Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Hesti Wulandari
091134086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
(2)
i
Halaman Judul
Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD
Kelas IV Semester Gasal
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Hesti Wulandari
091134086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2013
(3)
(4)
iii
(5)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kekuatan, mendampingi, dan menjaga dalam setiap perjalanan hidup ini.
Kedua orang tuaku tercinta, Sahono dan Paryanti yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, kasih sayang dan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
Kedua adikku tercinta, Ardian Prihantoro dan Emilia Pamungkasih yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Semua orang yang ada di sekitar hidupku; sahabat dan teman-teman, terimakasih atas dukungan, semangat, kritik, saran, dan motivasi yang membangun disetiap langkah-langkah penulisan hingga tahap ini.
(6)
v MOTTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
(
Aristoteles
)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.
(
Lessing
)
Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas
kelengahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.
Knowledge is power.
(7)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
(8)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Hesti Wulandari
NIM : 091134086
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
(9)
viii ABSTRAK
Hesti Wulandari (2013). Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Skripsi. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: Metode penelitian pengembangan, bahan ajar, keterampilan menulis.
Skripsi ini merupakan skripsi pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk berupa bahan ajar. Produk yang dikembangkan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas IV SD dalam pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia semester gasal. Pengembangan produk ini dilakukan melalui tujuh tahap yang merupakan hasil modifikasi langkah-langkah kemp dengan langkah-langkah R&D milik Borg and Gall yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan wawancara dan kuesioner.
Produk bahan ajar divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan guru bahasa Indonesia SD. Setelah uji coba terhadap pakar, produk diuji coba lapangan pada siswa kelas IV SDN Langensari
Yogyakarta. Produk bahan ajar memiliki kualitas “sangat baik” berdasarkan hasil
validasi para pakar dan hasil uji coba lapangan. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia terhadap produk bahan ajar diperoleh skor
4,17 dengan kategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 3,91 dengan kategori “baik”. Guru memberikan skor rata-rata 4,52 terhadap produk bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan validasi lapangan diperoleh skor rata-rata 4,82 dengan kategori “sangat baik”.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk bahan ajar untuk keterampilan menulis kelas IV SD semester gasal layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
(10)
ix ABSTRACT
Hesti Wulandari (2013). The Development of Teaching Material Integrated which Character Education for the Ability to Write Indonesian Language
Summary Class IV Elementary School an Odd Semester. Thesis.
Yogyakarta: Elementary School Teachers Study Program, Sanata Dharma University.
Key words: Research and Development method, teaching material, writing skill.
It was a research and development (R&D) research. This research was aimed to make products, it is teaching material. The products were developed to fulfill the needs of the students class IV elementary school when having writing practice in Indonesian Language learning odd semester.
There were seven steps to develop the products. They were (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) validation of the design, (5) improved the design, (6) the trial design, (7) design revisions. The instrument used in this research was questionnaires.
The quality of the teaching material was “very good” based on the results
of experts’ validity and on field trial results. The validity gained from the experts
of Indonesian language learning to the teaching material was 4,17. It meant that it
was “good”. According to the character education experts, the score for the
teaching material was 3,91, in the category of “good”. According to the teachers, the average score for the teaching material was 4.52, in the category of “very good”. Based on the field validity, the average score was 4.82, in the category of
“very good”.
Based on the results of the research, it could be concluded that The development of teaching material integrated which character education for the ability to write Indonesian Language summary class IV elementary school an odd semester was suitable for learning material.
(11)
x
KATA PENGANTAR
Syukur atas rahmat dan karunia Tuhan sehingga skripsi yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna meraih gelar Sarjana Pendidikan.
Pembuatan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi Ph.D. selaku Dekan FKIP USD yang telah memberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan sekaligus dosen pembimbing I yang telah mendampingi selama skripsi.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Sofiatun, S.Pd I., selaku Kepala Sekolah SDN Langensari Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
6. Ratna Juwita Ghazali, S.Si., selaku guru kelas IVA SDN Langensari Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan selaku pakar bahasa Indonesia.
7. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku pakar pendidikan karakter yang telah memberikan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd, selaku pakar pembelajaran bahasa Indonesia yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.
9. Seluruh siswa kelas IVA SDN Langensari Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang telah berkenan untuk membantu peneliti selama melakukan penelitian.
(12)
xi
10.Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.
11.Kedua orang tuaku, Sahono dan Paryanti terimakasih atas doa dan kasih sayang yang selama ini telah diberikan.
12.Adikku, Ardian Prihantoro dan Emilia Pamungkasih yang selalu memberikan doa dan dukungan agar aku cepat menyelesaikan skripsi ini. 13.Teman-teman seperjuangan skripsi payung Bahasa Indonesia, Rischa
Kristiana, Domingos De Araujo, Margareta Erna, Deny Adventisari, Fr. Gorius Geor, Agnes Arinjani P, Windy Ariezona, Intan Reni Wulandari, Punky M, dan Yohana Prisca A.
14.Semua teman-teman PGSD angkatan 2009 kelas A.
15.Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Penulis,
Hesti Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
PRAKATA ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Batasan Istilah ... 6
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1Pendidikan Karakter ... 8
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter ... 9
2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Karakter ... 9
2.1.1.3 Nilai-Nilai Karakter ... 11
2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 13
(14)
xiii
2.1.2.2 Keterampilan Menulis yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter 14
2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar ... 16
2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 17
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 21
2.3 Kerangka Berpikir ... 22
2.5 Pertanyaan Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.2 Prosedur Pengembangan ... 24
3.3 Uji Coba Produk ... 28
3.4 Instrumen Penelitian ... 29
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.6 Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 33
4.2 Deskripsi Produk Awal ... 33
4.3 Data Validasi dan Revisi Produk ... 37
4.3.1 Deskripsi Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa ... 38
4.3.2 Deskripsi Data Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 39
4.3.3 Deskripsi Data Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 40
4.3.4 Deskripsi Data Validasi Lapangan ... 42
4.4 Kajian Produk Akhir ... 43
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 45
5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 46
5.3 Saran ... 46
DAFTAR REFERENSI ... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
xiv
LAMPIRAN ... 49 CURRILUM VITAE ... 107
(16)
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut
Sukardjo ... 30
Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima ... 32
Tabel 3. Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa dan Revisi ... 39
Tabel 4. Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi ... 40
Tabel 5. Komentar Guru Bahasa Indonesia dan Revisi ... 41
Tabel 6.Komentar Siswa dan Revisi ... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1Siklus Pembangan Perangkat Model Kemp ... 18 Gambar 3.1 Modifikasi Langkah Kemp dengan Borg and Gall ... 25
(18)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Wawancara Guru Kelas IV SD ... 50
Lampiran 2. Silabus Pembelajaran... 52
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 55
Lampiran 4. Lembaran Kuesioner Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa .. 64
Lampiran 5. Lembaran Kuesioner Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 68
Lampiran 6. Lembaran Kuesioner Validasi Guru ... 72
Lampiran 7. Lembaran Kuesioner Validasi Lapangan ... 80
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ... 100
Lampiran 9. Surat Keterangan Selesai Penellitian ... 101
Lampiran 10. Foto Validasi Lapangan ... 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah satu indikator kemajuan bangsa. Mutu pendidikan yang
baik menunjukan peradaban suatu bangsa yang maju, karena dengan mutu
pendidikan yang baik maka akan menghasilkan banyak sekali Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas. Banyaknya SDM yang berkualitas akan
mempercepat pertumbuhan suatu bangsa dalam berbagai bidang kehidupan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, tidak hanya mementingkan aspek intelektual
saja tetapi harus diimbangi dengan aspek moralitas sehingga akan terbentuk
manusia yang utuh.
