327.677 196 6.774 Total 1896.880 199
a. Predictors: (Constant), product image, corporate image, user image
(4)
(5)
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 citproduk,
citprod, citkona . Enter a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: keputusan
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .548a .300 .289 2.603
a. Predictors: (Constant), citproduk, citprod, citkon
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 569.203 3 189.734 28.010 .000a
Residual 1327.677 196 6.774 Total 1896.880 199
a. Predictors: (Constant), roduct image, corporate iamge, user image
(6)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .903 1.451 .622 .535 citprod -.010 .053 -.012 -.185 .853 citkon .302 .064 .306 4.739 .000 citproduk .436 .084 .356 5.168 .000