Pendidikan diharapkan dapat mengembalikan dan menerapkan kembali
nilai-nilai karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai tenggelam. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang mana pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang
tersebut jelas sekali terlihat bahwa tujuan pendidikan nasional tidak hanya
mengembangkan aspek intelektual siswa tetapi juga mengembangkan nilai-nilai
karakter siswa.
Pendidikan karakter, meskipun sudah sering kali digembar-gemborkan
(20)
2
dilapangan tidak sehebat dengungannya. Pendidikan karakter pelan-pelan
semakin hilang dan kurang begitu mendapatkan perhatian (Doni Koesoema, 2007:
118).
Bukan hal yang mudah untuk menanamkan kembali nilai-nila karakter kepada
siswa, dibutuhkan waktu yang lama supaya nilai-nilai karakter dapat menjadi
suatu kebiasaan. Oleh sebab itu, maka pendidikan Sekolah Dasar (SD) memiliki
peranan yang penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai karakter pada siswa.
Kemerosotan karakter yang dialami siswa juga terlihat dari hasil kajian
peneliti terhadap beberapa berita dari surat kabar yang menunjukan adanya
indikasi kemerosotan moral anak-anak bangsa. Hal ini menunjukan bahwa
pendidikan karakter memang belum terlaksana dan tertanam dengan baik dalam
diri siswa. Berdasarkan berita dari kompas.com banyak terjadi tawuran antar pelajar yang sampai menyebabkan korban jiwa, bahkan tawuran antar pelajar kini
sudah merembet ke siswa-siswa SD. Seperti yang diberitakan di kompas.com
bahwa ada salah satu SD di daerah Bogor yang siswanya ketahuan membawa
senjata yang berbahaya. Salah satu faktor penyebab dari maraknya tawuran pelajar
ini adalah kurangnya pendidikan karakter, salah satunya adalah karakter
menghargai. Jika setiap siswa timbul rasa saling menghargai maka aksi serang
menyerang siswa lain tidak akan terjadi.
Kasus lain disamping maraknya tawuran antar siswa adalah joki ujian. Seperti
dilansir dari kompas.com bahwa joki-joki ujian sudah semakin menjamur. Sebagian siswa merasa tidak perlu lagi belajar ketika akan menghadapi UN
ataupun SNMPTN, mereka hanya perlu membayar sejumlah uang kepada joki
kemudian joki yang akan mengerjakan soalnya. Melihat realita joki ujian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
menunjukan bahwa siswa tidak mau bekerja keras dengan kemampuannya sendiri
dalam menghadapi ujian.
Salah satu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar yang dapat diintegrasikan
dengan pendidikan karakter adalah Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa
Indonesia memuat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam penelitian ini penulis
berfokus pada keterampilan menulis. Melalui tulisan dapat dilihat kepribadian
seseorang. Ketika seseorang mengungkapkan pikiran atau perasaannya melalui
bahasa tulis, dari situ dapat dilihat baik buruknya seseorang. Hal ini sejalan
dengan apa yang diungkapkan Pranowo (2009; 3) dalam bukunya yaitu bahasa
merupakan cerminan kepribadian sesorang. Bahkan, bahasa merupakan cerminan
kepribadian bangsa.
Melalui Bahasa seseorang atau suatu bangsa dapat diketahui kepribadiannya.
Sulit untuk mengukur kepribadian seseorang jika mereka tidak mengungkapkan
pikiran atau perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).
Bahasa Verbal adalah mengungkapkan bahasa dengan kata baik lisan maupun
tertulis (Pranowo, 2009: 3). Pentingnya bahasa dalam pengembangan pendidikan
karakter juga dicantumkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang menyatakan bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik. Selain itu, bahasa merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (Depdiknas, 2006: 113).
Salah satu penunjang keberhasilan proses pembelajaran disekolah adalah
(22)
4
diharapkan. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang dalam
pengembangannya diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 28 November 2012 dengan guru kelas IV SD N
Langensari menyatakan bahwa mereka belum menemukan dan menggunakan
bahan ajar yang terintegrasi dengan baik dengan pendidikan karakter dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahan ajar yang digunakan guru masih terfokus
pada pencapaian aspek kognitif saja, sehingga kegiatan yang menunjukan
pengembangan nilai-nilai karakter belum nampak dalam bahan ajar yang
digunakan. Selain itu, guru belum pernah mencoba untuk membuat bahan ajar
ataupun kegiatan pembelajaran yang secara sengaja diintegrasikan dengan
pendidikan karakter meskipun mereka mengungkapkan pentingnya pendidikan
karakter untuk siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan kajian peneliti, maka dari itu peneliti akan
membuat sebuah produk bahan ajar Bahasa Indonesia kelas IV yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter. Materi yang akan dikembangkan peneliti adalah
keterampilan menulis melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan
menggunakan kata atau kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu
yang terintegrasi dengan karakter menghargai dan kerja keras.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?
(23)
1.2.2 Bagaimanakah kualitas produk Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan
Pendidikan Karakter Untuk Empat Keterampilan Berbahasa Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan
bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.
1.4.2 Bagi guru
Dapat memberikan gambaran dan menambah referensi bahan ajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter
untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas
IV semester gasal dengan Research and Development. 1.4.3 Bagi siswa
Dapat mengembangkan karakter yang dapat membantu siswa untuk
(24)
6
1.4.4 Bagi sekolah
Dapat menambah referensi bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter.
1.4.5 Bagi Prodi PGSD
Produk ini dapat digunakan sebagai acuan mengembangkan produk-produk
lainnya.
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Pendidikan karakter adalah upaya mendorong peserta didik tumbuh dan
berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada prinsip – prinsip moral dalam hidupnya.
1.5.2 Bahan ajar adalah sekumpulan materi atau bahan-bahan pelajaran yang
disusun secara sistematis untuk digunakan dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik.
1.5.3 Keterampilan berbahasa menulis merupakan serangkaian kegiatan seseorang
dalam mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis.
1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1.6.1 Produk bahan ajar yang disusun mengembangkan kompetensi dasar
melengkapi cerita rumpang.
1.6.2 Produk bahan ajar yang dikembangkan diintegrasikan dengan karakter kerja
keras dan menghargai.
1.6.3 Produk bahan ajar memuat penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan, apersepsi, uraian materi, kegiatan siswa, pos tes,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
1.6.4 refleksi, tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman materi, evaluasi,
penilaian, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.
1.6.5 Produk bahan ajar mengintegrasikan gambar, teks, dan bermacam warna yang
dapat menarik minat siswa untuk mempelajarinya.
1.6.6 Produk bahan ajar dapat digunakan sebagai lembar kerja siswa (LKS) karena
memuat beragam aktivitas siswa sesuai dengan materi yang dikembangkan.
1.6.7 Produk bahan ajar dikembangkan dan dinilai berdasarkan enam aspek yakni;
(1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) keterampilan
(26)
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pendidikan Karakter
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2008).
Wynne dalam Mulyasa (2012: 3), mengemukakann bahwa karakter berasal dari
Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada
bagaimana menerapkan nilai – nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari – hari. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat-sifat yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditampilkan pada perilaku
sehari-hari.
Menurut Mulyasa (2012: 3), “pendidikan karakter merupakan suatu sistem
penanaman nilai – nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen: kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen tinggi untuk melaksanakan
nilai – nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan, sehingga
menjadi manusia sempurna sesuai dengan kodratnya”. Pendidikan karakter adalah
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan
bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Ratna Megawangi,
2004: 95).
Dalam konteks kajian p3 dalam Dharma Kesuma, dkk (2011: 5),
pendidikan krakter dalam setting sekolah sebagai “pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan
pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah”. Dari definisi tersebut dapat
diambil beberapa makna:
1) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan
pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;
2) Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh.
Asumsinya anak merupakan organisasi manusia yang memiliki potensi
untuk dikuatkan dan dikembangkan;
3) Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk
sekolah (lembaga).
Pendidikan karakter adalah upaya untuk memfasilitasi peserta didik
mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai karakter yang di integrasikan
dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.
2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter menurut Mulyasa (2012: 9) adalah untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
(28)
10
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya untuk mengkaji
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Dharma Kesuma, dkk (2011: 9) mengemukan tiga tujuan pendidikan
karakter dalam setting sekolah yaitu:
1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik
yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;
2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak besesuaian dengan nilai-nilai
yang dikembangkan oleh sekolah;
3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pedoman sekolah
“Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Kemendiknas,
2010) adalah:
1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa;
2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius;
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa;
(29)
4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity). 2.1.1.3 Nilai-Nilai Karakter
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2011), berdasarkan kajian
nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan
prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi 25 butir nilai karakter yang
dikelompokan menjadi lima, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam
hubungannya dengan (1) Tuhan Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) sesama
manusia, (4) lingkungan, serta (5) kebangsaan. Berikut adalah 25 nilai karakter
yang dimaksud: (1) kereligiusan, (2) kejujuran, (3) kecerdasan, (4) tanggung
jawab, (5) kebersihan dan kesehatan, (6) kedisiplinan, (7) tolong menolong, (8)
berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, (9) kesantunan, (10) ketangguhan, (11)
kedemokratisan. (12) kemandirian, (13) keberanian mengambil resiko, (14)
berorientasi pada tindakan, (15) berjiwa kepemimpinan, (16) kerja keras, (17)
percaya diri, (18) keingintahuan, (19) cinta ilmu, (20) kesadaran akan hak dan
kewajiban diri dan orang lain, (21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, (22)
menghargai karya dan prestasi orang lain, (23) kepedulian terhadap lingkungan,
(24) nasionalisme, (25) menghargai keberagaman.
Menurut Doni Koessoema (2011:124), nilai-nilai yang ditanamkan ini
dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang lebih sosial.
(30)
12
penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan,
percaya diri, dan rasa terimakasih. Nilai yang bersifat lebih sosial adalah tanggung
jawab, kewarganegaraan, kerjasama, keadilan dan kesedian mendengarkan.
Diantara butir-butir nilai tersebut peneliti memfokuskan pada nilai kerja
keras dan menghargai.
1. Kerja keras
Kemendiknas (2010) mendeskripsikan nilai kerja keras sebagai perilaku
yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Disamping
untuk menyelesaikan tugas, nilai kerja keras perlu ditanamkan dalam usaha
untuk mencapai cita-cita. Ciri-ciri orang mau bekerja keras adalah; (1) tidak
mudah putus asa, (2) bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya, dan (3)
selalu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu.
Berdasarkan uraian diatas peneliti mengembangkan dua indikator kerja
keras dalam pengembangan bahan ajar. Indikator pertama adalah menyelesaikan
tugas tepat waktu. Siswa yang memiliki sikap kerja keras tentunya akan
berusahan menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Indikator kedua adalah pantang
menyerah ketika mendapatkan tugas yang sulit. Salah satu ciri orang yang
bekerja keras akan berupaya sungguh-sungguh dalam mengatasi kesulitan atau
hambatan yang ditemui ketika mengerjakan tugas.
2. Menghargai
Menurut Johnshon (dalam Novitasari, 2009), sikap menghargai
merupakan salah satu sikap keterampilan sosial. Keterampilan sosial merupakan
keterampilan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
yang spesifik yang dapat diterima oleh masyarakat, bermanfaat bagi pribadi dan
orang lain serta dapaat dipelajari. Menghargai adalah suatu sikap memberi
terhadap suatu nilai yang diterima oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia menghargai diartikan memberi harga, menghormati, mengindahkan,
dan memandang penting terhadap suatu hal.
Menghargai orang lain dapat menciptakan keharmonisan dalam suatu
kelompok, entah itu di sekolah, masyarakat, ataupun dalam keluarga. Adapun
sikap-sikap atau ciri-ciri orang yang menghargai orang lain, diantaranya; (1)
tidak melecehkan orang lain, (2) mau mendengarkan orang lain ketika berbicara,
dan (3) tidak melakukan diskriminasi terhadap orang atau kelompok tertentu.
Berdasarkan uraian diatas peneliti mengembangkan dua indikator
menghargai dalam pengembangan bahan ajar. Indikator yang pertama adalah
mendengarkan orang lain yang berbicara. Mendengarkan dengan baik adalah
kunci utama dalam komunikasi agar suatu komunikasi dapat berjalan dengan
lancar. Indikator yang kedua adalah tidak membeda-bedakan teman. Dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah maupun dirumah siswa akan bertemu dengan
orang-orang yang berbeda dengan dirinya, maka sangat perlu menekankan
kepada siswa bahwa kita harus bisa menerima orang lain dengan baik.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia 2.1.2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
(32)
14
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia
(KTSP, 2006:113). Menurut Zulela (2012:4), pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.
Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai usaha
untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis serta
menumbuhkan rasa cinta terhadap sastra Indonesia. Tujuan mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SD sesuai dengan KTSP (2006: 113-114) adalah peserta didik
mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku; menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan; memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya secara tepat,
menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
sosial dan emosional; menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa; menghargai dan mengembangkan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
2.1.2.2 Keterampilan Menulis yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter
Pembelajaran Bahasa Indonesia memuat empat aspek keterampilan
berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan keterampilan menulis. Empat keterampilan berbahasa tersebut
merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang saling
berkaitan satu dengan lainnya.
(33)
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis menurut Tarigan (1986:15)
adalah kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai media penyampaiannya. Dalam KBBI menulis diartikan sebagai
melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat puisi, membuat
surat dan sebagainnya) dengan tulisan. Keterampilan menulis dapat diartikan
sebagai kemampuan seseorang untuk menuangkan perasaannya atau gagasannya
melalui tulisan atau bahasa tulis. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan kreatif.
Seseorang melakukan sebuah tindakan pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai, begitu pula dengan menulis. Dengan menulis seseorang akan
menghasilkan sebuah karya., sesuai dengan Depdiknas Bahasa 2009 (dalam
skripsi Anastasia Tiur Rohani, 2012: 18-19) menuliskan tujuan menulis sebagai
berikut. a) menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun
peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan pertistiwa
agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yang dapat maupun terjadi di muka bumi ini. b) membujuk. Melalui
tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap,
apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukan. Penulis harus mampu
membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan bahasa yang
persuasif. c) mendidik merupakan salah satu tujuan dari komunikasi melalui
tulisan. Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan
terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan
(34)
16
berbagai hal, penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain dan mampu
berpikir rasional. d) menghibur. Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi,
bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula
berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan ringan atau
bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan yang menghibur untuk melepaskan ketegangan setelah
seharian sibuk beraktifitas.
Dalam bukunya Tarigan (2008: 24) juga menuliskan tujuan dari kegiatan
menulis, a) memberitahukan atau mengajar; b) meyakinkan atau mendesak; c)
menghibur atau menyenangkan; d) mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan
emosi yang berapi-api.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
kegiatan menulis dapat memupuk nilai-nilai karakter, karena tulisan merupakan
cerminan pribadi seseorang. Keterampilan menulis yang dikembangkan peneliti
adalah melengkapi cerita rumpang.
2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter
Menurut National Centre For Competency Based Training dalam Andi
Prastowo (2012: 16), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunkan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Panen dalam
Andi Prastowo (2012: 17), mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan
atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran.”
(35)
Prastowo (2012: 17, menyimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala
bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan
digunakan didalam pembelajaran. Bahan ajar dapat diartikan sebagai sekumpulan
materi atau bahan-bahan pelajaran yang disusun secara sistematis untuk
digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai oleh peserta didik.
Bahan ajar keterampilan menulis berbasis karakter adalah sekumpulan
materi atau bahan-bahan yang memuat kompetensi keterampilan menulis yang
harus dikuasai siswa yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter.
Unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah bahan ajar meliputi, petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan pendukung,
petuntuk kerja atau lembar kerja dan evaluasi.
2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi Pendidikan Karakter
Model yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar ini adalah model
pengembangan bahan ajar model kemp yang telah direvisi dalam Triyanto (2009:
(36)
18
Pengembangan model Kemp berupa lingkaran yang kontinum. Setiap
langkah dalam pengembangan model kemp ini berkaitan langsung dengan
aktivitas revisi. Pengembangan dalam model kemp ini dapat dimulai dari titik
manapun, sehingga memungkinkan pengembang dapat memulai dari titik mana
saja. Semua komponen dalam pengembangan model kemp saling berhubungan
satu dengan lainnya, sehingga apabila terjadi perubahan pada satu komponen
dapat mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkaran model
Kemp menunjukkan kemungkinan revisi pada tiap komponen, sehingga
memungkinkan pengembang untuk merevisi bagian mana saja yang diperlukan
untuk revisi.
Unsur-unsur dalam pengembangan model kemp meliputi Pertama, identifikasi masalah pembelajaran. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan dalam kurikulum dan fakta
Revision Formative Project Management S up po rt Se rv iv
e Sum
m at iv e E v al ua tio n
Instructional problem
Learner characteristic Instructional Resource Evaluation instrument Instructional Delivery Instructional Strategies Task Analysis Instructional Objectives Content Sequencing
Gambar. 2.1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
dilapangan. Kedua, analisis siswa. Analisis siswa diperlukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa seperti ciri, kemampuan, dan
pengalaman baik individu maupun kelompok.
Ketiga, analisis tugas. Menurut Kemp dalam Triyanto (2009: 181), analisis
tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis
tugas memuat analisis struktur isi, analisis konsep, analisis prosedural, dan
analisis pemrosesan informasi. Analisis struktur isi dilakukan dengan mencermati
kurikulum mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta garis
besar perincian isi pokok bahasan. Analisis konsep dilakukan dengan
mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan disusun secara
sistematis sesuai urutan penyjiannya dan merinci konsep-konsep yang relevan.
Menurut Kemp dalam Triyanto (2009: 182), analisis konsep digunakan untuk
mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip, dan aturan yang dibutuhkan dalam
pengajaran. Analisis prosedural dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap
penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil analisis ini akan diperoleh
peta tugas dan analisis prosedural. Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk
mengelompokan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran. Hasil
analisis ini adalah cakupan konsep atau tugas yang akan diajarkan dalam satu
rencana pelajaran.
Keempat, merumuskan indikator. Indikator merupakan tujuan
pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap satu. Indikator
dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran,
kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dan
(38)
20
Kelima, penyusunan instrumen evaluasi. Penyusunan instrumen evaluasi
digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa
terhadap materi. Keenam, strategi pembelajaran. Pemilihan strategi belajar mengajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan pada tahap meliputi
pemilihan model, pendekatan dan metode, pemilihan format yang dipandang
mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Ketujuh, pemilihan media atau sumber pembelajaran. Pemilihan media dan
sumber pembelajaran berdasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan
tugas. Kedelapan, pelayanan pendukung. Pelayanan pendukung tidak berkaitan langsung dengan substansi pengembangan perangkat, namun sangat menentukan
keberhasilan pengembangan perangkat. Pelayanan pendukung berupa kebijakan
kepala sekolah, guru mitra, dan lain-lain yang dapat membatu keberhasilan
pengembangan perangkat.
Kedelapan, evaluasi formatif. Evaluasi formatif brefungsi sebagai
pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program
telah berfungsi dalam mencapai bebagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan
selama pengembangan dan uji coba.
Kesembilan, evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif digunakan untuk
mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran.
Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran
tertentu.
Kesepuluh, revisi perangkat pembelajaran. Kegiatan revisi dilakukan
secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Kegiatan revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan
validasi perangkat pembelajaran oleh pakar dan uji coba terbatas.
2.2 Penelitian Yang Relevan
Terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian
Ajeng Christy Suryaningrum (2012) dan Anastasia Tiur Rohani (2012).
Penelitian pertama oleh Ajeng Christy Suryaningrum (2012) yang berjudul
“Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Pendidikan
Karakter Bangsa Kelas XI Semester I SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2011/1012 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”. Langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan pendidikan karakter bangsa, meliputi (1) analisis kebutuhan, (2)
pembuatan produk, (3) uji coba, (4) penilaian, (5) revisi. Hasil penilaian yang
diperoleh yaitu siswa 75%, guru 80%, dan dosen 90%. Masing-masing hasil data
penelitian mendapat kualifikasi baik dari siswa dan guru, kualifikasi sangat baik
dari dosen. Produk pengembangan materi dikatakan layak untuk dipergunakan
karena hasil data >65% dan kualifikasi diatas cukup.
Penelitian kedua ditulis oelh Anastasia Tiur Rohani (2012) yang berjudul
“Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa
Indonesia Untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester 1 dan 2”. Langkah-langkah
pengembangan pembelajaran menulis yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter adalah (1) analisis kebutuhan, (2) pengembangan produk (3) validasi ahli,
(4) revisi, (5) uji coba produk, (6) revisi akhir, (7) produk bahan ajar akhir. Dari
(40)
22
sesuai dengan kebutuhan siswa,akan tetapi dengan syarat perbaikan pada hal-hal
yang diperlukan.
2.3 Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter adalah usaha penanaman nilai-nilai budi pekerti melalui
pendidikan terutama pendidikan disekolah. Pendidikan karakter dilaksanakan
disetiap jenjang pendidikan, dimulai dari pendidikan dasar. Mengaplikasikan
pendidikan karakter untuk Sekolah Dasar dapat diintegrasikan dengan mata
pelajaran yang ada disekolah. Salah satu mata pelajaran yang dapat diintegrasikan
dengan pendidikan karakter adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib di
Sekolah Dasar. Materi pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek,
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Khususnya dalam aspek
menulis, siswa dituntut untuk mampu melengkapi bagian cerita yang rumpang.
Bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter
akan menjadi produk dari penelitian pengembangan ini. Dengan menggunakan
bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter akan
membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya menulis
sekaligus mengembangkan nilai-nilai budi pekerti.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia pada
keterampilan menulis melengkapi bagian cerita rumpang yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter?
(41)
2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar Bahasa Indonesia pada keterampilan
menulis melengkapi bagian cerita rumpang yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter menurut pakar pembelajaran Bahasa Indonesia?
2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar Bahasa Indonesia pada keterampilan
menulis melengkapi bagian cerita rumpang yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter menurut pakar guru kelas IV SD N Langen Sari?
2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar Bahasa Indonesia pada keterampilan
menulis melengkapi bagia cerita rumpang yang terintegrasi dengan pendidikan
(42)
24 Bab III Metode Penelitian
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau research and
Development (R&D). R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2009: 407). Peneliti memilih jenis penelitian R&D karena peneliti akan
mengembangkan suatu produk. Produk yang akan dikembangkan berupa bahan
ajar bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis pada kelas IV SD semester
satu yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.
3.2Prosedur Pengembangan
Untuk mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia khususnya pada
keterampilan menulis peneliti memodifikasi langkah-langkah kemp yang
dimodifikasi dengan langkah-langkah R & D milik Borg and Gall (dalam buku Sugiyono, 2010: 408-425). Prosedur pengembangan dalam penelitian ini melalui
tujuh langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain
produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba desain, (7) revisi
desain. Prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui bagan dibawah
ini.
(43)
(44)
26
Berikut adalah gambaran langkah-langkah dalam penelitian dan
Pengembangan (Research and Development), 1. Potensi dan Masalah
Pada tahap potensi masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan guru
terhadap bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Untuk
menganalisis kebtuhan yang terdapat dilapangan, maka peneliti melakukan
wawancara dengan guru SD N Langen Sari. Wawancara berkisar antara
pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah dilakukan oleh guru, bahan ajar yang
digunakan guru, karakter yang perlu dikembangkan sesuai degan keputusan
menteri pendidikan dan pengintegrasian kegiatan pembelajaran dengan
pendidikan karakter.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data menggunakan
teknik wawancara terstruktur dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk
melakukan analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD.
Kuesioner digunakan untuk memvalidasi bahan ajar, validasi dilakukan oleh pakar
pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru kelas bahasa
Indonesia, dan siswa.
3. Desain Produk
Desain produk meliputi menentukan SK dan KD, menentukan indikator,
menentukan tujuan pembelajaran, menentukan isi bahan ajar, menentukan strategi
pembelajaran, menyusun kegiatan belajar, menentukan sumber belajar, dan
menyusun evaluasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar.
Langkah-PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
langkah tersebut akan menjadi pedoman pembuatan desain produk bahan ajar.
Produk yang didesain akan diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang
berbasis aktivitas siswa.
4. Validasi Desain
Sebelum diuji cobakan, desain produk divalidasi terlebih dahulu. Validasi
desain produk akan dilakukan oleh empat pakar orang yang kompeten, yang
terdiri pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan dua
guru bahasa Indonesia. Validasi dilakukan dengan cara memberikan desain
produk dan lembar kuesioner kepada pakar yang ditunjuk.
5. Revisi desain
Berdasarkan hasil validasi, maka peneliti melakukan revisi desain produk.
Kritikan dan masukan dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar
pendidikan karakter, dan Guru bahasa Indonesia mengenai kelemahan dan
kekuatan desain produk dijadikan dasar merevisi desain produk.
6. Uji Coba desain
Desain produk yang telah direvisi akan diujicobakan kepada siswa kelas IV
SDN Langen Sari. Uji coba desain produk dimaksudkan untuk mengumpulkan
data guna mengetahui kualitas produk bahan ajar dan keefektifannya untuk
kegiatan pembelajaran. Pada uji coba lapangan ini siswa diminta untuk mengisi
lembar kuesioner mengenai produk yang sudah diujicobakan.
7. Revisi desain
Revisi desain produk didasarkan pada hasil uji coba lapangan. Validasi
lapangan ini dilakukan oleh siswa melalui lembar kuesioner. Hasil analisis
(46)
28
3.3Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data untuk melihat
kualitas produk pengembangan bahan ajar. Data yang diperoleh dari hasil uji coba
digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk bahan ajar. Uji coba
dilakukan setelah produk divalidasi oleh: (a) pakar pembelajaran bahasa
Indonesia, (b) pakar pendidikan karakter, (c) guru. Kegiatan uji coba akan
dilakukan kepada siswa kelas IV SDN Langensari Yogyakarta.
3.3.1 Desain Uji Coba
Desain uji coba dibutuhkan untuk mengetahui produk yang dihasilkan
layak atau tidak untuk digunakan. Pengujian desain produk dilakukan melalui dua
tahap. Tahap pertama produk bahan ajar akan dievaluasi oleh empat pakar yang
terdiri dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan
2 guru bahasa Indonesia. Untuk melakukan evaluasi akan digunakan instrumen
kuesioner. Masukan yang diperoleh dari para pakar akan dijadikan bahan
pertimbangan untuk merevisi produk bahan ajar.
Tahap kedua adalah validasi lapangan, produk yang telah direvisi
diujicobakan kepada siswa kelas IV SDN Langen Sari. Validasi lapangan ini
digunakan untuk mengetahui kefektifan produk bahan ajar untuk kegiatan
pembelajaran. Masukan dari siswa setelah melakukan uji coba lapangan dijadikan
acuan untuk merevisi produk.
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan bahan ajar bahasa
Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter adalah 24 siswa kelas IV
SD Negeri Langen Sari tahun ajaran 2012/2013.
(47)
3.4Instrumen Penelitian 3.4.1 Jenis Data Uji Coba
Data yang diperoleh dari kegiatan uji coba berupa data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh pakar
pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru bahasa
Indonesia, dan siswa. Kritik dan saran yang diperoleh akan dijadikan acuan dalam
memperbaiki produk bahan ajar bahasa Indonesia. Data kuantitatif berupa
informasi yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data berupa daftar
pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan
ketika wawancara dengan guru untuk melakukan analisis kebutuhuan. Kuesioner
digunakan untuk validasi pakar, guru, dan siswa. Nilai akhir pada penilaian
kuesioner dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter,
guru, dan siswa akan digunakan sebagai bahan masukan untuk bahan ajar bahasa
Indonesia yang dikembangkan.
3.5Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini berupa lembar wawancara dan kuesioner. Lembar wawancara
dimaksudkan untuk memperoleh data awal dari guru kelas IV SD Negeri Langen
Sari mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia dan bahan ajar Bahasa Indonesia
khususnya pada aspek menulis.
Lembar kuesioner digunakan untuk mengevaluasi kualitas produk yang
(48)
30
dikembangkan kepada pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan
karakter, dan guru bahasa Indonesia untuk divalidasi dengan mengisi lembar
kuesioner yang telah dilampirkan. Setelah itu, peneliti merevisi bahan ajar sesuai
dengan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia,
pakar pendidikan karakter, dan guru kelas IV SD. Setelah melakukan revisi,
peneliti melakukan validasi lapangan kepada siswa kelas IV SDN Langen sari
dengan mengisi kuesioner setelah dilakukan uji coba produk.
3.6Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif
kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari angket penilaian akan dianalisis
dengan statistik deskriptif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala
lima. Konversi yang dilakukan mengacu pada pendakatan Penilaian Acuan
Patokan (PAP), seperti tabel berikut (Sukardjo, 2008: 101)
Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
Keterangan:
̅̅̅ : Rerata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Sbi : Simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal.
X : Skor aktual
Interval Kategori
X > ̅̅̅ + 1,80 Sbi Sangat Baik
̅̅̅+ 0,60 Sbi< X ≤ ̅̅̅ + 1, 80Sbi Baik
̅̅̅ – 0,60 Sbi < X ≤ ̅̅̅ + 0,60Sbi Cukup Baik
̅̅̅ –1,80 Sbi < X ≤ ̅̅̅– 0,60Sbi Kurang Baik
X ≤ ̅̅̅ – 1,80Sbi Sangat Kurang Baik
(49)
Skala penilaian diberikan lima pilihan untuk menilai produk bahan ajar
yang dikembangkan, yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik
(2), dan sangat kurang baik (1).
Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( ̅̅̅ ) : ½ (5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi) : 1/6 (5-1) = 0,67
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X> ̅̅̅̅+ 1,80 SBi
= X> 3+ (1,80. 0,67) = X> 3 + (1,21) = X> 4,21
Kategori baik = ̅̅̅̅+ 0,60SBi < X≤ ̅̅̅̅+ 1,80SBi
= 3 + (0,60. 0,67) < X ≤ 3 + (1,80. 0,67) = 3 + (0,40) < X≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X≤ 4,21
Kategori cukup baik = ̅̅̅̅- 0,60SBi < X≤ ̅̅̅̅+ 0,60SBi
= 3 - (0,60. 0,67) < X ≤ 3 + (0,60. 0,67) = 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X≤ 3,40
(50)
32
= 3 - (1,80. 0,67) < X ≤ 3 - (0,60. 0,67) = 3 - (1,21) < X≤ 3 - (0,40)
= 1,79 < X≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅̅̅̅ – 1,80SBi
= X ≤ 3 - (1,80. 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.
Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria
X > 4,21 Sangat Baik
3,40 < X ≤ 4,21 Baik
2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik
1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik
X ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik
(51)
33 BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara
dilaksanakan pada tanggal 28 November 2012, wawancara dilakukan dengan
dua orang guru kelas IV SDN Langensari. Wawancara digunakan untuk
mengetahui pemahaman guru terhadap pendidikan karakter, pentingnya
pengembangan pendidikan karakter, usaha guru dalam mengintegrasikan
pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, kesulitan guru dalam
mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
dan kebutuhan guru terhadap bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter.
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan guru dapat disimpulkan
bahwa guru belum mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan
pembelajaran. Guru sangat membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter.
4.2 Deskripsi Produk Awal
Penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan mata pelajaran,
kompetensi dasar, dan karakter yang akan dikembangkan, yaitu Bahasa
Indonesia aspek menulis kelas IV semester gasal, dengan kompetensi dasar 4.3
melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan
kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu serta karakter kerja
keras dan menghargai. Selanjutnya, dilakukan proses desain program semester
(52)
34
mengkaji tujuan dan materi mata pelajaran tersebut. Setelah desain prosem,
silabus, dan RPP selesai, kemudian peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang
digunakan dalam menyusun bahan ajar. Setelah semua bahan siap, selanjutnya
adalah menyusun bahan ajar yang sesuai dengan prosem, silabus, dan RPP.
Program semester (prosem) adalah program pengajaran yang harus dicapai
selama satu semester. Komponen yang terdapat pada prosem meliputi (1) identitas
yang berisi mata pelajaran, nama sekolah, kelas/semester, (2) standar kompetensi,
(3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) materi pokok, (6) alokasi waktu, (7) waktu
pelaksanaan terdiri dari bulan dan minggu.
Silabus adalah seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta
penilaiannya. Silabus digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang digunakan dalam produk yang dikembangkan adalah
model pembelajaran cooperative terintegrasi dengan pendidikan karakter berbasis aktivitas.
Silabus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang
saling berkaitan untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar 4.3 yaitu
melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan
kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu. Komponen yang
terdapat dalam silabus ini adalah (1) identitas yang berisi nama sekolah, kelas,
semester, dan mata pelajaran, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4)
karakter, (5) materi pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran, (7) indikator,
meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik, (8) penilaian, meliputi teknik
penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, (9) alokasi waktu, dan
(10) sumber belajar. Silabus terdapat pada lampiran 2.
(53)
Tahap kedua membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berpedoman pada model pembelajaran cooperative yang terintegrasi dengan pendidikan karakter yang berbasis aktivitas. RPP adalah rencana yang
menggambarkan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar
yang telah dijabarkan dalam silabus. Komponen dalam RPP meliputi (1) identitas
RPP, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, meliputi
kognitif, afektif, dan psikomotorik, (5) tujuan, meliputi kognitif, afektif,
psikomotorik, (6) materi pembelajaran, (7) model dan metode pembelajaran, (8)
kegiatan pembelajaran, (9) media dan sumber pembelajaran, (10) penilaian,
meliputi teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, (11) lampiran.
RPP yang dikembangkan memiliki kelebihan yaitu siswa mampu
menunjukan nilai-nilai karakter seperti kerja keras dan menghargai berdasarkan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP dapat dilihat pada lampiran 3.
Tahap selanjutnya adalah pengembangan bahan ajar, terlebih dahulu peneliti
membuat kerangka bahan ajar. Setelah kerangka bahan ajar dibuat, tahap
selanjutnya adalah mengumpulkan bahan atau materi yang meliputi materi
pembelajaran melengkapi cerita rumpang, karakter yang akan dikembangkan,
cerita anak, gambar, dan lagu. Materi pembelajaran diperoleh dari beberapa buku
pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD. Cerita anak didapat dari internet dan
peneliti membuat sendiri. Untuk gambar dan lagu, peneliti mengambil dari
internet.
Pengembangan bahan ajar menggunakan program Mocrosoft Office Word
2010. Karakter font yang digunakan adalah Cambria Headings, Broadway, Times
(54)
36
yang disesuaikan dengan kebutuhan baca siswa. Bahan ajar yang dikembangkan
oleh peneliti digunakan untuk dua pertemuan. Komponen dalam bahan ajar terdiri
dari, sampul bahan ajar, isi, penilaian dan kunci jawaban, dan daftar referensi.
Berikut penjelasan dari komponen-komponen tersebut.
1. Sampul bahan ajar
Sampul bahan ajar terdiri dari judul, karakter yang akan dikembangkan, aspek
bahasa Indonesia yang dikembangkan, tema, kelas dan semester, dan nama
penyusun.
2. Isi
Isi terdiri dari, (a) penjabaran SK dan KD. Dalam penjabaran SK dan KD ini
memuat penjabaran indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai di
tiap akhir pertemuan, (b) apersepsi, apersepsi dalam bahan ajar berupa
permainan “cari kata” pada pertemuan pertama dan menyanyikan lagu
berjudul “kring-kring” pada pertemuan kedua, (c) uraian materi, uraian materi berisis materi melengkapi cerita rumpang beserta contoh-contohnya pada
pertemuan pertama dan membuat cerita rumpang pada pertemuan kedua, (d)
kegiatan siswa, dalam kegiatan siswa berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan
siswa setelah mempelajari uraian materi. Dalam kegiatan siswa juga terdapat
petunjuk-petunjuk untuk mengerjakan tugas yang diarahkan sesuai dengan
karakter yang dikembangkan, (e) pos tes, pos tes digunakan untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa setelah mempelajari bahan ajar. Pos tes
dilaksanakan tiap akhir pertemuan, (f) refleksi, pada kolom refleksi terdapat
beberapa pertanyaan yang mengacu pada karakter yang dikembangkan, (g)
tindakan siswa, pada kolom tindakan siswa terdapat beberapa pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(55)
yang menanyakan tindakan siswa setelah siswa mempelajari materi dan
alasan siswa memilih tindakan tersebut, (h) pekerjaan rumah, pekerjaan
rumah berisi tugas yang harus dikerjakan siswa dirumah, (i) rangkuman,
rangkuman berisi poin-poin penting dari uraian materi, (j) evaluasi, evaluasi
berisi soal-soal untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami seluruh
materi pada bahan ajar, (k) glosarium, glosarium berisi daftar kata-kata sulit
yang terdapat dalam bahan ajar.
3. Penilaian dan kunci jawaban
Pada penilaian berisi uraian skor untuk menilai hasil evaluasi siswa yang
meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kunci jawaban berisi
jawaban dari pos tes dan evaluasi.
4. Daftar referensi
Daftar referensi berisi uraian referensi apa saja yang digunakan dalam
pembuatan bahan ajar.
Langkah selanjutnya adalah mengemas produk yang telah siap divalidasi.
Produk bahan ajar dikemas dalam bentuk buku melalui proses cetak. Selanjutnya,
bahan ajar diberikan kepada pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar
pendidikan karakter, dan guru kelas IV SDN Langen Sari untuk divalidasi yang
nantinya akan dijadikan bahan untuk memperbaiki produk sebelum dilakukan
validasi lapangan.
4.3Data Uji Coba dan Revisi Produk
Produk yang sudah dikemas diberikan pakar pembelajaran bahasa Indonesi,
pakar pendidikan karakter, dan guru bahasa Indonesia kelas IV SD. Validasi
(56)
38
menggunakan pedoman penyekoran skala lima menurut Sukardjo (2008: 101)
seperti dalam tabel berikut.
4.3.1 Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi Produk
Validasi pakar pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan oleh Dr.Yuliana
Setiyaningsih, M.Pd. Validasi pakar pembelajaran bahasa Indonesia harus
dilakukan guna meningkatkan kualitas bahan ajar. Validasi produk dilakukan pada
tanggal 2 Mei 2013. Aspek yang dinilai dari bahan ajar adalah (1) tujuan dan
pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, dan (4) keterampilan
berbahasa. Validasi pakar pembelajaran bahasa Indonesia diperoleh penilaian
pada kualitas produk bahan ajar dengan rata-rata 4,17, maka termasuk dalam
kategori “baik”. Meskipun kualitas bahan ajar sudah baik tetapi pakar
pembelajaran bahasa Indonesia memberikan komentar yaitu (1) penggunaan EYD
perlu di perbaiki, (2) kegiatan siswa dibuat lebih variatif, (3) gambar perlu
ditambah supaya lebih menarik. Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang
dilakukan kepada pakar pembelajaran bahasa dinyatakan layak untuk
digunakan/uji coba lapangan dengan beberapa revisi.
Produk yang telah divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia
kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari pakar pembelajaran
bahasa Indonesia. Revisi dilakukan pada tanggal 3 Mei 2013. Berikut adalah tabel
penjabaran dari komentar dan saran pakar pembelajaran bahasa Indonesia beserta
revisinya.
(57)
Tabel 3 . Komentar pakar pembelajaran Bahasa Indonesia dan revisi
No Komentar pakar pembelajaran bahasa Indonesia
Revisi
1 Penggunaan EYD perlu diperbaiki
Memperbaiki penggunaan EYD 2 Kegiatan siswa dibuat lebih
variatif
Menambahkan kegiatan siswa
3 Gambar perlu ditambah Menambah gambar Berdasarkan komentar yang diberikan oleh pakar pembelajaran bahasa
Indonesia, peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang disarankan yaitu
penggunaan EYD, penambahan kegiatan siswa, dan penambahan gambar. Peneliti
melakukan revisi sesuai saran dan komentar agar kualitas produk yang
dikembangkan menjadi lebih baik.
4.3.2 Data Validasi Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi Produk
Validasi dilakukan oleh seorang pakar pendidikan karakter yaitu
Rusmawan, S.Pd, M.Pd. Validasi pakar media dilakukan untuk mendapatkan
komentar dan saran secara tertulis dengan cara menyerhakan produk untuk
dievaluasi dengan menyerahkan kuesioner untuk penilaian. Validasi produk
dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013. Aspek yang dinilai dari bahan ajar adalah (1)
tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, dan (4)
keterampilan berbahasa, pada penilaian yang dilakukan oleh pakar pendidikan
karakter lebih fokus terhadap karakter yang dikembangkan oleh peneliti. Skor
pada kualitas bahan ajar adalah 3,91 dan masuk dalam kategori “baik”. Meskipun kualitas bahan ajar sudah baik tetapi pakar pendidikan karakter memberikan
(58)
40
komentar yaitu (1) perlu ada alokasi waktu, (2) refleksi perlu dikaitkan dengan
karakter yang dikembangkan.
Produk yang telah divalidasi oleh pakar pendidikan karakter kemudian
direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari pakar pendidikan karakter. Revisi
dilakukan pada tanggal 3 Mei 2013. Berikut adalah tabel penjabaran dari
komentar dan saran pakar pendidikan karakter beserta revisinya.
Tabel 4 . Komentar pakar pendidikan karakter dan revisi No Komentar pakar pembelajaran
bahasa Indonesia
Revisi
1 Perlu menambahkan alokasi waktu
Menambahkan alokasi waktu pada bahan ajar 2 Refleksi perlu dikaitkan dengan
karakter yang dikembangkan
Mengaitkan refleksi dengan karakter yang dikembangkan
Berdasarkan komentar yang diberikan oleh pakar pendidikan karakter,
peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang disarankan yaitu penambahan
alokasi waktu dan mengaitkan refleksi dengan karakter yang dikembangkan.
Peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar agar kualitas produk yang
dikembangkan menjadi lebih baik.
4.3.3 Data Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV dan Revisi Produk
Validasi pakar pembelajar bahasa dilakukan oleh dua orang guru SD.
Validasi dilakukan untuk mendapatkan komentar atau saran secara tertulis dengan
cara penyerahan produk beserta lembar kuesioner. Aspek yang dinilai dari bahan
ajar adalah (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi,
dan (4) keterampilan berbahasa. Pertama validasi dilakukan oleh guru SDN
Langensari Yogyakarta yaitu Ratna Juwita Ghazali, S.Si selaku wali kelas IVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(59)
SDN Langensari Yogyakarta. Validasi dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2013.
Skor yang diperoleh dari hasil validasi bahan ajar adalah 4,54, masuk dalam
dalam kategori “sangat baik” karena sistematika penulisan bahan ajar sudah baik,
menarik, dan merangsang perkembangan pola pikir anak secara mandiri.
Meskipun kualitas bahan ajar sangat baik guru bahasa Indonesia memberikan
komentar penggunaan istilah asing perlu diberi keterangan.
Kedua, validasi dilakukan oleh guru SDN 2 Gumulan yaitu Lin Zaky
Asyahid, S.Pd selaku wali kelas IV SDN 2 Gumulan Klaten. Validasi dilakukan
pada tanggal 27 April 2013. Skor yang diperoleh dari validasi bahan ajar adalah
4,49 dengan kategori “sangat baik” karena secara keseluruhan baha ajar sudah
baik. meskipun kualitas bahan ajar sangat baik masih diperlukan revisi pada
penggunaan EYD.Rata-rata skor validasi bahan ajar dari guru kelas IV SD adalah
4,52 masuk dalam kategori “sangat baik”.
Tabel 5 . Komentar guru bahasa Indonesia dan revisi No Komentar guru bahasa Indonesia Revisi
1 Perlu memberikan keterangan pada kata asing
Menambahkan kata asing dalam daftar glosarium 2 Perlu perbaikan dalam menggunakan
EYD
Memperbaiki penggunaan EYD
Berdasarkan komentar yang diberikan oleh guru bahasa Indonesia,
peneliti melakukan revisi pada bagian-bagian yang disarankan yaitu memberikan
keterangan pada kata asing dan perbaikan penggunaan EYD. Peneliti melakukan
revisi sesuai saran dan komentar agar kualitas produk yang dikembangkan
(60)
42
4.3.4 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk
Validasi lapangan dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2013, di kelas IVB
SDN Langensari Yogyakarta dengan jumlah anak 10 siswa. Pembelajaran
dilakukan dengan meminta bantuan guru untuk mengajar para siswa dengan
menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan. Validasi lapangan dilakukan
satu kali dengan waktu empat jam pelajaran. Di akhir kegiatan pembelajaran,
peneliti mendistribusikan kuesioner kepada siswa untuk mengetahui penilaian
siswa terhadap bahan ajar yang telah digunakan dalam pembelajaran. Aspek yang
dinilai di antaranya (1) bahasa yang digunakan, (2) petunjuk dalam bahan ajar, (3)
ukuran dan jenis huruf, (4) gambar dan foto, (5) materi yang dipaparkan, (6)
karaker yang dikembangkan, dan sebagainya.
Hasil skor rata-rata yang diperoleh saat uji lapangan adalah 4,82 dengan
kategori “sangat baik” dengan alasan bahwa bahan ajar menarik, gambarnya
indah, mempermudah siswa untuk belajar, bahasanya mudah dipahami, dan
petunjuknya jelas. Akan tetapi masih ada komentar perlu memperjelas gambar
pada bahan ajar. Skor tertinggi yang diperoleh pada uji coba lapangan adalah 5,
skor sedang 4,79, dan skor terendah 4,71 dengan kategori “sangat baik”.
Komentar yang diberikan siswa menunjukan bahwa mereka merasa senang
dengan adanya bahan ajar bahasa Indonesia. Dengan adanya bahan ajar bahasa
Indonesia khususnya pada aspek menulis siswa lebih paham mengenai materi
melengkapi cerita rumpang dan dapat menumbuhkan karakter yang diharapkan.
Kesimpulan yang diperoleh pada uji lapangan bahwa bahan ajar layak untuk
digunakan/uji coba lapangan dengan sedikit revisi.
(61)
Tabel 6 . Komentar siswa dan revisi No Komentar guru bahasa Indonesia Revisi
1 Gambar kurang jelas Memperjelas gambar pada bahan ajar
Berdasarkan komentar yang diberikan oleh siswa, peneliti melakukan
revisi pada bagian-bagian yang disarankan yaitu memperjelas gambar pada bahan
ajar. Peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar agar kualitas produk
yang dikembangkan menjadi lebih baik.
4.4 Kajian Produk Akhir
Produk akhir diperoleh berdasarkan masukan, saran, dan komentar yang
diberikan pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru
Bahasa Indonesia kelas IV SDN Langensari Yogyakarta dan SDN 2 Gumulan
Klaten, dan 10 siswa kelas IV SDN Langensari Yogyakarta. Ada beberapa bagian
dari produk awal yang direvisi oleh peneliti untuk menghasilkan produk akhir
yang lebih baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Produk akhir
dikemas dalam bentuk buku dicetak menggunakan kertas HVS 80gr.
Bahan ajar dikembangkan menggunakan Microsoft Office Word 2010
yang selanjutnya diubah ke program PDF. Karakter font yang digunakan adalah
Cambria Headings, Broadway, Times New Roman, dan Bookman Old Style yang
mudah dibaca siswa dengan ukuran 12. Berikut ini uraian penjelasan
komponen-komponen yang terdapat dalam bahan ajar.
1. Sampul bahan ajar
Sampul bahan ajar terdiri dari keterangan mata pelajaran Bahasa Indonesia,
judul, karakter yang akan dikembangkan, keterampilan yang dikembangkan,
(1)
104
(2)
105
(3)
106
(4)
107
Curriculum Vitae
Penulis bernama Hesti Wulandari yang merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sahono danParyanti. Lahir di Gunungkidul pada tanggal 12 Mei 1991. Penulis menempuh pendidikan dari SD Negeri Giri Sekar pada tahun 1997-2003, SLTP 2 Panggang pada tahun 2003-2006, dan SMA Negeri 1 Panggang pada tahun 2006-2009. Saat ini penulis sedang menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis pernah mengikuti beberapa seminar, workshop, dan pelatihan pengembangan antara lain Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa tahun 2010, Inisiasi Mahasiswa Baru Keguruan tahun 2009, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar tahun 2010, Week End Moral tahun 2010, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Program Studi PGSD tahun 2010, Pendidikan Etika Pengguna “Tertib Dan Bertanggung Jawab Di Perpustakaan tahun 2010, UNA Seminar And WorkshopOn Anti Bias Curriculum And Teaching tahun2012, dan Pendidikan Pengguna Tingkat Lanjut “Program Literasi Informasi” tahun 2013. Penulis juga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan antara lain menjadi sekretaris pemuda Banagung, panitia Kirab Budaya dusun Mendak, Giriekar.
(5)
viii ABSTRAK
Hesti Wulandari (2013). Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Skripsi. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: Metode penelitian pengembangan, bahan ajar, keterampilan menulis.
Skripsi ini merupakan skripsi pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk berupa bahan ajar. Produk yang dikembangkan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas IV SD dalam pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia semester gasal. Pengembangan produk ini dilakukan melalui tujuh tahap yang merupakan hasil modifikasi langkah-langkah kemp dengan langkah-langkah R&D milik Borg and Gall yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan wawancara dan kuesioner.
Produk bahan ajar divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan guru bahasa Indonesia SD. Setelah uji coba terhadap pakar, produk diuji coba lapangan pada siswa kelas IV SDN Langensari Yogyakarta. Produk bahan ajar memiliki kualitas “sangat baik” berdasarkan hasil validasi para pakar dan hasil uji coba lapangan. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia terhadap produk bahan ajar diperoleh skor 4,17 dengan kategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 3,91
dengan kategori “baik”. Guru memberikan skor rata-rata 4,52 terhadap produk
bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan validasi lapangan diperoleh skor rata-rata 4,82 dengan kategori “sangat baik”.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk bahan ajar untuk keterampilan menulis kelas IV SD semester gasal layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
(6)
ix ABSTRACT
Hesti Wulandari (2013). The Development of Teaching Material Integrated which Character Education for the Ability to Write Indonesian Language
Summary Class IV Elementary School an Odd Semester. Thesis.
Yogyakarta: Elementary School Teachers Study Program, Sanata Dharma University.
Key words: Research and Development method, teaching material, writing skill.
It was a research and development (R&D) research. This research was aimed to make products, it is teaching material. The products were developed to fulfill the needs of the students class IV elementary school when having writing practice in Indonesian Language learning odd semester.
There were seven steps to develop the products. They were (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) validation of the design, (5) improved the design, (6) the trial design, (7) design revisions. The instrument used in this research was questionnaires.
The quality of the teaching material was “very good” based on the results of experts’ validity and on field trial results. The validity gained from the experts of Indonesian language learning to the teaching material was 4,17. It meant that it
was “good”. According to the character education experts, the score for the
teaching material was 3,91, in the category of “good”. According to the teachers, the average score for the teaching material was 4.52, in the category of “very
good”. Based on the field validity, the average score was 4.82, in the category of
“very good”.
Based on the results of the research, it could be concluded that The development of teaching material integrated which character education for the ability to write Indonesian Language summary class IV elementary school an odd semester was suitable for learning material.